Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini dengan judul “MIKROBIOLOGI” tepat pada waktunya. Serta
rasa terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam melaksanakan kegiatan praktikum sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum yang membahas mengenai Mikrobiologi. Laporan
Praktikum ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah yang diinstruksikan kepada
setiap mahasiswa.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan dan penyusunan Laporan Praktikum ini masih banyak
sekali kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Penulis
mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan Laporan Praktikum ini, agar lebih baik serta berguna
bagi penunjang ilmu pendidikan.

Semoga Laporan Praktikum ini bisa menjadi acuan dalam mengembangkan studi kepustakaan dan media
pembelajaran sejenis di kemudian harinya.

Banda Aceh, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Praktikum................................................................................................................................ 1

BAB II........................................................................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 2

2.1 Metode Asepsis dan Sterilisasi ........................................................................................................... 2

2.2 Penyiapan dan Pembuatan Medium .................................................................................................... 3

2.3 Kultur dan Transfer Kultur Mikroba................................................................................................... 6


................................................................................. 35

ii
4.6 Uji Potensi Senyawa Anti Mikroba .................................................................................................. 36

BAB V ........................................................................................................................................................ 38

KESIMPULAN........................................................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 39

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi (Yunani: mīkros: kecil; bios: kehidupan), disebut demikian karena terutama berkaitan dengan
organisme yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, mencakup studi tentang organisme yang
menyebabkan penyakit, respons inang terhadap infeksi, dan cara- cara di mana infeksi tersebut dapat terjadi.
dicegah. Untuk tujuan kita, subjek dapat secara luas diklasifikasikan ke dalam mikrobiologi umum, medis dan
oral.

Mahasiswa kedokteran gigi membutuhkan pemahaman dasar tentang mikrobiologi umum dan medis, dan
pengetahuan rinci tentang mikrobiologi oral klinis untuk mendiagnosis infeksi mikroba rongga mulut, yang
terkait erat dengan rencana perawatan keseluruhan untuk pasien mereka. Selain itu, dua gangguan rongga
mulut utama — karies dan penyakit periodontal — yang sering diminta oleh dokter gigi untuk dirawat
disebabkan oleh perubahan ekosistem bakteri rongga mulut dan mikrobioma rongga mulut penyusunnya, dan
pemahaman tentang proses penyakit ini sangat penting untuk penanganannya yang tepat.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui alat-alat dasar laboratorium dalam mikrobiologi

2. Untuk mengetahui metode asepsis dan sterilisasi

3. Untuk mengetahui penyiapan dan pembuatan medium

4. Untuk mengetahui kultur dan transfer kultur mikroba

5. Untuk mengetahui isolasi mikroba

6. Untuk mengetahui morfologi bakteri

7. Untuk mengetahui uji potensi senyawa anti mikroba


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Asepsis dan Sterilisasi

2.1.1 Asepsis
Di laboratorium mikrobiologi terdapat banyak mikoorganisme pathogen, karena itu setiap pekerjaan yang
dilakukan di lab harus aseptik untuk mencegah kontaminasi ruangan personil dan mikroba murni dengan
mikroorganisme. Teknik aseptik adalah suatu metoda atau teknik di dalam memindahkan atau menstranfer
kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis (steril) agar tidak terjadi kontaminasi oleh
mikroba. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus
diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi.

2.1.2 Sterilisasi
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasi terlebih dahulu
untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan
suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda. Hal tersebut dilakukan untuk
menghilangkan mikroba dari kontaminan, sehingga bahan dan semua alat laboratorium steril. Ada beberapa
macam sterilisasi yang dapat dipilih dan disesuaikan dengan sifat bahan yang akan disterilkan. Secara umum
sterilisasi dibedakan menjadi 3 teknik yaitu: a. Secara mekanik (filtrasi); sterilisasi dengan menggunakan suatu
1
saringan (filter) yang berpori sangat kecil (0.22 μ atau 0.45 p) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. b.
Secara fisik; sterilisasi dengan menggunakan pemanasan, penggunaan sinar UV, sinar X dan sinar-sinar yang
panjang gelombangnya pendek. c. Secara kimiawi; sterilisasi dengan menggunakan bahan-bahan kimia, seperti
alkohol, desinfektan, larutan formalin, dan lain-lain.

2.2 Penyiapan dan Pembuatan Medium

2.2.1 Pengertian Medium


Media adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas campuran nutrisi
atau zat zat makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga digunakan untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba. Media pertumbuhan mikroba
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat- zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroba untuk
pertumbuhannya. Mikroba memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate mikroba menjadi kultur murni
dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

2.2.2 Tujuan Pembuatan Medium


Media merupakan substrat yang diperlukan untuk menumbuhkan dan mengembang biakkan mikroorganisme.
Sebelum dipakai dalam percobaan, media ini perlu disterilkan terlebih dahulu, supaya tidak ditumbuhi oleh
mikroorganisme yang tidak dikehendaki (kontaminan). Agar mikroba yang kita kultur dapat tumbuh dengan
baik, maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu media adalah:
a. Didalamnya harus terkandung bahan-bahan yang diperlukan oleh mikroba yang akan ditumbuhkan. Bahan-
bahan ini meliputi unsur-unsur makro, unsur mikro, dan trace elemen serta zat pengatur tumbuh
b. Media tersebut harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang akan dikultur
c. Media harus dalam keadaan steril sebelum dipakai untuk menumbuhkan mikroba yang diperlukan.

2.2.3 Jenis Medium


 Menurut bahan yang dipakai dalam pembuatannya, media dapat digolongkan menjadi:
a. Media alami, yaitu media yang komponen pembentuknya terdiri dari bahan bahan alam, seperti kentang,
tauge, daging, nasi, dan lain sebagainya
b. Media semi sintetik, yaitu media yang bahan pembentuknya terdiri dari campuran bahanbahan alami dan
bahan sintetik. Contoh: Agar Tauge, Agar Kentang Dextrosa, dll.
c. Media sintetik, yaitu media yang bahan pembentuknya secara keseluruhan terbuat dari bahan-bahan sintetik
Contoh: Agar Sabouraud, Endo Agar, Agar Czapex Dox, dll.

 Menurut bentuknya, media dapat digolongkan menjadi:


a. Media cair, yaitu media yang tidak ditambahkan zat pemadat (agar), sehingga media ini dalam keadaan encer
(cair). Contoh: Lactose Broth, Nutrient Broth
b. Media semi padat, yaitu media yang mengandung bahan yang sama dengan media cair, tetapi ditambah
sedikit agar (setengah konsentrasi agar), sehingga menjadi agak padat. Media ini dipakai untuk menumbuhkan
mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup dalam lingkungan yang anaerob atau anaerob fakultatif.
Media ini juga dipakai untuk uji motilitas suatu bakteri
c. Media padat, yaitu media cair yang ditambahkan dengan agar-agar sehingga menjadi padat. Contoh: Nutrient
Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA), dll.

 Menurut kegunaannya, media digolongkan menjadi:


a. Media umum, yaitu media yang digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih kelompok mikroba secara
umum. Contoh: Nutrient Agar (media untuk menumbuhkan kelompok bakteri, Potato Dextrose Agar (media
yang dipakai untuk menumbuhkan kelompok Jamur, dll).

2
b. Media pengaya (enriched medium), yaitu media yang dipakai untuk menyuburkan mikroba tertentu sebelum
ditumbuhkan pada media yang dipakai dalam penelitian. Contoh: Selenit Broth (untuk menyuburkan
pertumbuhan bakteri Salmonella, 5
c. Media selektif (selective medium), yaitu media yang dipakai untuk menumbuhkan species tertentu dari
mikroba, dengan menghambat pertumbuhan species lain yang tidak dikehendaki. Contoh: Media SS
Agar( Salmonella dan Shigella Agar) untuk bakteri Salmonella dan Shigella. Trypticase Soy with Sucrose and
Bacitracin (TYS20B) untuk bakteri Streptococcus mutans.
d. Media penghitungan, yaitu media yang dipakai untuk menghitung jumlah mikroba suatu bahan. Media ini
dapat berupa media media umum dan media selektif.
e. Medium diferensial (differensial medium), yaitu medium yang ditambah reagensia atau zat kimia tertentu
yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga
dapat untuk membedakan bakteri himolitik dan non himolitik.
f. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian
vitamin vitamin, asam-asam amino, antibiotik dan lain-lain. Untuk membuat medium yang tersusun atas
beberapa bahan dapat dilakukan cara berikut ini :
o Mencampur bahan-bahan Garam-garam dan bahan-bahan lain dilarutkan dalam aquadest kemudian
dipanaskan dalam pemanas air agar larutannya homogen.
o Menyaring medium Beberapa jenis medium kadang-kadang perlu disaring, sebagai penyaring dapat
digunakan kertas filter, kapas atau kain. Untuk medium agar atau gelatin penyaringannya dilakukan sewaktu
medium panas.
o Menentukan dan mengatur pH Penentuan pH suatu medium cair dapat dilakukan menggunakan kertas
indikator universal ataupun pH meter pH diatur sesuai dengan yang diharapkan.
o Memasukkan medium ke dalam tempat tertentu Sebelum disterilkan medium dimasukkan ke dalam tabung
steril atau tempat-tempat lain yang steril kemudian ditutup kapas dan bagian kapasnya dibungkus kertas sampul
(kertas perkamen) agar tidak basah sewaktu disterilkan
o Sterilisasi medium. Sterilisasi tergantung macam mediumnya, umumnya dilakukan sterilisasi cara basah.
2.3 Kultur dan Transfer Kultur Mikroba

2.3.1 Kultur Mikroba


Kultur mikroba dilakukan dengan cara menginokulasikan mikroba pada agar cawan, dimana penyebaran kultur
dilakukan dengan goresan diatas agar. Tujuan penyebaran kultur adalah untuk memisahkan sel-sel mikroba
satu dengan yang lain,sehingga setelah inkubasi masing-masing sel akan tumbuh dan berkembang biak
membentuk kumpulan sel atau koloni yang terpisah dan dapat terlihat oleh mata.

2.3.2 Transfer Kultur Mikroba


Teknik ini merupakan suatu teknik dasar yang penting dan selalu digunakan dalam menyiapkan ataupun
mempertahankan stok kultur. Mikroorganisme selalu ada baik di uadar, di laboratorium, dan di peralatan.
Mereka dapat berperan sebagai sumber kontaminasi eksternal dan hal ini dapat mempengaruhi hasil
eksperimen, kecuali jika menggunakan Teknik yang benar dalam sub kultur.

2.4 Isolasi Mikroba

2.4.1 Pengertian Isolasi


Mikroba Isolasi bakteri merupakan proses pengambilan bakteri dari medium atau lingkungan asalnya, dan
menumbuhkan pada medium buatan sehingga diperoleh biakkan atau kultur murni hasil isolasi tersebut. Isolasi
mikroba merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam mempelajari karakteristik mikroorganisme.
Pada praktikum kali ini, kita akan melakukan isolasi mikroba pada saliva dan plak.

2.4.2 Tujuan Isolasi Mikroba


Tujuan isolasi adalah untuk mengisolasi mikroba menjadi kultur murni diperlukan medium pertumbuhan
mikroba berupa agar padat dan peralatan dasar laboratorium. Salah satu cara mengisolasi mikroorganisme dari
campuran mikroorganisme adalah dengan teknik penggoresan (streak plate techniques).
2.5 Morfologi Bakteri
3
Di praktikum kali ini kami hanya melakukan pewarnaan bakteri Praktikum gram staining

2.5.1 Pengertian Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan
spesies bakten menjadi dua kelompok besar, gram- positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka

2.5.2 Tujuan Pewarnaan Gram

a. Untuk memahami cara identifikasi bakteri secara Gram


b. Membagi Bakteri menjadi bakteri Gram Negatif (-) dan Bakteri Gram Positif (+) Gram positif : biru hingga
ungu

4
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1992, Cara Uji Cemaran Mikroba, SNI (Standar Nasional Indonesia), SNI 01- 2897-
1992, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta

Anonim, 1994, Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 661/MenKes/SK/VII/1994 Tentang


Persyaratan Obat Tradisional, Jakarta

Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat, Cetakan Pertama, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Direktorat Jenderal POM, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta

Anonim, 2006, Metode Analisis PPOMN (MA Suplemen 2000 Revisi 2006), Mikrobiologi, Pusat Pengujian
Obat dan Makanan Nasional, Jakarta

Atlas, R. M., 1997, Principles of Microbiology, Wm. C. Brown Publishers. Iowa

55

Anda mungkin juga menyukai