NIM : 235080500111012
KELOMPOK :1
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
2
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
MUHAMMAD DAUD HIDAYATULLAH
Mengetahui, Mengetahui,
Asisten Kelompok Koordinator Asisten
ii
HANDIKA CAHYA PUTRA Putri Imyatul
NIM. 225080501111011 NIM. 215080507111003
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
Brawijaya.
larutan fisiologis, pewarnaan gram, isolasi bakteri, TPC, isolasi jamur dan khamir,
penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari berbagai pihak demi perbaikan laporan dimasa yang akan datang. Semoga
Penyusun
iv
TATA TERTIB
untuk praktikum.
praktikum.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iii
TATA TERTIB...................................................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................viii
MINGGU 1: STERILISASI, PEMBUATAN MEDIA, DAN PEWARNAAN GRAM.....1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.................................................................................................2
1.2 Maksud dan Tujuan........................................................................................3
1.3 Waktu dan Tempat..........................................................................................4
BAB II ANALISIS PROSEDUR.........................................................................................5
2.1 Sterilisasi Alat..................................................................................................5
2.1.1 Cawan Petri...............................................................................................5
2.1.2 Blue Tip......................................................................................................6
2.2 Pengoperasian Autoklaf................................................................................7
2.3 Pembuatan Media............................................................................................6
2.3.1 Triptic Soy Agar (TSA)...........................................................................6
2.3.2 Thiosulfate Citrate Bile Sucrose (TCBS)...........................................8
2.3.3 Potato Dextrose Agar (PDA).................................................................9
vi
2.3.4 Na-Fisiologis...........................................................................................10
2.4 Pewarnaan Gram...........................................................................................11
BAB III ANALISIS HASIL...............................................................................................14
3.1 Perbedaan Alat Sebelum dan Sesudah Sterilisasi...............................14
3.1.1 Cawan Petri.............................................................................................14
3.1.2 Blue Tip....................................................................................................15
3.2 Pembuatan Media..........................................................................................17
3.2.1 Triptic Soy Agar (TSA).........................................................................17
3.2.2 Thiosulfate Citrate Bile Sucrose (TCBS).........................................17
3.2.3 Potato Dextrose Agar (PDA)...............................................................18
3.2.4 Na-Fisiologis...........................................................................................18
3.3 Pewarnaan Gram...........................................................................................19
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................22
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................22
3.2 Saran.................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................24
LAMPIRAN.......................................................................................................................26
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BUKU KERJA PRAKTIKUM
NIM : 235080500111012
KELOMPOK :1
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
11
BAB I PENDAHULUAN
diartikan sebagai sebuah proses yang dilakukan dengan metode tertentu dan
dapat memberikan hasil akhir yang mana bentuk keadaannya tidak ditemukan
lagi kehidupan mikroorganisme. Sterilisasi memiliki dua metode yakni kering dan
basah. Proses sterlisasi basah menggunakan alat autoklaf dengan suhu 121°C
selama 15 menit. Sterlisasi kering menggunakan oven pada suhu 160°C dengan
waktu 2 jam. Keadaan serta kebutuhan setempat menjadi penentu alternatif yang
digunakan, maka menjaga kualitas hasil sterilisasi menjadi hal yang harus
diperhatikan.
untuk melakukan pertumbuhan dan reproduksi yang biasa disebut media kultur.
Media tumbuh atau media kultur terdiri dari nutrisi atau campurannya dimana
yang baik ialah media yang sesuai dengan lingkungan pertumbuhan dari mikroba
tersebut.
NaCl fisiologis menurut Suprianti dan Hapsari (2017), dalah larutan yang
2
tekanan osmosis disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan di dalam sel
kandungan air Apabila larutan hipertonis semisal larutan gula yang pekat atau
sel yang diakibatkan oleh mengkerutnya sitoplasma. Sel bakteri akan mengalami
keadaan dimana pecahnya sel dikarenakan cairan yang masuk ke dalam sel,
isotonis terhadap sel merupakan medium yang paling cocok bagi kehidupan
bakteri.
prosedur yang banyak digunakan untuk mencirikan bakteri. Morfologi sel, seperti
sifat gram, bentuk sel, dan penataan sel dapat diketahui melalui pewarnaan
gram. Pewarnaan bakteri memiliki banyak fungsi terutama memberi warna pada
jelas. Pewarnaan gram juga merupakan slah satu Teknik pewarnaan yang paling
dengan mengoleskan bakteri yang telah terfiksasi dikenai dengan larutan larutan
seperti: zat pewarna kristal violet, latutan yodium, alkohol fuchsin. Bakteri yang
termasuk gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet Ketika
diwarnai. Bakteri gram negative akan kehilangan zat pewarna kristal violet
3
1.2 Maksud dan Tujuan
adalah untuk mengetahui proses sterilisasi, jenis-jenis media kultur serta cara
adalah praktikan dapat menerapkan proses sterilisasi dan upaya aseptis dalam
dan negatif.
Divisi Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.
4
BAB II ANALISIS PROSEDUR
Cawan petri ialah salah satu peralatan dasar yang digunakan pada
cm dan bisa menampung media sebanyak 15-20 ml. Fungsi cawan petri sangat
kira-kira dapat diisi media sebanyak 10 ml. Fungsi cawan petri sendiri sangat
banyak beberapa diantaranya adalah sebagai tempat yang bisa digunakan untuk
biak. Cawan petri merupakan tempat terbaik untuk media kultur, dan masih
5
dahulu menggunakan kertas yang tidak ada tintanya supaya cawan petri tidak
yang dilakukan pada cawan petri menggunakan metode basah yang mana
menggunakan autoklaf pada suhu 121° dan tekanan 1 atm/ 0,15 Mpa selama
kisaran waktu 15-20 menit. Cawan petri tidak diperkenankan digunakan sebelum
disterilisasi karena terdapat mikroba dan bakteri. Cawan petri yang belum
disterilkan memiliki kondisi yang kusam dan berdebu. Cawan petri yang sudah
fungsi sebagai alat pemidah cairan yang memiliki volume kecil, biasanya kurang
dari 100 µl. Ukuran blue tip sendiri amat beragam. Blue tip ada yang dapat diatur
volumenya tidak dapat diatur, dan hanya tersedia satu pilihan volume misalnya
6
Gambar 2. Blue tip
Sterilisasi dibagi menjadi dua menurut Yulinas dan Yusni (2017), yakni
basah dan kering, untuk melakukan sterilisasi basah maka dibutuhkan alat
bernama autoklaf. Autoklaf sendiri meruapakan alat yang dipakai untuk
mensterilkan alat dan bahan. Guna melakukan sterilisasi agar bakteri, virus jamur
dan organisme lain dapat mati autoklaf menggunakan uap. Pengoperasian
sterilisasi menggunakan autoklaf ialah dengan cara dipanaskan dengan suhu
121° C selama kurang lebih 2 jam.
7
Gambar 3. Autoklaf
keranjang yang berisi bahan atau alat yang akan disterilirkan dimasukkan dalam
autoklaf lalu ditutup, autoklaf dinyalakan pada posisi On, putar temperature pada
posisi maksimal sehingga lampu heating nya berwarna hijau, tunggu dan biarkan
hingga uap air keluar dari klep kemudian tutup kea rah samping, tunggu sampai
sampai lampu berwarna kuning, atur timer pada posisi 15 menit, sterilisasi
posisi minimal. Autoklaf dimatikan pada posisi Off kemudian klep dibuka perlahan
sampai jarum tadi menunjukkan angka 0, Langkah terakhir yakni buka tutup
autoklaf.
8
2.3 Pembuatan Media
2.3.1 Triptic Soy Agar (TSA)
serba guna yang mendukung berbagai macam organisme untuk tumbuh dan
lainnya pada manusia. TSA sendiri memiliki fungsi sebagai agar serba guna yang
seringkali menggunakan media ini karena dapat digunakan sebagai tempat hidup
bakteri dan jamur dalam waktu yang lama. Untuk larutannya sendiri diantaranya
ialah Trypton 15.0 g/L, Soy Peptone 5.0 g/L, Sodium Chloride 5.0 g/L, Agar 12.0
g/L.
9
Gambar 4. Media TSA
menggunakan rumus 40/ 1000 dikalikan dengan banyaknya cawan petri yang
ukurannya ialah tiap cawan petri sebanyak 20 ml. Aquades dan TSA yang telah
merupakan salah satu media yang selektif pada saat isolasi pertumbuhan dari
bakteri dengan genus Vibrio sp yang diantaranya adalah bakteri Vibrio Fulnificus,
10
Marine Both dan Marine agar yang mengandung 1,5% agar yang nantinya
dipakai sebgai media non- selektif. TCBS meupakan media yang memiliki
nutrient khusus yang hanya dimiliki bakteri vibrio saja. Faktor inilah yang
menjadikan vibrio bisa berkembang dan membedakan dengan bakteri lain yang
terdapat pada suatu sample. Fungsi TCBS sendiri salah satunya adalah mampu
Langkah awal yang harus dilakukan Ketika membuat media TCBS adalah
akan digunakan ditimbang terlebih dahulu. Media TCBS yang telah ditimbang
dihomogenkan
11
2.3.3 Potato Dextrose Agar (PDA)
laboratorium, karena pH yang dimiliki PDA terbilang rendah (pH 4,5 sampai 5,6)
Nutrisi meruapakan salah satu factor penting untuk pertumbuhan jamur. Salah
satu media yang mengandung banyak nutrisi adalah kentang. Media PDA
memiliki komposisi sebagai berikut: Potato extract sebanyak 200 gram, Dextrose
PDA yang dibutuhkan ialah 39/1000 dikalikan dengan banyaknya cawan petri
yang dipakai lalu dikalikan dengan 20. Langkah ketiga yaitu mengukur aquades
12
alumunium foil lantas diikat karet gelang. Panaskan Erlenmeyer yang berisi PDA
dan aquades yang telah dihomogenkan pada hot plate lalu sterilisasikan di dalam
2.3.4 Na-Fisiologis
juga harus mengandung kadar garam yang sama dengan tempat hidup
tempat hidup asal bakteri yang akan dibiakkan merupakan salah satu
13
Gambar 7. Na-Fisiologis
0,9 dengan 1000 dikalikan dengan banyaknya tabung reaksi dikalikan dengan 9
ml. masukkan NaCl yang telah ditimbang ke dalam beaker glass. Ukur akuades
morfologi dari sel seperti sifat, bentuk, dan penataan sel. Pewarnaan sel
dibutuhkan empat larutan antara lain kristal violet, yodium, alkohol dan safranin.
14
Bakteri sendiri dibagi menjadi dua yaitu bakteri gram positif yang memiliki warna
ungu dan bakteri gram negative yang memiliki warna merah muda
menyiapkan bakteri yang sudah berumur 24 jam, boleh bakteri biakan cair
maupun bakteri biakan miring. Object glass yang akan digunakan disterilisasikan
sebanyak 1 ose loop pada tube Eppendorf lalu buatlah preparate olesan bakteri
diatas object glass. Oesan bakteri tadi dteteskan larutan Gram A (Kristal Violet)
sebanyak 2-3 tetes dan biarkan selama satu menit. Langkah selanjutnya cuci
dengan hati-hati. Tetesi larutan gram B (Kalium Lodida) dan sama seperti tadi
diamkan selama 1 menit kemudian cuci kembali dengan air kemudian keringkan
kemudian cuci Kembali lalu keringkan. Laturan terakhir adalah gram D (Safranin)
kertas tissue secar hati-hati. Langkah terakhir ialah meletakkan cover glass
15
diatas olesan bakteri tadi yang telah diwarnai lalu amatilah dengan mikroskop
16
BAB III ANALISIS HASIL
petri. Cawan petri sebelum digunakn untuk praktikum harus di sterilisasi dahulu. Salah
satu cara sterilisasi cawan petri menggunakan sterilisasi basah dengan menggunakan
autoklaf modern. Perbedaan yang dapat dilihat dari sebelum dan sesudah cawan petri
disterlisasikan adalah cawan petri sesudah sterilisasi terlihat bersih dan tidak ada bekas
SEBELUM SESUDAH
Sterilisasi menurut Yulinas dan Yusni (2017), ialah suatu cara dimana alat
dibagi dua yakni basah dan kering. Sterilisasi basah menggunakan autoklaf pafa
suhu 121°C dengan tekanan sebesar 1 atm selama kurang lebih 15-20 menit.
17
suhu 160°C -170°C selama 2 jam. Sterlisasi basah seperti ini digunakan pada
Sterlisasi ialah cara yang digunakan untuk membunuh mikroba yang terdapat
pada alat dan bahan praktikum. Cawan petri sendiri merupakan wadah untuk media
pertumbuhan bakteri. Cawan petri yang digunakan untuk praktikum harus disterlisasi
terlebih dahulu. Cawan petri yang belum disterilisasi masih mengandung mikroba dan
berwarna kusam, sedangkan yang sudah disterilisasi akan terlihat bersih, tidak berdebu
Blue tip adalah salah satu alat yang digunakan saat praktikum. Blue tip
sendiri adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan cairan bervolume kecil.
Sterilisasi blue tip menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 sampai 20
menit. Blue tip hasil sterilisasi akan tampak bersih dan terebas dari kehidupan
mikroba. Blue tip yang sudah disterilisasi bisa digunakan sebagai alat untuk
melakukan praktikum.
SEBELUM SESUDAH
18
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023 Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023
Sterilisasi menurut Yulinas dan Yusni, (2017), ialah suatu cara dimana
alat dan bahan dapat terbebaskan dari kehidupan mikroba. Pembagian sterilisasi
dibagi dua yakni basah dan kering. Sterilisasi basah menggunakan autoklaf pada
suhu 121°C dengan tekanan sebesar 1 atm selama kurang lebih 15-20 menit.
-170°C selama 2 jam. Sterlisasi basah seperti ini digunakan pada bahan yang
mengandung air.
kehidupan berbagai macam mikroba pada alat dan bahan praktikum. Pembagian
sterilisasi sendiri terbagi dua yakni basah dan kering. Pensterilisasian pada blue
tip menggunakan sterlisasi basah dengan memakai autoklaf. Blue tip sendiri
merupakan alat yang digunakan untuk mengambil larutan dalam ukuran mikro.
Triptic Soy Agar (TSA) Ialah media yang kerap digunakan untuk
yang sengaja diviakkan di dalam laboratorium. Media ini sering digunakan dalam
ataupun bakteri dengan jangka waktu yang lama. TSA ini berfungsi sebagai
ataupun jamur. Media ini memiliki komposisi tryptone sebesar 15,0 g/L, soy
19
peptone
sejumlah 5,0 g/L, sodium chloride sebesar 5,0 g/L, dan tak lupa agar sejumlah
12,0 g/L
Keterangan:
40 : Kompoisi TSA
Thiosulfate Citrate Bile Salts Sucrose Agar (TCBS) ialah salah satu jenis
dan mengisolasi bakteri Vibrio, terutama Vibrio Cholerae, yang mana merupakan
penyebab utama dari penyakit kolera. Komposisi khusus yang dimiliki media ini
dari bakteri lain yang mungkin terdapat dalam sampel. Komponen utama dalam
media TCBS adalah Tiosulfat yang menyediakan sumber sulfur yang digunakan
Keterangan:
88 : Kompoisi TCBS
20
1000 : Konversi liter ke ml
Media yang sangat umum digunakan untuk meneliti jamur adalah media
PDA. Media PDA ini didapatkan dari Himedia Laboratories. PDA mempunyai pH
yang rendah maka media PDA ini sangat cocok digunakan sebagai media untuk
meneliti jamur. Bahan penyusun PDA sendiri terbagi menjadi bahan alami yaitu
ialah menimbang mdia sesuai takaran yang dibutuhkan. Ukur akuades sesuai
dalam Erlenmeyer dengan diaduk-aduk. Tutupi PDA dan akuades yang sudah
Erlenmeyer yang sudah dibungkus alumunium foil dipanaskan di atas hot plate
selama 15 menit
Keterangan:
39 : Komposisi PDA
21
20 ml : Estimasi media ketika dapat memenuhi cawan
petri
3.2.4 Na-Fisiologis
amat mudah didapatkan yaitu garam atau NaCl. Pembuatan komposisi NaCl
Keterangan:
9 : Kompoisi Na-Fis
22
3.3 Pewarnaan Gram
pewarnaan gram, selain itu pewarnaan gram juga berfungsi untuk mengetahui
sifat morfologi dari bakteri. Pembagian bakteri gram ada dua, yakni bakteri gram
1 kelas B01 genap budidaya perairan pada praktikum dasar mikrobiologi akuatik
pada tanggal 5 september 2023, hasil dari penelitian bakteri termasuk pada gram
negative dikarenakan berwarna merah muda. Jika bakteri mencapai umur 24 jam
maka bakteri tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk praktikum. Lipid yang
lebih tebal pada peptidoglikan membuat bakteri tersebut berwarna merah muda.
ialah untuk melakukan pengamatan morfologi pada sel bakteri. Langkah awal
dalam pewarnaan gram yang harus dilakukan ialah meneteskan 1-2 tetes
aquades steril di atas kaca objek. Ambil koloni bakteri sebanyak satu ose dari
media yang nantinya akan diletakkan dan disebarkan sampai merata di atas
aquades steril apabila olesan bakteri sudah benar-benar kering, kaca objek
dilewatkan beberapa kali di atas api sehingga saat ditempelkan pada punggung
tangan akan terasa agak panas kaca objek nya. Teteskan larutan kristal ungu
(Gram A) pada bakteri, dan diamkan Kembali Selama satu menit, lalu dicuci
dikeringkan setelah itu, selama 30 detik tetskan larutan etanol 95% (Gram C) lalu
larutan safranin (Gram D) yang merupakan zat penutup lalu cuci Kembali dengan
23
aquades kemudian edikeringkan. Langkah terakhir ialah pengamatan
warna ungu atau violet sedangkan bakteri gram negative memiliki warna merah
pada indikasi pewarnaannya. Mengenai bentuk dari sel bakteri hasil pengamatan
difoto dan dicatat, apakah bakteri yang diteliti berbemtuk bulat (coccus), batang
Pewarnaan gram ialah suatu cara dimana bakteri dapat dibedakan dan
sendiri terbagi menjadi dua, yakni gram positif dan gram negatif. Bakteri yang
diteliti sesuai prosedur yang telah dipelajari dari jurnal menghasilkan gram
mendapati bakteri berwarna merah muda dengan bentuk bulat (coccus) dan
bergelombang(spiral)
24
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dan bahan yang digunakan untuk praktikum dari bakteri atau mikroba.
2. Sterilisasi yang dilakukan pada penelitian kali ini adalah sterilisasi basah
15-20 menit
4. Hasil sterilisasi sendiri menampakkan alat alat dan bahan yang lebih
6. Pembuatan media yang diamati ada 4 yakni TSA, TCBS, PDA, dan Na-
Fis
8. Pewarnaan gram adalah suatu cara yang dapat kita lakukan untuk
9. Hasil dari pewarnaan gram ada dua yakni gram positif dan gram negative
10. Gram positif berwarna ungu karena lapisan peptidoglikannya lebih tebal
11. Gram negative memiliki warna merah muda dikarenakan lipidnya yang
23
.
3.2 Saran
Praktikum dasar mikrobilogi akuatik sudah berjalan dengan baik dan semoga
kedepannya berjalan dengan lebih baik lagi.
24
DAFTAR PUSTAKA
Dickinson, B. (2019). Instructions For Use Ready To Use Bottled Media. 1(1), 1-
3.
Raudah, R., Zubaidah, T., & Santoso, I. (2017). Efektivitas Sterilisasi Metode
Panas Kering pada Alat Medis Ruang Perawatan Luka Rumah Sakit dr.
H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas. Jurnal Kesehatan
Lingkungan: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan, 14(1),
425-430. https://doi.org/10.31964/jkl.v14i1.56
Razali, N., Mansor, M. R., Omar, G., Kamarulzaman, S. A. F. S., Zin, M. H., &
Razali, N. (2021). Out-of-autoclave as a sustainable composites
manufacturing process for aerospace applications. In Design for
Sustainability (pp. 395-413). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
819482-9.00011-3
Supriatin, Y., & Hapsari, E. J. (2017). Akuadest Steril Sebagai Pengganti Natrium
Klorida Fisiologis Steril Untuk Pemeriksaan Hitung Dan Identifikasi Bakteri
Urin Tersangka Isk (Infeksi Saluran Kemih). Jurnal Analisis Biologi,
1(02).16.
25
Tagliavia, M., Salamone, M., Bennici, C., Quatrini, P., & Cuttitta, A. (2019). A
modified culture medium for improved isolation of marine vibrios.
MicrobiologyOpen, 8(9), 835.https://doi.org/10.1002/mbo3.835
26
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
3 Blue tip
27
4 Cawan petri
6 Hot plate
28
8 Gelas ukur
No Gambar Keterangan
29
Lampiran 3. Alat dan Bahan dalam Pembuatan Media
Alat &
No Sebelum Sterilisasi Setelah Sterilisasi
Bahan
Cawan
1.
petri
2. Blue tip
30
No Dokumentasi Keterangan
31
Masukkan akuades yang sudah ditakar
4
kedalam erlenmeyer
32
No Media Keterangan
1 TSA
2 TCBS
3 PDA
4 Na-Fis
33
BUKU KERJA PRAKTIKUM
NIM : 235080500111012
KELOMPOK :1
34
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
BAB I PENDAHULUAN
suatu cara yang dilakukan untuk memindahkan bakteri. Isolasi bakteri sneidri
bertujuan untuk membiakkan bakteri yang awalnya ada di meida yang lama
kemudian dipindahkan ke media yang baru. Tujuan isolasi bakteri selain untuk
memindakan bakteri juga untuk mendapatkan bakteri biakan murni. Media yang
digunakan dalam isolasi bakteri sendiri adalah TSA (Triptic Soy Agar). Metode
yang digunakan untuk isolasi bakteri sendiri ada dua yakni tuang dan sebar.
tuang dan sebar. Metode tuang ialah metode yang mendahulukan sampel
35
sampel diletakkan. Prosedur awal dalam melakukan isolasi ialah lingkungan
dan media kultur yang akan diamati. Pijarkan ose loop dengan menggunakan
kemudian ambil sampel menggunakan ose loop lalu goreskan pada sektor “0”
secara zig-zag. Selama proses penggoresan cawan petri tidak boleh jauh
dengan bunser karena bisa menjadi penyebab kegagalan pada isolasi bakteri
dimana cawan petri terkontaminasi bakteri dari udara sekitar, goreskan kuadran
Isolasi bakteri ialah salah satu cara yang dilakukan untuk memindahkan bakteri
dari media yang lama ke media yang baru. Isolasi bakteri sendiri memiliki fungsi sebagai
cara untuk mendapatkan biakan murni dari suatu bakteri. Isolasi bakteri memiki dua
metode yakni metode tuang dimana memberikan sampel terlebih dahulu kemudian media.
Metode sebar ialah metode diamana media diapkan terlebih dahulu kemudian diberikan
sampel.
adalah untuk mengetahui proses sterilisasi, jenis-jenis media kultur serta cara
adalah praktikan dapat menerapkan proses sterilisasi dan upaya aseptis dalam
dan negatif.
36
1.3 Waktu dan Tempat
Ikan Divisi Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Brawijaya.
37
BAB II ANALISIS PROSEDUR
yang akan digunakan sebagai uji coba pada isolasi bakteri ikan menyiapkan ikan
mati yang masih segar yakni ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan yang sudah
mati kemudian dibedah perut bagian bawahnya dari mulai anus sampai dengan
dibedah bagian bawahnya secara horizontal dibedah lagi secara vertikal dari
mulai anus sampai dengan linea lateralis menggunakan gunting bedah sehingga
salah satu sisi ikan dapat dibuka secara menyamping. Salah satu sisi ikan yang
sudah terbuka dapat terlihat anatomi ikan didalamnya seperti usus. Pengambilan
sampel usus yang akan diamati menggunakan gunting bedah yang telah
2.2.2 Lendir/Kulit
Langkah awal untuk mengambil sampel lender/ kulit pada ikan ialah
mengambil ikan yang masih hidup. Praktikum isolasi bakteri pada ikan kali ini
menggunakan ikan nila sebagai bahannya. Ikan yang masih hidup dimatikan
terlebih dahulu dengan melubangi atas kepala ikan yang disebut Medula
oblongata. Ikan yang sudah dalam keadaan mati kemudian diambil lendirnya dari
38
menggunakan spatula kemudian dipindahkan ke Tube eppendorf.
mikrobilogi akuakultur ialah pada usus ikan terdapat banyak bakteri tang dapat
praktikum isolasi bakteri yang telah kami lakukan mengalami spreader. Spreader
39
ialah kondisi dimana bakteri yang digunakan saat uji coba praktikum melebihi
dari seperempat kuadran cawan petri. Spreader sendiri disebabkan oleh bakteri
yang kurang diencerkan pada saat uji coba praktikum selain itu kesalahan yang
menyebabkan uji coba gagal dikarenakan media yang terlalu jauh dari Bunsen
pencernaan. Fungsi usus ialah untuk menyerap yang sebelumnya telah diolah
oleh lambung. Bakteri yang dapat ditemukan pada usus ialah pseudomonas sp.
Dan serratia sp. Bakteri yang dapat ditemukan pada usus ini dap[at
akuatik ialah bakteri yang diujikan mengalami spreader. Spreader ialah kondisi
dimana bakteri yang digunakan saat uji coba praktikum melebihi dari seperempat
terkontaminasi dengan pihak luar dan media yang terlalu jauh pada Bunsen.
Isolasi bakteri yang dilakukan pada usus ikan berfungsi untuk mengetahui dan
3.2.2 Lendir/Kulit
40
Sumber: Dokumentasi Sumber: Dokumentasi Sumber: Dokumentasi
Pribadi, 2023 Pribadi, 2023 Pribadi, 2023
mikrobiologi akuakultur adalah terdapat banyak bakteri di dalam lendir ikan yang
berfungsi untuk melindungi ikan. Sampel lender yang kami uji cobakan
berupa terlalu menekan ose loop sehingga menyebabkan media kultur menjadi
robek dan bakteri tertanam disana keslahan berikutnya adalah tidak mengambil
sampel Kembali.
Lapisan lendir ikan menurut Dalahi, et al (2014), ialah bagian ikan yang
terletak pada permukaan utama. Bagian lendir/kulit ikan memiliki fungsi ekologis
dan biologis. Fungsi lender pada ikan sendiri ialah sebgai pelindung fisik ikan.
Lendir juga berfungsi untuk melindungi ikan dari lingkungan yang beracun dari
oleh lendir sangat beragam salah satunya seperti peptida antimikroba, lisozim,
dan lain-lain.
41
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan
bentuk poin-poin.
3.2 Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
43
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
4. Inkubator
44
Gunting bedah untuk membedah tubuh
5.
ikan
45
Plastic warp untuk menutupi sampel
8.
yang akan diinkubasi
9. Lendir ikan
No Gambar Keterangan
46
Pengambilan sampel air kolam
1
menggunakan
47
Masukkan pada incubator dan tunggu
5.
sampai 24-48 jam
No Gambar Keterangan
48
3. Pijarkan ose loop kemudian dinginkan
49
7. Beri tanda pada sampel
No Gambar Keterangan
50
3. Cawan petri didekatkan pada bunsen
51
Letakkan sampel pada incubator dan
7.
tunggu sampai 24-48 jam
52
BUKU KERJA PRAKTIKUM
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
ASISTEN :
53
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
BAB I PENDAHULUAN
adalah untuk mengetahui proses sterilisasi, jenis-jenis media kultur serta cara
adalah praktikan dapat menerapkan proses sterilisasi dan upaya aseptis dalam
54
menerapkan proses pewarnaan gram untuk mengidentifikasi bakteri gram positif
dan negatif.
Ikan Divisi Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Brawijaya.
55
BAB II ANALISIS PROSEDUR
56
BAB III ANALISIS HASIL
kelompok kalian
57
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan
bentuk poin-poin.
3.2 Saran
58
DAFTAR PUSTAKA
59
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
No Gambar Keterangan
60
Jelaskan langkah-langkah dalam
2. Lampirkan gambar dokumentasi
pengenceran TPC
No Gambar Keterangan
61
BUKU KERJA PRAKTIKUM
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
ASISTEN :
62
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
63
BAB I PENDAHULUAN
adalah untuk mengetahui proses sterilisasi, jenis-jenis media kultur serta cara
adalah praktikan dapat menerapkan proses sterilisasi dan upaya aseptis dalam
dan negatif.
64
BAB II ANALISIS PROSEDUR
morfologi khamir.
hifa fungi.
65
BAB III ANALISIS HASIL
kelompok kalian
kalian
66
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan
bentuk poin-poin.
3.2 Saran
67
DAFTAR PUSTAKA
68
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat dan Bahan Isolasi Jamur, Khamir, dan Pengamatan Hifa
No Gambar Keterangan
No Gambar Keterangan
69
Jelaskan langkah-langkah dalam
2. Lampirkan gambar dokumentasi
isolasi jamur
70