Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Pembuatan Media dan Sterilisasi

Disusun Oleh:
Radia Sapitri (2230801079)

Dosen Pengampu :
Riri Novita Sunarti, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua bentuk kehidupan, mulai dari mikroba, mikroorganisme dalam
siklus hidupnya membutuhkan lingkungan atau media yang sesuai untuk
tumbuh dan berkembang optimal. Di laboratorium mikrobiologi atau
bakteriologi, untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat suatu bakteri
diperlukan suatu substansi yang sudah diatur komposisi nutrisinya, yang
disebut media. Media kultur, media pertumbuhan kuman, mikroorganisme
adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang digunakan oleh
suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak. Komposisi nutrisi
yang digunakan oleh organisme untuk bertumbuh disebut medium kultur dan
upaya untuk menumbuhkan organisme disebut sebagai kultur. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel nya. Mikroorganisme yang berbeda
membutuhkan material nutrisi yang berbeda pula. Oleh karena itu, media kultur
bervariasi dalam bentuk dan komposisi, tergantung pada jenis spesies yang
dikembangbiakkan. Dari media kultur tersebut, maka dapat di-identifikasi
mikroorganisme (Atmanto et al., 2022).
Pertumbuhan mikroorganisme sangat bergantung pada kandungan
nutrisiyang terdapat dalam lingkungan sekitarnya. Dalam melakukan kultivasi
bakteri pada suatu media, diperlukan persyaratan yaitu semua unsur hara yang
dibutuhkan mikroorganisme harus terpenuhi pada media agar mikroorganisme
yang tumbuh dapat berkembang dengan optimal pada media. Kultivasi bakteri
adalah metode untuk melipat gandakan jumlah mikroba dengan membiarkan
mereka berkembang biak dalam media biakan yang telah disiapkan
dalamkondisi yang terkendali. Media harus memiliki tekanan osmosis,
tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan dari mikroba, zat
penghambat pertumbuhan organisme harus dihilangkan pada media, dimana
media harus steril sehingga kultur mikroba yang tumbuh tidak terkontaminasi
(Azzahra et al., 2020).
Pertumbuhan mikroorganisme didalam suatu media buatan dipengaruhi
oleh beberapa faktor fisik dan faktor kimia. Faktor fisik meliputi pH dan
temperatur, sedangkan faktor kimia meliputi nutrisi yang terkandung dalam
media pertumbuhan. Media yang digunakan harus mengandung nutrisi yang
dibutuhkan mikroba misalnya dari sumber protein dan karbohidrat pada biji –
bijian. Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang
dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme meliputi karbon, nitrogen, unsur non
logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn,
Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi (Juariah & Tiana, 2021).
Seperti halnya jasad hidup pada umumnya, mikroba memerlukan energi
dan bahan-bahan untuk membangun selnya (untuk sintesis protoplasmanya dan
bagian-bagian sel lainnya). Bahan-bahan tersebut dinamakan nutrient. Jasad
hidup atau organisme sangat bergantung pada suplay zat-zat ekogen (yang
berasal dari luar tubuhnya) untuk tumbuh, berkembang dan mempertahankan
hidup, maka nutrien harus mengandung unsur sumber energi, karbon, nitrogen
dan unsur anorganik lainnya, molekul organik, kompleks, asam-asam lemak,
asam-asam amino, dan vitamin-vitamin. Makanan (nutrien), berperan sebagai
sumber energi, bahan pembangun sel dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi
bioenergetik. Yang terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber
aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan dan nitrogen. Untuk
dapat menggunakan energi dari bahan-bahan tadi, sel melakukan kegiatan yang
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan kimia di dalam sel. Untuk
mendapatkan energi dan membentuk komponen sel yang baru, organisme harus
memiliki pasokan bahan baku atau nutrisi (Harahap, 2021).
Sterilisasi adalah pembebasan suatu material bahan ataupun alat dari
berbagai mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Sel –sel vegetatif
bakteri dan fungi dapat dimatikan pada suhu 60°C dan dalam waktu 5 – 10
menit. Namun spora fungi dapat mati pada suhu di atas 80°C dan spora bakteri
baru mati diatas suhu 120°C selama 15 menit. Sterilisasi dan pasteurisasi dapat
di capai dengan cara pemanasan lembab, pemanasan kering, filtrasi,
penyinaran, atau bahan kimia. Semakin tinggi tingkat kontaminasi
mikroorganisme pada suatu alat ataupun bahan maka jumlah spora semakin
banyak yang termo resisten sehingga diperlukan waktu pemanasan yang lebih
lama. Sterilisasi peralatan medis yang terkontaminasi patogen sangat penting
dalam mencegah infeksi sekunder. Saat ini, instrumen medis disterilkan dengan
autoklaf, perawatan sinar gamma, paparan sinar UV, dan penggunaan gas
seperti etilen oksida, hidrogen peroksida, formaldehida, asam perasetat. Setiap
metode sterilisasi memiliki kelebihan dan kekurangan (Astuty & Angkejaya,
2022).
Autoclave adalah suatu bejana yang dapat ditutup, yang diisi dengan uap
panas dengan tekanan tinggi. Suhu didalamnya dapat mencapai 115°C hingga
125°C dan tekanan uapnya mencapai 2-4 atm. Alat tersebut merupakan ruang
uap berdinding rangkap yang diisi dengan uap jenuh bebas udara dan
dipertahankan pada suhu serta tekanan yang ditentukan selama periode waktu
yang dikehendaki. Pada prinsipnya, sterilisasi autoklaf menggunakan panas dan
tekanan dari uap air.Biasanya untuk mensterilkan media menggunakan
temperatur 121°C dengan tekanan 2 bar selama 15 menit. Alasan mengapa
digunakan temperatur 121°C karena pada saat itu menunjukkan tekanan 2 bar
yang akan membantu membunuh mikroorganisme dalam suatu benda. Untuk
tekanan pada atmosfer pada ketinggian di permukaan laut air mendidih pada
temperatur 100°C, sedangkan autoklaf yang diletakkan pada ketinggian yang
sama, menggunakan tekanan 2 bar maka air akan mendidih pada temperatur
121°C (Maulana & Simanjuntak, 2021).

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pembuatan media dan sterilisasi yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui cara pembuatan media dan membedakan berbagai
media pertumbuhan mikroba.
2. Untuk mengetahui cara dan macam-macam sterilisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Media
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Isolasi
mikroorganisme untuk menjadi kultur murni dapat dilakukan dengan
menggunakan media pertumbuhan. Media sintetis yaitu media yang terdiri dari
bahan-bahan yang telah diketahui komposisinya seperti media Nutrient Agar.
Media alami yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan alami seperti ekstrak
kentang, sari wortel dan umbi-umbian (Krihariyani et al., 2018).
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat
hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas
atau di dalamnya. Selain itu, medium juga dipergunakan untuk isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah
mikroorganisme. Untuk menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab
penyakit harus terlebih dahulu mendapatkan dalam keadaan murni untuk
diselidiki sifat-sifatnya. Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium
sebagai tempat tumbuh dan isolasi mikroorganisme. Pembiakan mikroba dalam
laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan
pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme (Jayanti, 2019).

B. Media Potato Dextrose Agar (PDA)


Salah satu media yang umum digunakan untuk pembiakan cendawan
adalah media PDA (Potato Dexstrose Agar) instan. Media PDA instan
termasuk kedalam kelompok media semi sintetik karena tersusun atas tiga
bahan utama yang terdiri dari bahan sintetik dan bahan alami yaitu kentang,
dextrosa dan agar. Kentang merupakan sumber karbon (Karbohidrat), vitamin
dan energi. Dextrose sebagai sumber gula dan energi. Sedangkan agar
berfungsi untuk memadatkan media PDA instan. Ketiga jenis bahan tersebut
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cendawan. Harga
media PDA instan yang tergolong mahal menjadi salah satu masalah yang
sering dihadapi. Selain media PDA instan dapat pula digunakan media PDA
yang dibuat dengan sederhana menggunakan bahan alami kentang sebagai
bahan dasar utama. Namun disisi lain dalam masyarakat luas kentang juga
memiliki harga jual yang cukup tinggi dan termasuk kedalam kelompok
pangan yang disukai. Oleh sebab itu, dengan adanya sumber alam yang
melimpah, mudah didapat dan tidak memerlukan biaya yang mahal maka
peneliti tertarik untuk mencari bahan lain dengan kandungan karbohidrat yang
dapat mendukung pertumbuhan cendawan, serta lebih ekonomis sehingga
dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti kentang (Halimah et al.,
2022).
Pada media Potato Dextrosa Agar terdapat beberapa bahan utamanya
yakni ekstrak kentang, agar dan dextrosa. Ekstrak kentang menjadi sumber
karbohidrat bagi nutrisi jamur. Sedangkan dextrosa sebagai menjadi bahan
tambahan sumber karbon yang utama bagi pertumbuhan jamur, serta agar
sebagai bahan pemadat. Media Potato Dextrose Agar (PDA) memiliki pH yang
rendah sekitar 4,5 sampai 5,6 sehingga mendukung pertumbuhan jamur karena
pada media dengan tingkat keasaman yang rendah dapat menghambat
pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH
7,0 dengan suhu optimum untuk pertumbuhan berada diantara 25 sampai 30
°C. Pada laboratorium seperti laboratorium pendidikan masih menggunakan
media Potato Dextrose Agar (PDA) untuk mengisolasi dan mengidentifikasi
adanya jamur (Rafika et al., 2022).

C. Media Nutrient Agar (NA)


Salah satu media yang menggunakan ekstrak daging dan protein sebagai
sumber glukosa dan asam amino serta paling umum digunakan untuk
menumbuhkan sebagaian besar bakteri adalah media NA (Nutrient Agar).
Media NA (Nutrient Agar) merupakan media yang berbentuk serbuk berwarna
putih kekuningan dan apabila setelah digunakan akan berbentuk padat karena
terdapat kandungan agar sebagai pemadatnya. Komposisi yang terpenting
dalam media ini adalah karbohidrat dan protein yang terdapat pada ekstrak
daging dan pepton sesuai dengan kebutuhan sebagian besarbakteri. Mahalnya
harga media serta melimpahnya sumber alam dan pemanfaatan limbah yang
dapat digunakan sebagaimedia pertumbuhan mikroorganisme mendorong para
peneliti untuk menemukan media alternatif dari bahan-bahan yang mudah
didapat dan tidak memerlukan biaya yang mahal (Thohari et al., 2019).
Nutrient agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia.
Nutrient agar terbuat dari campuran ekstrak daging dan pepton dengan
menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai
pemadat, karena sifatnya mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang
berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam
hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena
merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang (Fatmariza et
al., 2017).
Salah satu media pertumbuhan bakteri adalah Nutrien Agar. NA
merupakan media universal yang dapat digunakan untuk uji air, uji air limbah,
uji produk pangan, sebagai media transpor biakan, media pertumbuhan sampel
untuk uji bakteriologi, dan mengisolasi bakteri menjadi biakan murni.
Kegunaan Agar Nutrien yang beragam tersebut menjadikannya sebagai salah
satu media yang banyak digunakan di laboratorium mikrobiologi. Media Agar
Nutrien mempunyai komposisi Lab-lemco powder, yeast extract, pepton,
natrium klorida, dan agar. Namun, bahan Agar Nutrien buatan pabrik tersebut
umumnya mempunyai harga tinggi dan diperoleh dari produsen luar negeri
(Gufron et al., 2022).

D. Macam-Macam Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan atau melenyapkan semua
kehidupan mikroba secara menyeluruh termasuk spora ada beberapa macam
sterilisasi yaitu:
a. Sterilisasi Secara Mekanik (Filtrasi)
Bahan yang tidak boleh dipanaskan seperti serum darah atau
beberapa Macam gula tertentu dapat disterilisasikan dengan cara fitrasi
(penyaringan). Sterilisasi menggunakan metode fitrasi biasanya
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau
0,45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut (Sunarti,
2020).

b. Sterilisasi Secara Fisik


1. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung. Contoh: jarum inokulum, pinset, dll
2. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi
panas kering.cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
Erlenmeyer, tabung reaksi, dll
3. Uap air panas: sterilisasi ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.
4. Uap air panas bertekanan : sterilisasi yang menggunakan autoklaf
5. Tyndalisasi: dipakai untuk mensterilkan bahan/alat yang tidak tahan
suhu tinggi Bahan/alat tersebut dipanaskan pada suhu 100°C selama 30
menit, hal ini diulang selama 3 hari berturut-turut. Ketika tidak
dipanaskan disimpan pada suhu kamar
6. Pasteurisasi: dipakai untuk bahan makanan yang akan mengalami
penguraian apabila dipanaskan pada suhu tinggi. Alat/bahan
dipanaskan pada suhu 60-80°C selama 1 jam dalam waktu 3 hari
berturut-turut (Sunarti, 2020).

c. Sterilisasi Secara Kimiawi


1. Alkohol 70% memperlihatkan aktivitas antimikrobial spektrum luas
yang cepat melawan bakteri Gram negatif, virus, fungi tetapi tidak
bersifat sporosidal.
2. Aldehid contoh glutaraldehid digunakan untuk sterilisasi peralatan
mikrobiologi. Biasanya digunakan sebagai larutan 2% untuk mencapai
aktivitas sporosidal (Sunarti, 2020).
d. Penyinaran Dengan Sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV. Alat-alat yang dipakai
ketika penanaman harus dalam keadaan steril. Alat alat logam, gelas dan
media tanam disterilkan dengan autoklaf. Autoklaf yang dapat digunakan
ada bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai yang
programable. Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber panas
dengan menggunakan kompor gas. Pada autoklaf yang sederhana ini,
tekanan dan suhu diatur dengan membesarkan atau mengecilkan sumber
api (Sunarti, 2020).
Kelemahan autoklaf ini adalah perlunya penjagaan dan pengaturan
panas secara manual selama masa sterilisasi dilakukan. Keuntungan
penggunaan autoklaf ini adalah sederhana pengoperasiannya, harganya
relatif murah, tidak bergantung pada aliran listrik, dan lebih cepat masak
dibanding dengan autoklaf listrik (Sunarti, 2020).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Pembuatan media dan sterilisasi dilaksanakan pada hari Selasa,
20 Maret 2023, jam 10:26–12.06. Dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi,
Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini terdiri dari:
Laminar Air Flow, Cawan petri, Sprayer, Spatula, Erlenmeyer, Hot plate,
Timbangan analitik, Alumunium foil, Autoklaf, dan Plastik wrap.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini terdiri dari:
Aquades, Media NA, Media PDA.

C. Cara Kerja
Adapun cara kerja praktikum pembuatan media dan sterilisai ini adalah
sebagai berikut:
a. Pembuatan media NA (Nutrient Agar)
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses
pembuatan media NA.
2. Siapkan alumunium foil untuk menimbang media NA timbanglah
media menggunakan timbangan analitik sebanyak 1 gram.
3. Masukan media NA yang sudah ditimbang kedalam erlenmeyer dan
tambahkan 50 ml aquades.
4. Kemudian masukan magnetic stirer kedalam erlenmeyer dan mulut
erlenmeyer ditutup selanjutnya media dihomogenkan diatas hot plate.
5. Setelah media dihomogenkan media siap untuk disterilisasi
menggunakan autoklaf.
b. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses
pembuatan media PDA.
2. Siapkan alumunium foil untuk menimbang media PDA timbanglah
media menggunakan timbangan analitik sebanyak 1,95 gram.
3. Masukan media NA yang sudah ditimbang kedalam erlenmeyer dan
tambahkan 50 ml aquades.
4. Kemudian masukan magnetic stirer kedalam erlenmeyer dan mulut
erlenmeyer ditutup selanjutnya media dihomogenkan diatas hot plate.
5. Setelah media dihomogenkan media siap untuk disterilisasi
menggunakan autoklaf.
c. Sterilisasi Alat dan Bahan Praktikum Pembuatan Media
1. Alat- alat seperti cawan petri dibungkus menggunakan kertas.
2. Setelah cawan petri dibungkus kemudian masukkanlah cawan petri dan
media NA, PDA tadi kedalam keranjang autoklaf.
3. Masukkan kedalam autoklaf dan diatur pada mode 2 selama 15 menit
dengan pengaturan tekanan sebesar 17,5 psi dan suhu 121°C.
4. Setelah suhu autoklaf dingin, keluarkan cawan petri dan media
kemudian disimpan diruang steril.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Pembuatan Media dan Sterilisasi
No Gambar Keterangan

Media NA dan PDA yang sudah


ditimbang, dimasukkan kedalam
erlenmeyer
1

Sumber: Ely, 2023

Kemudian ditambahkan 50 ml
aquades dan dimasukkan
magnetic stirer kemudian mulut
erlenmeyer ditutup dengan
2 sumpelan yang telah dibuat
menggunakan kain kasa dan
kapas.

Sumber: Ely, 2023


Kemudian media dihomgenkan
menggunakan hot plate

Sumber: Ely, 2023

Media yang sudah homogen


kemudian dimasukkan kedalam
keranjang autoklaf untuk
disterilkan.

Sumber: Ely, 2023

Cawan petri yang sudah


dibungkus menggunakan kertas
kemudian dimasukan kernjang
autoklaf, kemudian bahan dan
4 media yang sudah siap kemudian
dimasukkan kedalam autoklaf
untuk disterilisasi

Sumber: Ely, 2023


Kemudian Alat dan media bahan
disterilisasi menggunakan
autoklaf pada mode 2 dengan
suhu 121ºC selama 15 menit.

Sumber: Ely, 2023

Alat dan media bahan yang


sudah steril kemudian
dikeluarkan, selanjutnya alat dan
bahan media yang sudah steril
dimasukkan kedalam Laminar
6
Air Flow, kemudian buka
bungkusan cawan petri
kemudian tuangkan media
kedalam cawan petri.
Sumber: Adam, 2023

Selanjutnya kasih label disetiap


cawan petri agar tidak tertukar
kemudian tunggu media
memadat jika media sudah
memadat tutup cawan petri
7
menggunakan plastik warp,
kemudian media di simpan
kedalam kulkas karena belum
dipakai.
Sumber: Adam, 2023
B. Pembahasan
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengkultur
bakteri, jamur, dan mikroorganisme lain. Suatu media dapat menumbuhkan
mikroorganisme dengan baik bila memenuhi persyaratan antara lain
kelembapan yang cukup, pH yang sesuai, kadar oksigen baik, media steril dan
media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan
mikroorganisme. Unsur-unsur yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan
fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air,
dan energi. Adapun jenis media pertumbuhan dapat berupa media cair, media
kental (padat), dan media semi padat (Putra et al., 2021).
Media Nutrient Agar (NA), ditimbang sebanyak 1 gram dilarutkan dengan
aquadest sebanyak 50 ml dalam Erlenmeyer 250 ml kemudian dimasak sampai
larut diatas hot plate magnetic stirrer. Setelah larut yang ditandai dengan
larutan jadi jernih ada gelembung didasar erlenmeyer, alat dimatikan.
Erlenmeyer diangkat dan mulut nya ditutup dengan kapas yang dibaluti dengan
kain kasa dan ditutupi dengan sumpelan yang terbuat dari kasa dan kapas.
Media Potato Dextrose Agar (PDA), ditimbang sebanyak 1,95 gram dilarutkan
dengan aquadest sebanyak 50 ml dalam Erlenmeyer 250 ml kemudian dimasak
sampai larut diatas hot plate magnetic stirrer. Setelah larut yang ditandai
dengan larutan jadi jernih ada gelembung didasar erlenmeyer, alat dimatikan.
Erlenmeyer diangkat dan mulut nya ditutup dengan kapas yang dibaluti dengan
kain kasa dan ditutupi dengan sumpelan yang terbuat dari kasa dan kapas
(Rosmania & Yuniar, 2021).
Alat merupakan salah satu peralatan yang penting untuk mendukung
kegiatan, mulai dari kegiatan praktikum sampai kegiatan penelitian. Sebelum
penggunaan alat ada baiknya sterilisasi terlebih dahulu supaya tidak terjadinya
kontaminasi oleh organisme luar saat melakukaan kegiaatan menggunakan alat
laboratorium. Saat melakukan sterilisasi ada waktu yang diperlukan untuk
sterilisasi tergantung pada sifat benda yang akan disterilkan, tipe wadah dan
volume bendah. Misal akan mensterilkan alat dan bahan membutukan waktu
10-15 menit pada suhu 121 °C menggunkan steril basah (Ayuni, 2018).
Autoclave merupakan peralatan untuk mensterilkan berbagai macam alat
dan bahan menggunakan uap air panas bertekanan tinggi. Pada praktikum
pembuatan media alat dan bahan yang disterilisasi yaitu media NA dan PDA
dan cawan petri. Autoclave pada umumnya digunakan untuk mensterilkan alat
atau bahan pada suhu 121ºC sampai 134ºC dengan tekanan yang digunakan 15
Psi atau sekitar 2 Atm selama kurang lebih 45 menit waktu pemanasan dan 15
menit untuk proses sterilisasi. Uap panas dipindah berdasarkan gravitasi dan
masuk kedalam chamber autoclave sehingga udara tertekan kebawah hingga
seluruh bagian autoclave dipenuhi uap kemudian suhu akan meningkat dan
terjadi sterilisasi. Proses sterilisasi autoclave memiliki hubungan parameter
tekanan, suhu dan waktu untuk membunuh endospora yaitu sel resisten yang
diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan
antibiotik. Berikut tabel hubungan tekanan, suhu dan waktu pada sterilisasi
autoclave (Utomo et al., 2019).
Laminar air flow sendiri merupakan suatu tempat atau meja kerja yang
steril untuk melakukan kegiatan mulai dari persiapan bahan tanam, inokulasi
atau penanaman dan pemindahan tanaman dari satu tempat ke tempat lain
dalam satu kultur. Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang sudah
disterilisasi menggunakan autoklaf selanjut nya dibawa ke laminar air flow
untuk kelangkah selanjutnya yaitu penuangan media ke cawan petri. Salah satu
faktor yang menentukan di dalam keberhasilan kita melakukan uji inokulasi
adalah kwalitas dari LAF Cabinet itu sendiri terutama pada bahan lapisan filter
HEPA (High efficiency particlate Air Filter) yang digunakan sangat
mempengaruhi tingkat kesterilan ruang LAF, tiupan aliran udara dari blower
juga tingkat kesterilan media, alat , juga kedisiplinan pengguna. yaitu dg cara
kultur bakteri dimasukan kedalam mikrotube kemudian di sentrifugasi dengan
kecepatan 5000 rpm selama 5 menit untuk memperoleh pelet sel (Harjanto &
Raharjo, 2017).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat
hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas
atau di dalamnya. Selain itu, medium juga dipergunakan untuk isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah
mikroorganisme. Pada praktikum pembuatan media dan sterilisasi media yang
digunakan yaitu media NA sebagai media pertumbuhan bakteri dan media
PDA sebagai media pertumbuhan jamur. Sterilisasi dapat didefinisikan sebagai
proses yang secara efektif membunuh atau menghilangkan mikroorganisme
yang dapat berpindah (seperti jamur, bakteri, virus) dari permukaan peralatan.
Macam-macam sterilisasi ada 4 yaitu: sterilisasi secara mekanik (filtrasi),
sterilisasi secara fisik, sterilisasi secara kimiawi, sterilisasi dengan
menggunakan penyinaran sinar UV.
B. Saran
Laporan praktikum ini diharapkan mampu mengajarkan para pembaca
Sebelum melakuakan praktikum selanjutnya. Praktikan terlebih dahulu harus
memastikan penimbangan media dengan baik dan benar agar tidak terjadi
kesalahan dan melakukan sterilisasi alat laboratorium, hal itu wajib diakukan
karena sterilasi sebelum penggunaan alat laboratorium dalam melakukan
pratikum atau penelitian supaya tidak terjadinya kontaminasi pada alat-alat
yang akan di gunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Astuty, E., & Angkejaya, O. W. (2022). Pelatihan Sterilisasi Alat Dan Bahan
Medis Pada Anggota Tim Bantuan Medis Vertebrae Fakultas Kedokteran
Universitas Pattimura. Society : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(5), 284–
290.
Atmanto, Y. K. A. A., Asri, L. A., & Kadir, N. A. (2022). Media Pertumbuhan
Kuman. Jurnal Medika Hutama, 4(1), 3072–3073.
Ayuni, Dkk. (2018). Pengetahuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Tentang
Peralatan Laboratorium Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol 1, No 1.
Azzahra, Jamilatun, & Aminah. (2020). Perbandingan Pertumbuhan Aspergillus
fumigatus pada Media Instan Modifikasi Carrot Sucrose Agar dan Potato
Dextrose Agar. Jurnal Mikologi Indonesia, 4(1), 168–174.
Fatmariza, M., Inayati, N., & Rohmi. (2017). Tingkat Kepadatan Media Nutrient
Agar Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal Analis
Medika Bio Sains, 4(2), 69–73.
Gufron, G. N. R., Pestariati, & Syamsul Arifin. (2022). Ability Analysis Of Waste
Milkfish (Chanos chanos) As Alternative Medium Of Nutrient Agar On
Escherichia coli And Staphylococcus aureus Growth. Medicra (Journal of
Medical Laboratory Science/Technology), 5(2), 74–79.
Halimah, N., Apriani, I., & Sunarti, R. N. (2022). Tepung Umbi Gadung
(Dioscorea hispida Dennst) Sebagai Alternatif Media Pengganti Media PDA
(Potato Dextrose Agar). Organisms, 2(2), 85–94.
Harahap, D. G. S. (2021). Dasar-Dasar Mikrobiologi Dan Penerapannya. In A.
Masruroh (Ed.), Widina Bhakti Persada Bandung (Vol. 1, Issue 69). Widina
Bhakti Persada Bandung.
Harjanto, S., & Raharjo, R. (2017). Peran Laminar Air Flow Cabinet Dalam Uji
Mikroorganisme Untuk Menunjang Keselamatan Kerja Mahasiswa Di
Laboratorium Mikrobiologi. Metana, 13(2), 55–57.
Jayanti, A. K. (2019). Potensi Kacang Hijau Sebagai Media Alternatif
Pertumbuhan Jamur Aspergillus flavus [Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang].
Juariah, S., & Tiana, R. (2021). Media Alternatif Pertumbuhan Staphylococcus
aureus Dari Biji Durian (Durio zibethinus murr). Meditory : The Journal of
Medical Laboratory, 9(1), 19–25.
Krihariyani, D., Woelansari, E. D., & Kurniawan, E. (2018). Pola Pertumbuhan
Staphylococcus aureus pada Media Agar Darah Manusia Golongan O, AB,
dan Darah Domba Sebagai Kontrol. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan,
3(2), 1–10.
Maulana, D. A., & Simanjuntak, R. (2021). Sistem Perawatan Mesin Autoclave.
Mecha Jurnal Teknik Mesin, 4(1), 1–5. http://www.mechajtm.org/
Putra, S. F., Fitri, R., & Fadilah, M. (2021). Pembuatan Media Tumbuh Bakteri
Berbasis Lokal Material. Prosiding Seminar Nasional Biologi, 1(2), 1043–
1050. https://semnas.biologi.fmipa.unp.ac.id/index.php/prosiding/article/
view/302
Rafika, Armah, Z., Naim, N., Pratama, R., & Khaeriatussa’ada. (2022).
Perbandingan Pertumbuhan Candida albicans Pada Media Potato Dextrose
Agar (Pda) Dan Chrom Agar Candida (Cac). Jurnal Medika Karya Ilmiah
Kesehatan, 7(2).
Rosmania, & Yuniar. (2021). Pengaruh Waktu Penyimpanan Inokulum
Escherichia coli dan Staphilococcus aureus Pada Suhu Dingin Terhadap
Jumlah Sel Bakteri di Laboratorium Mikrobiologi. Jurnal Penelitian Sains,
23(3), 117.
Sunarti, R.N. (2020). Petunjuk Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan.
Palembang: Universitas Islam Negeri Raden Fatah.
Thohari, N. M., Pestariati, & Istanto, W. (2019). Pemanfaatan Tepung Kacang
Hijau (Vigna radiata L.) Sebagai Media Alternatif NA (Nutrient Agar) Untuk
Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Jurnal Analis Kesehatan Sains, 8(2),
725–737.
Utomo, S. B., Indrato, T., & Putra, M. P. A. T. (2019). Modifikasi Autoclave
Hansin Hs-85e Berbasis Programmable Logic Control. Jurnal Teknokes,
12(2), 41–49.

Anda mungkin juga menyukai