PRAKTIKUM BIOKIMIA
ACARA IV
PENGUJIAN AKTIVITAS ENZIM
Disusun oleh:
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enzim merupakan salah satu metabolit sekunder yang dihasilkan oleh
organisme dan yang berfungsi untuk mengkatalisis reaksi biokimia sehingga reaksi
dapat berlangsung lebih cepat. Enzim bersifat spesifik terhadap reaksi yang dikatalisis
dan molekul yang menjadi substratnya. Perannya sebagai katalisator yang dapat
mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan
hasil reaksi. Karena sifatnya dalam mengkatalisator reaksi-reaksi tidak mengubah
struktur reaksi tersebut, enzim biasa disebut biokatalisator (Haedar et al., 2017).
Kelompok protein ini juga berperan penting dalam aktivitas biologi. Enzim yang
banyak dikenal penggunaannya dalam pencernaan adalah enzim protease, amilase
dan lipase. Fungsi enzim ini adalah untuk memecah senyawa makromolekul seperti
karbohidrat, lemak dan protein menjadi senyawa yang lebih kecil dan memfasilitasi
penyerapan ke dalam tubuh (Aljawad et al., 2019).
Salah satu jenis enzim yang banyak dimanfaatkan oleh organisme adalah
amilase. Amilase merupakan jenis enzim hidrolitik yang memiliki kemampuan untuk
memutuskan ikatan glikosida pada amilum. Hasil hidrolisisnya berupa molekul-
molekul yang lebih kecil seperti glukosa, maltosa, dan dekstrin. Amilase dapat
menghidrolisis amilum melalui tiga tahapan utama yaitu gelatinisasi, likuifikasi, dan
sakarifikasi. Aktivitas enzim amilase dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
suhu, pH, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim serta keberadaan inhibitor
(Muliasari dan Permatasari, 2022).
Kemampuan enzim dalam mengkatalisis reaksi kimia lazim disebut aktivitas
enzim. Aktivitas enzim dapat dihitung dengan mengukur jumlah produk yang
terbentuk, atau dengan menghitung jumlah pengurangan substrat dalam satuan waktu
tertentu (Vitolo, 2020). Aktivitas enzim secara umum dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu, suhu, pH, kadar substrat, inhibitor, toksik enzim, dan kadar
enzim. Faktor suhu dan pH merupakan faktor terpenting karena setiap enzim akan
berfungsi secara optimal pada suhu dan pH tertentu. Kecepatan reaksi menurun tajam
di atas suhu optimal karena enzim merupakan protein yang akan terdenaturasi pada
suhu tinggi. Disamping itu, sedikit pergeseran pH dari pH optimum juga akan
menyebabkan perubahan besar pada reaksi yang dikatalisis enzim (Kusumaningrum
et al., 2019).
Untuk mengidentifikasi aktivitas enzim pada bahan tertentu secara kualitatif
perlu dilakukan dengan beberapa metode uji seperti pengujian aktivitas nitrat
reductase dan pengujian aktivitas amilase. Pengujian aktivitas enzim perlu dilakukan
agar diketahui kegunaannya dan fungsinya (Wahyuni, 2017). Dalam pengujian ini
dapat dimanfaatkan berbagai reagen dan senyawa kimia yang kemudian akan
memberikan klasifikasi khusus terhadap perubahan warna yang terjadi. Melalui
perubahan warna itulah dapat dilakukan percobaan lebih lanjut mengenai reaksi kimia
dari proses pengujian dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan
Praktikum Biokimia Acara IV yang berjudul “Pengujian Aktivitas Enzim”
bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui aktivitas dan mekanisme kerja enzim pada bahan tertentu melalui
identifikasi pengujian nitrat reductase dan pengujian aktivitas amilase.
2. Menyediakan informasi mengenai reaksi enzim terhadap reagen tertentu dan
perubahan yang didapat setelah proses pengujian.
II. METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Praktikum Biokimia Acara IV yang berjudul “Pengujian Aktivitas Enzim” akan
dilaksanakan pada hari Senin, 13 Maret 2023 di Laboratorium Terpadu
Agrokompleks, Universitas Gadjah Mada. Pada praktikum kali ini, dilakukan dua
pengujian lipida yaitu pengujian aktivitas nitrat reduktasedan pengujian aktivitas
amilase melalui tig acara kerja yaitu pengiapan filtrat kecambah, penentuan titik
akromik, dan pengujian pengaruh tempratur terhadap aktivitas amilase.
Pada pengujian diperlukan alat diantaranya pipet tetes sebagai media tetes
cairan kimia. Tabung reaksi sebagai penampung larutan dalam jumlah yang sedikit.
Rak tabung sebagai tempat tabung reaksi. Botol film sebagai media rendam.
Lumpang porselin sebagai penghalus bahan berukuran kecil. Kertas saring sebagai
pemisah zat padat dan cairan. Vortex sebagai pencampur zat dalam tabung reaksi.
Test plate sebagai tempat pereaksi zat dalam jumlah kecil dan waterbath untuk
penguapan zat atau larutan pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
Pengujian juga diperlukan bahan seperti daun segar kacang tanah, cabai,
bambu, kecambah kacang hijau, jagung, pati, buffer fosfat, dan akuades. Adapun
setiap pengujian membutuhkan reagen yang berbeda, pada uji aktivitas nitrat
reductase digunakan NaNO3, larutan alpha-naftilamin, dan larutan asam sulfanilat.
Sedangkan pada pengujian aktivitas amilase digunakan, lautan iodin, dan NaCL
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pada uji aktivitas enzim nitrat reductase dihasilkan reaksi positif pada seluruh
sampel yaitu sampel daun cabai, daun bambu, dan daun kacang yang ditunjukkan
dengan terbentuknya warna merah muda. Sedangkan pada uji aktivitas enzim
amilase dihasilkan reaksi positif pada sampel jagung+filtrat B dan sampel kacang
hijau+filtrat B pada menit ke-15 yang ditunjukkan dengan tidak terbentuknya
warna biru. Pada pengujian temperature terhadap aktivitas enzim didapatkan
reaksi positif pada sampel jagung di suhu kamar, suhu 1000C, dan suhu
kamar+HCl. Sampel kacang hijau menunjukkan reaksi serupa pada suhu kamar
dan suhu kamar+HCl serta sampel air ludah pada suhu kamar, suhu 370C, suhu
500C, dan suhu kamar+HCl.
2. Aktivitas enzim nitrat reductase dipengaruhi oleh ketersediaan nitrat, adanya zat
pengatur tumbuh (fitohormon), intensitas cahaya, parameter lingkungan dan
fisiologis, penambahan pupuk mengandung N, serta salinitas atau cekaman
lingkungan. Sedangkan aktivitas enzim amilase dipengaruhi oleh konsentrasi
enzim/substrat dan suhu pemanasan sehingga didapat hasil yang berbeda pada
setiap sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Aljawad, E.M., Widodo, M.S., and Fadjar, M. 2019. Digestive enzymes activities of brek
(Puntius orphoides) fish based on fish development phase. International Journal of
Scientific & Technology Research, 8(10): 2033-2035.
Haedar, N., Natsir, H., Fahruddin, dan W. Aryanti. 2017. Produksi dan Karakterisasi Enzim
Kitinase dari Bakteri Kitinolitik Asal Kerang Anadara Granosa. Jurnal Ilmu Alam dan
Lingkungan, 8(15): 14 – 21.
Kusumaningrum, A., Gunam, I.B.W., dan I.M.M. Wijaya. 2019. Optimasi suhu dan pH
terhadap aktivitas enzim endoglukanase menggunakan respinse surface methodology
(RSM). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 7(2): 243-253.
Muliasari, H., dan L. Permatasari. 2022. Initial study of activity test of amylase enzyme from
plants qualitatively based on differences in temperature and substrate concentration.
Journal of Agritechnology and Food Processing, 2(1): 29-34.
Qomariah, U.K.N. 2019. Nitrate activities reductase of Capsicum annum L. by in vivo with
spectrophotometry. Exact Papers in Compilation (EPiC), 1(2): 95-100.
Tazkiah, N.P., Rosahdi, T.D., & A. Supriadin. 2017. Isolasi dan karakterisasi enzim amilase
dari biji nangka (Artocarpus heterophillus). Jurnal al-Kimiya, 4(1): 17-22.
Vitolo, M. 2020. Brief review of enzyme activity. World Journal of Pharmaceutical Research,
9(2): 60-76.
Wahyuni, S. 2017. Biokimia Enzim dan Karbohidrat. Unimal Press, Aceh.