V = . . d2 . h . f
Sedangkan rumus untuk menghitung angka bentuk yaitu :
f=
Umur pohon
Ukuran tajuk pohon
Faktor tempat tumbuh (khususnya pengaruh angin)Berdasarkan diameter yang digunakan
Untuk nmenghitung volume silindernya, angka bentuk dibedakan atas :
f=
Keterangan :
Vt = Volume silinder batang
ggl = bidang dasar pada pangkal pohon
ht = tinggi pohon silinder
(2) Angka bentuk buatan
Angka bentuk buatan (artificial form factor) adalah angka bentuk di mana volume silindernya
menggunakan lbds berdasarkan dbh.
Rumus :
f=
Keterangan :
Vt = Volume silinder batang
gbh = bidang dasar pada diameter setinggi dada
ht = tinggi pohon silinder
(3) Angka bentuk normal
Angka bentuk normal (true form factor/hohenadl form factor) adalah angka bentuk di mana
volume silindernya menggunakan lbds berdasarkan diameter pada ketinggian 1/10 tinggi pohon.
Rumus :
f=
Keterangan :
Vt = Volume silinder batang
g0,1 = bidang dasar pada ketinggian sepersepuluh dari tinggi total pohon
ht = tinggi pohon silinder
Rumus :
f=
Keterangan :
Vm = volume kayu tebal atau bebas cabang
gbh = bidang dasar pd diameter setinggi dada
ht = tinggi pohon silinder
Oleh karena dbh biasa digunakan sebagai ciri diameter pohon, maka angka bentuk yang
sering digunakanpun adalah angka bentuk buatan. Pohon rebah digunakan istilah panjang pohon.
Dalam kenyataannya tidak ada pohon yang memiliki bentuk geometris sempurna seperti
frustum-frustum tersebut. Oleh karena itu, bentuk batang harus dipergunakan bentuk koreksi
dalam menentukan volume. Untuk menerangkan bentuk batang dapat digunakan : angka bentuk,
kusen bentuk, dan fungsi taper.
Angka bentuk dapat bervariasi karena jenis pohon dan faktor genetik, umur, ukuran tajuk,
dan faktor tempat tumbuh ( khususnya pengaruh angin ) Bentuk pohon berkaitan dengan
perubahan diameter batang karena perubahan tinggi pengukuran. Karena perbedaan diameter
pada berbagai ketinggian maka secara umum ada tiga bentuk batang yaitu:
1. Pada pangkal (neloid)
Rumus :
V= L/20 (D2+D3/2d1/2+Dd+D3/2+d2)
2. Pada bagian tengah (bentuk silindris atau parabolid)
Rums :
V= L/20 (D2+d2)
3. Pada ujung pohon (konus)
Rums :
V= L/20 (D2+Dd+d2)
Keterangan :
V = volume batang
L = Panjang batang
D = Diameter batang bagian pangkal
d = diameter batang bagian ujung
Karena bentuk batang yang berbeda-beda , maka volume tiap pohon dapat ditafsir atau dihitung
dengan rumus berbeda-beda pula.
Perkembangan diameter pohon juga terdapat koreksi yang kuat antara diameter pohon.
Pada ketinggian tertentu dengan berat material yang harus didukung oleh diameter tersebut. Yaitu
berat material diatasnya. Masalah bentuk pohon ini akan berlanjut kedalam satu teori tentang
faktor bentuk dan koesien diameter batang karena adanya bentuk batang selalu berkaitan dengan
pembahasan diameter karenaq adanya perubahan tinggi pengukuran.
Bentuk silindris adalah bagian pohon yang mempunyai diameter yang sama antara bagian
pangkal dengan ujung lebih kecil dengan perubahan yang melengkung kearah dasar.
Penampang melintang suatu batang pada umumnya tidak teraturseperti pada bentuk
lingkaran. Dibagian pangkal pohon, bentuk penampang lintang tersebut bahkan sangat jauh
berbeda dengan bentuk lingkaran. Ketidakteraturan bentuk batang dipangkal pohon ini
disebabkan karena pengaruh arah angin yang tetap dan lereng. Adapula penelitian berpendapat
bahwa bentuk batang menyerupai elips tersebut ada kaitannya dengan bidang maknetik bumi.
Banayk pohon-pohon tropis yang memiliki akar banir atau akar papan, yang membuat
penampang lintang pohon sama sekali tidak menyerupai lingkaran atau elips (Herwiyono, 2000).
Bentuk paenampang lintang bagian pangkal pohon yang cenderng eksentik itu maka
dalam pengukuran diameter diambil pada setinggi dada, tidak lebih rendah dari itu. Bahkan
untuk pohon-pohon berbanir, yang tingginya sering mencapai 2 meter atau lebih, pengukuran
diameter harus dilakukan pada 20-25 cm diatas ujung banir. Untuk pohon-pohon yang tidak
berbanir ternyata ada korelasi yang kuat antar diameter setinggi dada dengan volume batang
ternyata ada kelemahan (Dephut, 1998).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010.
Yang
Dimaksud
Dengan
Angka
Bentuk
Pohon.
Diakses
pada
http://vansaka.blogspot.com/2010/03/yang-dimaksud-dengan-angka-bentuk-pada-pohon.html
tanggal 11 Mei 2011.
Anonim. 2010. Angka Bentuk. Diakses pada http://juliusthh07.blogspot.com/2010/02/angka-bentuk.html
tanggal 11 Mei 2011.
Anonim.
2010.
Pengkuran
Bentuk
Batang.
Diakses
pada