Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERIKANAN

STERILISASI PERALATAN DAN BAHAN PRAKTIKUM


MIKROBIOLOGI PERIKANAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Praktikum Mikrobiologi

Disusun oleh :
Kelompok 4 – B

Dini Tusasi 230110160108


Silvi Frasisca 230110160109
Sayyid Arrasyid 230110160110
M. Iqbal Shidiq N. 230110160111
Naufal Arrasyid 230110160112
Yusi Fauziah 230110160114
Suci Utami Nur A. 230110160115
Kintan Prameswari F. 230110160116
Ayu Ajimatul M 230110160118
Rio C. Gunawan 230110160119
M. Iqbal Maulana 230110160120
M. Rezal Tanjung 230110160121

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
hidah dan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan tugas laporan praktikum
Mikrobiologi Perikanan. Tidak lupa shalawat serta salam kita limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada para sahabatnya, keluarganya dan kita semua
sebagai umatnya.
Laporan ini berjudul “Sterilisasi Peralatan dan Bahan Praktikum”, yang
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Mikrobiologi Perikanan.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.yang telah
bekerjasama dalam menyelesaikan laporan ini. Sehingga pada kesempatan ini
kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
membantu dalam proses praktikum maupun penyusunan laporan ini.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
menilai laporan ini, guna membangun dalam membuat laporan bilamana kami buat
selanjutnya. Kami harap laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca khususnya
bagi kami selaku pengembangan pengetahuan di bidang perikanan.

Jatinangor, Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB Halaman
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR
ISI ....................................................................................................................... vi
DAFTAR
GAMBAR
vii

I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan
2
1.3 Manfaat
2

II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kontaminasi
3
2.1.1 Penyebab Kontaminasi
3
2.1.2 Upaya Mencegah
Kontaminan .......................................................................................................... 3
2.2 Sterilisasi
3
2.2.1 Teknik Sterilisasi
Kering 4
2.2.2 Teknik Sterilisasi
Basah 4

III METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
6
3.2 Alat dan
Bahan 6
3.3 Prosedur
Kegiatan .......................................................................................................... 7

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

iii
4. Hasil dan Pembahasan
8
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
14
5.2 Saran
14

VI PENDALAMAN ..................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 17

iv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


1 Prosedur sterilisasi alat dan bahan ......................................... 3

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-
makhluk kecil yang hanya kelihatan dengan mikrosop (bahasa Yunani: mikros =
kecil, bios = hidup, logos = kata atau ilmu). Makhluk-makhluk kecil itu disebut
mikroorganisme, mikroba, protista atau jasad renik. Antoni van Leeuwenhoek
(1632-1723) adalah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia
mikroorganisme itu melalui mikroskop. Mikrobiologi adalah kajian tentang mahluk
hidup (organisme) berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata
telanjang. Mikroorganisme meliputi protozoa, algae (ganggang), fungi (jamur),
lichenes, bakteri, dan virus. Keseluruhan mikroorganisme tersebut berpengaruh
penting pada perikanan. Tidak hanya sebagai ilmu biologi dasar yang memberikan
pengertian-pengertian tentang asas-asas kimia dan fisika dalam proses kehidupan,
tetapi juga sebagai ilmu terapan yang penting.
Satu tahapan penting yang harus dilakukan dan merupakan aturan standar
selama melaksanakan praktikum atau kerja mikrobiologi adalah sterilisasi.
Sterilisasi adalah proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan. Sterilisasi dapat dilakukan tergantung dari bahan atau alat
yang akan disteril.
Steril sendiri merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam laboratorium
mikrobiologi. Teknik-teknik tertentu diperlukan agar sterilisasi dapat dilakukan
secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi
media. Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Hal-hal yang
dilakukan ketika pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara
aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu
pembakaran. Di lain sisi, ada beberapa peralatan dan media yang umum dipakai di
dalam pekerjaan mikrobiologi yang menjadi rusak apabila dibakar. Tiga cara utama
yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan

1
2

panas, bahan kimia, dan penyaringan atau filtrasi. Berdasarkan uraian di atas, maka
perlu diadakan praktikum sterilisasi alat dan bahan biakkan guna memberikan
pemahaman tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi serta menambah
pengetahuan dan keterampilan tentang tekik atau tatau cara sterilisasi dalam
mkrobiologi.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikan diharapkan memahami dan memiliki kemampuan untuk
melakukan proses sterilisasi, baik terhadap bahan atau peralatan yang akan
digunakan untuk menangani mikroba.

1.3 Manfaat Praktikum


Praktikan mengetahui metode dalam proses sterilisasi alat dan bahan, serta
mengetahui dan memahami hal – hal penting yang harus diperhatikan sebelum dan
sesudah melakukan sterilisasi dan sesudah melakukan sterilisasi peralatan baik
secara fisik maupun kimiawi.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kontaminasi Commented [IS1]: Kontaminasi simpan di 2.2 dan sterilisasi di
2.1 (kebalik)
Menurut KBBI, kontaminasi merupakan pencemaran khususnya karena
kamasukan unsur luar. Pada pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi
yang benar-benar aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus
benar-benar steril. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan.

2.1.1 Penyebab Kontaminasi


Sumber kontaminasi dapat berasal dari eksplan tumbuhan, organisme kecil
yang masuk ke dalam media, alat yang tidak steril dan lingkungan kerja yang kotor.
Sehingga harus dilakukan: sterilisasi lingkungan kerja, alat-alat, media dan bahan
tanaman (Gunawan, 1988).

2.1.2 Upaya Mencegah Kontaminan


Ikan, produk perikanan, pekerja dan peralatan yang digunakan dapat
mengalami kontaminasi oleh mikroba yang tidak diinginkan kehadirannya. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya kontaminan adalah
sterilisasi, baik terhadap bahan, peralatan atau pekerja yang terlibat. Sterilisasi
adalah upaya yang ditujukan untuk membunuh semua mikriba pencemar , baik
mikroba menguntungkan maupun merugikan. Sterilisasi yang baik dapat mencegah
tumbuhnya mikroba lain yang tidak diharapkan dalam bahan yang telah
disterilisasi.

2.2 Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Hal-hal yang
dilakukan ketika pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara
aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu
pembakaran. Di lain sisi, ada beberapa peralatan dan media yang umum dipakai di
dalam pekerjaan mikrobiologi yang menjadi rusak apabila dibakar. Tiga cara

3
4

utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia,
dan penyaringan atau filtrasi (Hadioetomo 1985).

2.2.1 Teknik Sterilisasi Kering


Teknik sterilisasi kering dilakukan dengan menggunakan api, oven maupun
panjang gelombang. Proses sterilisasi kering membutuhkan waktu yang singkat.
Pada prinsipnya penggunaan sterilisasi kering menggunakan udara panas maupun
panjang gelombang untuk membunuh mikroba. Untuk peralatan yang terbuat dari
logam dan gelas tahan panas dapat disterilisasi menggunakan teknik sterilisasi
kering. Macam-macam sterilisasi kering diantaranya:
a) Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b) Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180oC. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi, dll.
c) Sinar Ultra Violet (UV) juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Biological Safety Cabinet (BSC) atau Laminar Air Flow (LAF)
dengan disinari lampu UV.
d) Gamma bersumber dari Cu60 dan Cs 137 dengan aktivitas sebesar 50-500
kilo curie serta memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis efektifitasnya
adalah 2,5 MRad. Gamma digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang
terbuat dari logam, karet serta bahan sintesis seperti pulietilen (Hadioetomo
1985).

2.2.2 Teknik Sterilisasi Basah


Sterilisasi basah dapat dilakukan menggunakan autoklaf dan waterbath.
Sterilisasi basah digunakan untuk bahan berbentuk cairan yang tidak tahan terhadap
panas langsung seperti media kaldu, media agar atau peralatan plastik. Prinsip dari
sterilisasi basah yaitu panas yang digunakan tidak langsung menegenai bahan atau
peralatan secara langsung tetapi melalui media perantara berupa uap air.
5

Metode sterilisasi steam yaitu dengan cara penguapan dalam tekanan


meresap kedalam benda yang permeabel dan menyebabkan koagulasi protein
selular, yang dapat mematikan mikroba dan spora. Dan metode sterilisasi kimiawi
caranya yaitu dengan menghentikan metabolisme protein seluler sehingga
mematikan mikroba dan spora (Baradero, et al., 2009). Commented [IS2]: Tdk ada dalam dapus

Prinsip penggunaan waterbath yaitu alat atau bahan disterilisasi pada


tekanan normal (1 atm). Waterbath akan memanaskan air hingga suhu yang
diinginkan. Uap yang dihasilkan atau air panas tersebut yang berperan dalam proses
sterilisasi. Sterilisasi dengan tekanan, metode sterilisasi yang biasa dilakukan untuk
semua kirgi dan instrumen genggam adalah menggunakan autoklaf uap atau kimia.
Instrument yang telah dibungkus kasa disterilisasi pada suhu 121ºC dan tekanan 15
psi. Ini akan membunuh semua bakteri, spora, dan virus (Walton dan Torabinejad,
2008). Prinsip penggunaan autoklaf relatif sederhana dimana peralatan disterilisasi Commented [IS3]: Tdk ada dalam dapus

selama minimal 15 menit. Jika termasuk waktu untuk tahap pemanasan dan
pendinginan, total waktu proses sterilisasi berkisar 1-2 jam.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Oktober 2017 di Laboratorium
Teknologi Hasil Perikanan , Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Padjadjaran.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum Mikrobiologi Perairan
terdiri dari peralatan yang berkaitan dengan inokulasi mikroba dan sterilisasi.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
Tabel 1. Alat dan Bahan Praktikum
No. Alat Fungsi
1. Cawan Petri Untuk plating atau wadah dan isolasi
mikroba
2. Ose Bulat dan Jarum Untuk mengambil mikroba yang akan
diinkubasi, diisolasi, atau ditransfer ke
media kultur lain
3. Tabung Reaksi Untuk mereaksikan dan memanaskan
sampel
4. Pinset Untuk mengambil bahan uji
5. Beaker Glass Untuk mengukur larutan pada kelipatan 5
atau 10
6. Erlenmeyer Untuk mengukur dan menghomogenkan
7. Gelas Ukur Untuk mengukur pada kelipatan 1
8. Mortar dan Alu Untuk menggerus sampel
9. Pipet Hisap Untuk membantu proses pengambilan
cairan
10. Spatula Untuk menghomogenkan
11. Oven Untuk mensterilisasikan berupa alat-alat
gelas
12. Benang Kasur Untuk mengikat alat yang sudah dibungkus
kertas coklat
13. Kertas Coklat Untuk membungkus alat-alat yang akan
disterilisasi agar tidak terkontaminasi oleh
mikroba

6
7
8

3.3 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan praktikan dalam sterilisasi peralatan
adalah sebagai berikut :

Disiapkan alat dan bahan yang akan disterilisasi

Peralatan dibungkus dengan kertas coklat, pastikan alat terbungkus rapat dan
tidak ada celah, kemudian diikat menggunakan benang kasur

Peralatan diletakkan dan disusun dalam oven

Dilakukan sterilisasi menggunakan suhu 121oC selama 30 menit

Peralatan yang sudah disterilisasi disimpan pada tempatnya

Gambar 1. Prosedur sterilisasi peralatan dan bahan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Hasil dan Pembahasan


4.1 Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal
ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang
terdapat dalam suatu benda. Prosesini melibatkan aplikasi biocidal agent atau
proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.
Sterilisasi di desain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target
suatumetode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu
tergantung dari asam nukleat, protein atau membran mikroorganisme tersebut.
Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi 2006). Commented [IS4]: Tdk ada dalam dapus

4.2 Pentingnya sterilisasi


Sterilisasi merupakan proses yang sangat penting sebelum menggunakan
peralatan laboratorium, karena dengan adanya sterilisasi alat-alat lab menjadi bersih
dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen
maupun yang apatogen, sehingga membuat alat menjadi tidak kontaminasi yang
mana akan mengganggu dalam proses praktikum, khususnya pada mikrobiologi
perikanan.
Fardiaz (1992) mengatakan bahwa sterilisasi merupakan proses untuk Commented [IS5]: Tidak ada dalam dapus

membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu
medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus
dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri.
Tujuan adanya sterilisasi yaitu mencegah terjadinya infeksi, mencegah
makanan menjadi rusak, mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
dan mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan
biakan murni.

9
10

4.3 Suhu dan Waktu yang Diperlukan untuk Sterilisasi


Pada praktikum kali ini dilakukan sterilisasi alat-alat praktikum dengan cara
sterilisasi kering menggunakan oven. Sterilisasi ini termasuk dalam sterilisasi
secara fisik yang merupakan sterilisasi yang menggunakan pemanasan (Suriawiria
2005). Suhu yang digunakan yaitu 121 oC dan dilakukan proses sterilisasi selama
20 menit. Selanjutnya matikan oven.

4.4 Alat Sterilisasi yang Digunakan Di Laboratorium


Alat-alat yang ada pada laboratorium kita untuk melakukan sterilisasi yang
paling sering digunakan yaitu ada Oven, kemudian ada Autoklaf, Water Bath,
Bunsen Burner, dan terakhir sterilisasi menggunakan alkohol.

4.5 Alat-Alat Yang Harus Distrerilisasi


Pada praktikum ini dilakukan sterilisasi alat-alat praktikum yaitu cawan petri,
tabung reaksi, labu erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, pinset, pipet volume,
mortar, alu, jarum ose dan spatula. Sterilisasi yang dilakukan pada praktikum ini
merupakan sterilisasi fisik yang menggunakan oven dan memanfaatkan panas dari
oven. Hal ini berdasarkan Suriawiria (2005) yang menyatakan bahwa sterilisasi
secara fisik merupakan sterilisasi yang menggunakan pemanasan.
Sterilisasi yang dilakukan pada praktikum ini juga merupakan sterillisasi
kering karena alat yang digunakan pada proses sterilisasi adalah oven, dimana saat
sterilisasi tidak ada uap air dan hanya menggunakan panas. Menurut Sumarno
(2014) yang menyatakan bahwa sterilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat
diterapkan dengan cara pemanasan langsung, melayangkan di atas nyala api,
pembakaran dan sterilisasi dengan udara panas (oven).

4.6 Proses Strerilisasi


Alat-alat yang disterilisasi perlu dibungkus terlebih dahulu sebelum memasuki
proses sterilisasi untuk mencegah rekontaminasi pada instrumen dan linen. Bahan
pembungkus yang digunakan harus mempunyai syarat dapat ditembus oleh bahan
pensterilisasi sehingga instrumen maupun linen yang ada didalamnya steril. Syarat
lain setelah proses sterilisasi, pembungkus harus dapat berfungsi sebagai
11

penghalang masuknya mikroorganisme ke dalam instrumen maupun linen yang


dibungkus. Dengan demikian pembungkus harus dapat menjamin sterilitas produk
hingga waktu penggunaannya. Pembungkus yang rusak maupun tidak layak dapat
menyebabkan proses cleaning, pembungkusan dan sterilisasi tidak bermanfaat.
Munurut Butt et. Al (1991) bahan yang dapat digunakan untuk proses sterilisasi
kering adalah kertas, aluminum foil, pembungkus plastic polyfilm, dan wrapped
perforated cassettes.
Sterilisasi kering yang dilakukan pada praktikum menggunakan kertas coklat untuk
membungkus alat-alat yang akan disterilkan. Hal ini dikarenakan kertas coklat
memiliki sifat yang lentur sehingga efisien jika digunakan untuk membungkus alat-
alat praktikum. Selain itu, kertas dapat membantu panas untuk merata ke seluruh
permukaan alat-alat yang disterilisasi. Kertas coklat memilliki 2 permukaan yang
berbeda, permukaan satu memilliki sifat halus, sedangkan permukaan yang lain
memiliki sifat kasar. Membungkus alat-alat dengan kertas coklat, permukaan yang
kasar berada di bagian luar dan yang halus berada di dalam. Hal ini karena bagian
kertas yang kasar lebih cepat menyerap panas.
Teknik pembungkusan alat disesuaikan dengan ukuran dan bentuk dari alat
yang akan disterilisasi. Contohnya pembungkusan petridish dilakukan dengan cara
menempatkan petridish pada bagian tengah bahan pembungkus dengan
penempatan tutup berada di atas. Setelah itu kedua ujung pembungkus
dipertemukan baru kemudian dilipat seperti melipat bingkisan. Sedangkan untuk
alat seperti pipet hisap dan tabung reaksi penempatan alat berada pada ujung
pembungkus dan dilipat seperti lipatan pada amplop. Model yang digunakan dalam
membungkus petridish merupakan model parcel fond, sedangkan pipet hisap dan
pipet tetes menggunakan model envelope fond. Menurut Tim Penyusun Modul
Penanganan Alat Kesehatan Steril Reusable UGM, ada dua macam cara
membungkus alat, yaitu model envelope fond dan parcel fond. Model envelope fond
digunakan untuk membungkus peralatan dengan ukuran kecil, sedangkan model
parcel fold digunakan untuk membungkus linen serta alat yang ukurannya lebih
besar. Cara pembungkusan dapat dilakukan dengan hanya menggunakan satu
model saja atau menggunakan kombinasi kedua model tersebut.
12

Sterilisasi pada praktikum ini dilakukan pada suhu 121oC selama 5 menit,
merupakan waktu yang terlalu singkat dan suhu yang digunakan tidak efektif. Hal
ini karena keterbatasan waktu yang dimiliki saat praktikum. Suhu yang tepat
digunakan untuk sterilisasi menggunakan yaitu 160-180oC. Sesuai dengan
Sumarno (2014), setelah itu pintu oven ditutup, suhu diatur pada angka 160-180oC
selama 1-2 jam. Jika suhu yang digunakan untuk sterilisasi 121oC, waktu yang
digunakan untuk sterilisasi akan lebih lama. Menurut Razuna (2010), suhu 121oC
membutuhkan waktu semalaman. Berdasarkan hal tersebut dapat dipastikan bahwa
alat-alat yang disterilisasi belum steril karena mikroba yang terdapat di alat-alat
tersebut tidak akan mati dalam suhu dan lama waktu sterilisasi tersebut. Menurut
Dwidjoseputro (2005), suatu bahan atau alat dikatakan steril bila alat atau bahan
tersebut bebas dari mikroba, baik dalam bentuk sel vegetatif maupun spora
sterilisasi dilakukan tehadap bahan dan alat sehingga terbebas dari kontaminasi
mikroorganisme lain.
Sterilisasi pada praktikum ini tidak dilakukan kontrol untuk mengetahui
sterilitas dari alat-alat yang sudah disterilisasi. Alat-alat tersebut dapat diketahui
sterilitasnya menggunakan indikator berupa bakteri tertentu sesuai dengan alat yang
digunakan untuk proses sterilisasinya. Menurut Tim Penyusun Modul Praktikum
Penanganan Alat Kesehatan Steril Reusable, indikator biologis prinsipnya
menggunakan suatu bakteri. Jenis bakteri yang digunakan tergantung dari tipe alat
sterilisasi yang digunakaan. Bacillus subtillis untuk sterilisasi dengan etopoksid dan
sterilisasi kering.

4.7 Pembungkusan Alat


Pembungkusan untuk mencegah terjadi keretakan karena bertumpukkan
dengan alat lainnya dan agar tidak terjadi kontaminasi pada saat pensterilan. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-alat
yang dipanaskan dan agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar. Cara
pembungkusannya yaitu menggunakan satu lembar kertas koran dibagi menjadi
empat bagian. Caranya yaitu dengan melipat kertas koran yang telah menyelimuti
13

cawan petri dengan sangat rapat dan tidak ada celah sedikitpun. Kertas koran hanya
dapat digunakan satu kali, setelah dipakai tidak dapat digunakan lagi. Commented [IS6]: Tambahan : alasan yang paling utama adalah
agar setelah alat di sterilisasi alat tidak terkena kontaminan dari
Tujuannya adalah agar tekanan yang ditimbulkan tidak sampai memecahkan udara maupun dari hal2 yang lainnya

alat-alat tersebut, sebab yang dimasukkan ke dalam hampir semuanya adalah alat-
alat yang terbuat dari kaca. Untuk isolasi termal (penghalang dan reflektifitas), jadi
panasnya tidak akan keluar dari cawan petri dan tabung reaksi yang ingin
disterilkan. Adapun tujuan dari membungkus bagian yang mengkilap lebih cepat
menghantarkan panas.
Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan
bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari kaca.

4.8 Faktor – faktor Sterilisisasi Baik Faktor Keberhasilan Maupun Faktor


Kesalahan
Dalam melakukan sterilisasi terdapat beberapa faktor keberhasilan maupun
faktor kesalahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi (Pratiwi 2008)
adalah sebagai berikut:
a. Suhu
Suhu yang digunakan disesuaikan dengan bahan yang akan disterilisasikan dan
alat yang digunakan untuk sterilisasi. Hal ini dikarenakan perbedaan jenis
bahan alat yang digunakan.
b. Waktu
Alat atau bahan yang akan disterilisasi tidak semua sama untuk perlakuan
waktu yang digunakan. Alat cenderung memerlukan waktu yang lebih lama
daripada bahan pada proses sterilisasi.
c. Kelembaban
Bahan yang akan disterilisasikan mempunyai tingkat kelembaban yang
berbeda, oleh sebab itu kelembaban harus disesuaikan dengan jenis bahan yang
akan disterilisasikan.
14

Menurut Sudianto (200) Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi, yaitu :


a. Faktor kuman
Bila mikroorganisme yang berkontaminasi pada alat banyak berkurang oleh
karena pembersihan, maka sterilisasi hanya memerlukan waktu kontak yang
relatif singkat. Keadaan alamiah mikroorganisme pada spesies yang berbeda
mempunyai kepekaan terhadap panas atau zat kimia yang berlainan pula.
b. Faktor pelaksana
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada faktor pelaksana antara lain: hygiene
pribadi dan hygiene tangan yang baik. Faktor pelaksanaan meliputi kebersihan
badan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pelaksana selalu berpenampilan
rapih, memakai baju pelindung dan masker serta memperhatikan kebersihan
tangan untuk menghindari pemindahan kuman ke pasien atau sebaliknya

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi menurut Gushai (2014) ini


termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan distribusi gas dalam chamber
pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung pada adanya kelembaban, gas dan
suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan pengemas, pada pengemas
pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus pada bahan
pengemas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Sterilisasi terbagi menjadi dua jenis yakni sterilisasi basah menggunakan
autoklaf dan strelisasi kering menggunakan oven. Proses sterilisasi dengan suhu
121oC atau 249,8 oF dikarenakan pada suhu tersebut tidak ada mikroba yang dapat
bertahan hidup. Sehingga tidak memungkinkan apabila digunakan suhu strerilisasi
100oC meskipun dilakukan selama 100 menit, selama 30 menit proses sterilisasi.
Alat-alat yang digunakan dalam proses sterilisasi labu erlenmeyer, gelas ukur,
beaker glass, jarum ose, spatula, cawan petri, tabung reaksi, pipet ukur, mortal,
pinset, alat tersebut digunakan sebagai alat yang akan disterilisasi. Alat yang akan
disterilisasi perlu dilakukan pembungkusan dengan menggunakan kertas coklat,
pembungkusan ini dilakukan agar alat yang digunakan tidak terkontaminasi .

5.2 Saran
Saran yang diperlukan dari kelompok kami dalam melalukan praktikum
mikrobiologi perikanan, sebagai berikut :
a. Jika masih ada yang kurang dalam Laporan ini, mohon diberi petunjuk agar
pada praktikum selanjutnya bisa lebih baik, serta keaktifan para praktikan
dalam melakukan praktek harus diperhatikan.
b. Mengantisipasi kesalahan dalam praktikum kita harus fokus dan konsentrasi
dalam melakukan praktikum.

15
BAB VI
PENDALAMAN

1. Apa tujuan utama pembungkusan peralatan gelas menggunakan kertas


coklat, sebelum sterilisasi dilakukan?
Tujuan dari pembungkusan peralatan gelas dengan menggunakan kertas coklat
sebelum di sterilisasi yaitu supaya tidak terjadi kontaminsai alat dengan bagian
alat sterilisasi serta tangan kita setelah proses dterilisasi. Hal lainnya pun agar
tidak terjadi retakana pada alat yang disterilisasi.
2. Apa tujuan utama penggunaan aluminium foil sebagai pembungkus tutup
labu erlenmeyer dalam sterilisasi media kaldu dan media agar?
Media kaldu dan agar merupakan suatu bahan pembiakan mikroba dengan
berbahan cair. Sehingga apaila sedang dalam proses dterilisai dengan suhu
panas akan menguap. Dengan memakai alumnium foil, uapan larutan tersebut
akan terhalang dan akan jatuh kembali kebawah dengan degan kata lain agar
tidak terjadi kontaminasi uap tersebut dengan mikroba ynag ada di sekitarnya.
3. Jelaskan mekanisme penggunaan oven listrik dan waterbath terhadap
proses sterilisasi yang terjadi!
Oven Listrik
Sebelum melakukan sterilisasi alat harus dicuci dengan bersih menggunakan
air. Kemudian dikeringkan alat tersebut. Pada alat yang memiliki mulut serta
badannya panjang, seperti erlenmeyer, pipet hisap mulutnya harus diditutupi
kapas agar air yang masih tersisa dialat bisa terserap oleh kapas. Setelah itu alat
di bungkus menggunakan kertas coklat, agar alat yang sudah di strelisasi tidak
terkontaminasi dengan mikroba. Pembungkusannya harus rapat tidak ada celah
satu pun. Kemudian taruh alat pada oven secara rapi dan bertahap.
Waterbath
Media kaldu atau agar yang masih agak cair dimasukan ke dalam erlenmeyer
500 ml. Tutup bagia muut erlenmeyer dengan kapas dan setelah itu tutup

16
bagian luarnya dengan aluminium foil. Kemudia media disimpan di waterbath
yang telah diisi air. Nyalakan waterbath hingga air mendidih dan proses
sterilisasi berlangsung selema 25 menit. Stelah itu matikan waterbath dan
tunggu hingga air dingin. Simpan alat ditempat yang telah disediakan.
4. Meskipun Erlenmeyer telah ditutup dan proses sterilisasi dilakukan
secara baik, namun masih sering terjadi kontaminasi pada mesia kaldu
maupun agar. Jelaskan !
Hal ini terjadi karena pengaruh udara yang menyebabkan kontaminan.
Kontaminan terjadi ketika pemindahan sampel pada media kultur. Selain itu
kemungkinan terjadi karena kontaminasi pada saat penutupan mulut
erlenmeyer kurang rapat sehingga mikroba ikut masuk kedalam erlenmeyer.
5. Jelaskan mengapa ujung pipet hisap yang akan disterilisasi selalu
dimasukan atau disumbat dengan kapas sebelum dibungkus?
Karena pada saat pembersihan alat, air yang ada di alat tidak benar-benar
kering, kadang masih menempel pada bagian tertentu. Sehingga pada pipet
harus menggunakan kapas agar air yang masih ada pada alat bisa terhisap oleh
kapas.
6. Mengapa hasil sterilisasi ada yang bersifat tahan lama ada yang tidak?
Karena keberhasilan sterilisasi agar tahan lama tergantung cara atau prinsip alat
tersebut. Misalnya alat yang di sterilisasi kering lebih tahan lama, dikarenakan
menggunakan suhu yang tinggi untuk mensterilkan sehingga bakteri mati.
Beda halnya jika sterilisasi dengan prinsip basah ataupun menggunakan panas
seperti bunsen, biasanya lebih kurang tahan lama dibanding dengan sterilisasi
alat yang kering. Hal ini dikarenakan pada sterilisasi basah alat-alat rentang
terkena uap sehingga memicu mikroba lain untuk tumbuh disana. Begitu pula
dengan penggunaan sterilisasi menggunakan bunsen, biasanya alat yang telah
di sterilisasi ditunggu hingga alat tidak panas. Pada saat menunggu suhu alat
yang telah disterilisasi itu, kemungkinan akan terjadi kontaminan dengan
mikroba yang ada diudara. Jadi kita harus lebih teliti apabila menggunakan
sterilisasi dengan sistem tersebut.

17
7. Sebutkan dan jelsakan metode sterilisasi yang paling tepat untuk
peralatan yang terbuat dari gelas?
Peralatan yag terbuat dari gelas biasanya lebih baik menggunakan sterilisasi
kering dengan oven, karena alat tersebut tahan terhadap panas yang tinggi.
Prinsip dari alat tersebit yaitu menggunakan panas yang tinggi sehingga
mikroba bisa mati.
8. Sebutkan dan jelaskan metode paling tepat untuk sterilisai media kultur?
Metode yang baik untuk sterilisai media kultir yaitu dengan sterilisai
mengguanakan autoklaf atau setrilisasi basah, karena tidak tahan terhadap
panas secara langsung. Sterlisasi basah adalah proses sterlisais dimana panas
yang digunakan tidak langsung mengenai bahan atau peralatan secara tidak
langsung melalui media perantara beruapa uap air dan air. Alat yang
digunakannya yaitu autoklaf. Prinsipnya uap bertekanan tinggi diinjeksikan ke
dalam chamber diaman peralatan akan disterilisasikan. Suhu uap yang
diinjeksikan 1210C selama minimal 15 menit.

18
DAFTAR PUSTAKA

Butt WE, Bradley DV Jr, Mayhew RB, Schwartz RS. 1991. Evaluation of the
shelf life of sterile instrument packs. Oral Surgery, Oral Medicine, Oral
Pathology 1991.
Dwidjoseputro,D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan :
Jakarta
Gunawan, L. W. 1988. Teknik Kultur Jaringan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Hadioetomo, R. S. 1985. Mikrobiologi Dasar-dasar Praktik, Gramedia:
Jakarta
Ismiyati. 2004. Identifikasi Bakteri dari Tinja pasien diare di Rumah Sakit
Islam Klaten. Skripsi. Fakultas Farmasi. UMS. Surakarta.
Razuna, 2010. Inokulasi Dan Peremajaan Biakan Dalam Media Padat Cair.
http://www.wordpress.com. Diakses pada 2 November 2016.
Sumarno, Edi. 2014. Sterilisasi Alat dan Bahan Biakan. Universitas Halu
Oleo
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta
Tim Penyusun Modul. Penanganan Alat Kesehatan Steril Reusable.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. http://elisa.ugm.ac.id. Diakses
pada 2 November 2016.

Catatan :
Laporan sudah baik tapi masih ada beberapa literature yang tidak ada di dalam
dapus. Semua revisi tolong di betulkan ya dan satulagi tolong diperjelas dengan
gambar misalnya gambar oven, autoclave dan beberapa alat lain yang di gunaka
dalam sterilisasi..terimakasih

19

Anda mungkin juga menyukai