Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PRAKTIKUM BIOKIMIA
ACARA IV
PENGUJIAN AKTIVITAS ENZIM

Disusun oleh:

Nama : Selvina Ratna Hayati


NIM : 22/497320/PN/17825
Kelompok : 06/A1
Asisten Koreksi : Retno Cahyani P.

LABORATORIUM TERPADU AGROKOMPLEKS


PROGRAM STUDI MIKROBIOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023
ACARA IV
PENGUJIAN AKTIVITAS ENZIM

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Enzim merupakan salah satu metabolit sekunder yang dihasilkan oleh
organisme dan yang berfungsi untuk mengkatalisis reaksi biokimia sehingga reaksi
dapat berlangsung lebih cepat. Enzim bersifat spesifik terhadap reaksi yang dikatalisis
dan molekul yang menjadi substratnya. Perannya sebagai katalisator yang dapat
mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan
hasil reaksi. Karena sifatnya dalam mengkatalisator reaksi-reaksi tidak mengubah
struktur reaksi tersebut, enzim biasa disebut biokatalisator (Haedar et al., 2017).
Kelompok protein ini juga berperan penting dalam aktivitas biologi. Enzim yang
banyak dikenal penggunaannya dalam pencernaan adalah enzim protease, amilase
dan lipase. Fungsi enzim ini adalah untuk memecah senyawa makromolekul seperti
karbohidrat, lemak dan protein menjadi senyawa yang lebih kecil dan memfasilitasi
penyerapan ke dalam tubuh (Aljawad et al., 2019).
Salah satu jenis enzim yang banyak dimanfaatkan oleh organisme adalah
amilase. Amilase merupakan jenis enzim hidrolitik yang memiliki kemampuan untuk
memutuskan ikatan glikosida pada amilum. Hasil hidrolisisnya berupa molekul-
molekul yang lebih kecil seperti glukosa, maltosa, dan dekstrin. Amilase dapat
menghidrolisis amilum melalui tiga tahapan utama yaitu gelatinisasi, likuifikasi, dan
sakarifikasi. Aktivitas enzim amilase dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
suhu, pH, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim serta keberadaan inhibitor
(Muliasari dan Permatasari, 2022).
Kemampuan enzim dalam mengkatalisis reaksi kimia lazim disebut aktivitas
enzim. Aktivitas enzim dapat dihitung dengan mengukur jumlah produk yang
terbentuk, atau dengan menghitung jumlah pengurangan substrat dalam satuan waktu
tertentu (Vitolo, 2020). Aktivitas enzim secara umum dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu, suhu, pH, kadar substrat, inhibitor, toksik enzim, dan kadar
enzim. Faktor suhu dan pH merupakan faktor terpenting karena setiap enzim akan
berfungsi secara optimal pada suhu dan pH tertentu. Kecepatan reaksi menurun tajam
di atas suhu optimal karena enzim merupakan protein yang akan terdenaturasi pada
suhu tinggi. Disamping itu, sedikit pergeseran pH dari pH optimum juga akan
menyebabkan perubahan besar pada reaksi yang dikatalisis enzim (Kusumaningrum
et al., 2019).
Untuk mengidentifikasi aktivitas enzim pada bahan tertentu secara kualitatif
perlu dilakukan dengan beberapa metode uji seperti pengujian aktivitas nitrat
reductase dan pengujian aktivitas amilase. Pengujian aktivitas enzim perlu dilakukan
agar diketahui kegunaannya dan fungsinya (Wahyuni, 2017). Dalam pengujian ini
dapat dimanfaatkan berbagai reagen dan senyawa kimia yang kemudian akan
memberikan klasifikasi khusus terhadap perubahan warna yang terjadi. Melalui
perubahan warna itulah dapat dilakukan percobaan lebih lanjut mengenai reaksi kimia
dari proses pengujian dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan
Praktikum Biokimia Acara IV yang berjudul “Pengujian Aktivitas Enzim”
bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui aktivitas dan mekanisme kerja enzim pada bahan tertentu melalui
identifikasi pengujian nitrat reductase dan pengujian aktivitas amilase.
2. Menyediakan informasi mengenai reaksi enzim terhadap reagen tertentu dan
perubahan yang didapat setelah proses pengujian.
II. METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Praktikum Biokimia Acara IV yang berjudul “Pengujian Aktivitas Enzim” akan
dilaksanakan pada hari Senin, 13 Maret 2023 di Laboratorium Terpadu
Agrokompleks, Universitas Gadjah Mada. Pada praktikum kali ini, dilakukan dua
pengujian lipida yaitu pengujian aktivitas nitrat reduktasedan pengujian aktivitas
amilase melalui tig acara kerja yaitu pengiapan filtrat kecambah, penentuan titik
akromik, dan pengujian pengaruh tempratur terhadap aktivitas amilase.
Pada pengujian diperlukan alat diantaranya pipet tetes sebagai media tetes
cairan kimia. Tabung reaksi sebagai penampung larutan dalam jumlah yang sedikit.
Rak tabung sebagai tempat tabung reaksi. Botol film sebagai media rendam.
Lumpang porselin sebagai penghalus bahan berukuran kecil. Kertas saring sebagai
pemisah zat padat dan cairan. Vortex sebagai pencampur zat dalam tabung reaksi.
Test plate sebagai tempat pereaksi zat dalam jumlah kecil dan waterbath untuk
penguapan zat atau larutan pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
Pengujian juga diperlukan bahan seperti daun segar kacang tanah, cabai,
bambu, kecambah kacang hijau, jagung, pati, buffer fosfat, dan akuades. Adapun
setiap pengujian membutuhkan reagen yang berbeda, pada uji aktivitas nitrat
reductase digunakan NaNO3, larutan alpha-naftilamin, dan larutan asam sulfanilat.
Sedangkan pada pengujian aktivitas amilase digunakan, lautan iodin, dan NaCL

2.2 Cara Kerja


2.2.1 Pengujian aktivitas nitrat reduktase
1. 0,5 gram daun kacang tanah, cabai, dan kedelai dibersihkan dan
ditimbang, dihilangkan tulang daun dan diiris kecil ±2mm
2. Daun direndam dalam buffer fosfat 5 ml di botol film selama 20 menit.
Setelah 20 menit, buffer diganti dengan larutan yang sama dan daun
direndam kembali 20 menit
3. 0,1 ml NaNO3 0,5 M ditambahkan dan diinkubasi 40 menit
4. 0,1 ml larutan diambil setelah inkubasi dan dimasukkan dalam
campuran alpha-naftilamin dan asam sulfanilat
5. 20 menit diinkubasi dan diamati reaksi positif terhadap nitrit apabila
terbentuk warna merah muda
2.2.2 Pengujian aktivitas amilase
2a. Dilakukan penyiapan filtrat kecambah, 20 buah kecambah
dihaluskan dan ditambah 20 ml akuades kemudian disaring. Minimal 10 ml
filtrat diperoleh dan dibagi menjadi 2 bagian, 3 ml filtrat A dipanaskan pada
air mendidih dan 7 ml filtrat B dipanaskan pada 370C selama 20 menit
2b. Penentuan titik akromik
1. Buat perlakuan yaitu tabung uji ditambah 1 ml filtrat B, tabung control
1 ditambah filtrat A, dan tabung control 2 ditambah akuades
2. Tabung diinkubasi dalam waterbath 370C selama 5 menit
3. Larutan tiap tabung dituang ke test plate dan diteteskan larutan iodin
4. Langkah 3 diulangi beberapa kali hingga terjadi reaksi positif yaitu
tidak terbentuk warna biru. Dicatat waktu pada saat reaksi positif
terjadi.
2c. pengujian pengaruh temperature terhadap aktivitas amilase
1. Disiapkan 15 tabung reaksi, 5 tabung diisi 5 ml pati+30 tetes filtrat B
jagung, 5 tabung lain diisi 5 ml pati+30 tetes filtrat B kasang hijau, dan
sisanya diisi 5 ml pati+ 30 tetes air ludah. Seluruhnya dihomogenkan
2. Masing-masing 1 tabung dari sumber enzim diinkubasi pada suhu
kamar 370C, 500C, dan 1000C. 1 tabung sisa ditambah 1 ml HCl 1 N
dan diinkubasi pada suhu kamar selama 2 menit
3. Tiap tabung diuji aktivitas amilase dengan ditambah 6 tetes larutan
iodin ke dinding tabung reaksi. Aktivitas amilase dikatakan tinggi bila
intensitas warna biru semakin berkurang
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
Telah dilakukan pengujian aktivitas enzim dengan metode uji nitrat reductase
dan uji aktivitas amilase. Enzim merupakan salah satu metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh organisme dan yang berfungsi untuk mengkatalisis reaksi biokimia
sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Enzim bersifat spesifik terhadap reaksi
yang dikatalisis dan molekul yang menjadi substratnya. Perannya sebagai katalisator
yang dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi
penyimpangan hasil reaksi. Karena sifatnya dalam mengkatalisator reaksi-reaksi
tidak mengubah struktur reaksi tersebut, enzim biasa disebut biokatalisator (Haedar
et al., 2017).
Enzim nitrat reduktase (NR) merupakan enzim utama yang terdapat pada
jaringan yang aktif melakukan fotosintesis. Enzim ini memiliki peran yang sangat
penting di awal proses sintesis asam–asam amino. Aktivitas nitrat reduktase yang
merupakan enzim kunci dari serangkaian reaksi kimia pembentukan asam amino.
Meningkatnya aktivitas nitrat reduktase menunjukkan bahwa semakin meningkat
pula tenaga untuk reduksi nitrat serta memberi kapasitas yang besar untuk sintesis
asam amino, protein, atau asimilasi N total. Enzim ini merupakan enzim regulator
dalam metabolisme N dan bertanggungjawab dalam proses reduksi nitrat menjadi N
amonia, yang kemudian digunakan untuk sintesis asam amino. Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi aktivitas nitrat reductase diantaranya ketersediaan nitrat, adanya
zat pengatur tumbuh (fitohormon), intensitas cahaya, parameter lingkungan dan
fisiologis, penambahan pupuk mengandung N, serta salinitas atau cekaman
lingkungan (Qomariah, 2019).
Berdasarkan tabel 3.1 dilihat hasil melalui pengujian aktivitas enzim reductase
yang menunjukkan reaksi positif ada seluruh sampel dengan terbentuk wara merah
muda. Keberhasilan terbentuknya warna merah muda pada sampel dipengaruhi oleh
keberadaan substrat dan aktivitas enim nitrat reductase pada tanaman itu sendiri. Pada
titik maksimum, semua enzim telah jenuh dengan substrat sehingga penambahan
substrat tidak lagi meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis dan reaksi mengelami
kesetimbangan. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan intensitas kepekatan warna
merah muda pada sampel yang ditunjukkan oleh warna merah muda paling pekat pada
sampel daun cabai dan warna merah muda normal pada sampel daun bambu serta
daun kacang tanah.
Hasil lain terlihat pada tabel 3.2 melalui uji aktivitas enzim amilase yang
menunjukkan tidak terbentuknya warna biru pada sampel akuades pada menit ke-5,
sampel kacang hijau pada menit ke-15, dan sampel jagung+filtrat B pada menit ke-
10. Sedangkan hasil negative ditunjukkan oleh sampel jagung+filtrat A dan sampel
kacang hijau+filtrat A yang mengalami perubahan warna biru hingga menit ke-25.
Keberhasilan uji aktivitas enzim amilase ditentukan oleh lama waktu pemanasan yang
memengaruhi kinerja enzim amilase. Kemungkinan kenaikan suhu menyebabkan
terjadinya proses denaturasi yang mengganggu bagian sisi aktif enzim dan
mengurangi konsentrasi enzim sehingga kecepatan reaksinya menurun.
Peningkatan suhu hingga dicapai suhu optimum dapat meningkatkan aktivitas
enzim karena semakin banyak tumbukan antara enzim dengan substrat membentuk
kompleks enzim-substrat (ES). Suhu yang melebihi suhu optimum akan
menyebabkan molekul protein enzim mengalami denaturasi sehingga struktur tiga
dimensi enzim berubah-ubah secara bertahap. Aktivitas amilase meningkat seiring
dengan peningkatan suhu inkubasi, namun setelah mencapai suhu maksimum
aktivitasnya menurun (Tazkiah et al., 2017).
Kinerja enzim yang spesifik terhadap substrat dan kondisi lingkungan tertentu
memungkinkan pemanfaatan di berbagai bidang. Aktivitas enzim kitinase oleh
organisme kitinolittik dimanfaatkan sebagai agen potensial pengendali hayati
terhadap jamur pathogen maupun serangga hama yang berguna di bidang
pertanian.pada bidang anatomi dan kedokteran, enzim biasa diaplikasikan pada tubuh
manusia sebagai agen terapi, agen analitik, dan diagnosis penyakit. Pada bidang
industri, enzim juga dikenal dalam katalisis reaksi biokimia pada produk makanan
tertentu seperti olahan susu, daging, wine (minuman anggur), dan sebagainya.
IV. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pada uji aktivitas enzim nitrat reductase dihasilkan reaksi positif pada seluruh
sampel yaitu sampel daun cabai, daun bambu, dan daun kacang yang ditunjukkan
dengan terbentuknya warna merah muda. Sedangkan pada uji aktivitas enzim
amilase dihasilkan reaksi positif pada sampel jagung+filtrat B dan sampel kacang
hijau+filtrat B pada menit ke-15 yang ditunjukkan dengan tidak terbentuknya
warna biru. Pada pengujian temperature terhadap aktivitas enzim didapatkan
reaksi positif pada sampel jagung di suhu kamar, suhu 1000C, dan suhu
kamar+HCl. Sampel kacang hijau menunjukkan reaksi serupa pada suhu kamar
dan suhu kamar+HCl serta sampel air ludah pada suhu kamar, suhu 370C, suhu
500C, dan suhu kamar+HCl.
2. Aktivitas enzim nitrat reductase dipengaruhi oleh ketersediaan nitrat, adanya zat
pengatur tumbuh (fitohormon), intensitas cahaya, parameter lingkungan dan
fisiologis, penambahan pupuk mengandung N, serta salinitas atau cekaman
lingkungan. Sedangkan aktivitas enzim amilase dipengaruhi oleh konsentrasi
enzim/substrat dan suhu pemanasan sehingga didapat hasil yang berbeda pada
setiap sampel.
DAFTAR PUSTAKA

Aljawad, E.M., Widodo, M.S., and Fadjar, M. 2019. Digestive enzymes activities of brek
(Puntius orphoides) fish based on fish development phase. International Journal of
Scientific & Technology Research, 8(10): 2033-2035.
Haedar, N., Natsir, H., Fahruddin, dan W. Aryanti. 2017. Produksi dan Karakterisasi Enzim
Kitinase dari Bakteri Kitinolitik Asal Kerang Anadara Granosa. Jurnal Ilmu Alam dan
Lingkungan, 8(15): 14 – 21.
Kusumaningrum, A., Gunam, I.B.W., dan I.M.M. Wijaya. 2019. Optimasi suhu dan pH
terhadap aktivitas enzim endoglukanase menggunakan respinse surface methodology
(RSM). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 7(2): 243-253.
Muliasari, H., dan L. Permatasari. 2022. Initial study of activity test of amylase enzyme from
plants qualitatively based on differences in temperature and substrate concentration.
Journal of Agritechnology and Food Processing, 2(1): 29-34.
Qomariah, U.K.N. 2019. Nitrate activities reductase of Capsicum annum L. by in vivo with
spectrophotometry. Exact Papers in Compilation (EPiC), 1(2): 95-100.
Tazkiah, N.P., Rosahdi, T.D., & A. Supriadin. 2017. Isolasi dan karakterisasi enzim amilase
dari biji nangka (Artocarpus heterophillus). Jurnal al-Kimiya, 4(1): 17-22.
Vitolo, M. 2020. Brief review of enzyme activity. World Journal of Pharmaceutical Research,
9(2): 60-76.
Wahyuni, S. 2017. Biokimia Enzim dan Karbohidrat. Unimal Press, Aceh.

Anda mungkin juga menyukai