MIKROBIOLOGI DASAR
Disusun Oleh:
JURUSAN BIOLOGI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tanah
2. Rizosfer
Daerah rizosfer merupakan lapisan tipis yang tetap menempel pada akar
setelah menggoyangkan perakaran. Populasi mikroorganisme di rizosfer
umumnya lebih banyak dan beragam dibandingkan pada tanah nonrizosfer.
Aktivitas mikroorganisme rizosfer dipengaruhi oleh eksudat yang dihasilkan
oleh perakaran tanaman. Faktor yang menyebabkan lebih banyak
mikroorganisme yang ditemukan pada tanah rizosfer berhubungan dengan
tipe tanah, kelembaban, pH, temperatur, umur dan kondisi tanaman. Rizosfer
bisa merupakan bagian dari tanah yang secara langsung dipengaruhi oleh
substansi yang dikeluarkan oleh perakaran tanaman sehingga tercipta kondisi
menyenangkan bagi bakteri untuk memanfaatkannya. Beberapa
mikroorganisme rizosfer berperan dalam siklus hara dan proses pembentukan
tanah, pertumbuhan tanaman dan pengendali hayati terhadap patogen akar
(Prayudyaningsih dkk; 2015).
Bakteri dapat tumbuh pada medium yang mengandung satu atau lebih nutrisi
tersebut.
6. Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan bakteri dilihat berdasarkan populasi yang terbentuk.
Dikenal dengan istilah koloni bakteri. Pertumbuhan bakteri dapat dibedakan ke
dalam 4 fase utama yaitu fase lag (fase dimana bakteri diinokulasi dan masih
dalam tahap adaptasi dengan lingkungan baru, belum menunjukkan
perkembangan), fase eksponensial (fase pertumbuhan cepat karena adanya
nutrisi), fase stasioner (fase statis, jumlah bakteri hidup=jumlah bakteri mati)
dan fase decline (penurunan populasi, bakteri mati karena nutrisi habis).
1. Faktor nutrisi
Nutrisi bagi bakteri dalam bentuk karbon, faktor pertumbuhan, ion
anorganik dan oksigen. Dalam praktik mikrobiologi, glukosa secara luas
digunakan sebagai sumber karbon organik.
2. Faktor fisik
Berupa potensial reduksi-oksidasi, temperatur, pH, kondisi osmotik dan
aktivitas air. Setiap bakteri memiliki karakteristik sendiri untuk tumbuh
tergantung pada habitat asal (Kusnadi dkk; 2012).
7. Bakteri pada Tanah Rizosfer
METODE PENELITIAN
Isolasi bakteri
B. Langkah Kerja
Berikut adalah prosedur penanaman sampel mikroorganisme dari sampel uji:
1) Sampel uji ditimbang sebanyak 1 g (jika sampel uji yang digunakan
adalah sampel padat) atau ambil sampel uji sebanyak 1 ml (jika sampel
uji yang digunakan adalah sampel cair) dan memasukkannya kedalam
tabung reaksi yang berisi 9 ml akuades steril. Suspensi tersebut
merupakan pengenceran 10-1, setiap langkah dilakukan secara aseptis.
2) Mengambil 1 ml dari suspensi pengenceran 10 -1 (sebelum pengambilan
terlebih dahulu dilakukan homogenasi) dan memasukkannya kedalam
tabung reaksi 9 ml akuades steril. suspensi tersebut merupakan
pengenceran 10-2. Langkah tersebut diulang hingga mendapatkan
suspensi dengan faktor pengenceran 10-7.
3) Mengambil 1 ml dari pengenceran 10-5, 10-6, 10-7, dan memasukkannya
kedalam cawan petri steril secara terpisah dan dilakukan secara duplo.
4) Menuangkan media taoge agar yang telah dicairkan terlebih dahulu dan
suhu media kurang dari 45oC kesetiap cawan petri yang telah berisi
sampel.
5) Campuran sampel dengan media tersebut kemudian dihomogenkan. lalu
melakukan wrapping pada sisi tepi cawan.
6) Menginokulasi biakan tersebut dengan posisi terbalik, pada suhu antara
28-30oC selama 24-48 jam.
7) Mengamati dan mencatat karakteristik koloni-koloni yang terbentuk.
B. Langkah Kerja
Berikut adalah prosedur enumerasi mikroorganisme dari sampel uji:
1) Mengamati koloni yang terbentuk pada setiap cawan setelah inkubasi.
2) Menghitung jumlah koloni yang terbentuk pada setiap cawan.
3) Menentukan jumlah mikroorganisme yang terdapat pada sampel uji
berdasarkan standart plate count.
Pemurnian mikroorganisme
A. Alat dan Bahan
spidol 1 buah
Jarum ose 1 buah
Cawan yang berisi media padat 1 buah
Inkubator 1 buah
Tabung reaksi yang terisi media agar 1 buah
miring
A. Langkah Kerja
1. Berikut adalah prosedur pemurnian sampel mikroorganisme dari sampel uji:
1) Menandai koloni yang akan dimurnikan.
2) Secara aseptis, koloni tersebut diambil dengan menggunakan jarum
ose kemudian digoreskan dengan metode cawan gores secara kuadran
pada media pada cawan peti baru.
3) cawan petri tersebut diinkubasi selama 24 jam pada suhu 28-30 oC
dengan posisi cawanpetri terbalik.
4) Mengamati hasil dari teknik cawan gores kuadran yang telah
dilakukan. Kemudian menentukan apakah terbentuk koloni tunggal
pada kuadran keempat. Koloni tunggal tersebut adalah koloni yang
telah murni dan dapat disebut sebagai biakan murni.
5) Koloni diambil dan ditanam pada media agar yang baru di tabung
reaksi (media agar miring).
6) Biakan tersebut diinkubasi selama 24 jam pada suhu 28-30 oC,
kemudian mengamati koloni yang tumbuh.
7) Jika koloni yang tumbuh sudah murni, maka koloni tersebut disimpan
dalam kulkas.
BAB IV
Tabel 4.1 Jumlah Bakteri dalam Sampel Tanah Menggunakan Metode SPC
SPC
Sampel Pengenceran Keterangan
Kel Cawan (CFU/ml)
tanah
10-5 10-6 10-7
1 Tanah A 133 46 27
47 x 106
rizhosfer 1,2 x 107 =3,8>2
B 114 48 24 12,3 x 10 6
Ficus
2 Tanah
A 150 81 27
7,1 x 10 7
rizosfer 1,3 x 107 7
=5,5>2
1,3 x 10
Angsana B 113 61 16
3 Tanah A 85 36 10 35,5 x 10 6
=4,7> 2
Masjid 7,6 x 106 7,6 x 106
B 66 35 7
4 Tanah 6
A 111 62 26 61 x 10
rhizosfer 9,55 x 10 6 6
=6,4> 2
9,55 x 10
ubi jalar B 80 60 28
5 Tanah 6
A 102 35 19 32,5 x 10
=3,5>2
rhizosfer 9,2 x 106 9,2 x 10 6
walisongo B 82 30 18
6 Tanah
A 55 41 4 35 x 106
rizosfer 4,3 x 106 =8,1>2
4,3 x 106
B 31 29 5
asoka
7 Tanah
A 128 10 2 128+18 5 6
rizosfer x 10 =7,3 x 10
7,3 x 106 2
lidah
B 18 4 1
buaya
8 Tanah A 110 84 7 6
48,5 x 10
rizosfer 1,7 x 107 6
=2,8>2
B 237 13 6 17,35 x 10
alamanda
Berdasarkan data jumlah bakteri pada tabel tersebut, dapat diketahui
sampel yang memiliki jumlah bakteri tertinggi hingga terendah dalam grafik
(Gambar 4.1).
G
=
Tabel 4.3 Hasil Pemurnian Menggunakan Metode Streak pada Cawan Petri.
Cawan Hasil/Gambar Morfologi koloni
I (Afidah) A
Cawan Hasil/Gambar Morfologi koloni
II (Desi)
III (Elly) A
IV (Khafidz) A
V (Trias) A
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran