PRAKTIKUM BIOPROSES
Kelompok / Kelas : 2/ 2C
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Mikroorganisme yang ditumbuhkan dalam media yang mengandung nutrient
essensial kemudian ditempatkan pada kondisi lingkungan seperti suhu pH yang tepat
akan segera berkembang biak. Pertumbuhan mikroba dapat diamati dari kenaikan
konsentrasi mikroba. Melalui serangkaian proses enzimatis mikroba melakukan
biosintesis molekul-molekul penyusun sel dan menggandakan selnya. Kecepatan
pertumbuhan mikroba merupakan respon terhadap substrat (media pertumbuhan) yang
disediakan dan kondisi lingkungannya.
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok besar
Prokariota, selain Archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di bumi. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel
tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan
organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih
lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk
membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, yang disebut
eukariota.Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk sebagian
besarnya, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri dianggap sebagai organisme paling melimpah di bumi. Mereka tersebar dan
menghuni hampir semua tempat: di tanah, air, udara, atau dalam simbiosis dengan organisme
lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya
berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter
(Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur,
tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak bakteri yang bergerak
menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.
Nutrien, dibutuhkan sebagai sumber energi dan untuk menyusun komponen sel. Nutrien
yang dibutuhkan antara lain karbon, nitrogen, mineral dan vitamin.
Air, merupakan komponen terbesar penyusun sel (70-80%), dibutuhkan dalam reaksi
metabolisme.
pH, bakteri dapat tumbuh dengan baik umumnya pada kisaran pH 3-6. pH optimum
dimana terjadi pertumbuhan maksimum sekitar 6,5-7,5 (pH netral).
Temperatur. berpengaruh pada proses metabolisme (mempengaruhi aktivitas enzim,
bila suhu terlalu tinggi bahkan bisa merusak enzim) dan proses pembelahan sel.
Oksigen, kebutuhan oksigen digunakan dalam memenuhi kebutuhan energi. Secara
umum dibedakan menjadi bakteri aerob dan anerob.
1. Kelompok aerob memerlukan oksigen bebas dalam mengoksidasi nutrien
(misalnya glukosa) untuk memperoleh energi. Contoh : Azotobacter,
Nitrosomonas,Nitrosococcus dan Nitrobacter.
2. Kelompok anaerob tidak memerlukan oksigen bebas dalam repisrasinya. Energi
diperoleh dari perombakan (reduksi) senyawa yang sudah jadi. Adanya oksigen
bisa mematikan bakteri anaerob. Contoh : Lactobacillus (glukosa menjadi asam
susu dan energi), Escherechia coli dan Clostridium tetani.
Pertumbuhan mikroba dalam reactor batch akan memalui tahap-tahap berikut: fase lag, fase
eksponensial, fase perlambatan pertumbuhan, fase stasioner, dan fase kematian.
a. Fase lag
Fase lag adalah kondisi dimana mikroorganisme baru saja diinokulasikan atau dibiakan
dalam medium. Pada fase ini, mikroorganisme belum melakukan pembelahan, tetapi sudah
terjadi peningkatan massa, volume, sintesis enzim, protein, RNA, dan peningkatan aktivitas
metabolik. Pada fase tersebut mikroorganisme lebih banyak melakukan adaptasi dengan
lingkungan. Periode fase lag sangat bergantung pada umur inokulum. Inokulum yang
optimum akan menghasilkan fase lag yang minimum. Untuk mempersingkat fase lag, sel
harus ditumbuhkan pada media dan kondisi pertumbuhan yang optimum, sel harus aktif,
dan volume inokulum berkisar antara 5% sampai 10% (Shuler and Kargi,1992).
b. Fase eksponensial
Fase eksponensial adalah fase dimana sel sudah beradaptasi dengan lingkungan baru,
bakteri melakukan pembelahan secara biner dengan jumlah kelipatan (eksponensial). Pada
fase ini, terjadi lonjakan peningkatan jumlah biomassa sel, sehingga bisa diketahui sebarapa
besar terjadi pertumbuhan secara optimal dan tingkat produktifitas biomassa sel.
Pertumbuhan mikroba pada fasa eksponensial dapat didekati dengan model tak berstruktur
yang menganggap laju pertumbuhan sel merupakan fungsi dari massa selular saja.
rx = dX/dt=µX
1. Suplai Nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi
sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut
adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah
kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian.Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat
tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada
menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan
meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
2. Suhu/Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan
pertumbuhan mikroorganisme.Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua
cara yang berlawanan:
Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan
dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolism
akan menurun dan pertumbuhan diperlambat.
Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan
terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel
menjadi mati.
4. Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam
kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi
:
4. Mikrosentrifuge 1 buah
Nutrient Komposisi
Glukosa 3 gram
Aquadest 150 mL
150 mL air
10 mL media Nutrient Agar (NA) 12 tabung
Pipet 15 mL media cair dari media untuk inokulum, masukkan dalam tabung yang
berisi kultur murni bakteri.
Dengan menggunakan jarum ose lepaskan bakteri yang menempel pada agar miring
hingga terlarut semua.
Inkubasi dalam incubator shaker selama 24 jam pada suhu 37 0 C, 150 rpm
Inkubasi dalam incubator shaker selama tiga hari pada suhu 37 0 C, 150 rpm
HASIL PERCOBAAN
waktu waktu sampling (jam) berat kuvet kosong berat kuvet isi berat kering bakteri
0 10.50 1,0698 1,0698 0
1 16.07 1,0723 1,073 0,0007
2 12.56 1,0659 1,067 0,0011
3 17.02 1,0719 1,0747 0,0028
4 12.31 1,0744 1,0793 0,0049
5 16.18 1,0654 1,0705 0,0051
6 11.54 1,0603 1,0653 0,005
7 15.48 1,0813 1,087 0,0057
8 12.10 1,0772 1,0831 0,0059
9 16.10 1,0695 1,0758 0,0063
0.005
0.004
0.003
0.002
0.001
0
0 2 4 6 8 10
waktu
4.3 Kurva ln X (berat kering) terhadap waktu pada fase eksponensial agar
diperoleh slope
Kurva ln X (berat kering) vs waktu (fase
eksponensial )
0
-1 0 1 2 3 4 5
-2
-3
y = 0.7469x - 8.2438 Series1
Ln X
-4 R² = 0.9795
Linear (Series1)
-5
Linear (Series1)
-6
-7
-8
Waktu
∆𝑦 4
Slope = ∆𝑥 = 5 = 0,8
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kelompok kami melakukna praktikum kinetika pertumbuhan
bakteri yaitu bakteri Lactobacillus Sp. Dengan menggunakan media 150 ml yang terdiri atas
Glukosa, pepton, Beef Extract, Yeast Extract, KH2PO4, MgSO4.7H2O, dan aquadest.
Komposisi tersebut mempunyai fungsi tertentu, yaitu Glukosa berfungsi sebagai sumber
karbohidrat untuk fermentasi, sedangkan Pepton, Beef Extraxt, Yeast Extraxt dan bahan
lainnya sebagai sumber nitrogen, Carbon, vitamin serta sumber nutrisi essensial lainnya untuk
metaboliseme bakteri.
Dari data yang diperoleh seteah melakukan sepuluh kali sampling didapat bahwa, berat
bakteri bertambah seiring berjalannya waktu. Pada tahap-tahap tersebut terjadi fasa-fasa
pertumbuhan :
1. Fasa yang terjadi yaitu fasa lag, dimana mikroorganisme mengalami fasa adaptasi pada
saat awal pengambilan yaitu sampai pada t0 sampai t1.
2. Selanjutnya mengalami fase eksponensial, fase dimana sel sudah beradaptasi dengan
lingkungan baru, bakteri melakukan pembelahan secara biner dengan jumlah kelipatan
(eksponensial). Pada fase ini, terjadi lonjakan peningkatan jumlah biomassa sel,
sehingga bisa diketahui seberapa besar terjadi pertumbuhan secara optimal dan tingkat
produktifitas biomassa sel. Fase ini bermulai pada saat t2 sampai t4.
3. Selanjutnya fase perlambatan pertumbuhan terjadi setelah fase eksponensial.Pada fase
ini perlambatan pertumbuhan terjadi karena berkurangnya konsentrasi satu atau lebih
nutrient esensial dan terakumulasinya produk yang bersifat toksik terhadap
pertumbuhan.Perubahan lingkungan yang cepat menyebabkan terjadinya imbalance
growth pada saat t5 sampai t6
4. Fase Stasioner, fase dimana mikroorganisme sudah tidak melakukan pembelahan lagi/
laju pertumbuhan adalah nol atau laju pertumbuhan sama dengan laju
kematian.T6sampai t9
5. Pada percobaan ini tidak mengalami fase kematian karena dari kurva pertumbuhan
tidak didapatkan penurunan kurva, kurva tersebut menunjukkan kenaikan kembali
Dari kurva didapat bahwa seiring berjalannya waktu, maka berat bakteri akan
bertambah. Hal itu menandakan bahwa bakteri terus bertumbuh. Namun berat tidak begitu jauh
terlihat hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor berikut :
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
MW. Emmanuela, Dkk., “Buku Petunjuk Praktikum Dasar Biproses” , Jurusan Teknik
Kimia, Politeknik Negeri Bandung.
Shuler Michael L., Fikret Kargi, Bioprocess Engineering Basic Concepts, Prentice-
Hall International Inc., New Jersey, 1992