Anda di halaman 1dari 26

Laporan Tetap Praktikum

MIKROBIOLOGI
ACARA I
“ STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA “

OLEH :
NAMA : PUTRI DARA AYU
NIM : 210104091
SEMESTER/KELAS : VI/E

LABORATORIUM TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2024

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tetap Praktikum “Mikrobiologi” Acara I Ini di Susun Sebagai Salah


Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

Mataram, Maret 2024

Disahkan Oleh :

Co. Asisten

(Hani Ardiyantini)
NIM : 200104073

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT Sang


pemilik dan penguasa sekalian alam yang telah melimpahkan rahmat, kasih dan
sayang, taufik, hidayah serta inayahnya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan tetap praktikum Mikrobiologi tentang "Sterilisasi dan Pembuatan Media"
dengan baik dan tepat waktu.
Shalawat bermahkotakan salam tak lupa penyusun haturkan atas junjungan
nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, yang mana berkat jasa beliaulah pada saat
ini kita dapat menghirup segarnya udara dan merasakan indahnya hidup di alam
yang disinari dengan kilauan cahaya ilmu pengetahuan di bawah panji agama Allah
SWT.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak/ibu dosen pengampu
mata kuliah Mikrobiologi yang telah membimbing penyusun untuk menyusun
laporan ini, dan kepada Co. Assisten yang telah membimbing penyusun dalam
melakukan praktikum. Meskipun penyusun berharap isi dari laporan praktikum
penyusun ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun akan selalu ada yang
kurang. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar laporan praktikum ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun
mengucapkan terimakasih, semoga laporan penyusun ini bermanfaat bagi banyak
orang.

Mataram, 20 Maret 2024

Putri Dara Ayu

iii
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
DAFTAR ISI .................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................3
BAB III METODOLOGI ...........................................................................5
A. Pelaksanaan ....................................................................................5
B. Alat dan Bahan ...............................................................................5
C. Cara Kerja .......................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................7
A. Hasil Pengamatan............................................................................7
B. Analisis Prosedur ............................................................................8
C. Analisis Data...................................................................................10
D. Analisis Hasil ..................................................................................10
E. Evaluasi .........................................................................................13
BAB V PENUTUP ........................................................................................15
A. Kesimpulan .....................................................................................15
B. Saran...............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan
dengan aktivitas mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utama dengan
adanya sterilisasi adalah untuk meminimalisir atau meniadakan potensi
kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari
mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari
mikroba yang dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan
tersebut. Metode sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat
dan dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba
seefektif mungkin.
Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk
kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi
sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu
dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat
melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang.
Berdasarkan pemaparan diatas sterilisasi sangat penting dalam melakukan suatu
percobaan, sehingga melatar belakangi praktikan dalam membuat laporan ini
agar pengerjaan praktikan mikrobiologi selanjutnya dapat berjalan lancar sesuai
dengan tujuan percobaan.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui
substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-
jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik
yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Mikroorganisme
yang kita isolasi harus kita ketahui jenis media yang cocok sehingga dapat
tumbuh dengan baik pada media. Dalam hal ini media ini akan digunakan oleh
mikroorganisme sebagai sumber energi untuk melakukan pertumbuhan dan
perkembangbiakan. Berdasarkan pemaparan diatas maka dilakukanlah
praktikum ini untuk mempelajari teknik sterilisasi dan cara pembuatan media.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menganalisis konsep teknik aseptik pada prosedur kerja
mikrobiologi di laboratorium?
2. Bagaimana mengaplikasikan teknik aseptik selama kerja mikrobiologi di
dalam laboratorium?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep teknik aseptik pada prosedur kerja mikrobiologi di
laboratorium.
2. Untuk mengetahui teknik aseptik selama kerja mikrobiologi di dalam
laboratorium.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi adalah
salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika,
dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia. Dalam
mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba,
macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme
mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi
terapan di bidang lingkungan. (Budiarti S et al, 2022.Vol 8 No 2).
Semua bentuk kehidupan, mulai dari mikroba/ mikroorganisme dalam
siklus hidupnya membutuhkan lingkungan atau media yang sesuai untuk tumbuh
dan berkembang optimal. Di laboratorium mikrobiologi atau bakteriologi, untuk
menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat suatu bakteri diperlukan suatu substansi
yang sudah diatur komposisi nutrisinya, yang disebut media. Media kultur atau
media pertumbuhan kuman atau mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri
atas campuran nutrisi yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh
dan berkembang biak. Komposisi nutrisi yang digunakan oleh organisme untuk
bertumbuh disebut medium kultur (Atmanto, et al. 2022 Vol 4 No 1).
Pemilihan media kultur jaringan merupakan kunci sukses dalam kultur
jaringan. Hal ini mendorong banyaknya kajian mengenai modifikasi media yang
memberikan respon pertumbuhan yang berbeda tergantung jenis tanaman yang
dikultur. Selain itu, keberhasilan kultur jaringan tanaman juga dipengaruhi oleh
kontaminasi. Untuk mencegah kontaminasi diperlukan teknik sterilisasi yang tepat.
Teknik sterilisasi bertujuan untuk mengeliminasi mikroba yang mungkin dapat
berasal dari eksplan, botol atau alat-alat tanam yang kurang steril, ruang kultur
kurang steril, maupun pada saat proses pengambilan dan pelaksanaan kultur.
Keberhasilan sterilisasi ditentukan oleh ketepatan teknik sterilisasi, jenis bahan
sterilan, waktu sterilisasi, dan konsentrasi bahan sterilan yang digunakan ((Tuwo
M et al, 2022. Vol 13 No 2).
Sterilisasi merupakan suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan,
media, dll) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang

3
patogen maupun yang apatogen atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk
membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme baik bentuk vegetatif
maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi
untuk mencegah pencemaran organisme luar, pada bidang bedah untuk
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk
menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan didalam
bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting (Hanifah et al, 2021. Vol 2 No
1).
Pada umumnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara
mekanik, cara fisik, dan cara kimiawi. Sterilisasi cara mekanik (filtrasi)
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi secara fisik
dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran. Pada pemanasan dilakukan
dengan cara pemijaran (dengan api langsung). Sedangakan pada penyinaran sinar
UV juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari
lampu UV. Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan,
antara lain alkohol (Ramadhani et al, 2020 : 20-21).

4
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa/20 Maret 2024
Waktu : 08.00 WITA-Selesai
Tempat : Laboratorium Tadris IPA Biologi
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Timbangan
b. Watch glass
c. Cawan petri
d. Gelas ukur 500 ml
e. Labu erlenmeyer 500 ml
f. Labu erlenmeyer 100 ml
g. Tabung reaksi
h. Kaca pengaduk
i. Gunting
j. Auotoclave
2. Bahan
a. NA powder
b. Sabun cuci
c. Aquades
d. Kapas
e. Kain kasa
f. Tisu
g. Alkohol 70%
h. Lisol
i. Kertas jagung
j. Aluminium foil
k. Plastik wrap

5
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum
2. Melarutkan Nutrient Agar (NA) dan Nutrient Broth masing-masing dalam
1000 ml aquades steril. Panaskan hinggahomogen.
3. Memasukkan 10 ml media NB dán 7 ml media NA masing-masing ke dalam
tabung reaksi, serta 15 ml media NA ke dalam cawan petri
4. Menutup semua tabung berisi medium menggunakan kapas yang telah
dibungkus dengan kain kasa.
5. menyusun cawan petri berisi media NA, bungkus menggunakankertas
cokelat dan ikat.
6. mensterilkan menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C dan
tekanan 1 atm
7. Setelah disterilkan, meletakkan media cair dalam posisi berdiri tegak,
sedangkan media miring (NA dalam tabung reaksi) dalam posisi miring.
8. menginkubasi selama 1 x 24 jam

6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1 Cawan petri berfungsi sebagai
tempat menaruh media yang sudah
dibuat.

2 Labu Erlenmeyer berfungsi untuk


mengukur volume cairan dengan
akurasi yang tinggi.

3 Timbangan berfungsi untuk


mengukur massa akurat dalam
kisaran sub milligram.

4 Auotoclave berfungsi untuk


mensterilkan alat dan bahan yang
digunakan dalam laboratorium.

5 Gelas ukur berfungsi sebagai


pengukur cairan dengan jumlah
tertentu yang akan dituangkan ke
wadah lainnya, untuk melarutkan
zat, dan volume larutan.

7
6 Kaca pengaduk berfungsi untuk
mengaduk campurran bahan kimia
dalam tabung reaksi atau wadah
lainnya.

7 Tabung reaksi berfungsi sebagai


tempat mencampur bahan kimia,
menampung larutan, memanaskan
bahan kimia dan perkembangbiakan
mikroba.
8 Blue tip (mikropipet) berfungsi
untuk mengukur dan memindahkan
cairan yang terukur ke wadah
lainnya.

9 NA (Nutrient agar) adalah media


yang digunakan dalam untuk
pertumbuhan mikroorganisme yang
tidak memerlukan kondisi yang
ketat seperti pH dan suhu.
10 NB (Nutrient broth) adalah media
yang digunakan untuk pertumbuhan
mikroorganisme dalam bentuk
larutan.

B. Analisis Prosedur
Langkah yang pertama yang dilakukan yaitu mensterilisasi meja
kerja, dimana pertama-tama menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan. Kemudian melakukan penyemprotan di sekitar meja kerja
dengan alcohol 70% dan mengelapnya dengan tissue lalu memasang sarung

8
tangan latex dan menyemprotnya dengan alcohol 70%. Setelah itu,
meletakkan alat dan bahan yang diperlukan di meja kerja, kemudian
semprot dengan alcohol 70% dan mengelapnya dengan tissue, lalu
membungkus alat seperti cawan petri, dan katenbat menggunakan kertas
jagung dan mengikatnya dengan karet. Selanjutnya menyeterilkan alat
tersebut menggunakan autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dan
tekanan 1 atm kemudian meletakkan alat pada nampan (baki) setelah
dilakukan sterilisasi.
Kedua sterilisasi menggunakan Autoklaf, Dimana langkah yang
pertama menyiapkan alat dan bahan yag akan digunakan lalu mengisi
tabung pada autoklaf dengan aquades sampai batas garis tengah. Kemudian
menutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoklaf, klep pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu. Setelah itu, menyalakan autoklaf dan
mengatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121°C dan
tekanan I atm. Selanjutnya menunggu sampai air mendidih sehingga uapnya
memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman
Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan ditunggu sampai
selesai. Jika alarm tanda selesai berbunyi maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preissure gauge menunjuk ke angka nol). Setelah itu, membuka
klep pengaman dan mengeluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
Ketiga pembuatan media NA (Nutrient Agar), langkah yang pertama
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu menimbang powder
NA sebanyak 7 gram dengan timbangan analitik. Kemudian melarutkan
powder NA dalam 1000 ml aquades steril lalu panaskan hingga homogen
sampai warna larutannya bening. Langkah selanjutnya menuang larutan NA
ke labu erlenmeyer dan menutupnya dengan kapas.
Keempat memindahkan media kultur, pertama-tama menyiapakn
alat dan bahan yang sudah di sterilasi pada laminar air flow, lalu
menyemprot tangan menggunakan alcohol 70%. Kemudian membuka

9
bungkus cawan petri kemudian memijarkannya dengan api bunsen dan
mengelapnya dengan cara ditap-tap. Setelah itu, memijarkan mulut labu
erlenmeyer dan menuangakan media saat masih cair pada cawan petri.
Kemudian pijarkan kembai erlenmeyer dan tutup dengan kapas. Medium
NA dalam cawan petri akan digunakan sebagai medium lempeng yang akan
diinkubasi selama 1x24 jam
C. Analisis Data
Dik : m1 = 28 gram
v1 = 1000 ml
v2 = 250 ml
Dit : m2 = ………?
Penyelesaian :
Na = m1 . v1 = m2 . v2
= 28.1000 = m2 . 250
= 28 . 250 = m2
1000
m2 = 7 gram
D. Analisis Hasil
Pada praktikum kali ini dilaksanakan pada hari selasa, 20 Maret
2024 pada pukul 08.00 WITA selesai di Laboratorium Tadris IPA Biologi.
praktikum pada acara I ini mengenai sterilisasi dan pembuatan media.
Adapun yang dapat diperoleh dalam praktikum ini yaitu kita dapat
mengetahui macam-macam sterilisasi, proses dalam sterilisasi dan juga cara
pembauatan media.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum yaitu, seperti cawan
petri yang berfungsi sebagai tempat menaruh media yang sudah dibuat.
Labu Erlenmeyer berfungsi untuk mengukur volume cairan dengan akurasi
yang tinggi. Timbangan berfungsi untuk mengukur massa akurat dalam
kisaran sub milligram. Auotoclave berfungsi untuk mensterilkan alat dan
bahan yang digunakan dalam laboratorium. Gelas ukur berfungsi sebagai

10
pengukur cairan dengan jumlah tertentu yang akan dituangkan ke wadah
lainnya, untuk melarutkan zat, dan volume larutan.
Kaca pengaduk berfungsi untuk mengaduk campurran bahan kimia
dalam tabung reaksi atau wadah lainnya. Tabung reaksi berfungsi sebagai
tempat mencampur bahan kimia, menampung larutan, memanaskan bahan
kimia dan perkembangbiakan mikroba. Blue tip (mikropipet) berfungsi
untuk mengukur dan memindahkan cairan yang terukur ke wadah lainnya.
NA (Nutrient agar) adalah media yang digunakan dalam untuk pertumbuhan
mikroorganisme yang tidak memerlukan kondisi yang ketat seperti pH dan
suhu. NB (Nutrient broth) adalah media yang digunakan untuk pertumbuhan
mikroorganisme dalam bentuk larutan.
Sterilisasi ini bertujuan untuk menghilangakn semua jenis bakteri
organisme yang hidup yang terdapat pada suatu benda. Dalam praktikum ini
ada tiga cara yang digunakan untuk sterilisasi yaitu strilisasi menggunakan
desinfektan, auotoclave, dan pemijaran. Sterilisasi menggunakan
desinfektan dapat dilakukan dengan cara semua alat seperti cawan petri,
labu Erlenmeyer, kaca pengaduk blue tip, tabung reaksi, dan gelas ukur di
sterilkan menggunakan alkohol kemudian di lap menggunakan tisu.
Setelah semua alat di sterilkan lalu dibungkus menggunakan kertas
coklat dan diikat menggunakan karet gelang. Kemudian langkah
selanjutnya sterilisasi menggunakan auotoclave, dimana auotoclave
digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastik, larutan dan
medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Adapun bagian-bagian dari
autoklaf adalah panik luar, panik dalam untuk meletakkan alat dan saluran
uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan saluran uap, terdapat
katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama
15 menit pada suhu 121℃.
Ketika ingin menggunakan autoklaf, harus diisi dengan air sampai
batas rang atau dasar yang berlubang-lubang tempat meletakkan alat. Alat-
alat yang ingin disterilkan harus terlebih dahulu dibungkus dengan
alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup dengan kapas. Hal ini

11
dilakukan untuk menghindari terbentuknya uap air didinding dan didalam
alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat yang ingin dipanaskan kemudian
dimasukkan kedalam autoklaf, selanjutnya tutup dipasang hingga pas.
Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka sampai uap air
saja dan semu udara terdesak keluar dengan demikian didalam bejana hanya
terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang digunakan tergantung
pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi. Sebelum disterilisasi
menggunakan autoklaf, semua alat yang mempunyai lubang harus disumbat
lubangnya dengan kapas dan dibungkus lagi dengan aluminium foil. Tujuan
ditutup dengan kapas adalah agar semua alat yang disterilisasi benar-benar
steril dari mikroba.
Sterilisasi yang digunakan selanjutnya yaitu menggunakan
pemijaran, dimana sebelum melakukan pemijaran tangan disemprotkan
terlebih dahulu menggunakan alkohol setelah itu menyalakan bunsen.
Seetelah itu membuka bungkus cawan petri lalu memijarkan pada bunsen
tersebut, cawan petri bagian pinggirnya terlebih dahulu dipijarkan
kemudian bagian dalamnya lalu di lap menggunakan tisu dengan cara di tep-
tep. Langkah selanjutnya labu erlenmeyer yang berisi media dibuka
tutupnya lalu dipijarkan bagian mulutnya setelah itu dituangkan kedalam
cawan petri sekitar 25%. Kemudian diletakkan diatas meja LAF lalu
regangkan sedikit. Setelah itu pijarkan Kembali bagian mulut labu
erlenmeyer lalu tutup kembali. Ulangi langkah-langkah tersebut sampai
semua cawan petri terisi. Langkah selanjutnya diamkan semua cawan petri
yang berisi media sampai medianya mejadi padat. Setelah semua pada lalu
rekatkan menggunakan plastic warp.
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme di atas atau di dalamnya, medium tersebut harus memenuhi
syarat-syarat, antara lain adalah harus mengandung semua zat hara yang
mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis,
tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang
akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat

12
pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum
digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
Percobaan kali ini yaitu pembuatan medium NA.
NA (nutrient agar) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan NA (nutrient
agar), dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara menimbang
bahan yang akan digunakan kedalam neraca analitik sesuai dengan jumlah
yang diperlukan kemudian memasukkan bahan kedalam erlenmeyer 500 ml.
dimana bahan tersebut adalah aquades 1000 ml, NA 7 gram. Setelah itu
dipanaskan diatas hot plate 440°C di ikuti oleh pengadukan dengan
menggunakan magnetic stirrer.
Tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk
menghomogenkan NA dengan aquades, dimana dengan pemanasan dapat
mempercepat pelarutan dari NA dan aquades. Setelah dipanaskan beberapa
menit larutan berubah warna dari keruh menjadi kuning kecoklatan hal ini
menandakan larutan telah homogen. Kemudian dimasukkan kedalam
autoklaf dengan mulut erlenmeyer disumbat dengan kapas dan dilapisi
kertas aluminium diluarnya. Tujuan dari penutupan ini agar meminimalkan
kontaminasi. Pembuatan NA berdasarkan konsistennya termasuk medium
padat dan menurut kegunaannya termasuk medium umum.
E. Evaluasi
1. Mengapa dalam setiap kerja mikrobiologis harus dilakukan dengan
teknik aseptik? Mengapa seorang praktikan harus menguasai teknik
aseptik dalam praktik mikrobiologi?
Jawaban :
Dalam setiap kerja mikrobiologis, teknik aseptik harus dilakukan untuk
mengurangi atau meminimalisir risiko kontaminasi oleh
mikroorganisme. Teknik aseptik melibatkan praktik dan prosedur
spesifik yang dikendalikan dengan kondisi yang cukup untuk
mengurangi kontaminasi dari mikroorganisme. Ini adalah keterampilan
laboratorium yang wajib untuk melakukan penelitian dalam bidang

13
mikrobiologi. Seorang praktikan harus menguasai teknik aseptik dalam
praktik mikrobiologi karena untuk menghindari kontaminasi,
pencegahan penyebaran mikroorganisme, dan pemeliharaan
keselamatan.
2. Sterilisasi dengan autoklaf yang kalian lakukan merupakan salah satu
bentuk teknik aseptik. Analisislah mengapa setelah dilakukan sterilisasi
masih memungkinkan terjadinya kontaminasi!
Jawaban :
Sterilisasi dengan autoklaf merupakan salah satu bentuk teknik aseptik
yang dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan dan medium yang
digunakan dalam eksperimen mikrobiologi bebas dari mikroba. Namun,
meskipun sterilisasi dilakukan dengan metode yang efektif, masih
memungkinkan terjadinya kontaminasi setelah proses tersebut. Hal ini
dapat terjadi karena kontaminasi dari lingkungan, kesalahan dalam
proses sterilisasi, dan kesalahan manusia.

14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep teknik aseptik pada prosedur kerja mikrobiologi di
laboratorium melibatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar dan
metode-metode yang digunakan untuk mencegah kontaminasi mikroba. Hal
ini melibatkan serangkaian langkah yang dirancang untuk menjaga agar
sampel atau kultur mikroorganisme tetap steril dan tidak terkontaminasi
oleh mikroorganisme lainnya. Dengan menerapkan teknik aseptik dengan
benar, laboratorium dapat memastikan keakuratan hasil uji mikrobiologi
dan mencegah kesalahan yang dapat memengaruhi interpretasi data serta
memastikan keamanan laboratorium.
Untuk mengaplikasikan teknik aseptik selama kerja mikrobiologi di
laboratorium, ada beberapa langkah yang perlu diikuti dengan cermat.
Pertama, sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa semua peralatan dan
bahan yang akan digunakan telah steril. Ini bisa dilakukan dengan
menggunakan autoklaf atau teknik sterilisasi lainnya sesuai dengan
kebutuhan. Selanjutnya, kenakan alat pelindung diri seperti sarung tangan,
jubah lab, dan masker untuk mengurangi risiko kontaminasi dari diri sendiri.
Dengan mempraktikkan langkah-langkah ini dengan konsisten dan hati-
hati, teknik aseptik dapat diterapkan efektif dalam laboratorium
mikrobiologi untuk meminimalkan risiko kontaminasi dan memastikan
hasil yang akurat.
B. Saran
Sebelumnya praktikan ucapkan terimakasih kepada Co Asisten yang
telah membimbing kami dalam praktikum. Cara menjelaskannya sudah
baik, untuk kedepannya lebih tegas lagi kak, saya berharap untuk
kedepannya semoga lebih baik lagi dari praktikum sebelumnya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Atmanto, Y. K. A. A., Asri, L. A., & Kadir, N. A. (2022). Media Pertumbuhan
Kuman. Jurnal Medika Hutama, 4(1), 3069-3075.
Budiarti, R. S., & Harlis, H. (2022). Analisis Kebutuhan E-Book Mikrobiologi
Terapan Berbasis Kekayaan Lokal Jambi Untuk Menumbuhkan Jiwa
Berwirausaha:(Analysis Of The Need For An E-Book Of Applied
Microbiology Based On Jambi's Local Wealth To Grow An
Entrepreneurial Spirit). Biodik, 8(2), 73-80.
Hanifah, N., Heriyanto, Y., Anggrawati, H., & Fatikhah, N. (2021). Gambaran
Pemahaman Tentang Sterilisasi Alat Kesehatan Gigi Pada Mahasiswa
Tingkat Ii Jurusan Keperawatan Gigi. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 2(1),
362-368.
Ramadhani. I. & Wahyuni. 2020. Dasar-Dasar Praktikum Mikrobiologi. Jawa
Barat : Cv Pena Persada.
Tuwo, M., Tambaru, E., & Marianty, N. (2022). Respon Pertumbuhan Biji Jeruk
Keprok Citrus Reticulata Blanco Pada Beberapa Teknik Sterilisasi. Jurnal
Ilmu Alam Dan Lingkungan, 13(2). 32-39.

16
LAMPIRAN

17
18
19
20
21
22

Anda mungkin juga menyukai