Anda di halaman 1dari 5

PENGUKURAN TINGGI POHON1)

(Measurement the High of Trees)

MutiahMarhamah/E341301182)

1) Judul Makalah
2) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

ABSTRAK
Pengukuran tinggi pohon menggunakan alat ukur tinggi yaitu christen meter,
walking stick, SRB, suunto clinometer, dan haga hypsometer memiliki nilai yang
berbeda-beda. Pengukuran tinggi pohon yang paling akurat yaitu menggunakan suunto
clinometer dan haga hypsometer karena memakai prinsip trigonometri dalam
pengukurannya. Pohon tertinggi yaitu Pinus merkusii 3 dengan tinggi 34.64 meter dan
pohon terendah yaitu Barringtonia spp dengan tinggi 15.5 meter.

Kata kunci : Pengukuran tinggi, prinsip trigonometri, alat ukur tinggi.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengukuran adalah kegiatan yang paling penting dilakukan, karena pengukuran
dilakukan untuk mengetahui atau menduga potensi suatu tegakan ataupun suatu
komunitas tertentu (Dephut 1995). Pengukuran yang dilakukan kali ini yaitu mengukur
tinggi pohon. Menurut Hastaka P (2012) Tinggi pohon didefinisikan sebagai jarak
terpendek antara suatu titik pada puncak pohon (atau titik lain pada pohon tersebut)
dengan titik proyeksinya pada bidang datar (permukaan tanah). Sedangkan panjang
pohon merupakan jarak yang menghubungkan dua titik yang diukur baik menurut garis
lurus maupun tidak.

Pengukuran tinggi pohon dari sebuah komunitas dilakukan dengan tujuan dalam
penaksiran volume suatu komunitas. Tinggi pohon merupakan salah satu karakteristik
pohon yang mempunyai arti penting dalam penafsiran hasil hutan. puncak pohon terhadap
permukaan tanah. Pengukuran tinggi pohon dapat dilakukan pada ketinggian tertentu dari
batang. Pengukuran yang baik dilakukanadalah pohon-pohon yang telah ditebang dan
pohon-pohon yang berdiri, khususnya untuk penaksiran yang berhubungan dengan
volume (Faldiansah V 2011).

Pengukuran tinggi pohon menggunakan alat yang berbeda. Alat yang berbeda ini
menghasilkan ukuran nilai yang berbeda pula. Dimana masing-masing alat yang dipakai
mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Tujuan

Tujuan dari praktikumi ini untuk mengetahui penggunaan alat-alat ukur tinggi
pohon dengan benar dan memperoleh gambaran hasil pengukuran tinggi pohon dengan
alat ukur yang berbeda
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Pada praktikum ini, praktikan harus mengukur tinggi total dan tinggi bebas
cabang dari 10 pohon contoh (berbagai ukuran dan jenis) yang ada di sekitar Fakultas
Kehutanan IPB. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat-alat ukur dan bahan
sebagai berikut:
• Walking stick
• Pita Ukur
• Spiegel Relaskop Bitterlich (SRB)
• Christen meter
• Suunto Clinometer
• Haga hypsometer

Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari kamis tanggal 7 Mei 2015 di Arboretum
Fahutan IPB.

Metode dan Cara Pengambilan Data

Pengambilan data dari diameter pohon dilakukan dengan tahapan kegiatan


sebagai berikut :
1. Pemberian materi dan pengarahan kegiatan oleh dosen atau asisten dosen.
2. Pembagian alat-alat ukur kepada setiap regu
3. Pengukuran tinggi total dan tinggi bebas cabang dari 10 pohon contoh, dimana
masing-masing pohon diukur sebanyak 2 kali dengan menggunakan kelima alat
ukur secara bergantian. Hasil pengukuran dicatat pada tally sheet yang
disediakan.
4. Pengisian dan pengumpulan lembar kerja praktikum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah:

Tabel 1. Hasil pengukuran tinggi pohon contoh

Haga
Christen Walking Suunto (3) SRB (4) hypsometer
No Nama pohon meter (1) Stick (2) (5)
Tt Tbc Tt Tbc Tt Tbc Tt Tbc Tt Tbc
1 Maesopsis eminii 1 24 6.75 24.56 13.84 17.5 15.07 21.5 19.5 21 14
2 Barringtonia sp 30 24 24.56 13.84 18.35 8.63 15.5 9 19 9.25
3 Pinus merkusii 1 26.5 22 25 21.85 27.25 21.5 25.5 21.5 26.5 22
4 Pinus merkusii 2 25.26 21.81 24.6 22 28 25.6 22 17 25.5 22.5
5 Pinus merkusii 3 26.66 24 33.4 14 34.64 14 32.5 14.5 34.5 14
6 Maesopsis eminii 2 30 24 24.81 17.98 18.7 16.9 22.5 18 25 18.5
7 Shorea stenoptera 30 25.56 24 11.1 15.8 14.6 24.5 13.5 24.5 11.5
8 Maesopsis eminii 3 20 17.7 17.53 14.86 16.78 14 18.5 15.5 22.5 15.5
9 Maesopsis eminii 4 30 21.81 24 20.41 23.83 20 23 20.5 27.5 21
10 Pinus merkusii 4 20 17.14 17.1 13.43 16.78 14 17 13.5 19 14

Grafik 1. Hasil Tinggi total pohon contoh


36

27
Tinggi Pohon

18

0
Christen meter Walking stick Suunto SRB Haga hypsometer
Grafik 2. Hasil tinggi bebas cabang pohon contoh
26

19.5
Tinggi pohon

13

6.5

0
Christen meter Walking stick Suunto SRB Haga hypsometer
Pembahasan
Pengukuran tinggi pohon dilakukan di Arboretum Fahutan IPB. Menggunakan
alat christen meter, walking stick, suunto clinometer, haga hypsometer, dan SRB.
Pengukuran tinggi dilakukan pada 6 daun lebar dan 4 daun jarum, dimana masing-masing
pohon dipilih secara acak. Data yang diabil yaitu tinggi total dan tinggi bebas cabang atau
tinggi pada diameter 10 centimeter untuk pohon daun jarum. Masing-masinh pohon
mempunyai tinggi yang berbeda.
Berdasarkan data yang didapatkan, pohon tertinggi yaitu Pinus merkusii 3 dengan
tinggi 36.64 meter dengan menggunakan suunto clinometer. Pohon terpendek adalah
Barringtonia sp dengan tinggi 15.5 meter dengan menggunakan SRB. Dilihat dari grafik 1
dan grafik 2, Pinus merkusii 1 mempunyai rata-rata tinggi total dan tinggi bebas cabang
yang hampir sama walaupun menggunakan alat yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
karena saat pengukuran Pinus merkusii 1 praktikan tidak terburu-buru dan teliti dalam
menggunakan kelima alat tersebut, serta tajuk teratas dari pohon ini dapat dilihat dengan
baik.
Pengukuran tinggi pohon yang paling akurat yaitu menggunakan haga
hypsometer dan suunto clinometer karena dari keduanya menggunakan prinsip
trigonometri. Menurut Rahlan (2004) prinsip trigonometri sering dipakai dalam
pengukuran tinggi dan hasilnya lebih cermat dan teliti, namun membutuhkan waktu yang
relatif lama. Pengukuran menggunakan walking stick dan christen meter terkadang
memiliki angka yang jauh berbeda dengan yang lainnya, karena kedua alat tersebut dapat
dibuat secara manual. Kelemahan dari christen meter dan walking stick adalah tidak
adanya ketepatan dalam membuat alat, maka dari itu terdapat data yang terlalu jauh dari
hasil yang lainnya.
Terdapat banyak kesalahan yang dilakukan praktikan dalam mengukur tinggi
pohon yang menyebabkan hasilnya tidak sesuai dengan tinggi yang sebenarnya, salah
satunya yaitu ketidak tepatan dalam membidik tajuk pohon. Menurut Suwardi (2002) ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesalah-kesalahan dalam pengukuran,
antara lain kesalahan dalam melihat puncak pohon, pohon yang diukur tingginya dalam
keadaan tidak tegak, jarak antara pengukuran dan pohon tidak diatas ataupun karena jarak
ukur tidak tepat
KESIMPULAN

Kesimpulan
Pengukuran tinggi pohon dapat dilakukan dengan menggunakan christen meter,
walking stick, SRB, suunto clinometer, dan haga hypsometer. Masing-masing alat
mempunyai kelebihan dan kelemahan, maka dari itu nilai yang didapatkan juga beragam.
Alat yang paling teliti adalah suunto clinometer dan haga hypsometer karena
menggunakan prinsip trigonometri. Pohon dengan pohon tertinggi adalah Pinus merkusii
3 dan pohon terendah yaitu Barringtonia sp. Terdapat banyak kesalahan pada pengukuran
pohon yaitu kesalahan dalam membidik, kesalahan mengukur jarak, dan keadaan tanah
yang tidak datar.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kehutanan. 1995. Hutan Rakyat. Jakarta(ID): Departemen Kehutanan


Republik Indonesia.

Faldiansah V. 2011. Laporan Inventarisasi Hutan: Pengukuran Tinggi Pohon.


Medan(ID): Universitas Sumatera Utara.

Hastaka P. 2012. Modul Invetarisasi Hutan. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan IPB

Rahlan EN. 2004. Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota. Bogor(ID): IPB
Press.

Suwardi. 2002. Tekhnik Penarikan Sampel. Medan(ID): USU Press.

Anda mungkin juga menyukai