Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT SIFAT DASAR KAYU


ACARA 1
PENYIAPAN SAMPEL

Disusun Oleh :

Nama : Khonsa’ Hanifah


NIM : 21/477835/KT/09551
Coass : Audyta Aurel

LABORATORIUM PEMBENTUKAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KAYU


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
I. TUJUAN
1. Memahami proses pembuatan sampel uji fisika, mekanika, dan kimia
2. Memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan sampel
uji sifat fisika, mekanika, dan kimia.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Kayu merupakan barang pokok yang sudah digunakan oleh manusia untuk
kebutuhan sehari-harinya dari masa-masa yang lalu dan memiliki kelebihan seperti
multifungsi, keindahannya, kuat, mudah diproses, serta termasuk bahan yang
terbarukan (Hidayat dan Febrianto, 2018). Pada pengolahan kayu, terdapat tiga
arah sumbu utama (material ortotropik) yang arah sumbu terkuat dari kekakuan
dan kekuatannya sangat besar, bahkan lebih besar daripada material lain apabila
dilihat dari rasio kekuatan terhadap berat jenis material (Pranata dan Suryoatmono,
2019).
Sifat dasar dari jenis-jenis kayu yang berasal dari Indonesia dapat dikatakan
lengkap hanya dengan memiliki sifat berat jenis, kelas kuat, dan kelas awet. Akan
tetapi, kelas kuat dapat dikatakan kurang akurat karena data kelas kuat kebanyakan
merupakan hasil dari taksiran berdasarkan berat jenis. Agar dapat dimanfaatkan
secara efisien maka diperlukan data cermat mengenai sifat anatomi, kimia, fisik,
dan mekanik dari setiap jenis kayu. Kekuatan kayu memiliki peranan penting
dalam penggunaan kayu yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan, perkakas,
dan keperluan lainnya sehingga klasifikasi kekuatan kayu dapat dipakai sebagai
pedoman dalam penentuan penggunaan suatu jenis kayu (Lempang, 2014).
Kayu menjadi bahan alami yang sering digunakan oleh manusia karena
ketersediaannya yang melimpah dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan
serta mudah dalam pengolahan sehingga sering dipakai untuk berbagai alternatif
bahan industry (Janesch et al., 2020). Salah satu jenis kayu dari hutan yang dapat
dimanfaatkan adalah kayu trembesi. Pohon ini dikenal sebagai pohon pelindung
komponen hutan lainnya. Akan tetapi, pohon ini memiliki kelebihan lebih daripada
itu. Kayu trembesi bisa dikembangkan sebagai kayu industry atau komerisal yang
memiliki karakteristik kayu yang lebih lembut, terang, dan kuat sehingga dapat
digunakan untuk furniture kerajinan, dan hiasan untuk interior rumah (Hidayati, F.,
& Siagian, P.B., 2012). Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode
TOPSIS, pemilihan alternatif kualitas kayu terbaik untuk kerajinan meubel nomor
satu berupa kayu trembesi. Kemudian dilanjut urutan kedua dan seterusnya yaitu
kayu jati, kayu akasia, dan terkahir kayu mahoni. (Sari, 2017).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
 Alat :
1. Alat tulis (pensil dan spidol besar)
2. Timbangan
3. Penggaris
4. Gergaji mesin
5. Statif + Jarum
6. Logbook
 Bahan :
1. Kayu Trembesi (Samanea saman)

IV. CARA KERJA


Disk kayu trembesi disiapkan oleh masing-masing coass lalu diukur
diameternya

Empulur kayu dicari dan dibuat sketsa garis untuk membuat sampel uji

Disk digergaji sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan dan serbuk kayu
dikumpulkan

Sampel uji tiap ukuran ditimbang beratnya dan dihitung volumenya

Catat hasil pada logbook yang sudah disiapkan

Penyiapan sampel dilakukan pada sebuah disk kayu trembesi yang sudah
disiapkan sebelumnya oleh coass masing-masing. Ukur diameter disk pada 4 arah
serta ukur panjang kayu gubal dan terasnya. Empulur kayu dicari dan dijadikan
patokan untuk membuat potongan sampel uji. Ukuran dibuat 2x2x2 cm dan 2x2x4
cm. Selanjutnya sketsa yang sudah dibuat diatas disk dipotong di ruang
pengegrgajian. Serbuk kayu yang dihasilkan dar penggergajian dan balok balok
yang didapatkan diberi identitas. Kumpulkan sampel lalu ditimbang satu persatu.
Untuk sampel berukuran 2x2x2 cm dihitung volumenya menggunakan bantuan
statif dan jarum. Tuliskan hasil besat dan volume sampel pada logbook yang sudah
disiapkan.

V. DATA DAN HASIL DAN PERHITUNGAN


a. Sampel Uji Fisika (Kadar air, Berat jenis, dan Penyusutan Dimensi)
b. Sampel Uji Mekanika

c. Sampel Uji Kimia

d. Foto Disk Kayu Trembesi

e. Tabel pengukuran diameter dan lain-lain.

VI. PEMBAHASAN
Pada acara 1 praktikum sifat-sifat dasar kayu ini membahas mengenai
penyiapan sampel. Sampel-sampel tersebut akan digunakan dalam acara
selanjutnya, salah satunya adalah pengujian sifat kayu. Sifat-sifat kayu yang akan
dilakukan pengujian yaitu berupa sifat fisika, sifat mekanika, dan sifat kimia.
Ketiga sifat tersebut dimiliki setiap pohon dan berbeda-beda untuk tiap individu
pohon, bahkan pada satu pohon masih bisa memiliki sifat kayu yang berbeda.
Kadar air, perubahan dimensi, dan berat jenis merupakan bagian dari sifat fisika
kayu. Penggunaan kayu secara tepat akan memerlukan persyarata tertentu
sehingga baik langsung maupun tidak langsung akan selalu berhubungan dengan
sifat fisika tersebut (Mahdie, 2010).
Selain sifat fisika, sifat kimia tersebut merupakan cerminan dari kondisi zat
kimia dalam kayu. Pada kayu, sifat kimia yang terkandung di dalamnya terdiri dari
tiga komponen kimia, yaitu unsur karbohidrat, non karbohidrat, dan ekstraktif.
Kadar kandungan selulosa dan hemiselulosa banyak terdapat dalam dinding sel
sekunder, sedangkan lignin banyak terdapat pada dinding primer dan lamela
tengah. Kemudian, sifat yang terakhir adalah sifat mekanika. Sifat ini berfungsi
dalam menahan gaya yang diberikan oleh faktor luar kayu. Sifat mekanika kayu
diantaranya yaitu kekuatan lengkung, kekuatan tekan sejajar dan tegak lurus serat,
kekuatan geser, dan modulus elastis. Dari ketiga sifat tersebut, oleh karenanya
kayu dapat dipandang sebagai susunan komposit sel, susunan bahan organic, serta
susunan polimer (Winderisen dan Wegener, 2003).
Pada acara penyiapan sampel ini, digunakan kayu Trembesi (Samnea saman).
Pohon ini merupakan pohon yang disebut sebagai pohon pelindung. Kayu ini
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai kayu industri atau komerisal yang memiliki
karakteristik kayu yang lebih lembut, terang, dan kuat sehingga dapat digunakan
untuk furniture kerajinan, dan hiasan untuk interior rumah. Kayu ini juga
dikatakan sebagai kayu alternatif di urutan pertama dalam pembuatan mebel
setelah kayu jati, akasia, dan mahoni.
Untuk pengujian sifat fisika, disk kayu dipotong dengan ukuran 2x2x2 cm
untuk pengujian kadar air dan berat jenis. Sedangkan untuk pengujian perubahan
dimensi dibuat sebesar 2x2x4 cm. Untuk pengujian mekanika kayu dapat
dilakukan dengan menggergaji berukuran 2x2x30 cm sebanyak 3 buah. Dari hasil
penggergajian didapatkan sebuk kayu dan nantinya dikumpulkan untuk pengujian
dengan ukuran 40-60 mesh untuk sifat kimia kayu. Pengambilan serbuk ini tidak
boleh tercampur oleh bahan lainnya atau serbuk lainnya karena dapat
mempengaruhi hasil uji.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengujian sifat fisika kayu dibutuhkan sampel uji berukuran 2x2x2 cm
digunakan untuk pengujian kadar air dan berat jenis, sedangkan sampel
berukuran 2x2x4 cm digunakan untuk pengukuran perubahan dimensi.
Pengujian mekanika kayu dibutuhkan sampel berukuran 2x2x30 cm sebanyak
3 buah dan pengujian kimia kayu dibutuhkan serbuk kayu dari proses
penggergajian dengan ukuran 40-60 mesh.
2. Yang harus diperhatikan dalam praktikum penyiapan sampel ini diantaranya
kayu harus tertutup plastik segera setelah digunakan untuk penggergajian agar
kandungan air pada kayu tetap terjaga. Selain itu harus berhati-hati dan teliti
dalam pemotongan dan pengukuran kayu serta menggunakan jas lab untuk
keselamatan kerja di lab dan membersihkan alat sesudah alat digunakan.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Hidayat, W., dan Febrianto, F. (2018). Teknologi Modifikasi Kayu Ramah
Lingkungan: Modifikasi Panas dan Pengaruhnya Terhadap Sifat-Sifat
Kayu. Bandar Lampung: Pusaka Media.
Hidayati, F., & Siagian, P. B. (2012). Struktur dan Sifat Kayu Trambesi (Samanea
saman MERR) dari Hutan rakyat di Yokyakarta. In Prosiding Seminar
Nasional Mapeki (Vol. 12, pp. 228-232).
Lempang, M. (2014). Sifat dasar dan potensi kegunaan kayu jabon merah. Jurnal
Penelitian Kehutanan Wallacea, 3(2), 163 – 175.
Mahdie, M.F. (2010). Sifat Fisika dan Mekanika Kayu Bongin (Irvingia malayana
Oliv) Dari Desa Karali III Kabupaten Murung Raya Kalimantan
Tengah. Jurnal Hutan Tropis. Vol. 11 No. 30.
Pranata, Y. A., dan Suryoatmono, B. (2018). Struktur Kayu: Analisis dan Desain
dengan LRFD. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sari, R. E. (2017). Pemilihan Alternatif Kualitas Kayu Terbaik Untuk Kerajinan
Meubel Dengan Metode TOPSIS. In Seminar Nasional Informatika
(SNIf) (Vol. 1, No. 1, pp. 211-216).
Windeisen, E., dan Wegener, G. (2003). On the Chemical Characterisation on
Plantation Teakwood from Panama. Holz as Roh- und Werkstoff. Vol.
61 : 416 – 418.

Anda mungkin juga menyukai