Disusun oleh:
Husnaa Yumn Sinaga
11919049
Kelompok 1
Asisten:
Angela Calista
11918006
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 5
1.2. Tujuan ................................................................................................................ 6
1.3. Hipotesis............................................................................................................. 6
BAB II TEORI DASAR .................................................................................................................. 7
2.1. Jenis-jenis Medium ............................................................................................ 7
2.2. C-N Ratio ........................................................................................................... 8
2.3. Fungsi dan Komposisi NA, NB, PDA, PDB ...................................................... 8
2.4. Autoklaf.............................................................................................................. 9
2.5. Chloramphenicol dan Mycomycin ................................................................... 10
2.6. Millipore, Filter Membran Nitroselulosa ......................................................... 11
BAB III METODOLOGI .............................................................................................................. 12
3.1. Cara Kerja ........................................................................................................ 12
3.2. MSDS ............................................................................................................... 16
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN .................................................................. 19
4.1. Hasil pengamatan ............................................................................................. 19
4.2. Pembahasan ...................................................................................................... 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 29
5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 29
5.2. Saran ................................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 30
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2.Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum Penyiapan dan Sterilisasi Media Mikroba
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan fungsi medium Nutrient Broth (NB), Nutrient Agar (NA), Potato
Desxtrose Agar (PDA), dan Potato Dextrose Broth (PDB).
2. Menentukan fungsi autoklaf dalam proses sterilisasi media atau peralatan
laboratorium.
3. Menentukan pengaruh penggunaan membran nitroselulosa 0,2 µm terhadap
sterilisasi antibiotik.
4. Menentukan pengaruh penambahan antibiotik terhadap pertumbuhan
mikroorganisme pada medium PDA dan NA.
1.3. Hipotesis
Hipotesis dari pelaksanaan praktikum Penyiapan dan Sterilisasi Media Mikroba
adalah sebagai berikut:
1. Medium Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), Potato Dextrose Agar
(PDA), dan Potato Dextrose Broth (PDB) merupakan medium yang digunakan untuk
pertumbuhan dan pengembangbiakkan mikroba.
2. Autoklaf meruapakan suatu mesin yang digunakan dalam proses sterilisasi
untuk membunuh mikroba, terkhusus endosporanya.
3. Membran nitroselulosa digunakan untuk sterilisasi dengan filtrasi agar jumlah
partikel yang lolos pada produk sterilisasi menurun.
4. Penggunaan antibiotik pada medium PDA dan NA adalah untuk membunuh
dan menghambat pertumbuhan mikroba.
6
BAB II
TEORI DASAR
7
pertumbuhan mikroba dan zat-zat tambahan untuk mempercepat pertumbuhan mikroba
seperti contohnya serum, kuning telur, dan lain-lain. Medium selektif merupakan
medium yang mendukung pertumbuhan jenis mikroba tertentu dan menghambat
pertumbuhan organisme campuran lain. Medium diferensial merupakan medium yang
mengandung unsur yang dapat membantu dalam identifikasi mikroba. Sedangkan yang
terakhir, medium kombinasi dapat berupa medium yang tidak diperkaya. (Yusmaniar
et. al, 2017)
2.2. C-N Ratio
Rasio C:N merupakan rasio massa karbon terhadap massa nitrogen dalam suatu
zat. Menurut Radji (2011), mikroba dapat memecah senyawa karbon sebagai sumber
energi dan menggunakan nitrogen untuk sintesis protein. Maka dari itu C/N rasio bisa
digunakan untuk menggambarkan nutrisi yang tersedia bagi mikroorganisme dalam
suatu medium. Secara umum, mikroorganisme membutuhkan sekitar 30-40 unit karbon
untuk setiap unit nitrogen yang digunakan untuk proses produksi protein. Namun,
mikroba jenis bakteri lebih suka nitrogen daripada jamur karena selnya dapat
menyimpan nitrogen untuk mempercepat laju sintesis protein, sedangkan jamur lebih
suka karbon karena selnya dapat menyimpan karbon untuk mempercepat
pertumbuhannya. (Lucitawati et. al, 2018)
2.3. Fungsi dan Komposisi NA, NB, PDA, PDB
Nutrient Agar (NA) merupakan medium berbentuk padat berupa perpaduan
antara bahan alamiah dan senyawa kimia. NA terbuat dari campuran ekstrak daging,
ekstrak ragi, pepton, natrium klorida, dan agar. Pepton sebagai sumber n-organik,
natrium klorida, sebagai pengatur tekanan osmotis dan halofil, ekstrak ragi sebagai
stimulasi pertumbuhan mikroba, ekstrak daging sebagai sumber C dan C, dan agarnya
sebagai pemadat karena memiliki sifat mudah beku serta mengandung karbohidrat.
Oleh karena itulah NA adalah medium yang tidak mudah diurai oleh mikroba. Medium
ini merupakan medium yang biasanya digunakan sebagai medium menumbuhkan
bakteri. (Octavia & Wantini, 2017)
Nutrient Broth (NB) merupakan medium berbentuk cair yang bahan dasarnya
terbuat dari ekstrak daing, ekstrak ragi, natrium klorida, agar, dan pepton. Susunan
8
kimia dan fungsi kimia dari NB kurang lebih sama dengan NA, bersifat sintetik dan
sebagai medium umum. Medium ini merupakan medium yang memiliki kegunaan
sebagai medium menumbuhkan bakteri, sama seperti medium NA. (Wahyuningish &
Zulaika, 2018)
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan medium semisintesis yang terbuat dari
kentang dan agar serta sering digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan yeast dan kapang. Komposisi PDA terbuat dari kentang,
dekstrosa, aquadest, dan agar. Kentang sebagai sumber karbohidrat, mineral, protein,
dekstrosa sebagai sumber gula dan nutrisi, dan agar sebagai pemadat. PDA memiliki
pH yang rendah sehingga menghambat pertumbuhan bakteri dalam lingkungan netral
(pH 7,0). (Octavia & Wantini, 2017)
Potato Dextrose Broth (PDB) merupakan medium yang terbuat dari ekstrak
kentang dan glukosa dengan dekstrosa. PDB memiliki komposisi yang sama seperti
PDA, hanya saja tidak memiliki agar-agar. Medium ini juga memiliki fungsi yang sama
dengan PDA yaitu sebagai medium pertumbuhan dan pengembangbiakkan yeast dan
kapang. (Wahyuningish & Zulaika, 2018)
2.4. Autoklaf
Autoklaf adalah bejana tertutup yang berisi uap panas bertekanan tinggi. Suhu
di dalamnya dapat berkisar dari 115 °C hingga 125 °C, dan tekanan uapnya berkisar
antara 2 – 4 atm. Alat ini terdiri dari ruang uap berdinding rangkap yang terisi dengan
uap jenuh bebas udara dan ditahan pada suhu dan tekanan tertentu dalam waktu
tertentu. Waktu yang umumnya dibutuhkan untuk sterilisasi tergantung pada jenis
bahan yang hendak disterilkan, khususnya jenis wadah dan volume bahan tersebut.
Kondisi sterilisasi yang biasanya digunakan adalah pada tekanan 15 Psi atau sekitar 2
atm dan suhu 121°C selama 15 menit. Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan
benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Saat dinyalakan,
air di dalam mesinnya akan mendidih dan uap airnya akan mendesak udara di
dalamnya. Ketika udara habis tergantikan oleh uap air, autoklaf akan tertutup oleh
katup agar tekanan di dalamnya semakin bertambah. Ketika tekanan mulai menaikkan
9
suhu hingga sampai ke titik yang diinginkan, proses sterilisasi dimulai hingga selesai.
(Syah, 2016)
10
Mycomycin (C3H10O2) merupakan antibiotik yang diproduksi oleh fermentasi
terendam dari kultur jamur, dan termasuk dalam keluarga poliasetilen alenik.
Mycomycin mengalami penataan ulang yang tidak biasa pada kalium hidroksida berair
normal pada suhu 27 oC yang melibatkan isomerisasi alena menjadi asetilen disertai
dengan migrasi ikatan asetilenat yang ada. (Lee et. al, 2020) Dalam kultivasi mikroba,
dosis mycomycin yang digunakan adalah sekitar 0,5%. Hal ini dikarenakan dosis
tersebut adalah dosis dimana bakteri dapat tumbuh dengan optimal sedangkan jamur
pertumbuhannya terhambat.
2.6. Millipore, Filter Membran Nitroselulosa
Teknik filter Millipore membrane nitroselulosa adalah metode yang relatif baru
untuk penyaringan, pembuangan, ataupun penghitungan mikroorganisme dari
sejumlah cairan atau udara. Singkatnya, membran filter berbentuk cakram setipis kertas
melingkar kecil berdiameter 2 inci yang berisi sekitar 500 juta lubang pori. Meskipun
membrannya terlihat seperti kertas, ia tidak memiliki struktur serat dan tidak
mengandung bahan pengikat. Membran ini akan menyaring dan mengumpulkan semua
bakteri di permukaannya yang ada dalam cairan yang dipaksa melewatinya, biasanya
dengan bantuan alat hisap. (Susilowati et. al, 2007)
11
BAB III
METODOLOGI
NB racik
− Disiapkan 0,25 g pepton; 0,25 g NaCl; 0,1 g ekstrak ragi; dan 0,05
g ekstrak daging.
NB instan
NA racik
− Disiapkan 0,25 g pepton; 0,25 g NaCl; 0,1 g ekstrak ragi; dan 0,05
g ekstrak daging.
− Ditambahkan 2 g agar, lalu diaduk sambil dipanaskan hingga agar
larut (medium menjadi jernih).
NA instan
12
− Keduanya dituang sejumlah 5 ml ke dalam tabung reaksi bersih
− Ditutuplah Erlenmeyer menggunakan kapas dan kertas kemudian
diikat dengan karet
Kentang
Dekstrosa
Kentang
13
− Disiapkan yang telah bersih sebanyak 25 g dan dipotong dadu.
− Disiapkan juga 2 g dekstrosa dan 100 ml aquadest.
− Direbus dalam 100 ml aquadest selama 2 jam sejak mendidih,
usahakan volume aquadest tetap.
− Diambil air rebusan dengan cara menyaring potongan-potongan
kentang menggunakan penyaring teh atau kain kasa.
Agar
Autoklaf
14
− Diisi dengan aquadest hingga batas yang ditentukan
− Dimasukkan medium atau peralatan yang akan disterilkan
− Ditutup rapat-rapat
− Dinyalakan, diatur suhu, tekanan, dan waktu digunakannya. Untuk
sterilisasi, suhu, tekanan, dan waktu yang digunakan adalah pada
121 oC, tekanan uap 15 lbs, dan waktu 15-20 menit. Sedangkan
untuk melakukan pasteurisasi suhu diatur menjadi 63 oC selama 30
menit
− Dibuka setelah kondisi tekanan uap mencapai nol kembali,
kemudian medium yang telah steril diambil. Jangan buka autoklaf
bila tekanan uap belum turun mencapai angka nol, untuk
memastikan dapat dicek dari suhu apakah sudah di bawah 100 oC
atau belum
3.1.7 Sterilisasi dengan autoklaf
Hasil pengamatan
15
Filtrat
3.2. MSDS
Tabel 3.1. Material Safety Data Sheet
MSDS
Nama kimia: Chloramphenicol Nama kimia: Nutrient Broth
Rumus kimia: C11H12Cl2N2O5 Sifat fisis dan kimia: bentuknya padat,
Sifat fisis dan kimia: berbentuk padatan berwarna cokelat-kelabu, berbau seperti
kristal, berwarna putih, sedikit berbau pepton
Bahaya: jika terkena mata Bahaya: jika terkena mata, jika terkena
Cara pencegahan: gunakan alat kulit, jika tertelan, jika terhirup
pelindung, hindari formasi debunya Cara pencegahan: pakai sarung tangan
Cara penanganan: pelindung/pakaian pelindung
1. Jika terhirup: hirup udara segar. Cara penanganan:
2. Jika kontak dengan kulit: cuci dengan 1. Jika kontak dengan mata: bilaslah
dengan air mengalir yang banyak. dengan air yang banyak.
3. Jika kontak dengan mata: bilaslah 2. Jika tertelan: beri air minum kepada
dengan air mengalir yang banyak korban (paling banyak 2 gelas).
selama 15 menit. 3. Jika kontak dengan kulit: lepas semua
4. Jika tertelan: cuci mulut denganair pakaian yang terkontaminasi
dan jangan dimuntahkan kecuali kemudian bilas kulit dengan air
anjuran personal medis. Jangan beri 4. Jika terhirup: hirup udara segar.
apapun melalui mulut
16
Nama kimia: Hydrochloric acid Nama kimia: Potato Dextrose Agar
Rumus kimia: HCl Sifat fisis dan kimia: bentuknya padat,
Sifat fisis dan kimia: bentukya cair, tidak berwarna cokelat-kelabu, berbau seperti
berwarna, tidak berbau, larut dalam air pepton
Bahaya: jika terkena mata, jika terkena Bahaya: jika terkena mata, jika terkena
kulit kulit, jika tertelan, jika terhirup
Cara pencegahan: gunakan alat Cara pencegahan: pakai sarung tangan
pelindung pelindung/pakaian pelindung
Cara penanganan: Cara penanganan:
1. Jika terhirup: hirup udara segar. 1. Jika kontak dengan mata: bilaslah
2. Jika kontak dengan kulit: segera lepas dengan air yang banyak.
alat pelindung yang terkontaminasi. 2. Jika tertelan: beri air minum kepada
3. Jika kontak dengan mata: cuci secara korban (paling banyak 2 gelas).
hati-hati dengan air mengalir yang 3. Jika kontak dengan kulit: lepas semua
banyak selama beberapa menit. pakaian yang terkontaminasi
4. Jika tertelan: cuci mulut dengan air kemudian bilas kulit dengan air
dan jangan dimuntahkan kecuali 4. Jika terhirup: hirup udara segar.
anjuran personal medis. Jangan beri
apapun melalui mulut
17
1. Jika kontak dengan mata: bilaslah 1. Jika kontak dengan mata: bilaslah
dengan air yang banyak selama 15 dengan air yang banyak.
menit. 2. Jika tertelan: beri air minum kepada
2. Jika tertelan: basuh mulut korban (paling banyak 2 gelas).
menggunakan air. 3. Jika kontak dengan kulit: lepas semua
3. Jika kontak dengan kulit: basuh kulit pakaian yang terkontaminasi
dengan air yang banyak dan sabun kemudian bilas kulit dengan air
selama 15 menit. 4. Jika terhirup: hirup udara segar.
4. Jika terhirup: hirup udara segar.
Nama kimia: Nutrient Agar
Sifat fisis dan kimia: bentuknya padat,
berwarna cokelat-kelabu, berbau seperti
pepton
Bahaya: jika terkena mata, jika terkena
kulit, jika tertelan, jika terhirup
Cara pencegahan: pakai sarung tangan
pelindung/pakaian pelindung
Cara penanganan:
5. Jika kontak dengan mata: bilaslah
dengan air yang banyak.
6. Jika tertelan: beri air minum kepada
korban (paling banyak 2 gelas).
7. Jika kontak dengan kulit: lepas semua
pakaian yang terkontaminasi
kemudian bilas kulit dengan air
8. Jika terhirup: hirup udara segar.
18
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Pembuatan NB
19
2. Pembuatan NA
20
Gambar 4.1.5 NA Racik
3. Pembuatan PDB
21
Gambar 4.1.7 PDB Racik
4. Pembuatan PDA
22
Gambar 4.1.9 PDA Instan
5. Sterilisasi Medium
23
Medium: NA yang diberi Mycomycin
Kultur / Sampel: mikroba campuran tidak
teridentifikasi
Keterangan: Mikroba bakteri mulai
tumbuh
24
Medium: PDA yang diberi Mycomycin
Kultur / Sampel: mikroba campuran tidak
teridentifikasi
Keterangan: Mikroba belum mulai
tumbuh
25
Medium: PDA yang diberi Mycomycin
Kultur / Sampel: mikroba campuran tidak
teridentifikasi
Keterangan: Mikroba jamur tumbuh,
sedangkan mikroba bakteri tidak
4.2. Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan pengamatan terhadap berbagai jenis medium
pertumbuhan mikroba. Medium yang digunakan di antara lain adalah Nutrient Agar
(NA), Nutrient Broth (NB), Potato Dextrose Agar (PDA), dan Potato Dextrose Broth
(PDB). Selain itu juga dilakukan berbagai teknik sterilisasi seperti sterilisasi dengan
autoklaf, sterilisasi dengan antibiotik, dan sterilisasi dengan filtrasi Millipore
membrane nitroselulosa.
Medium pertumbuhan mikroba pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu medium
padat dan medium cair. Medium padat terdiri dari Nutrient Agar (NA) dan Potato
Dextrose Agar (PDA), sedangkan medium cair terdiri dari Nutrient Broth (NB) dan
Potato Dextrose Broth (PDB). Menurut fungsinya, medium dikelompokkan menjadi
dua yaitu medium pertumbuhan bakteri dan medium pertumbuhan jamur. Medium
pertumbuhan atau pengembangbiakkan bakteri terdiri dari Nutrient Agar (NA) dan
Nutrient Broth (NB) sedangkan medium pertumbuhan atau pengembangbiakkan
jamur terdiri dari Potato Dextrose Agar (PDA) dan Potato Dextrose Broth (PDB).
26
Rasio C:N merupakan merupakan rasio massa karbon terhadap massa nitrogen
dalam suatu zat. Massa karbon dan massa nitrogen yang dibutuhkan oleh bakteri dan
jamur berbeda, maka dari itu medium yang digunakan untuk pertumbuhan dan
pengembangbiakkannya juga berbeda. Agar proses pertumbuhan mikroba yang
hendak diamati berjalan dengan baik, rasio C:N yang digunakan pada medium harus
sesuai dengan kebutuhan mikrobanya. Bagi bakteri digunakan medium NA dan NB,
sedangkan bagi jamur digunakan medium PDA dan PDB.
Autoklaf merupakan alat pemanas yang digunakan untuk sterilisasi sesuatu
menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi. Suhu yang tinggi ini akan
membunuh mikroorganisme, terutama endosporanya yang cenderung tahan terhadap
pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Saat dinyalakan, air di dalam mesinnya akan
mendidih dan uap airnya akan mendesak udara di dalamnya. Ketika udara habis
tergantikan oleh uap air, autoklaf akan tertutup oleh katup agar tekanan di dalamnya
semakin bertambah. Ketika tekanan mulai menaikkan suhu hingga sampai ke titik
yang diinginkan, proses sterilisasi dimulai hingga selesai.
Sterilisasi menggunakan filter merupakan teknik sterilisasi yang menggunakan
suatu saringan berbasis membrane nitroselulosa yang berpori sangat kecil, rapi, dan
teratur. Diameter pori yang digunakan maksimal 0,2 mikron atau 0,45 mikron. Hal ini
dikarenakan filter yang digunakan dalam mikrobiologi menurunkan jumlah partikel
yang lolos saringan, lebih spesifiknya adalah agar bakteri yang umumnya berukuran
0,3 mikron.
Penambahan mycomycin pada medium NA merupakan upaya untuk
menghambat pertumbuhan mikroba jamur dan supaya hanya mikroba bakteri saja yang
tumbuh. Sama halnya seperti penambahan chloramphenicol pada medium PDA
merupakan upaya untuk menghambat pertumbuhan mikroba bakteri dan supaya hanya
mikroba jamur saja yang tumbuh. Bisa dilihat bahwa pada jangka waktu 48 jam setelah
penambahan salah satunya pada masing-masing medium (gambar 4.1.12 dan 4.1.15)
bahwa tampak hanya salah satu saja yang tumbuh, tidak keduanya. Dalam kultivasi
mikroba, dosis chloramphenicol yang digunakan adalah sekitar 0,1%. Hal ini
dikarenakan dosis tersebut adalah dosis dimana jamur dapat tumbuh dengan optimal
27
sedangkan bakteri pertumbuhannya terhambat. Sedangkan, dosis mycomycin yang
digunakan adalah sekitar 0,5%. Hal ini dikarenakan dosis tersebut adalah dosis dimana
bakteri dapat tumbuh dengan optimal sedangkan jamur pertumbuhannya terhambat.
Pada hasil pengamatan, antibiotik yang digunakan tepat sasaran dan sesuai dengan
hasil yang diperoleh. Karena yang tumbuh hanya salah satu mikroba, tidak keduanya.
Hal ini disebut dengan prinsip pengamatan medium selektif.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan praktikum Penyiapan dan Sterilisasi Media
Mikroba adalah sebagai berikut:
1. Medium Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), Potato Dextrose Agar
(PDA), dan Potato Dextrose Broth (PDB) merupakan medium yang
digunakan untuk pertumbuhan dan pengembangbiakkan mikroba. NA dan
PDA digunakan untuk pertumbuhan dan pengembangbiakkan mikroba
bakteri, sedangkan NB dan PDB digunakan untuk pertumbuhan dan
pengembangbiakkan mikroba jamur.
2. Autoklaf meruapakan suatu mesin yang digunakan dalam proses sterilisasi
untuk membunuh mikroba.
3. Membran nitroselulosa berdiameter 0,2 atau 0,45 mikronmeter digunakan
untuk sterilisasi dengan filtrasi agar jumlah partikel yang lolos pada produk
sterilisasi menurun dan bakteri berukuran 0,3 mikronmeter tersaring.
4. Penggunaan antibiotik pada medium PDA dan NA adalah untuk membunuh
dan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak ingin diamati.
Chloramphenicol digunakan sebagai antibakteri, sedangkan mycomycin
digunakan sebagai antijamur.
5.2. Saran
Akan lebih baik jika praktikan mempelajari terlebih dahulu tentang perbedaan
fungsi medium yang digunakan dalam pertumbuhan dan pengembangbiakkan mikroba
seperti NA, NB, PDA, dan PDB. Kemudian juga mencari literatur yang kredibel, tepat,
dan lengkap mengenai jenis-jenis sterilisasi yang akan digunakan.
29
DAFTAR PUSTAKA
211.782, 2. C. (2016, April 1). U.S. Food & Drug Administration. Retrieved from CFR
- Code of Federal Regulations Title 21:
https://www.accessdata.fda.gov/scripts/cdrh/cfdocs/cfcfr/CFRSearch.cfm?fr=
211.72
Adelberg, & Melnick, J. (2008). Medical Microbiology. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Dian, R., Fatimawati, & Budiarso, F. (2015). Uji Resistensi Bakteri Escherichia coli
yang Diisolasi dari Plak Gigi terhadap Merkuri dan Antibiotik Kloramfenikol.
Jurnal e-Biomedik (eBook) 3(1), 59-63.
Hadioetomo, R. S. (1985). Mikrobiologi Dasar-dasar Praktik. Jakarta: Gramedia.
Lee, J., Shi, Y.-M., Grün, P., & Gube, M. (2020). Identification of Feldin, an Antifungal
Polyyne from the Beefsteak Fungus Fistulina hepatica. Biomolecules 10 (1502),
1-15.
Lucitawati, E., Rezagama, A., & Samudro, G. (2018). Penentuan Variasi Rasio C/N
Optimum Sampah Campuran (Dedaunan dan Sisa Makanan) Terhadap Kinerja
Compost Solid Phase Microbial Fuel Cells (CSMFC). Jurnal Presipitasi:
Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan 15(2), 100-105.
Octavia, A., & Wantini, S. (2017). Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus
flavus Pada Media PDA ((Potato Dextrose Agar ) dan Media Alternatif dari
SIngkong (Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan 6(2), 625-631.
Radji, M. (2011). Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Susilowati, D. N., Hastuti, R. D., & Yuniarti, E. (2007). Isolasi dan Karakterisasi
Aktinomisetes Penghasil Antibakteri Enteropatogen Escherichia coli K1.1,
Pseudomonas pseudomallei 02 05, dan Listeria monocytogenes 5407. Jurnal
ArgoBiogen 3(1), 15-23.
30
Syah, I. S. (2016). Penentuan Tingkatan Jaminan Sterilitas pada Autoklaf dengan
Indikator Biologi Spore Strip. Jatinangor: Fakultas Farmasi Universitas
Padjajaran.
Wahyuningish, N., & Zulaika, E. (2018). Perbandingan Pertumbuhan Bakteri
Selulolitik Pada Media Nutrient Broth dan Carboxy Methyl Cellulose. Jurnal
Sains dan Seni ITS 7(2), E36-E38.
Waluyo, L. (2010). Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Yusmaniar, Wardiyah, & Nida, K. (2017). Mikrobiologi dan Parasitologi. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
31