Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTIKUM BIOPROSES

KINETIKA PERTUMBUHAN BAKTERI LACTOBACILLUS Sp.

Dosen Pembimbing : Ir. Emmanuela Maria


Widyanti, MT

Kelompok / Kelas : 2/ 2C

Anissa Azhaar 171411069

Aurista Febrianto 171411070

Devi Ristama 171411072

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK IMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Mikroorganisme yang ditumbuhkan dalam media yang mengandung nutrient
essensial kemudian ditempatkan pada kondisi lingkungan seperti suhu pH yang tepat
akan segera berkembang biak. Pertumbuhan mikroba dapat diamati dari kenaikan
konsentrasi mikroba. Melalui serangkaian proses enzimatis mikroba melakukan
biosintesis molekul-molekul penyusun sel dan menggandakan selnya. Kecepatan
pertumbuhan mikroba merupakan respon terhadap substrat (media pertumbuhan) yang
disediakan dan kondisi lingkungannya.

I.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa diharapkan :
1. Menguasai tahapan-tahapan pengembangan bakteri.
2. Menguasai dan terampil membuat media padat, inokulum/starter dan media
pertumbuhan bakteri
3. Menguasai dan terampil memilih metode yang tepat untuk menentukkan
konsentrasi biomassa bakteri (counting chamber, platting koloni atau
spektrofotometer)
4. Memahami pola pertumbuhan bakteri melalui grafik konsentrasi mikroba (X)
terhadap waktu (t)
5. Menguasai dan dapat menentukkan fasa-fasa pertumbuhan bakteri
6. Dapat menghitung dan mengevaluasi nilai laju pertumbuhan spesifik (µ) bakteri
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Kinetika Pertumbuhan


Pertumbuhan merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu makhluk hidup. Pada
dasarnya pertumbuhan yaitu penambahan massa, ukuran, dan jumlah sel. Pada mikroorganisme
pertumbuhan sel dapat berubah langsung menjadi pertumbuhan populasi, jumlah sel bertambah
sangat cepat dengan waktu yang cepat pula. Mikroorganisme dapat tumbuh dibawah pengaruh
fisik, kimia, dan kondisi nutrient. Pada nutrient yang cocok mikroorganisme menguraikan
nutrient dari media dan mengubahnya dalam komposisi-komposisi biologi. Sebagian dari
nutrient-nutrient digunakan untuk memproduksi energi dan sebagian lagi digunakan untuk
biosintesis dan pembentukkan produk.
Pertumbuhan mikroorganisme merupakan contoh yang baik pada suatu reaksi
autokatalis. Pertumbuhan mikrobial biasanya dicirikan dengan waktu yang dibutuhkan untuk
menggandakan massa atau jumlah sel. Waktu ganda massa dapat berbeda dengan waktu ganda
sel, karena massa sel dapat meningkat tanpa peningkatan jumlah sel. Laju pertumbuhan
ditunjukkan langsung oleh konsentrasi sel dan penambahan jumlah sel (biomassa) yang
merupakan keluaran yang normal dari reaksi tersebut. Namun demikian, bila pada suatu
lingkungan tertentu interval antara massa sel atau penggandaan jumlah konstan dengan waktu,
maka organisme itu tumbuh pada kecepatan eksponensial. Laju pertumbuhan mikroorganisme
dicirikan dengan laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate) dinyatakan sebagai berikut:
dCx/dT = µ Cx
dimana: Cx = Konsentrasi sel dalam gram/liter
t = waktu
µ = laju pertumbuhan spesifik dalam jam-1
Dengan membuat grafik In Cx terhadap t, maka didapat tg α = µ
Metode-metode yang digunakan untuk evaluasi populasi mikroorganisme yaitu:
a. Metode langsung : (menggunakan mikroskop) perhitungan jumlah sel, dan counting
chamber, selain itu dengan penetapan bahan kering seluler.
b. Metode tidak langsung : turbidimetri, spektrofotometri, dan pengenceran.
2.2. Bakteri

Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok besar
Prokariota, selain Archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di bumi. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel
tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan
organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih
lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk
membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, yang disebut
eukariota.Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk sebagian
besarnya, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.

Bakteri dianggap sebagai organisme paling melimpah di bumi. Mereka tersebar dan
menghuni hampir semua tempat: di tanah, air, udara, atau dalam simbiosis dengan organisme
lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya
berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter
(Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur,
tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak bakteri yang bergerak
menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain :

 Nutrien, dibutuhkan sebagai sumber energi dan untuk menyusun komponen sel. Nutrien
yang dibutuhkan antara lain karbon, nitrogen, mineral dan vitamin.
 Air, merupakan komponen terbesar penyusun sel (70-80%), dibutuhkan dalam reaksi
metabolisme.
 pH, bakteri dapat tumbuh dengan baik umumnya pada kisaran pH 3-6. pH optimum
dimana terjadi pertumbuhan maksimum sekitar 6,5-7,5 (pH netral).
 Temperatur. berpengaruh pada proses metabolisme (mempengaruhi aktivitas enzim,
bila suhu terlalu tinggi bahkan bisa merusak enzim) dan proses pembelahan sel.
 Oksigen, kebutuhan oksigen digunakan dalam memenuhi kebutuhan energi. Secara
umum dibedakan menjadi bakteri aerob dan anerob.
1. Kelompok aerob memerlukan oksigen bebas dalam mengoksidasi nutrien
(misalnya glukosa) untuk memperoleh energi. Contoh : Azotobacter,
Nitrosomonas,Nitrosococcus dan Nitrobacter.
2. Kelompok anaerob tidak memerlukan oksigen bebas dalam repisrasinya. Energi
diperoleh dari perombakan (reduksi) senyawa yang sudah jadi. Adanya oksigen
bisa mematikan bakteri anaerob. Contoh : Lactobacillus (glukosa menjadi asam
susu dan energi), Escherechia coli dan Clostridium tetani.

Gambar 2.1 Beberapa jenis bakteri

2.2.1 Pengertian lactobacillus


Lactobacillus adalah genus bakteri gram-positif, anaerobik fakultatif atau
mikroaerofilik. Genus bakteri ini membentuk sebagian besar dari kelompok bakteri
asam laktat, dinamakan demikian karena kebanyakan anggotanya dapat mengubah
laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat.Kebanyakan dari bakteri ini umum dan
tidak berbahaya bagi kesehatan.Dalam manusia, bakteri ini dapat ditemukan di
dalam vagina dan sistem pencernaan, dimana mereka bersimbiosis dan merupakan
sebagian kecil dari flora usus.Banyak spesies dari Lactobacillus memiliki
kemampuan membusukkan materi tanaman yang sangat baik.Produksi asam
laktatnya membuat lingkungannya bersifat asam dan mengganggu pertumbuhan
beberapa bakteri merugikan.Beberapa anggota genus ini telah memiliki genom
sendiri.
Beberapa spesies Lactobacillus sering digunakan untuk industri pembuatan
yogurt, keju, sauerkraut, acar, bir, anggur (minuman), cuka, kimchi, cokelat, dan
makanan hasil fermentasi lainnya, termasuk juga pakan hewan, seperti silase. Ada
pula roti adonan asam, dibuat dengan "kultur awal", yang merupakan kultur
simbiotik antara ragi dengan bakteri asam laktat yang berkembang di media
pertumbuhanair dan tepung. Laktobasili, terutama L. casei dan L. brevis, adalah dua
dari sekian banyak organisme yang membusukkan bir.Cara kerja spesies ini adalah
dengan menurunkan pH bahan fermentasinya dengan membentuk asam laktat.
2.3. Kurva Pertumbuhan
Mikroorganisme bila ditumbuhkan / diinokulasikan ke dalam medium yang tepat akan
mengalami peningkatan jumlah sel yang sangat banyak. Dengan jumlah sel yang sangat
banyak, sangat sulit mengalurkan grafik peningkatan jumlah sel. Oleh karena itu, biasanya
digunakan log10 dari jumlah sel untuk mengalurkan kurva pertumbuhan. Berdasarkan kurva
pertumbuhan yang ada pada gambar 2.2 di bawah ini:

Gambar 2.2 Kurva Pertumbuhan Mikroba


(https://rightbraininterpolation.wordpress.com/2012/02/09/a-food-technologists-microbial-
growth-curve-of-love/)

Pertumbuhan mikroba dalam reactor batch akan memalui tahap-tahap berikut: fase lag, fase
eksponensial, fase perlambatan pertumbuhan, fase stasioner, dan fase kematian.
a. Fase lag
Fase lag adalah kondisi dimana mikroorganisme baru saja diinokulasikan atau dibiakan
dalam medium. Pada fase ini, mikroorganisme belum melakukan pembelahan, tetapi sudah
terjadi peningkatan massa, volume, sintesis enzim, protein, RNA, dan peningkatan aktivitas
metabolik. Pada fase tersebut mikroorganisme lebih banyak melakukan adaptasi dengan
lingkungan. Periode fase lag sangat bergantung pada umur inokulum. Inokulum yang
optimum akan menghasilkan fase lag yang minimum. Untuk mempersingkat fase lag, sel
harus ditumbuhkan pada media dan kondisi pertumbuhan yang optimum, sel harus aktif,
dan volume inokulum berkisar antara 5% sampai 10% (Shuler and Kargi,1992).
b. Fase eksponensial
Fase eksponensial adalah fase dimana sel sudah beradaptasi dengan lingkungan baru,
bakteri melakukan pembelahan secara biner dengan jumlah kelipatan (eksponensial). Pada
fase ini, terjadi lonjakan peningkatan jumlah biomassa sel, sehingga bisa diketahui sebarapa
besar terjadi pertumbuhan secara optimal dan tingkat produktifitas biomassa sel.
Pertumbuhan mikroba pada fasa eksponensial dapat didekati dengan model tak berstruktur
yang menganggap laju pertumbuhan sel merupakan fungsi dari massa selular saja.

rx = dX/dt=µX

Keterangan : rx : laju pertumbuhan mikroba (g/l.jam)


X : konsentrasi biomassa (g/l)
T : waktu (jam)
µ : laju pertumbuhan mikroba spesifik (1/jam)
Integrasi persamaan di atas menghasilkan :
ln X = µt + ln X0
Jika kita plot ln X terhadap t akan diperoleh garis lurus dengan slope µ.

c. Fase perlambatan pertumbuhan


Fase perlambatan pertumbuhan terjadi setelah fase eksponensial.Pada fase ini
perlambatan pertumbuhan terjadi karena berkurangnya konsentrasi satu atau lebih nutrient
esensial dan terakumulasinya produk yang bersifat toksik terhadap pertumbuhan.Perubahan
lingkungan yang cepat menyebabkan terjadinya imbalance growth.Pada fase ini tekanan
yang diakibatkan oleh terbatasnya nutrient dan lingkungan yang toksik akan merubah sistem
pengendali proses metabolism selular agar bisa bertahan pada kondisi yang tidak
menguntungkan (Shuler and Kargi,1992)
d. Fase stasioner
Fase stationer adalah fase dimana mikroorganisme sudah tidak melakukan pembelahan
lagi/ laju pertumbuhan adalah nol atau laju pertumbuhan sama dengan laju kematian.
Walaupun laju pertumbuhan adalah nol selama fase stasioner tetapi metabolisme sel masih
aktif dan menghasilkan metabolisme sekunder, sebagai hasil dari perubahan pengendalian
selular karena terbatasnya konsentrasi nutrient esensial.Produksi metabolit sekunder
(antibiotik, hormon) justru lebih meningkat pada fase stasioner.Selama fase stasioner, sel
mengkatabolisme nutrisi yang tersimpan dalam sel (endogenous etabolism) sehingga
diperoleh energi (maintenance energy) untuk pemeliharaan membrane sel, transportasi
nutrien, gerak dan perbaikan struktur sel yang rusak. Pertumbuhan mikroba akan terhenti s
Ada 3 penyebabutama yang menyebabkan fase tersebut, diantaranya adalah:
1. Ketidaktersediaan nutrient
2. Penumpukan metabolit penghambat dan produk akhir
3. Kekurangan ruang gerak. Pada fase stasioner juga disebut “lack of biological space”
e. Fase kematian
Fase kematian adalah fase kelanjutan dari fase stasioner, dimana akan terjadi
pengurangan jumlah sel yang hidup. Fase kematian ditandai dengan jumlah sel yang mati
lebih banyak daripada sel yang hidup karena nutrien semakin menurun (bahkan habis),
energy cadangan di dalam sel juga habis dan terkumpulnya produk limbah.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Mikroba


Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang
penting untuk diketahui.Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba. Berikut ini faktor-
faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba:

1. Suplai Nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi
sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut
adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah
kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian.Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat
tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada
menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan
meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
2. Suhu/Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan
pertumbuhan mikroorganisme.Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua
cara yang berlawanan:
 Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan
dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolism
akan menurun dan pertumbuhan diperlambat.
 Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan
terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel
menjadi mati.

Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan


pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga,yaitu:
a) Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka
pertumbuhan terhenti.
b) Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat
dan optimum (disebut juga suhu inkubasi)
c) Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada diatasnya maka
pertumbuhan tidak terjadi. Sehubungan dengan penggolongan suhu di
atas, maka mikroba digolongkan menjadi:

Kelompok Suhu Minimum Suhu Optimum Suhu Maksimum

Psikrofil - 15o C. 10o C. 20o C.

Psikrotrof - 1o C. 25o C. 35o C.

Mesofil 5 – 10o C. 30 – 37o C. 40o C.

Thermofil 40o C. 45 – 55o C. 60 – 80o C.

Thermotrof 15o C. 42 – 46o C. 50o C.

Tabel 2.1 Penggolongan Bakteri menurut suhu

Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga macam:


a. Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu
60oC selama 10-20 menit.
b. Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100oC selama 10 menit untuk
mematikan sel.
c. Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60oC selama 10-20 menit tapi
kurang dari 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.

3. Keasaman atau Kebasaan (pH)


Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH
optimum yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada
kisaran ph 8,0 – 8,0 dan nilai pH di luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat
merusak.

4. Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam
kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi
:

 Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.


 Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
 Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
 Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.
5. Kadar Air
Air sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba, air
tidak hanya komponen utama dari pada plasma sel mikroba, namun air penting
bagi pelarutan makanan sebelum makanan tersebut dapat diserap oleh sel. Selain
itu juga kekurangan air dapat menyebabkan kekeringan sel sehingga dapat
mematikan mikroba
6. Cahaya
Kebanyakan mikroba dapat dirusak oleh cahaya tak langsung dari
matahari dan dalam waktu beberapa jam saja dapat dapat dimatikan oleh cahaya
yang langsung mengenainya. Sinar violet, ultraviolet, dan biru sangat kuat untuk
mematikan pertumbuhan mikroba.
7. Tekanan Osmosa
Sel-sel mikroba dibalut oleh suatu membran yang
semifermiabel.Membran ini dapat melewatkan air masuk ke dalam sel begitu pula
sebaliknya membrane ini mampu menahan zat-zat yang larut di dalam cairan
dimana sel-sel itu berada.Untuk tidak masuk ke dalam sel atau menahan zat
terlarut dalam sitoplasma untuk keluar dari sel. Sel-sel merupakan suatu unit
osmosis yang kecil yang responsive terhadap perubahan-perubahan pada cairan
dalam lingkungan.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan sebagai berikut :
No. Alat Jumlah

1. Erlenmeyer 250 mL 1 buah

2. Erlenmeyer 100 mL 1 buah

3. Pipet steril 10 mL 12 buah

4. Mikrosentrifuge 1 buah

5. Kuvet Mikrosentrifuse 10 buah

6. Pembakar Spirtus 10 buah

7. Incubator Shaker 1 buah

8. Jarum ose 1 buah

*Alat yang digunakan sudah steril


Tabel 3.1 Alat yang digunakan

b. Bahan yang digunakan sebagai berikut :


 Kultur Murni bakteri Lactobacillus sp. Dalam agar miring NA (Nitrient Agar)
 150 mL Media cair (Nutrient Broth/NB)steril untuk starter/inokulum
 150 mL Media cair steril sebagai media pertumbuhan dengan komposisi :

Nutrient Komposisi

Glukosa 3 gram

Pepton 1,5 gram

Beef Extrac 1,2 gram

Yeast extrac 0,6 gram


KH2PO4 0,3 gram

MgSO4.7H2O 0,03 gram

Aquadest 150 mL

 150 mL air
 10 mL media Nutrient Agar (NA) 12 tabung

3.2 Langkah Kerja


3.2.1 Pembuatan inokulum dan media pertumbuhan

Pipet 15 mL media cair dari media untuk inokulum, masukkan dalam tabung yang
berisi kultur murni bakteri.

Dengan menggunakan jarum ose lepaskan bakteri yang menempel pada agar miring
hingga terlarut semua.

Tuangkan ke dalam erlenmeyer yang berisi media untuk inokulum

Inkubasi dalam incubator shaker selama 24 jam pada suhu 37 0 C, 150 rpm

Masukkan inokulum ke dalam erlenmeyer yang berisi media pertumbuhan

Inkubasi dalam incubator shaker selama tiga hari pada suhu 37 0 C, 150 rpm

BAB IV sehari 2 kali


Lakukan sampling
BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PERCOBAAN

4.1 Data pengamatan

waktu waktu sampling (jam) berat kuvet kosong berat kuvet isi berat kering bakteri
0 10.50 1,0698 1,0698 0
1 16.07 1,0723 1,073 0,0007
2 12.56 1,0659 1,067 0,0011
3 17.02 1,0719 1,0747 0,0028
4 12.31 1,0744 1,0793 0,0049
5 16.18 1,0654 1,0705 0,0051
6 11.54 1,0603 1,0653 0,005
7 15.48 1,0813 1,087 0,0057
8 12.10 1,0772 1,0831 0,0059
9 16.10 1,0695 1,0758 0,0063

4.2 Kurva pertumbuhan

kurva berat kering vs waktu


0.008
0.007 y = 0.0007x + 0.0004
0.006 R² = 0.8988
berat kering

0.005
0.004
0.003
0.002
0.001
0
0 2 4 6 8 10
waktu

kurva berat kering vs waktu


Linear (kurva berat kering vs waktu)
Linear (kurva berat kering vs waktu)

4.3 Kurva ln X (berat kering) terhadap waktu pada fase eksponensial agar
diperoleh slope
Kurva ln X (berat kering) vs waktu (fase
eksponensial )
0
-1 0 1 2 3 4 5

-2
-3
y = 0.7469x - 8.2438 Series1
Ln X

-4 R² = 0.9795
Linear (Series1)
-5
Linear (Series1)
-6
-7
-8
Waktu

∆𝑦 4
Slope = ∆𝑥 = 5 = 0,8
PEMBAHASAN

Annisaa Azhaar (171411069)

Aurista Febrianto (171411070)

Devi Ristama (171411072)

Pada praktikum kali ini, kelompok kami melakukna praktikum kinetika pertumbuhan
bakteri yaitu bakteri Lactobacillus Sp. Dengan menggunakan media 150 ml yang terdiri atas
Glukosa, pepton, Beef Extract, Yeast Extract, KH2PO4, MgSO4.7H2O, dan aquadest.
Komposisi tersebut mempunyai fungsi tertentu, yaitu Glukosa berfungsi sebagai sumber
karbohidrat untuk fermentasi, sedangkan Pepton, Beef Extraxt, Yeast Extraxt dan bahan
lainnya sebagai sumber nitrogen, Carbon, vitamin serta sumber nutrisi essensial lainnya untuk
metaboliseme bakteri.

Dari data yang diperoleh seteah melakukan sepuluh kali sampling didapat bahwa, berat
bakteri bertambah seiring berjalannya waktu. Pada tahap-tahap tersebut terjadi fasa-fasa
pertumbuhan :

1. Fasa yang terjadi yaitu fasa lag, dimana mikroorganisme mengalami fasa adaptasi pada
saat awal pengambilan yaitu sampai pada t0 sampai t1.
2. Selanjutnya mengalami fase eksponensial, fase dimana sel sudah beradaptasi dengan
lingkungan baru, bakteri melakukan pembelahan secara biner dengan jumlah kelipatan
(eksponensial). Pada fase ini, terjadi lonjakan peningkatan jumlah biomassa sel,
sehingga bisa diketahui seberapa besar terjadi pertumbuhan secara optimal dan tingkat
produktifitas biomassa sel. Fase ini bermulai pada saat t2 sampai t4.
3. Selanjutnya fase perlambatan pertumbuhan terjadi setelah fase eksponensial.Pada fase
ini perlambatan pertumbuhan terjadi karena berkurangnya konsentrasi satu atau lebih
nutrient esensial dan terakumulasinya produk yang bersifat toksik terhadap
pertumbuhan.Perubahan lingkungan yang cepat menyebabkan terjadinya imbalance
growth pada saat t5 sampai t6
4. Fase Stasioner, fase dimana mikroorganisme sudah tidak melakukan pembelahan lagi/
laju pertumbuhan adalah nol atau laju pertumbuhan sama dengan laju
kematian.T6sampai t9
5. Pada percobaan ini tidak mengalami fase kematian karena dari kurva pertumbuhan
tidak didapatkan penurunan kurva, kurva tersebut menunjukkan kenaikan kembali
Dari kurva didapat bahwa seiring berjalannya waktu, maka berat bakteri akan
bertambah. Hal itu menandakan bahwa bakteri terus bertumbuh. Namun berat tidak begitu jauh
terlihat hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor berikut :

 Tidak aseptisnya saat pengambilan sample


 Tidak baikknya saat pembuatan media tumbuh, kemungkinan terbesar adalah
kurang atau kelebihan memberi komposisi nutrient
 Bakteri yang digunakan hanya sedikit dan tidak begitu baik saat beradaptasi
BAB V

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Djumali M & Ani Suryani, “Teknologi Bioproses”, Penebar Swadaya, 1994

MW. Emmanuela, Dkk., “Buku Petunjuk Praktikum Dasar Biproses” , Jurusan Teknik
Kimia, Politeknik Negeri Bandung.

Shuler Michael L., Fikret Kargi, Bioprocess Engineering Basic Concepts, Prentice-
Hall International Inc., New Jersey, 1992

Anda mungkin juga menyukai