Anda di halaman 1dari 4

Kurva standar atau baku merupakan standar dari sampel tertentu yang dapat digunakan sebagai

pedoman ataupun acuan untuk sampel tersebut pada percobaan. Pembuatan kurva standar
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya
sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui. Terdapat dua metode untuk membuat kurva standar
yakni dengan metode grafik dan metodeleast square (Underwood 2009).
Underwood,A.L dan R.A day, J.R. 2009. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta

FASE-FASE PERTUMBUHAN MIKROORGANISME


Ada 4 fase kurva pertumbuhan mikroorganisme, yaitu:
1. Fase lag
2. Fase log
3. Fase stationer
4. Fase kematian
Kurva pertumbuhan mikroba :

FASE LAG/ADAPTASI

Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mula-mula akan mengalami fase adaptasi untuk
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi
oleh beberapa factor, diantaranya:
1. Medium dan lingkungan pertumbuhan. Jika medium dan lingkungan pertumbuhan sama seperti
medium dan lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. Tetapi jika
nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda dengan sebelumnya, diperlukan
waktu penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim.

2. Jumlah inokulum Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat fase adaptasi. Fase
adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya: (1) kultur dipindahkan dari
medium yang kaya nutrien ke medium yang kandungan nuriennya terbatas, (2) mutan yang baru
dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan komposisi sama seperti sebelumnya.

FASE LOG/PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL. Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat
dan konstan mengikuti kurva logaritmik. Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi
oleh medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan
termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada fase ini mikroba membutuhkan energi lebih banyak
dari pada fase lainnya. Pada fase ini kultur paling sensitif terhadap keadaan lingkungan. Akhir fase
log, kecepatan pertumbuhan populasi menurun dikarenakan :

1. Nutrien di dalam medium sudah berkurang.


2. Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat pertumbuhan
mikroba.

FASE STATIONER. Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama
dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel tetap
membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Karena kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan
mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase logaritmik. Pada fase ini
sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.

FASE KEMATIAN. Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian karena
beberapa sebab yaitu:

1. Nutrien di dalam medium sudah habis.


2. Energi cadangan di dalam sel habis. Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien,
lingkungan, dan jenis mikroba.

METODE TPC
Pengujian Total Plate Count (TPC) dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat dalam
suatu produk dengan cara menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan pada media agar
Yunita, M., Hendrawan, Y., & Yulianingsih, R. (2015). Analisis Kuantitatif Mikrobiologi Pada Makanan
Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia Berdasarkan TPC (Total Plate Count) Dengan Metode
Pour Plate. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 3(3), 237-248.

Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan sel
mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang
biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan metode yang paling sensitif untuk menentukan
jumlah mikroorganisme.Dengan metode ini, kita dapat menghitung sel yang masih hidup, menentukan
jenis mikroba yang tumbuh dalam media tersebut serta dapat mengisolasi dan mengidentifikasi jenis
koloni mikroba tersebut.
Pada metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus dikuasai.Sebelum mikroorganisme
ditumbuhkan dalam media, terlebih dahulu dilakukan pengenceran sampel menggunakan larutan
fisiologis.
Tujuan dari pengenceran sampel yaitu mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam sampel
sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik sehingga
didapatkan perhitungan yang tepat.Pengenceran memudahkan dalam perhitungan koloni (Fardiaz,
1993).

Menurut Waluyo (2005), tahapan pengenceran dimulai dari membuat larutan sampel sebanyak 10 ml
(campuran 1 ml/1gr sampel dengan 9 ml larutan fisiologis). Dari larutan tersebut diambil sebanyak 1
ml dan masukkan kedalam 9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-2. Dari
pengenceran 10-2 diambil lagi 1 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 9 ml larutan
fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-3, begitu seterusnya sampai mencapai pengenceran
yang kita harapkan.

Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar.Setelah
diinkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan diamati dan dihitung.Koloni merupakan sekumpulan
mikroorganisme yang memiliki kesamaan sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya.
Selanjutnya perhitungan dilakukan terhadap cawan petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300.
Perhitungan Total Plate Countdinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan
faktor pengencer.
Keuntungan dari metode TPC adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan
lainnya dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam con

Waluyo, Lud. (2008). Petunjuk Praktek Mikrobiologi. Malang: UMM Press

Metode hitungan cawan didasrkan pasa anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan
berkembang biak menjadisatu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan mengandung
indeks bagi jumlah mikroorganisme yang dapat terkandung dalam sampel. Teknik yang harus
dikuasai dalam metode ini adalah mengencerkan sampel dan mencawankan hasil pengenceran
tersebut. Setelah inkubasi, jumlah masing-masing cawan diamati. Untuk memenuhi persyaratan
statistic, cawan yang dipilih untuk pengitungan koloni adalah yang mengandung antara 30-300
koloni. Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk
memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang
memenuhi persyaratan tersebut, harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah
organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan menggunakn jumlah koloni yang
terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan :
Faktor pengenceran = Pengenceran x Jumlah yang di tanam
Jumlah koloni = Jumlah yang di tanam x Faktor pengenceran

Anda mungkin juga menyukai