Anda di halaman 1dari 83

BUKU KERJA PRAKTIKUM

DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK

NAMA : MUHAMMAD DAUD HIDAYATULLAH

NIM : 235080500111012

KELOMPOK :1

ASISTEN : HANDIKA CAHYA PUTRA

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG
2023

2
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik ini disusun sebagai


Salah Satu Syarat Lulus Mata Kuliah Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Oleh:
MUHAMMAD DAUD HIDAYATULLAH

Malang, Tanggal Bulan 2023

Mengetahui, Mengetahui,
Asisten Kelompok Koordinator Asisten

ii
HANDIKA CAHYA PUTRA Putri Imyatul
NIM. 225080501111011 NIM. 215080507111003

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum

Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik dengan tepat waktu sebagai syarat untuk

memenuhi penugasan praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik di Program

Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Brawijaya.

Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan mengenai sterilisasi, pembuatan media,

larutan fisiologis, pewarnaan gram, isolasi bakteri, TPC, isolasi jamur dan khamir,

serta pengamatan hifa. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam

penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran

dari berbagai pihak demi perbaikan laporan dimasa yang akan datang. Semoga

penugasan ini dapat bermanfaatn dan dapat dimanfaatkan dalam menerapkan

ilmu-ilmu yang didapatkan dari praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik.

Malang, 17 April 2023

Penyusun

iv
TATA TERTIB

1. Datang 30 menit sebelum praktikum dimulai.

2. Memakai baju berkerah, bawahan sopan, sepatu tertutup, dan berkaos

kaki, serta rambut rapi (rambut panjang dikuncir).

3. Memakai jas lab sesuai dengan identitas praktikan.

4. Tidak menggunakan Handphone kecuali untuk dokumentasi.

5. Praktikan wajib menggunakan masker standar Kesehatan serta sarung

tangan lateks selama praktikum berlangsung.

6. Wajib membawa kakulator spesifik.

7. Dilarang menggunakan alat – alat laboratorium selain yang digunakan

untuk praktikum.

8. Dilarang meninggalkan praktikum tanpa seizin coordinator asisten

praktikum.

9. Dilarang makan dan minum selama praktikum berlangsung kecuali seizin

coordinator asisten praktikum.

10. Praktikan wajib menjaga ketertiban dan kelancaran jalannya praktikum

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iii
TATA TERTIB...................................................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................viii
MINGGU 1: STERILISASI, PEMBUATAN MEDIA, DAN PEWARNAAN GRAM.....1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.................................................................................................2
1.2 Maksud dan Tujuan........................................................................................3
1.3 Waktu dan Tempat..........................................................................................4
BAB II ANALISIS PROSEDUR.........................................................................................5
2.1 Sterilisasi Alat..................................................................................................5
2.1.1 Cawan Petri...............................................................................................5
2.1.2 Blue Tip......................................................................................................6
2.2 Pengoperasian Autoklaf................................................................................7
2.3 Pembuatan Media............................................................................................6
2.3.1 Triptic Soy Agar (TSA)...........................................................................6
2.3.2 Thiosulfate Citrate Bile Sucrose (TCBS)...........................................8
2.3.3 Potato Dextrose Agar (PDA).................................................................9

vi
2.3.4 Na-Fisiologis...........................................................................................10
2.4 Pewarnaan Gram...........................................................................................11
BAB III ANALISIS HASIL...............................................................................................14
3.1 Perbedaan Alat Sebelum dan Sesudah Sterilisasi...............................14
3.1.1 Cawan Petri.............................................................................................14
3.1.2 Blue Tip....................................................................................................15
3.2 Pembuatan Media..........................................................................................17
3.2.1 Triptic Soy Agar (TSA).........................................................................17
3.2.2 Thiosulfate Citrate Bile Sucrose (TCBS).........................................17
3.2.3 Potato Dextrose Agar (PDA)...............................................................18
3.2.4 Na-Fisiologis...........................................................................................18
3.3 Pewarnaan Gram...........................................................................................19
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................22
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................22
3.2 Saran.................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................24
LAMPIRAN.......................................................................................................................26

DAFTAR GAMBAR

vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR LAMPIRAN

ix
BUKU KERJA PRAKTIKUM

DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK

MINGGU 1: STERILISASI, PEMBUATAN MEDIA,


DAN PEWARNAAN GRAM

NAMA : MUHAMMAD DAUD HIDAYATULLAH

NIM : 235080500111012

KELOMPOK :1

ASISTEN : HANDIKA CAHYA PUTRA


PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2023

11
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sterilisasi dalam dunia medis menurut Raudah, et al. (2017), dapat

diartikan sebagai sebuah proses yang dilakukan dengan metode tertentu dan

dapat memberikan hasil akhir yang mana bentuk keadaannya tidak ditemukan

lagi kehidupan mikroorganisme. Sterilisasi memiliki dua metode yakni kering dan

basah. Proses sterlisasi basah menggunakan alat autoklaf dengan suhu 121°C

selama 15 menit. Sterlisasi kering menggunakan oven pada suhu 160°C dengan

waktu 2 jam. Keadaan serta kebutuhan setempat menjadi penentu alternatif yang

digunakan, maka menjaga kualitas hasil sterilisasi menjadi hal yang harus

diperhatikan.

Mikroorganisme (bakteri) menurut Pujiati (2022), membutuhkan substrat

untuk melakukan pertumbuhan dan reproduksi yang biasa disebut media kultur.

Media tumbuh atau media kultur terdiri dari nutrisi atau campurannya dimana

mikroorganisme dapat tumbuh. Fungsi media antara lain sebagai tempat

tumbuhnya mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, perhitungannya, dan sifat-

sifat fisiologi. menghindari kontaminasi dalam proses pembuatan media maka

harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis. Media Pertumbuhan mikroba

yang baik ialah media yang sesuai dengan lingkungan pertumbuhan dari mikroba

tersebut.

NaCl fisiologis menurut Suprianti dan Hapsari (2017), dalah larutan yang

memiliki sifat isotonis dan sangat dibutuhkan bakteri, terutama saat

mempertahankan tekanan osmosis. Pertumbuhan bakteri yang disebabkan oleh

2
tekanan osmosis disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan di dalam sel

maupun diluar yang dapat menjadi penyebab gangguan pada sistem

metabolisme bakteri. Tekanan osmosis mempunyai hubungan yang erat dengan

kandungan air Apabila larutan hipertonis semisal larutan gula yang pekat atau

larutan garan dimasukkan bakteri, maka selnya akan mengalami plasmolysis,

plasmolysis ialah kondisi dimana terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding

sel yang diakibatkan oleh mengkerutnya sitoplasma. Sel bakteri akan mengalami

plasmoptisis apabila diletakkan dalam larutan hipotonis. Plasmoptisis ialah

keadaan dimana pecahnya sel dikarenakan cairan yang masuk ke dalam sel,

yang mengakibatkan sel membengkak dan akhirnya pecah. Medium yang

isotonis terhadap sel merupakan medium yang paling cocok bagi kehidupan

bakteri.

Pewarnaan gram Menurut Ruiz-Blanco, et al (2018), ialah Salah satu

prosedur yang banyak digunakan untuk mencirikan bakteri. Morfologi sel, seperti

sifat gram, bentuk sel, dan penataan sel dapat diketahui melalui pewarnaan

gram. Pewarnaan bakteri memiliki banyak fungsi terutama memberi warna pada

sel atau bagian-bagiannya. Sehingga kontrasnya bertambah dantampak lebih

jelas. Pewarnaan gram juga merupakan slah satu Teknik pewarnaan yang paling

penting yang dipakai untuk mengidentifikasi bakteri. Prosesnya sendiri ialah

dengan mengoleskan bakteri yang telah terfiksasi dikenai dengan larutan larutan

seperti: zat pewarna kristal violet, latutan yodium, alkohol fuchsin. Bakteri yang

termasuk gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet Ketika

diwarnai. Bakteri gram negative akan kehilangan zat pewarna kristal violet

setelah dicuci menggunakan zat pewarna air fuchsin ataupun safranin.

3
1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik minggu pertama

adalah untuk mengetahui proses sterilisasi, jenis-jenis media kultur serta cara

pembuatannya dan pewarnaan gram.

Tujuan dari Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik minggu pertama

adalah praktikan dapat menerapkan proses sterilisasi dan upaya aseptis dalam

laboratorium, menerapkan proses pembuatan media kultur bakteri, dan

menerapkan proses pewarnaan gram untuk mengidentifikasi bakteri gram positif

dan negatif.

1.2 Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik materi sterilisasi

dilaksanakan pada tanggal 15 September 2023 di Laboratorium Budidaya Ikan

Divisi Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.

4
BAB II ANALISIS PROSEDUR

2.1 Sterilisasi Alat


2.1.1 Cawan Petri

Cawan petri ialah salah satu peralatan dasar yang digunakan pada

praktikum dasar-dasar mikrobiologi akuatik. Diameter cawan petri sendiri ialah 15

cm dan bisa menampung media sebanyak 15-20 ml. Fungsi cawan petri sangat

beragam ketika melakukan praktikum, sedangkan cawan yang berdiameter 9 cm

kira-kira dapat diisi media sebanyak 10 ml. Fungsi cawan petri sendiri sangat

banyak beberapa diantaranya adalah sebagai tempat yang bisa digunakan untuk

menimbang bahan ataupun sampel, sebagai tempat untuk bakteri berkembang

biak. Cawan petri merupakan tempat terbaik untuk media kultur, dan masih

banyak lagi fungsi dari cawan petri

Gambar 1. Cawan petri

Sterilisasi yang dilakukan pada cawan petri harus dibungkus terlebih

5
dahulu menggunakan kertas yang tidak ada tintanya supaya cawan petri tidak

terkontaminasi dengan uap air Ketika melakukan proses sterilisasi. Sterilisasi

yang dilakukan pada cawan petri menggunakan metode basah yang mana

menggunakan autoklaf pada suhu 121° dan tekanan 1 atm/ 0,15 Mpa selama

kisaran waktu 15-20 menit. Cawan petri tidak diperkenankan digunakan sebelum

disterilisasi karena terdapat mikroba dan bakteri. Cawan petri yang belum

disterilkan memiliki kondisi yang kusam dan berdebu. Cawan petri yang sudah

disterilisasi terlihat bersih.

2.1.2 Blue Tip

Blue Tip merupakan salah satu peralatan mikrobiologi yang memiliki

fungsi sebagai alat pemidah cairan yang memiliki volume kecil, biasanya kurang

dari 100 µl. Ukuran blue tip sendiri amat beragam. Blue tip ada yang dapat diatur

volume pengambilannya antara 1 µl sampai 20 µl, ataupun blue tip yang

volumenya tidak dapat diatur, dan hanya tersedia satu pilihan volume misalnya

blue tip 5 µl. Ketika menggunakannya blue tip memerlukan tip.

6
Gambar 2. Blue tip

2.1.3 Pengoperasian Autoklaf

Sterilisasi dibagi menjadi dua menurut Yulinas dan Yusni (2017), yakni
basah dan kering, untuk melakukan sterilisasi basah maka dibutuhkan alat
bernama autoklaf. Autoklaf sendiri meruapakan alat yang dipakai untuk
mensterilkan alat dan bahan. Guna melakukan sterilisasi agar bakteri, virus jamur
dan organisme lain dapat mati autoklaf menggunakan uap. Pengoperasian
sterilisasi menggunakan autoklaf ialah dengan cara dipanaskan dengan suhu
121° C selama kurang lebih 2 jam.

7
Gambar 3. Autoklaf

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengoperasian autoklaf

ialah menempatkannya ditempat yang cukup lapang untuk pelepasan uap,

Akuades dimasukkan kedalam ruang sterilisasi, sampai sitem panasnya menutup

untuk mencegah terjadinya penimbunan kapur pada elemen panas kemudian

keranjang yang berisi bahan atau alat yang akan disterilirkan dimasukkan dalam

autoklaf lalu ditutup, autoklaf dinyalakan pada posisi On, putar temperature pada

posisi maksimal sehingga lampu heating nya berwarna hijau, tunggu dan biarkan

hingga uap air keluar dari klep kemudian tutup kea rah samping, tunggu sampai

suhu sterilisasi ditunjuk jarim 121°C. Turunkan temperature pada sterilizing

sampai lampu berwarna kuning, atur timer pada posisi 15 menit, sterilisasi

berakhir ditandai dengan bunyi alarm, lalu temperature diturunkan hingga ke

posisi minimal. Autoklaf dimatikan pada posisi Off kemudian klep dibuka perlahan

sampai jarum tadi menunjukkan angka 0, Langkah terakhir yakni buka tutup

autoklaf.

8
2.3 Pembuatan Media
2.3.1 Triptic Soy Agar (TSA)

Tryptone Soy Agar (TSA) menurut Lansing (2020), merupakan agar-agar

serba guna yang mendukung berbagai macam organisme untuk tumbuh dan

tidak dimaksudkan untuk dipergunakan ke dalam diagnosis penyakit atau kondisi

lainnya pada manusia. TSA sendiri memiliki fungsi sebagai agar serba guna yang

dapat mendukung pertumbuhan pelbagai mikroorganisme. TSA bisa digunakan

medianya untuk pengetikan fag, pengetikan kolikin, dan untuk menguji

persyaratan factor X dan V Haemophilus spp. Banyak standar internasional TSA

direferensikan sebagai media referensi non-selektif yang digunakan sebagai tes

kendali mutu. Natrium klorida bertindak menjaga keseimbangan osmotic

sedangkan pencernaan enzimatic kasein dan kedelai bertindak sebagai sumber

nitrogen dan asam amino. Penelitian dalam laboratorium di berbagai negara

seringkali menggunakan media ini karena dapat digunakan sebagai tempat hidup

bakteri dan jamur dalam waktu yang lama. Untuk larutannya sendiri diantaranya

ialah Trypton 15.0 g/L, Soy Peptone 5.0 g/L, Sodium Chloride 5.0 g/L, Agar 12.0

g/L.

9
Gambar 4. Media TSA

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan media TSA

ialah dengan menimbang nya sesuai dengan kadar yang dibutuhkan

menggunakan rumus 40/ 1000 dikalikan dengan banyaknya cawan petri yang

digunakan dikalikan dengan 20 ml. Siapkan akuades, cara menentukan

ukurannya ialah tiap cawan petri sebanyak 20 ml. Aquades dan TSA yang telah

diukur dimasukkan kedalam Erlenmeyer untuk dihomogenkan. Tutup Erlenmeyer

menggunakan kapas dan alumunium foil dirapatkan dengan karet selanjutnya

panaskan dengan memakai hot plate sampai suhunya hangat. Selesai

dipanaskan media TSA bisa disterilkan menggunakan autoklaf.

2.3.2 Thiosulfate Citrate Bile Sucrose (TCBS)

Thiosulfate Citrate Bile Sucrose (TCBS) menurut Tagliavia, et al (2019),

merupakan salah satu media yang selektif pada saat isolasi pertumbuhan dari

bakteri dengan genus Vibrio sp yang diantaranya adalah bakteri Vibrio Fulnificus,

Vibrio Cholerae, dan Vibrio Parahaemolyticus . Komposisi dari TCBS ialah

10
Marine Both dan Marine agar yang mengandung 1,5% agar yang nantinya

dipakai sebgai media non- selektif. TCBS meupakan media yang memiliki

nutrient khusus yang hanya dimiliki bakteri vibrio saja. Faktor inilah yang

menjadikan vibrio bisa berkembang dan membedakan dengan bakteri lain yang

terdapat pada suatu sample. Fungsi TCBS sendiri salah satunya adalah mampu

ditinggali oleh bakteri vibrio dikarenkan komponen tiosulfat.

Gambar 5. media TCBS

Langkah awal yang harus dilakukan Ketika membuat media TCBS adalah

mengukur aquades dengan menggunakan alat ukur sesuai dengan yang

dibutuhkan. Kedua tambahkan 2% NaCl pada aquades. Sterilkan Aquades dan

larutan NaCl menggunakan autoklaf. Langkah selanjutnya media TCBS yang

akan digunakan ditimbang terlebih dahulu. Media TCBS yang telah ditimbang

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu tambahkan aquades steril barulah

dihomogenkan

11
2.3.3 Potato Dextrose Agar (PDA)

PDA (Potato Dextrose Agar) menurut Westphal, et al (2021), merupakan

media umum yang biasanya digunakan sebagai tempat pertumbuhan jamur di

laboratorium, karena pH yang dimiliki PDA terbilang rendah (pH 4,5 sampai 5,6)

sehingga bisa menghambat pertumbuhan bakteri yang butuh lingkungan netral

dengan kadar pH 7,0. Pertumbuhan suhu optimumnya yaitu antara 25-30°C.

Nutrisi meruapakan salah satu factor penting untuk pertumbuhan jamur. Salah

satu media yang mengandung banyak nutrisi adalah kentang. Media PDA

memiliki komposisi sebagai berikut: Potato extract sebanyak 200 gram, Dextrose

sebesar 20 gram, dan Agar sebanyak 15 gram.

Gambar 6. Media PDA

Pembuatan media PDA diawali dengan menimbang media PDA sesuai

dengan yang dibutuhkan. Rumus yang dipakai untuk menemukan banyaknya

PDA yang dibutuhkan ialah 39/1000 dikalikan dengan banyaknya cawan petri

yang dipakai lalu dikalikan dengan 20. Langkah ketiga yaitu mengukur aquades

yang dibutuhkan. Homogenkan PDA dan aquades di dalam Erlenmeyer

kemudian ditutup dengan kapas sekaligus bungkus Erlenmeyer menggunakan

12
alumunium foil lantas diikat karet gelang. Panaskan Erlenmeyer yang berisi PDA

dan aquades yang telah dihomogenkan pada hot plate lalu sterilisasikan di dalam

autoklaf selama 15 menit.

2.3.4 Na-Fisiologis

Bakteri atau mikroorganisme menurut Jengathe, et al (2017). Merupakan

bakteri yang dibiakkan di laboratorium. Bakteri memiliki karakteristik yang

berbeda-beda. Karakteristik yang dapat membedakan ialah mikrooragnisme yang

membutuhkan salinitas ataupun tidak. Tempat hidup mikroorganisme yang

aslinya memiliki kadar salinitas tinggi, maka penggunaan media di laboratorim

juga harus mengandung kadar garam yang sama dengan tempat hidup

mikroorganisme tersebut. Media yang mampu memenuhi karakteristik sesuai

tempat hidup asal bakteri yang akan dibiakkan merupakan salah satu

masalahnya. Na-fisiologis merupakan solusi yang bisa dijadikan sebagi jawaban.

Na-Fisiologi merupakan larutan yang bersifat isotonis yang dibutuhkan untuk

membiakkan mikroorganisme atau bakteri dimana tempat asalnya memiliki kadar

salinitas yang tinggi untuk mempertahankan tekanan osmosisnya.

13
Gambar 7. Na-Fisiologis

Pembuatan larutan Natrium fisiologis diawali dengan menimbang NaCl

sesuai dengan kadar yang dibutuhkan. Cara penghitugannya dengan membagi

0,9 dengan 1000 dikalikan dengan banyaknya tabung reaksi dikalikan dengan 9

ml. masukkan NaCl yang telah ditimbang ke dalam beaker glass. Ukur akuades

yang dibutuhkan menggunakan kelas ukur kemudian dihomogenkan. Masukkan

9 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi. Tutup dengan beaker glass lalu

masukkan kedalam beaker glass. Tutup beaker glass menggunakan alumunium

foil. Langkah terakhir sterilisasikan dengan autoklaf selama 15 menit.

2.4 Pewarnaan Gram

Pewarnaan gram menurut Ruiz-Blanco, et al (2017), ialah prosedur paling

umum dan biasanya banyak ditemukan untuk mencirikan bakteri. Pewarnaan

gram sendiri memiliki fungsi sebagai pemberi warna pada bagian

mikroorganisme. Pewarnaan gram juga memiliki fungsi untuk mengetahui

morfologi dari sel seperti sifat, bentuk, dan penataan sel. Pewarnaan sel

dibutuhkan empat larutan antara lain kristal violet, yodium, alkohol dan safranin.

14
Bakteri sendiri dibagi menjadi dua yaitu bakteri gram positif yang memiliki warna

ungu dan bakteri gram negative yang memiliki warna merah muda

Gambar 8. Pewarnaan gram

Langkah pertama yang dilakukan dalam pewarnaan gram adalah

menyiapkan bakteri yang sudah berumur 24 jam, boleh bakteri biakan cair

maupun bakteri biakan miring. Object glass yang akan digunakan disterilisasikan

menggunakan alcohol 70% kemudian dikeringkan. Ambil biakan bakteri

sebanyak 1 ose loop pada tube Eppendorf lalu buatlah preparate olesan bakteri

diatas object glass. Oesan bakteri tadi dteteskan larutan Gram A (Kristal Violet)

sebanyak 2-3 tetes dan biarkan selama satu menit. Langkah selanjutnya cuci

dengan air yang mengalir kemudian keringkan menggunakan kertas tissue

dengan hati-hati. Tetesi larutan gram B (Kalium Lodida) dan sama seperti tadi

diamkan selama 1 menit kemudian cuci kembali dengan air kemudian keringkan

dengan kertas tissue. Teteskan gram C (Alkohol-Aseton) selama 30 menit

kemudian cuci Kembali lalu keringkan. Laturan terakhir adalah gram D (Safranin)

diteteskan selama 30 detik kemudian cuci lagi dan keringakan menggunakan

kertas tissue secar hati-hati. Langkah terakhir ialah meletakkan cover glass

15
diatas olesan bakteri tadi yang telah diwarnai lalu amatilah dengan mikroskop

menggunakan perbesaran 400× atau 1000× menggunakan minyak imersi lalu

hasil pewarnan gram dapat diamati

16
BAB III ANALISIS HASIL

3.1 Perbedaan Alat Sebelum dan Sesudah Sterilisasi


3.1.1 Cawan Petri

Pembiakkan dan pertumbuhan bakteri memerlukan wadah yang berupa cawan

petri. Cawan petri sebelum digunakn untuk praktikum harus di sterilisasi dahulu. Salah

satu cara sterilisasi cawan petri menggunakan sterilisasi basah dengan menggunakan

autoklaf modern. Perbedaan yang dapat dilihat dari sebelum dan sesudah cawan petri

disterlisasikan adalah cawan petri sesudah sterilisasi terlihat bersih dan tidak ada bekas

sidik jari dan berdebu.

Tabel 1. Perbandingan cawan petri sebelum dan sesudah dilakukan sterilisasi

SEBELUM SESUDAH

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023 Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023

Sterilisasi menurut Yulinas dan Yusni (2017), ialah suatu cara dimana alat

dan bahan dapat terbebaskan dari kehidupan mikroba. Pembagian sterilisasi

dibagi dua yakni basah dan kering. Sterilisasi basah menggunakan autoklaf pafa

suhu 121°C dengan tekanan sebesar 1 atm selama kurang lebih 15-20 menit.

Sedangkan sterilisasi kering menggunakan oven dalam pengoperasiannya pada

17
suhu 160°C -170°C selama 2 jam. Sterlisasi basah seperti ini digunakan pada

bahan yang mengandung air.

Sterlisasi ialah cara yang digunakan untuk membunuh mikroba yang terdapat

pada alat dan bahan praktikum. Cawan petri sendiri merupakan wadah untuk media

pertumbuhan bakteri. Cawan petri yang digunakan untuk praktikum harus disterlisasi

terlebih dahulu. Cawan petri yang belum disterilisasi masih mengandung mikroba dan

berwarna kusam, sedangkan yang sudah disterilisasi akan terlihat bersih, tidak berdebu

dan terbebas dari kehidupan mikroba

3.1.2 Blue Tip

Blue tip adalah salah satu alat yang digunakan saat praktikum. Blue tip

sendiri adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan cairan bervolume kecil.

Sterilisasi blue tip menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 sampai 20

menit. Blue tip hasil sterilisasi akan tampak bersih dan terebas dari kehidupan

mikroba. Blue tip yang sudah disterilisasi bisa digunakan sebagai alat untuk

melakukan praktikum.

Tabel 2. Perbandingan blue tip volume sebelum dan sesudah dilakukan


sterilisasi

SEBELUM SESUDAH

18
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023 Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023

Sterilisasi menurut Yulinas dan Yusni, (2017), ialah suatu cara dimana

alat dan bahan dapat terbebaskan dari kehidupan mikroba. Pembagian sterilisasi

dibagi dua yakni basah dan kering. Sterilisasi basah menggunakan autoklaf pada

suhu 121°C dengan tekanan sebesar 1 atm selama kurang lebih 15-20 menit.

Sterilisasi kering menggunakan oven dalam pengoperasiannya pada suhu 160°C

-170°C selama 2 jam. Sterlisasi basah seperti ini digunakan pada bahan yang

mengandung air.

Sterlisasi merupakan Upaya yang dapat dilakukan untuk menghilangkan

kehidupan berbagai macam mikroba pada alat dan bahan praktikum. Pembagian

sterilisasi sendiri terbagi dua yakni basah dan kering. Pensterilisasian pada blue

tip menggunakan sterlisasi basah dengan memakai autoklaf. Blue tip sendiri

merupakan alat yang digunakan untuk mengambil larutan dalam ukuran mikro.

Blue tip dapat meminimalisir terjadinya kontaminasi dikarenakan tidak menyentuh

bakteri secara langsung.

3.2 Pembuatan Media


3.2.1 Triptic Soy Agar (TSA)

Triptic Soy Agar (TSA) Ialah media yang kerap digunakan untuk

mengembangbiakkan mikroorganisme di laboratorium. TSA merupakan agar-

agar yang digunakan sebagai media pendukung pertumbuhan mikroorganisme

yang sengaja diviakkan di dalam laboratorium. Media ini sering digunakan dalam

berbagai macam penelitian dikarenakan sifatnya yang mampu ditempati jamur

ataupun bakteri dengan jangka waktu yang lama. TSA ini berfungsi sebagai

media serba guna yang dapat dijadikan tempat pertumbuhan mikroorganisme

ataupun jamur. Media ini memiliki komposisi tryptone sebesar 15,0 g/L, soy

19
peptone

sejumlah 5,0 g/L, sodium chloride sebesar 5,0 g/L, dan tak lupa agar sejumlah

12,0 g/L

Keterangan:

40 : Kompoisi TSA

1000 : Konversi liter ke ml

: Jumlah total cawan petri yang di hitung

20 ml : Estimasi media ketika dapat memenuhi cawan petri

2,4 gram : Hasil timbangan media TSA

3.2.2 Thiosulfate Citrate Bile Sucrose (TCBS)

Thiosulfate Citrate Bile Salts Sucrose Agar (TCBS) ialah salah satu jenis

media pertumbuhan di dalam mikrobiologi yang digunakan untuk mengidentifikasi

dan mengisolasi bakteri Vibrio, terutama Vibrio Cholerae, yang mana merupakan

penyebab utama dari penyakit kolera. Komposisi khusus yang dimiliki media ini

adalah membantu dalam pengembangan bakteri Vibrio dan sebagai pembeda

dari bakteri lain yang mungkin terdapat dalam sampel. Komponen utama dalam

media TCBS adalah Tiosulfat yang menyediakan sumber sulfur yang digunakan

untuk pertumbuhan bakteri Vibrio.

Keterangan:

88 : Kompoisi TCBS

20
1000 : Konversi liter ke ml

: Jumlah total cawan petri yang di hitung

20 ml : Estimasi media ketika dapat memenuhi cawan petri

3.2.3 Potato Dextrose Agar (PDA)

Media yang sangat umum digunakan untuk meneliti jamur adalah media

PDA. Media PDA ini didapatkan dari Himedia Laboratories. PDA mempunyai pH

yang rendah maka media PDA ini sangat cocok digunakan sebagai media untuk

meneliti jamur. Bahan penyusun PDA sendiri terbagi menjadi bahan alami yaitu

kentang dan bahan sintesis yakni dextrose dan agar.

Langkah pertama yang harus dilakukan pada pembuatan media PDA

ialah menimbang mdia sesuai takaran yang dibutuhkan. Ukur akuades sesuai

dengan perhitungan yang telah ditetapkan. Homogenkan PDA dan akuades

dalam Erlenmeyer dengan diaduk-aduk. Tutupi PDA dan akuades yang sudah

dihomogenkan dalam Erlenmeyer menggunakan kapas lalu dibungkus lagi

menggunakan alumunium foil kemudian diikatkan dengan karet gelang. Gelas

Erlenmeyer yang sudah dibungkus alumunium foil dipanaskan di atas hot plate

sampai panas kuk. Langkah terakhir yaitu pensterilisasian di dalam autoklaf

selama 15 menit

Keterangan:

39 : Komposisi PDA

1000 : Konversi liter ke ml

: Jumlah total cawan petri yang di hitung

21
20 ml : Estimasi media ketika dapat memenuhi cawan

petri

3.2.4 Na-Fisiologis

Na fisiologis ialah media yang dihasilkan dari prosedur yang telah

dilakukan dalam pembuatan media. Kegunaan Na fisiologis diantaranya dalah

penanganan sel, jaringan hewan yang memiliki tuuan mempertahankan aktivitas

fari metabolism. Na fisiologis dalam pembuatannya memerlukan bahan yang

amat mudah didapatkan yaitu garam atau NaCl. Pembuatan komposisi NaCl

sebanyak 0,9% yang sudah ditimbang menggunakan timbangan digital. NaCl

dilarutkan menggunakan Aquades sebanyak 60 ml yang sebelumnya telah diukur

menggunakan gelas ukur. kedua bahan tersebut kemudian dihomogenkan di

dalam Erlenmeyer selanjutnya disterilkan dengan autoklaf denagn suhu 121°C

pada kisaran waktu 15-20 menit.

Keterangan:

9 : Kompoisi Na-Fis

100 : Konversi liter ke ml

: Jumlah total cawan petri yang di hitung

9 ml : Estimasi media ketika dapat memenuhi cawan petri

0,243 gram : Hasil timbangan media Na-Fis

22
3.3 Pewarnaan Gram

Cara membedakan bakteri bisa kita ketahui dengan melakukan

pewarnaan gram, selain itu pewarnaan gram juga berfungsi untuk mengetahui

sifat morfologi dari bakteri. Pembagian bakteri gram ada dua, yakni bakteri gram

positif dan bakterigram negative. Menurut pengamatan yang dilakukan kelompok

1 kelas B01 genap budidaya perairan pada praktikum dasar mikrobiologi akuatik

pada tanggal 5 september 2023, hasil dari penelitian bakteri termasuk pada gram

negative dikarenakan berwarna merah muda. Jika bakteri mencapai umur 24 jam

maka bakteri tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk praktikum. Lipid yang

lebih tebal pada peptidoglikan membuat bakteri tersebut berwarna merah muda.

Tujuan kegiatan pewarnaan gram menurut Nurhidayanti, et al (2015),

ialah untuk melakukan pengamatan morfologi pada sel bakteri. Langkah awal

dalam pewarnaan gram yang harus dilakukan ialah meneteskan 1-2 tetes

aquades steril di atas kaca objek. Ambil koloni bakteri sebanyak satu ose dari

media yang nantinya akan diletakkan dan disebarkan sampai merata di atas

aquades steril apabila olesan bakteri sudah benar-benar kering, kaca objek

dilewatkan beberapa kali di atas api sehingga saat ditempelkan pada punggung

tangan akan terasa agak panas kaca objek nya. Teteskan larutan kristal ungu

(Gram A) pada bakteri, dan diamkan Kembali Selama satu menit, lalu dicuci

dengan cara disemprot menggunakan aquades selanjutnya dikeringakan.

Langkah berikutnya ialah meneteskan larutan iodium (Gram B) lalu selama 2

menit biarkan, kemudian dengan cara disemprot dicuci dengan aquades

dikeringkan setelah itu, selama 30 detik tetskan larutan etanol 95% (Gram C) lalu

semprotkan dengan aquades lalu keringkan. Teteskan bakteri tadi dengan

larutan safranin (Gram D) yang merupakan zat penutup lalu cuci Kembali dengan

23
aquades kemudian edikeringkan. Langkah terakhir ialah pengamatan

menggunakan mikroskop dengan pembesaran kuat. Bakteri gram positif memiliki

warna ungu atau violet sedangkan bakteri gram negative memiliki warna merah

pada indikasi pewarnaannya. Mengenai bentuk dari sel bakteri hasil pengamatan

difoto dan dicatat, apakah bakteri yang diteliti berbemtuk bulat (coccus), batang

(basil), ataupun bergelombang (spiral).

Pewarnaan gram ialah suatu cara dimana bakteri dapat dibedakan dan

berfungsi untuk mengetahui morfologi suatu bakteri. Pembagian pewarnaan ini

sendiri terbagi menjadi dua, yakni gram positif dan gram negatif. Bakteri yang

diteliti sesuai prosedur yang telah dipelajari dari jurnal menghasilkan gram

negative dikarenakan lipidnya yang lebih tebal dibandingkan daripada dinding

peptidoglikan. Gram positif sendiri memiliki warna ungu karena lapisan

peptidoglikannya lebih tebal dibanding lipid nya. Hasil erakhir pengamatan

mendapati bakteri berwarna merah muda dengan bentuk bulat (coccus) dan

bergelombang(spiral)

24
BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Sterilisasi ialah cara yang dapat dilakukan untuk membebaskan alat-alat

dan bahan yang digunakan untuk praktikum dari bakteri atau mikroba.

2. Sterilisasi yang dilakukan pada penelitian kali ini adalah sterilisasi basah

yang menggunakan autoklaf dengan suhu 121°C dengan renang waktu

15-20 menit

3. Autoklaf ialah alat yang digunakan untuk sterilisasi basah

4. Hasil sterilisasi sendiri menampakkan alat alat dan bahan yang lebih

bersih tanpa adanya debu dan bekas tangan

5. Pembuatan media merupakan pembuatan tempat bagi bakteri agar bisa

bereprduksi dan tumbuh.

6. Pembuatan media yang diamati ada 4 yakni TSA, TCBS, PDA, dan Na-

Fis

7. Pembuatan media TSA, TCBS, dan PDA menggunakan cawan petri

sedangkan untuk Na-Fis menggunakan tabung reaksi sebagai wadah.

8. Pewarnaan gram adalah suatu cara yang dapat kita lakukan untuk

mengetahui perbedaan pada bakteri. Pewarnaan gram juga berfungsi

untuk mengetahui sifat morfologi dari bakteri

9. Hasil dari pewarnaan gram ada dua yakni gram positif dan gram negative

10. Gram positif berwarna ungu karena lapisan peptidoglikannya lebih tebal

dibanding lipid nya.

11. Gram negative memiliki warna merah muda dikarenakan lipidnya yang

lebih tebal dibandingkan daripda dinding peptidoglikan.

23
.

3.2 Saran

Praktikum dasar mikrobilogi akuatik sudah berjalan dengan baik dan semoga
kedepannya berjalan dengan lebih baik lagi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanthi, D. P. R. V., Laksmita, A. S., Widayanti, N. P. (2022). Identifikasi


Bakteri Kontaminan Pada Gelang Tri Datu. BIOMA: Jurnal Biologi
Makasar, 7(2), 24-33.

Dickinson, B. (2019). Instructions For Use Ready To Use Bottled Media. 1(1), 1-
3.

Jengathe, S. P., Dhondge, S. S., Paliwal, L. J., & Tangde, V. M. (2017).


Molecular interactions of sodium salicylate in physiological media under
the influence of electrolyte/non-electrolyte at different temperatures:
Volumetric and acoustic study. The Journal of Chemical
Thermodynamics, 115, 221-232.

Lansing, MI.(2020). Tryptone Soy Agar,1(1).

Nurhidayanti, S., Farurrahman dan M. Ghazali. 2015. Deteksi patogen yang


bersosialisasi dengan Kappaphycus alvarezii (Doty) bergejala penyakit
ice -ice. Jurnal Sains Teknologi dan Lingkungan, 1 (2): 24-30.
https://doi.org/10.29303/jstl.v1i2.53

Pujiati, P. (2022). Teknik Pengamatan Mikroba. Jawa Timur. UNIPMA Press


Universitas PGRI Madiun.

Raudah, R., Zubaidah, T., & Santoso, I. (2017). Efektivitas Sterilisasi Metode
Panas Kering pada Alat Medis Ruang Perawatan Luka Rumah Sakit dr.
H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas. Jurnal Kesehatan
Lingkungan: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan, 14(1),
425-430. https://doi.org/10.31964/jkl.v14i1.56

Razali, N., Mansor, M. R., Omar, G., Kamarulzaman, S. A. F. S., Zin, M. H., &
Razali, N. (2021). Out-of-autoclave as a sustainable composites
manufacturing process for aerospace applications. In Design for
Sustainability (pp. 395-413). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
819482-9.00011-3

Ruiz-Blanco, Y. B., Agüero-Chapin, G., Romero-Molina, S., Antunes, A., Olari, L.


R., Spellerberg, B., & Sanchez-Garcia, E. (2022). ABP-Finder: A Tool to
Identify Antibacterial Peptides and the Gram-Staining Type of Targeted
Bacteria. Antibiotics, 11(12), 1708.
https://doi.org/10.3390/antibiotics11121708

Supriatin, Y., & Hapsari, E. J. (2017). Akuadest Steril Sebagai Pengganti Natrium
Klorida Fisiologis Steril Untuk Pemeriksaan Hitung Dan Identifikasi Bakteri
Urin Tersangka Isk (Infeksi Saluran Kemih). Jurnal Analisis Biologi,
1(02).16.

25
Tagliavia, M., Salamone, M., Bennici, C., Quatrini, P., & Cuttitta, A. (2019). A
modified culture medium for improved isolation of marine vibrios.
MicrobiologyOpen, 8(9), 835.https://doi.org/10.1002/mbo3.835

Westphal, K. R., Heidelbach, S., Zeuner, E. J., Riisgaard-Jensen, M., Nielsen, M.


E., Vestergaard, S. Z., & Sondergaard, T. E. (2021). The effects of
different potato dextrose agar media on secondary metabolite production
in Fusarium. International Journal of Food Microbiology, 347, 109171.
https://doi.org/10.1016/j.ijfoodmicro.2021.109171

Yulinas, & Yusni, E.2017.Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik.

26
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan dalam Sterilisasi

No Gambar Keterangan

Erlenmeyer digunakan untuk


1.
menghomogenkan akuades dan media

Bunsen digunakan untuk fiksasi


2

3 Blue tip

27
4 Cawan petri

Autoklaf sebagai alat untuk sterilisasi


5
basah

6 Hot plate

Timbangan digital untuk menghitung


7
massa media

28
8 Gelas ukur

Lampiran 2. Prosedur Sterilisasi Autoklaf

No Gambar Keterangan

Masukkan Erlenmeyer yang berisi


1 akuades dan media yang sudah
dihomogenkan

2. On kan autoklaf dan setting autoklaf


dengan suhu 121°C engan durasi
selama 15 menit

29
Lampiran 3. Alat dan Bahan dalam Pembuatan Media

Alat &
No Sebelum Sterilisasi Setelah Sterilisasi
Bahan

Cawan
1.
petri

2. Blue tip

Lampiran 4. Alat dan Bahan Proses Pembuatan Media

30
No Dokumentasi Keterangan

Mengukur akuades yang dibutuhkan


1 menggunakan gelas ukur

2 Menimbang media yang dibutuhkan

3 Maukkan media kedalam erlenmeyer

31
Masukkan akuades yang sudah ditakar
4
kedalam erlenmeyer

Homogenkan media dengan akuades


5 lalu tutup dengan kapas dan alumunium
foil

Panaskan diatas hot plate sampai panas


6
suam

Letakkan Erlenmeyer yang berisi media


7 dan aquades yang telah dihomogenkan
ke dalam autoklaf

Lampiran 5. Lampiran Hasil Perhitungan Media

32
No Media Keterangan

1 TSA

2 TCBS

3 PDA

4 Na-Fis

33
BUKU KERJA PRAKTIKUM

DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK

MINGGU 2: ISOLASI BAKTERI (AIR DAN IKAN)

NAMA : MUHAMMAD DAUD HIDAYATULLAH

NIM : 235080500111012

KELOMPOK :1

ASISTEN : HANDIKA CAHYA PUTRA

34
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2023

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isolasi bakteri menurut Murtiyangsih dan Hazmi, (2017), merupakan

suatu cara yang dilakukan untuk memindahkan bakteri. Isolasi bakteri sneidri

bertujuan untuk membiakkan bakteri yang awalnya ada di meida yang lama

kemudian dipindahkan ke media yang baru. Tujuan isolasi bakteri selain untuk

memindakan bakteri juga untuk mendapatkan bakteri biakan murni. Media yang

digunakan dalam isolasi bakteri sendiri adalah TSA (Triptic Soy Agar). Metode

yang digunakan untuk isolasi bakteri sendiri ada dua yakni tuang dan sebar.

Isolasi bakteri menurut Yali, et al (2023) mempunyai dua metode yakni

tuang dan sebar. Metode tuang ialah metode yang mendahulukan sampel

terlebih dahulu yang dilanjutkan pemberian media. Metode tebar berkebalikan

dengan metode tuang dimana media diberikan terlebih dahulu selanjutnya

35
sampel diletakkan. Prosedur awal dalam melakukan isolasi ialah lingkungan

disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan alcohol 70%. Siapkan sampel

dan media kultur yang akan diamati. Pijarkan ose loop dengan menggunakan

Bunsen sampai warnanya kemerahan. Cawan petri dibagi menjadi 4 kuadran

kemudian ambil sampel menggunakan ose loop lalu goreskan pada sektor “0”

secara zig-zag. Selama proses penggoresan cawan petri tidak boleh jauh

dengan bunser karena bisa menjadi penyebab kegagalan pada isolasi bakteri

dimana cawan petri terkontaminasi bakteri dari udara sekitar, goreskan kuadran

lainnya secara zig-zag.

Isolasi bakteri ialah salah satu cara yang dilakukan untuk memindahkan bakteri

dari media yang lama ke media yang baru. Isolasi bakteri sendiri memiliki fungsi sebagai

cara untuk mendapatkan biakan murni dari suatu bakteri. Isolasi bakteri memiki dua

metode yakni metode tuang dimana memberikan sampel terlebih dahulu kemudian media.

Metode sebar ialah metode diamana media diapkan terlebih dahulu kemudian diberikan

sampel.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik minggu pertama

adalah untuk mengetahui proses sterilisasi, jenis-jenis media kultur serta cara

pembuatannya dan pewarnaan gram.

Tujuan dari Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik minggu pertama

adalah praktikan dapat menerapkan proses sterilisasi dan upaya aseptis dalam

laboratorium, menerapkan proses pembuatan media kultur bakteri, dan

menerapkan proses pewarnaan gram untuk mengidentifikasi bakteri gram positif

dan negatif.

36
1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik materi sterilisasi

dilaksanakan pada tanggal [Tanggal Bulan Tahun] di Laboratorium Budidaya

Ikan Divisi Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Brawijaya.

37
BAB II ANALISIS PROSEDUR

2.1 Isolasi Bakteri Air


2.1.1 Air Kolam

Paragraf 1: Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan

sampel air kolam

2.2 Isolasi Bakteri Ikan


2.2.1 Usus

Prosedur pertama yang harus dilakukan Ketika mengambil sampel insang

yang akan digunakan sebagai uji coba pada isolasi bakteri ikan menyiapkan ikan

mati yang masih segar yakni ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan yang sudah

mati kemudian dibedah perut bagian bawahnya dari mulai anus sampai dengan

operculum menggunakan gunting bedah secara horizontal. Ikan yang sudah

dibedah bagian bawahnya secara horizontal dibedah lagi secara vertikal dari

mulai anus sampai dengan linea lateralis menggunakan gunting bedah sehingga

salah satu sisi ikan dapat dibuka secara menyamping. Salah satu sisi ikan yang

sudah terbuka dapat terlihat anatomi ikan didalamnya seperti usus. Pengambilan

sampel usus yang akan diamati menggunakan gunting bedah yang telah

disiapkan lalu letakkan pada wadah khusus yang telah disediakan.

2.2.2 Lendir/Kulit

Langkah awal untuk mengambil sampel lender/ kulit pada ikan ialah

mengambil ikan yang masih hidup. Praktikum isolasi bakteri pada ikan kali ini

menggunakan ikan nila sebagai bahannya. Ikan yang masih hidup dimatikan

terlebih dahulu dengan melubangi atas kepala ikan yang disebut Medula

oblongata. Ikan yang sudah dalam keadaan mati kemudian diambil lendirnya dari

permukaan kulit menggunakan spatula. Lendir ikan yang telah diambil

38
menggunakan spatula kemudian dipindahkan ke Tube eppendorf.

BAB III ANALISIS HASIL

3.1 Isolasi Bakteri Air


3.1.1 Air Kolam

Tabel 4. Hasil pengamatan isolat

Hasil pengamatan kode Hasil pengamatan kode Hasil pengamatan kode


isolat 1 isolat 2 isolat 3

Sumber: Dokumentasi Sumber: Dokumentasi Sumber: Dokumentasi


Pribadi, 2023 Pribadi, 2023 Pribadi, 2023

Paragraf 2: Tuliskan jurnal mengenai air kolam (1 Jurnal).

Paragraf 3: Kesimpulan (Kaitkan hasil analisis pada paragraf 1 dengan

literatur yang anda dapatkan).

3.2 Isolasi Bakteri Ikan


3.2.1 Usus

Tabel 6. Hasil pengamatan isolat

Hasil pengamatan kode Hasil pengamatan kode Hasil pengamatan kode


isolat 1 isolat 2 isolat 3

Sumber: Dokumentasi Sumber: Dokumentasi Sumber: Dokumentasi


Pribadi, 2023 Pribadi, 2023 Pribadi, 2023

Hasil pengamatan yang dilakukan kelompok 1 pada praktikum dasar

mikrobilogi akuakultur ialah pada usus ikan terdapat banyak bakteri tang dapat

digunakan sebagau bahan uji praktikum. Analisis akhir menunujukkan bahwa

praktikum isolasi bakteri yang telah kami lakukan mengalami spreader. Spreader

39
ialah kondisi dimana bakteri yang digunakan saat uji coba praktikum melebihi

dari seperempat kuadran cawan petri. Spreader sendiri disebabkan oleh bakteri

yang kurang diencerkan pada saat uji coba praktikum selain itu kesalahan yang

menyebabkan uji coba gagal dikarenakan media yang terlalu jauh dari Bunsen

dan ose loop yang terkontaminasi dengan pihak luar

Usus merupakan bagian paling Panjang yeang terdapat pada saluran

pencernaan. Fungsi usus ialah untuk menyerap yang sebelumnya telah diolah

oleh lambung. Bakteri yang dapat ditemukan pada usus ialah pseudomonas sp.

Dan serratia sp. Bakteri yang dapat ditemukan pada usus ini dap[at

menghasilkan enzim protase yang memiliki fungsi sebagai penyerap nutrisi.

Bakteri pseudomonas sp. juga dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan

bakteri pathogen pada ikan.

Isolasi bakteri yang dilakukan pada praktikum dasar-dasar mikrobiologi

akuatik ialah bakteri yang diujikan mengalami spreader. Spreader ialah kondisi

dimana bakteri yang digunakan saat uji coba praktikum melebihi dari seperempat

kuadran cawan petri. Spreader sendiri disebabkan karena bakteri yang

digunakan kurang diencerkan. Penyebab lainnya adalah ose loop yang

terkontaminasi dengan pihak luar dan media yang terlalu jauh pada Bunsen.

Isolasi bakteri yang dilakukan pada usus ikan berfungsi untuk mengetahui dan

dapat memahami karakteristik dari bakteri pada pencernaan ikan.

3.2.2 Lendir/Kulit

Tabel 7. Hasil pengamatan isolat

Hasil pengamatan kode Hasil pengamatan kode Hasil pengamatan kode


isolat 1 isolat 2 isolat 3

40
Sumber: Dokumentasi Sumber: Dokumentasi Sumber: Dokumentasi
Pribadi, 2023 Pribadi, 2023 Pribadi, 2023

Hasil analisis isolasi bakteri kelompok satu pada praktikum dasar

mikrobiologi akuakultur adalah terdapat banyak bakteri di dalam lendir ikan yang

berfungsi untuk melindungi ikan. Sampel lender yang kami uji cobakan

mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan yang terjadi dikarenakan terdapat

beberapa kesalahan pada saat melakukan praktikum. Kesalahan yang dilakukan

berupa terlalu menekan ose loop sehingga menyebabkan media kultur menjadi

robek dan bakteri tertanam disana keslahan berikutnya adalah tidak mengambil

sampel Kembali.

Lapisan lendir ikan menurut Dalahi, et al (2014), ialah bagian ikan yang

terletak pada permukaan utama. Bagian lendir/kulit ikan memiliki fungsi ekologis

dan biologis. Fungsi lender pada ikan sendiri ialah sebgai pelindung fisik ikan.

Lendir juga berfungsi untuk melindungi ikan dari lingkungan yang beracun dari

lingkungan yang mempunya toksisitasi logam berat. Kandungan yang dimiliki

oleh lendir sangat beragam salah satunya seperti peptida antimikroba, lisozim,

dan lain-lain.

Paragraf 3: Kesimpulan (Kaitkan hasil analisis pada paragraf 1 dengan

literatur yang anda dapatkan).

41
BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tuliskan kesimpulan yang kalian dapatkan selama praktikum dalam

bentuk poin-poin.

3.2 Saran

Paragraf 1: Tuliskan kritik dan saran selama praktikum berlangsung.

42
DAFTAR PUSTAKA

43
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan dalam Isolasi Bakteri

No Gambar Keterangan

Cawan petri sebagai wadah untuk


1.
media

Bunsen untuk memijarakan ose loop


2.

Spatula berfungsi untuk mengambil


3.
sampel dari tubuh ikan

4. Inkubator

44
Gunting bedah untuk membedah tubuh
5.
ikan

6. Tube Eppendorf sebagai wadah sampel

Ose loop berfungsi untuk


7.
menggoreskan bakteri

45
Plastic warp untuk menutupi sampel
8.
yang akan diinkubasi

9. Lendir ikan

10. Usus ikan

11. Air kolam

Lampiran 2. Prosedur Kerja Isolasi Bakteri Air Kolam

No Gambar Keterangan

46
Pengambilan sampel air kolam
1
menggunakan

Ose loop dipijarkan kemudian


2.
didinginkan

Ambil sampel air kolam menggunakan


3. ose loop kemudian goreskan pada
media kultur

Bungkus sampel menggunakan


4.
plastic warp

47
Masukkan pada incubator dan tunggu
5.
sampai 24-48 jam

Lampiran 3. Prosedur Kerja Isolasi Bakteri Usus

No Gambar Keterangan

1 Ambil sampel bakteri pada usus ikan

Letakkan sampel pada tube


2.
eppendorf

48
3. Pijarkan ose loop kemudian dinginkan

4. Media didekatkan pada Bunsen

Goreskan ose loop pada media tidak


5.
jauh dari Bunsen

Bungkus bakteri yang sudah


6. digoreskan pada media kultur
menggunakan plastic warp

49
7. Beri tanda pada sampel

Letakkan sampel pada incubator


8.
tunggu hingga 24-48 jam

Lampiran 4. Prosedur Kerja Isolasi Bakteri Lendir/Kulit

No Gambar Keterangan

Pijarkan ose loop pada Bunsen


1.
kemudian dinginkan

Ambil sampel lender menggunakan


2.
ose loop

50
3. Cawan petri didekatkan pada bunsen

4. Gores ose loop pada media kultur

Bungkus sampel menggunakan


5.
plastic warp

6. Beri tanda pada sampel

51
Letakkan sampel pada incubator dan
7.
tunggu sampai 24-48 jam

52
BUKU KERJA PRAKTIKUM

DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK

MINGGU 3: TPC (PENGENCERAN, PENANAMAN,


DAN PERHITUNGAN)

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

ASISTEN :

53
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2023

BAB I PENDAHULUAN

1.4 Latar Belakang

Paragraf 1: Pengertian TPC (1 Jurnal)

Paragraf 2: Pengertian TPC (1 Jurnal)

Paragraf 3: Kesimpulan dari paragraf 1 dan 2

1.5 Maksud dan Tujuan

Maksud dari Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik minggu pertama

adalah untuk mengetahui proses sterilisasi, jenis-jenis media kultur serta cara

pembuatannya dan pewarnaan gram.

Tujuan dari Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik minggu pertama

adalah praktikan dapat menerapkan proses sterilisasi dan upaya aseptis dalam

laboratorium, menerapkan proses pembuatan media kultur bakteri, dan

54
menerapkan proses pewarnaan gram untuk mengidentifikasi bakteri gram positif

dan negatif.

1.6 Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik materi sterilisasi

dilaksanakan pada tanggal [Tanggal Bulan Tahun] di Laboratorium Budidaya

Ikan Divisi Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Brawijaya.

55
BAB II ANALISIS PROSEDUR

2.1 Penanaman Bakteri


2.1.1 Metode Sebar

Paragraf 1: Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam penanaman

bakteri dengan metode sebar.

2.2.2 Metode Tuang

Paragraf 1: Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam penanaman

bakteri dengan metode tuang.

2.2 Perhitungan Koloni Bakteri dengan Metode TPC

Paragraf 1: Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan

koloni bakteri dengan metode TPC + tuliskan rumusnya.

56
BAB III ANALISIS HASIL

3.1 Perhitungan Koloni Bakteri dengan Metode TPC

Tabel 8. Hasil perhitungan koloni bakteri dengan metode TPC

Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil


pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan
kode isolat kode isolat kode isolat kode isolat kode isolat kode isolat
1 2 1 2 1 6

Sumber: Sumber: Sumber: Sumber: Sumber: Sumber:


Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi
Pribadi, 2023 Pribadi, 2023 Pribadi, 2023 Pribadi, 2023 Pribadi, 2023
Pribadi, 2023

Paragraf 1: Tuliskan analisis hasil perhitungan koloni bakteri dari

kelompok kalian

Paragraf 2: Tuliskan jurnal mengenai TPC (1 Jurnal).

Paragraf 3: Kesimpulan (Kaitkan hasil analisis pada paragraf 1 dengan

literatur yang anda dapatkan).

57
BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tuliskan kesimpulan yang kalian dapatkan selama praktikum dalam

bentuk poin-poin.

3.2 Saran

Paragraf 1: Tuliskan kritik dan saran selama praktikum berlangsung.

58
DAFTAR PUSTAKA

59
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan TPC (Pengenceran, Penanaman, dan Perhitungan)

No Gambar Keterangan

Lampirkan gambar Tuliskan keterangan dari hasil


1.
dokumentasi dokumentasi

Lampirkan gambar Tuliskan keterangan dari hasil


dokumentasi dokumentasi, dst…
2

Lampiran 2. Prosedur Pengenceran TPC

No Gambar Keterangan

Jelaskan langkah-langkah dalam


1 Lampirkan gambar dokumentasi
pengenceran TPC

60
Jelaskan langkah-langkah dalam
2. Lampirkan gambar dokumentasi
pengenceran TPC

Lampiran 3. Hasil Pengamatan dan Perhitungan Bakteri

No Gambar Keterangan

Lampirkan gambar Tuliskan keterangan dari hasil


1.
dokumentasi pengamatan dan perhitungan bakteri

Lampirkan gambar Tuliskan keterangan dari hasil


dokumentasi pengamatan dan perhitungan bakteri
2

61
BUKU KERJA PRAKTIKUM

DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK

MINGGU 4: ISOLASI JAMUR, ISOLASI KHAMIR,


DAN PENGAMATAN HIFA

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

ASISTEN :

62
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2023

63
BAB I PENDAHULUAN

1.7 Latar Belakang

Paragraf 1: Pengertian Jamur (1 Jurnal)

Paragraf 2: Metode yang digunakan pada isolasi jamur (1 Jurnal)

Paragraf 3: Kesimpulan dari paragraf 1 dan 2

1.8 Maksud dan Tujuan

Maksud dari Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik minggu pertama

adalah untuk mengetahui proses sterilisasi, jenis-jenis media kultur serta cara

pembuatannya dan pewarnaan gram.

Tujuan dari Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik minggu pertama

adalah praktikan dapat menerapkan proses sterilisasi dan upaya aseptis dalam

laboratorium, menerapkan proses pembuatan media kultur bakteri, dan

menerapkan proses pewarnaan gram untuk mengidentifikasi bakteri gram positif

dan negatif.

1.9 Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik materi sterilisasi dilaksanakan pada

tanggal [Tanggal Bulan Tahun] di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Penyakit

Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.

64
BAB II ANALISIS PROSEDUR

2.1 Isolasi dan Pengamatan Morfologi Khamir

Paragraf 1: Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan

morfologi khamir.

2.2 Isolasi dan Pengamatan Hifa Fungi

Paragraf 1: Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan

hifa fungi.

65
BAB III ANALISIS HASIL

3.1 Isolasi dan Pengamatan Morfologi Khamir

Paragraf 1: Tuliskan analisis hasil pengamatan morfologi khamir dari

kelompok kalian

Paragraf 2: Tuliskan jurnal mengenai morfologi khamir (1 Jurnal).

Paragraf 3: Kesimpulan (Kaitkan hasil analisis pada paragraf 1 dengan

literatur yang anda dapatkan).

3.2 Isolasi dan Pengamatan Hifa Fungi

Paragraf 1: Tuliskan analisis hasil pengamatan hifa fungi dari kelompok

kalian

Paragraf 2: Tuliskan jurnal mengenai hifa fungi (1 Jurnal).

Paragraf 3: Kesimpulan (Kaitkan hasil analisis pada paragraf 1 dengan

literatur yang anda dapatkan).

66
BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tuliskan kesimpulan yang kalian dapatkan selama praktikum dalam

bentuk poin-poin.

3.2 Saran

Paragraf 1: Tuliskan kritik dan saran selama praktikum berlangsung.

67
DAFTAR PUSTAKA

68
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan Isolasi Jamur, Khamir, dan Pengamatan Hifa

No Gambar Keterangan

Lampirkan gambar Tuliskan keterangan dari hasil


1.
dokumentasi dokumentasi

Lampirkan gambar Tuliskan keterangan dari hasil


dokumentasi dokumentasi, dst…
2

Lampiran 2. Prosedur Isolasi Jamur

No Gambar Keterangan

Jelaskan langkah-langkah dalam


1 Lampirkan gambar dokumentasi
isolasi jamur

69
Jelaskan langkah-langkah dalam
2. Lampirkan gambar dokumentasi
isolasi jamur

70

Anda mungkin juga menyukai