PEREKAT ALAMI
Disusun Oleh :
ATILIWINDI G101119163
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Perekat (adhesive) adalah suatu substansi yang dapat menyatukan dua buah benda atau
lebih melalui ikatan permukaan. Perekat thermosetting merupakan perekat yang dapat
mengeras apabila terkena panas atau reaksi kimia dengan sebuah katalisator yang disebut
hardener dan bersifat irreversible. Perekat jens ini jika sudah mengeras tidak dapat menjadi
lunak. Contoh jenis perekat yang termasuk golongan ini adalah urea formaldehida (uf),
melanin formaldehida (mf), phenol formaldehyde (pf), isocynate, dan resorsinol
formaldehyde. Perekat thermoplastic adalah perekat yang dapat melunak jika terkena panas
dan menjadi mengeras kembali apabila suhunya rendah. Contoh jenis perekat yang termasuk
jenis ini polyvinyl adhesive, cellulose adhesive, dan acrylic resin adhesive (pizzie, 1983).
Perekat isosianat merupakan bahan reaktif yang kuat rekatnya pada logam, karet, plastik,
gelas, kulit dan kayu. Yang paling penting dipoli-isosianat, yang gugus-gugus berkandungan
hydrogen aktif (seperti amino, imino, karboksil, sulfonate, hidroksil). Penggunaannya dapat
sendiri atau dicampur larutan elastomer (perekat karet ke logam atau kain), zat pengaruh
sifat perekat basis karet (serbaguna), sebagai reaktan dengan poli eser atau poli eter
menghasilkan poli uretan untuk maksud khusus. Perekat isosianat juga mempunyai
reaktivitas tinggi, kekuatan ikatan dan daya tahan tinggi. Oleh karena itu dapat
menghasilkan produk dengan sifat fisis dan mekanis yang sangat baik. Menurut marra
(1992) dalam sahroni (2008), keuntungan menggunakan perekat isosianat dibandingkan
dengan perekat berbahan dasar resin adalah :
1. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk memproduksi papan dengan kekuatan yang
sama
2. Memungkinkan penggunaan kenapa yang lebih cepat
3. Lebih toleran pada partikel berkadar air tinggi
4. Energi untuk pengeringan lebih sedikit dibutuhkan
5. Stabilitas dimensi papan yang dihasilkan lebih stabil
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Selanjutnya letakan sejumlah perekat pada wadah dari kaca yang bersih,
kemudian diratakan sampai terbentuk lapisan tipis. Lakukan pengamatan
meliputi: warna dan ada atau tidaknya gumpalan dan kotoran
1:2 1:3 1:4
2) Praktikum acara 2
Menyiapkan kardus bekas
Kardus dipotong menjadi ukuran 20 cm x 20 cm dengan menggunakan
cutter
1 mahasiswa menyiapkan 15 lembar kardus ukuran 20 cm x 20 cm, terdiri
3 lapis untuk papan dari perekat pati single spread ( perbandingan
1:3 san 1:4)
3 lapis untuk papan dari perekat pati double spread (perbandingan
1:3 dan 1:4)
3 lapis untuk papan dari perekat PVAc single spread
Kemudian lakukan peleburan perekat
1 papan ada 6 sisi (3 lembar) diperlukan 40 gr perekat Face (2 sisi),
no. 1,2
Core (2 sisi), no. 3,4
Back (2 sisi), no. 5,6
Single spread = yang dilabur adalah sisi ke 3 dan 4 masing-masing
20 gr
Double spread = yang dilabur adalah sisi 2, 3, 4, 5 masing-masing
10 gr
Kemudian lakukan penggabungan lembar kardus
Ketiga lembar kardus kemudian disatukan saling tegak lurus
dengan cara ditekan dengan benda yang lebih berat misalnya buku
tebal atau disimpan dibawah kasur atau lainnya
Lakukan proses ini juga pada papan kardus dengan perekat kanji
1:4 dan perekat PVAc
Dilanjutkan dengan pengujian
Dan lakukan pengujian papan
Kerapatan
contoh uji berukuran 10 cm x 10 cm ditimbang dalam
kondisi kering
lalu ukur rata-rata panjang, lebar, dan tebalnya untuk
mendapatkan nilai
Hasil pengujian papan karton Single Spread dan Double Spread yang telah dibuat
4.2 Pembahasan
Pada pengerjaan praktikum acara 1 tentang pengujian perekat alami
(kanji/tapioka) dan sintesis (perekat PVAc) ini terdapat sedikit perbedaan waktu pada
proses pemasakan perekat yang di gunakan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
jumlah air yang digunakan dan besar kecilnya api yang digunakan.
Pada perekat tepung tapioka 1:2 (20gr tepung, 40ml air) dibutuhkan waktu
memasak kurang lebih 1 menit, pada tepung tapioka 1:3 (20gr tepung, 60ml air)
dibutuhkan waktu memasak kurang lebih 1 ½ menit, dan pada tepung tapioka 1:4 (20gr
tepung, 80ml air) dibutuhkan waktu kurang lebih 2 menit. Semakin sedikit air yang di
gunakan semakin cepat proses pemasakan.
Perbandingan jumlah air yang digunakan juga mempengaruhi pot life dari perekat
alami yang digunakan. Semakin sedikit air yang digunakan maka semakin cepat
mengeras perekat tersebut begitu juga sebaliknya jika jumlah air yang digunakan banyak
maka perekat menjadi lebih encer sehingga lebih lama untuk mengeras.
Kerapatan pada papan kardus yang dibuat mempunyai nilai yang berbeda-beda,
hal ini disebabkan karena tebal tipisnya bahan kardus yang digunakan serta banyaknya
jumlah perekat yang dipakai dalam proses pembuatan papan kardus tersebut.
Pengembangan pada papan kardus yang di uji menggunakan metode perendaman
selama 24 jam dalam suhu kamar diperoleh hasil sampel yang direndam mengalami
pengembangan terutama pada sampel kardus yang menggunakan perekat alami
(kanji/tapioka) dimana perekat tersebut ikut melebur bersama air sedangkan pada sampel
PVAc yang mengalami pengembangan hanya pada kardusnya saja tetapi pada perekat
PVAc nya tidak berpengaruh sama sekali karena jenis perekat ini tahan terhadap air.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perekat alami yang digunakan dalam praktikum ini menggunakan tepung
tapioka/kanji dan perekat sintetis menggunakan perekat PVAC dalam proses
pembuatan perekat alami terdapat perbedaan perbandingan air yang
digunakan dan waktu pada proses pemasakannya. Setiap perekat yang akan
digunakan mempunyai perbandingan air yang berbeda yaitu 1:2, 1:3, dan 1:4
maka dari perbandingan dari jumlah air juga dapat mempengaruhi pot life dari
perekat alami yang digunakan.
Kerapatan pada praktikum perekat alami dan perekat sintetis memiliki
jumlah kerapatan yang berbeda disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor
perekat yang digunakan, lama waktu pelepasannya, Dan jenis kotak yang
digunakan
Pengembangan pada praktikum perekat alami dan sintetis juga mempunyai
persentase pengembangan yang berbeda disetiap perbandingan perakat yang
digunakan, jenis perekat dan ukuran kotak yang digunakan tergsntung tebal
dan tipisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Faijah, F., Fadilah, R., & Nurmila, N. (2021). Perbandingan Tepung Tapioka dan Sagu
pada Pembuatan Briket Kulit Buah Nipah (Nypafruticans). Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian, 6(2), 201-210.
Napitupulu Alex. (2018). Kualitas Papan Partikel Dari Serbuk Kayu Jabon
(Anthocephalus Cadamba) Dan Perekat Isosianat Pada Variasi Waktu Kempa. Skripsi. 7-
8
https://media.neliti.com/media/publications/260655-none-09e5734b.pdf