Anda di halaman 1dari 6

DIFUSI, OSMOSIS DAN IMBIBISI

Ruhama Nuri Syahidah*1, Niken Agustin1, Syalwa Ersadiwi Shalsabilla1, Niken Ayu
Safitri1, Achmad Junaidi2, Ardian Khairiah2, Siti Rahmah3, Dhella Avenna D.Y3, Umriyati3
1
Mahasiswa Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah
2
Dosen Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif
Hidayatullah 3Asisten Laboratorium Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Program Studi Biologi, Fakultas Sains
dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah
*Corresponding author:

Abstrak
Konsep transpotasi pada tumbuhan mengandung beberapa sub konsep yaitu pengangkutan zat
atau bahan melalui proses difusi, osmosis, imbibisi, dan transpor aktif. Percobaan difusi
menggunakan bahan dan alat yaitu air panas, air dingin, 2 buah gelas dan bubuk kopi.
Hasilnya membuktikan bahwa suhu merupakan salah satu faktor penyebab difusi, suhu yang
lebih tinggi mampu meningkatkan energi serta mempercepat gerakan molekul, sehingga
meningkatkan laju difusi. Percobaan osmosis menggunakan alat dan bahan berupa potongan
wortel, air, garam dan 2 buah gelas. Hasilnya perbedaan ukuran dan perubahan yang terjadi
pada wortel didalam larutan air dan garam disebabkan oleh jaringan tumbuhan yang berada di
larutan hipertonis (contoh larutan garam) mengalami plasmolisis. Percobaan imbibisi
menggunakan alat dan bahan berupa 20 biji kismis, beaker glass, aquades, spatula, timbangan
elektrik, cawan petri dan kertas blot. Penambahan berat biji kismis membuktikan terjadi
penyerapan air pada kismis. Karena kemampuan dinding dan plasma sel biji untuk menyerap
air dari luar sel.
Kata Kunci: Difusi, Osmosis, Imbibisi, Tranportasi, Plasmolisis.

PENDAHULUAN
Air merupakan 85-95% berat tumbuhan herbal yang hidup di air. Air di dalam sel
diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya
(transportasi). Konsep transpotasi pada tumbuhan mengandung beberapa sub konsep yaitu
pengangkutan zat atau bahan melalui proses difusi, osmosis, imbibisi, dan transpor aktif.
Penyerapan dan proses pengangkutan air dan zat terlarut terjadi melalui pembuluh kayu
(xylem), pengangkutan hasil fotosintesis dilakukan melalui pembuluh tapis (floem).
(Dwidjoseputro, 2001).
Difusi adalah pergerakan molekul suatu zat secara random yang menghasilkan
pergerakan molekul efektif dari konsentrasi tinggi ke kosentrasi rendah. Contoh-contohnya
adalah difusi zat warna dalam air tenang, difusi glukosa dan teknik tomografi, difusi zat
melalui membran, difusi oksigen dalam membran polimer. Bahkan difusi tidak hanya terjadi
pada skala mikro tetapi juga skala makro, seperti difusi gas dan galaksi (Trihandaru, 2012:1).
Osmosis adalah difusi air menembus membran sel atau osmosis adalah perpindahan
air dari larutan berkonsentrasi rendah kelarutan berkonsentrasi tinggi melalui selaput semi
permeabel. Osmosis berkaitan dengan beberapa keadaan sel tumbuhan. Berdasarkan jalur
yang ditempuh air dan garam mineral yang masuk ke akar, pengangkutan air dan garam
mineral dibedakan menjadi simplas dan apoplas. Simplas adalah bergeraknya air dan mineral
lewar jalur dalam sel, yaitu sitoplasma sel dengan jalan menembus membran plasma.
Sedengkan apoplas adalah bergeraknya air lewat jalur luar sel atau lewat dinding-dinding sel
(Suradinata, 2003).
Imbibisi adalah proses penyerapan air ke dalam sel-sel imbiban (biji yang akan
berkecambah). Proses ini sangat penting karna masuknya air ke dalam biji memacu
fitohormon aktif bekerja.
Banyaknya air yang dihisap selama proses imbibisi umumnya kecil, cepat dan tidak
boleh dari 2-3 kali berat kering dari biji. Kemudian pertumbuhan biji tampak terhadap
pertumbuhan akar dan sistem yang cepat, lebih luas dan banyak menampung sumber air yang
diterima. Ahli fisiologi benih menyatakan ada empat tanah yaitu hidrasi atau imbibisi, selama
periode kedua tersebut, air masuk kedalam embrio dan membasahi protein serta koloid lain,
dilanjutkan pembentukan atau pengaktifan enzim yang menyebabkan peningkatan aktivitas
metabolik selanjutnya pemanjangan sel radikal diikuti munculnya radikula dari biji dan
pertumbuhan kecambah selanjutnya (Kimbal, 2003).
Semakin tinggi suatu konsentrasi larutan maka kemampuan biji untuk menyerap suatu
larutan akan semakin besar, sehingga air akan semakin cepat bergerak kedalam biji
dikarenakan konsentrasi potensial air larutan dalam biji rendah dibandingkan dengan
potensial air larutan tersebut sehingga berat biji menjadi bertambah (Kimbal, 2003).
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati proses difusi, proses
osmosis dalam suatu larutan, dan pengaruh macam larutan terhadap proses imbibisi.

MATERIAL DAN METODE


Bahan dan alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah air, garam, wortel, gelas,
kopi, air panas, air dingin, 20 biji kismis, beaker glass, aquades, spatula, timbangan elektrik,
kertas blot dan cawan petri.
Percobaan difusi menggunakan bahan dan alat yaitu air panas, air dingin, 2 buah gelas
dan bubuk kopi. Gelas pertama diisi dengan air panas dan geals kedua diisi dengan air dingin
yang kemudian dimasukkan 2 sendok bubuk kopi. Diamkan selama 30 menit.
Percobaan osmosis menggunakan alat dan bahan berupa potongan wortel, air, garam
dan2 buah gelas. Gelas pertama diisi dengan air, garam dan potongan wortel. Sementara gelas
kedua tidak diberi garam. Diamkan selama 30 menit.
Percobaan imbibisi menggunakan alat dan bahan berupa 20 biji kismis, beaker glass,
aquades, spatula, timbangan elektrik, cawan petri dan kertas blot. 20 biji kismis ditimbang
untuk diketau berat awal. Beaker glass diisi dengan aquades dan dimasukkan 20 biji kismis.
Diamkan selama 2-3 jam. Kismis diambil menggunakan spatula ke dalam cawan petri yang
telah dilapisi kertas blot. Setelah mongering, timbang kembali biji kismis tersebut untuk
diketahui berat akhir.
HASIL
Berikut adalah hasil dari percobaan difusi:

Gambar 1. Difusi kopi pada air. (A) Difusi kopi pada air dingin. (B) Difusi kopi pada air
panas.

Berdasarkan pada percobaan ini telah dilakukan uji difusi yang bertujuan untuk
mengetahui dan mengamati proses difusi yang terjadi. Hasil yang diperoleh pada Gambar 1.
menunjukkan terjadi beberapa perbedaan kelarutan difusi pada masing-masing konsentrasi
suhu. Jika dilihat pada gambar A, bubuk kopi tidak terlarut oleh air dingin, sedangkan pada
gambar B, bubuk kopi terlarut oleh air panas. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
suhu air, pada gelas pertama diberikan suhu yang dingin sementara pada gelas kedua pada
air panas. Suhu merupakan salah satu faktor penyebab difusi, suhu yang lebih tinggi mampu
meningkatkan energi serta mempercepat gerakan molekul, sehingga meningkatkan laju difusi.
Menurut (Lakitan,2008) gerakan partikel air bergantung pada suhunya. Semakin
tinggi suhunya semakin cepat gerakan partikel air. Akibatnya gerakan partikel air panas lebih
cepat sehingga dapat lebih cepat masuk ke dalam teh dan melarutkan teh tersebut dalam air.
Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan
pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih
efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu
tinggi. Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya, benda
padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi.
Sementara pada saat suhu yang lebih rendah menyebabkan menurunnya energi
molekul, sehingga mengurangi laju difusi. Menurut (Trihandaru, 2012) pergerakan molekul
suatu zat secara random akan menghasilkan pergerakan molekul efektif dari konsentrasi
tinggi ke kosentrasi rendah.
Berikut adalah hasil dari percobaan osmosis
Tabel 1. Hasil Uji Osmosis
Perlakuan Panjang awal Panjang akhir

Wortel dalam air mineral 5 cm 5 cm

Wortel dalam larutan 5 cm 4,5 cm


garam
Berdasarkan pada percobaan yang selanjutnya telah dilakukan uji osmosis yang
bertujuan untuk mengetahui dan mengamati proses osmosa dalam suatu larutan. Hasil yang
diperoleh pada tabel 1 mengenai uji osmosis ini menunjukkan bahwa pada perlakuan pertama
yaitu wortel dalam air mineral tidak mengalami perubahan panjang ukuran. Sedangkan pada
perlakuan kedua yaitu wortel dalam larutan garam mengalami perubahan bentuk ukuran yaitu
wortel menjadi lebih pendek atau menyusut. Hal ini disebabkan oleh jaringan tumbuhan yang
berada di larutan hipertonis (contoh larutan garam) akan mengalami plasmolisis. Plasmolisis
menyebabkan air dalam wortel berosmosis keluar dari wortel menuju larutan garam sehingga
sel menjadi menyusut. Bebeda dengan wortel yang ditempatkan di larutan isotonis (air), tidak
terjadi proses osmosis. Wortel mengapung pada tabung reaksi yang berisi larutan garam dan
tenggelam pada tabung yang berisi air biasa, hal ini sesuai dengan literature (Taiz,2002)
kadar garam larutan garam dan massa jenisnya lebih besar dari kadar dan massa jenis wortel.
Sedangkan kadar dan massa jenis air tawar lebih kecil dari kadar dan massa jenis wortel
sehingga wortel tenggelam.
Sedangkan ke wortel yang di rendam pada air massanya akan bertambah. Hal ini
dikarenakan air memiliki konsentrasi yang lebih rendah dari pada kandungan pada dan
wortel sehingga wortel yang di rendam dalam air massa akan bertambah sebab konsentrasi
pada dan wortel berpindah ke air. Menurut (Yahya, 2015) semakin besar perbedaan
konsentarsi antara dua daerah maka makin tajam gradasi konsentasi makin besar kecepatan
difusinya. Salah satu bagian difusi adalah osmosis yaitu perpindahan air dari larutan yang
mempunyai konsentarsi rendah ke larutan yang mempunyai konsentrasi tingi melalui
membran semipermiabel Padas el tumbuhan, dinding sel yang terdiri atas selulosa bersifat
permeable terhadapa air dan zat-zat terlarut, sedangkan membrane sitoplasma bersifat semi
permeable. Bila sel tumbuhan dimasukan ke dalam air suling, maka air akan berosmosa
melalui sitoplasma vakuola (Puji Astuti, 2019).
Berikut adalah hasil percobaan imbibisi
Tabel 2. Hasil Uji Imbibisi
Perlakuan Berat awal Berat akhir

Kismis direndam air 12,370 gr 19,160 gr

Berdasarkan pada percobaan selanjutnya yaitu mengenai uji imbibisi ini bertujuan
untuk mengamati pengaruh macam larutan terhadap proses imbibisi. Imbibisi merupakan
proses penyerapan molekul air dan sampai menetapnya molekul air tersebut pada imbiban.
Hasil yang diperoleh berdasarkan pada tabel 2 terlihat bahwa terdapat penambahan berat biji
setelah direndam pada senyawa dan suhu tertentu. Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air
oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, gelatin, dan lainnya
yang menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air. Kemampuan untuk
menyerap air misalnya pada biji biasa disebut dengan potensial imbibisi dan prosesnya
disebut dengan imbibisi. (Wahab, 2013).
Berdasarkan data yang didapat dari setiap kelompok pada percobaan imbibisi kali ini,.
Setelah dilakukan perendaman selama beberapa jam dapat diketahui besar kecepatan imbibisi
dan selisih berat awal dan berat akhir setelah biji menyerap air sebagai kemampuan biji
dalam potensial imbibisi. Kenaikan berat ini disebabkan penyerapan air pada kismis.
Kemampuan dinding dan plasma sel biji untuk menyerap air dari luar sel. Absorbsi air oleh
senyawa pembentuk protoplasma dan dinding sel, khususnya senyawa yang berukuran
makromolekul seperti protein. Polisakarida, dan lainnya. Molekul-molekul air terikat diantara
molekul dinding sel/plasma sel. Sehingga plasma sel mengembang dan penyerapan air oleh
imbibian. Imbibisi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu temperature (suhu) dan potensial
osmosis senyawa yang diimbibisi terhadap larutan (Diana, Siska. 2011). Dapat dilihat di tabel
hasil pengamatan bahwa terjadinya perbedaan berat yang signifikan pada perbedaan faktor
temperatur dan larutannya.

SIMPULAN
Berdasarkan pada percobaan ini telah dilakukan uji difusi yang bertujuan untuk mengetahui
dan mengamati proses difusi yang terjadi. Hasilnya membuktikan bahwa suhu merupakan
salah satu faktor penyebab difusi, suhu yang lebih tinggi mampu meningkatkan energi serta
mempercepat gerakan molekul, sehingga meningkatkan laju difusi. Uji osmosis yang
bertujuan untuk mengetahui dan mengamati proses osmosa dalam suatu larutan. Perbedaan
ukuran dan perubahan yang terjadi ini disebabkan oleh jaringan tumbuhan yang berada di
larutan hipertonis (contoh larutan garam) akan mengalami plasmolisis. Plasmolisis
menyebabkan air dalam wortel berosmosis keluar dari wortel menuju larutan garam sehingga
sel menjadi menyusut. Bebeda dengan wortel yang ditempatkan di larutan isotonis (air), tidak
terjadi proses osmosis. uji imbibisi ini bertujuan untuk mengamati pengaruh macam larutan
terhadap proses imbibisi. Penambahan berat biji kismis membuktikan terjadi penyerapan air
pada kismis. Karena kemampuan dinding dan plasma sel biji untuk menyerap air dari luar sel.

REFERENSI
Diana,siska. (2011). Kimia dan Fisilogi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Dwidjoseputro, D.( 2001). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia. Jakarta.


Kimbal, Jonh W. (2003). Biologi Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Lakitan,B.2008. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Puji Astuti, (2019). Fisiologi Tumbuhan . Jakarta: WordPress.
Soedirokoesoemo, Wibisono. (2003). Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suradinata, Tatang.( 2003). Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
Taiz, zeiger. (2002). Plant Physiology 3th Edition. Sunderland : Sinauer Associates.
Trihandaru S. (2012). Pemodelan dan Pengukuran Difusi Larutan Gula dengan Lintasan
Cahaya Laser. Yogyakarta : Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY,
Purworejo 14 April 201. ISSN : 0853-0823 : 1.
Wahab,dkk. (2013). Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Yahya. (2015). Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum Dan
Doucus Carota. Jurnal Biology Education, 4(1): 196-206.

LAMPIRAN
1. Jelaskan perbedaan antara difusi, osmosis, dan imbibisi ?
2. Sebutkan masing-masing satu contoh proses difusi dan proses osmosis pada tumbuhan ?
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi imbibisi ?
Jawaban
1. Difusi merupakan perpindahan molekul atau ion dari larutan yang berkonsentrasi tinggi
(pekat) ke larutan atau wilayah yang berkonsentrasi rendah (encer). Osmosis merupakan
proses difusi air, yaitu perpindahan molekul air dari larutan yang berkonsentrasi airnya lebih
tinggi (larutan encer) menuju larutan yang konsentrasi airnya lebih rendah (larutan pekat)
melalui membran semipermeabel (membran yang hanya dapat dilalui air). Sedangkan
imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau agak
padat (semisolid) karena benda-benda itu mempunyai zat penyusun dari bahan yang berupa
koloid.
2. Contoh difusi yaitu terjadinya proses pertukaran gas pada tumbuhan yang terjadi pada
daun. Contoh osmosis yaitu proses masuknya larutan kedalam sel-sel endodermis.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi : (1) permeabilitas kulit /membran biji, (2)
konsentrasi air (3) suhu air, (4) tekanan hidrostatik, (5) permukaan biji yang kontak dengan
air, (6) daya intermolekuler, (7) spesies dan varietas, (8) tingkat kemasukan, dan (9)
komposisi kimia.

Anda mungkin juga menyukai