Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM PEREKATAN KAYU

PEREKAT ALAMI

PENGUJIAN PEREKAT ALAMI (KANJI/TAPIOKA) DAN PEREKAT SINTETIS


(PVAC)

PENGUJIAN PAPAN KARDUS DENGAN SINGLE SPREAD DAN DOUBLE SPREAD

Disusun Oleh :

ATILIWINDI G101119163

EGHA DWI INDRAYANI G1011191219

FAJRUL AINUN NASROH G1011191289

MARSELINA M JESSI G1011191184

VALENA AFRISIA NIDA G1011191072

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perekat adalah suatu bahan yang berfungsi sebagai obyek perantara untuk merekatkan
bahan satu dengan yang lain. Bahan- bahan kimia yang digunakan sebagai bahan dasar
pembuat lem adalah termasuk bahan makromolekul (Hartono et al, 1997). Cara kerja lem
adalah liquid solidification yaitu dengan cara melelehkan makromolekul diatas titik leburnya.
Setelah dingin mereka mempunyai kuat rekat yang tinggi (Cagle, 1982).
Menurut Julian (2016), Adhesive atau lem adalah zat atau bahan perekat yang digunakan
untuk menyatukan dua bagian (sisi) suatu benda. Secara garis besar material pembentuk lem
terbuat dari bahan alami maupun bahan sintetis. Lem yang terbuat dari bahan alami biasanya
menggunakan campuran air sebagai pelarutnya sehingga kekuatannya akan melemah ketika
terkena air akan tetapi jenis lem ini tidak mudah terbakar. Sedangkan lem sintetis
menggunakan pelarut kimia dan lem akan mengering setelah pelarutnya menguap akan
tetapi jenis lem ini sangat mudah terbakar.
Tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi, pengental, dan bahan
pengikat, karena mempunyai daya rekat yang tinggi. Tapioka adalah salah satu
pengikatorganik yang memiliki kadar karbohidrat cukup tinggi. Tapioka merupakan salah
satu sumber karbohidrat yang ketersediannya cukup melimpah khususnya didaerah yang
memiliki usaha perkebunan singkong. Sebagai sumber karbohidarat, tapioka juga memiliki
pati yang terdiri dari amilosa dan amilopektin yang menjadikannya mampu mengikat
karbon-karbon dalam briket arang.Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan
amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberika sifat keras
sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Rendemen tapioka ubi kayu berkisar
antara 15-25%, Kadar amilosa tepung tapioka berkisar sekitar 12,28% sampai 27,38% dan
kadar amilopektin berkisar antara 72,61% sampai 87,71%. Kadar amilosa berpengaruh
terhadap sifat mekanik bioplastik (Murtingrum, 2012).Sedangkan kadar amilopektin akan
memberikan sifat lengket
yang optimal (Novita, 2013).
Beberapa faktor yang mendukung proses pengeleman yaitu sifat kekerasan dari solid
surface, kekuatan mekanik, pemanasan dan penekanan, perlakuan permukaan (surface
treatment), sehingga menghasilkan daya rekat yang lebih baik (Brian, 1992; Herminawati et
al, 2008).
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan perekat alami (kanji/tepung tapioka) dan perekat
sintetis (PvAc)
2. Mahasiswa dapat menguji kerapatan dan pengembangan papan kardus yang direkat
dengan perekat alami dan perekat sintetis
3. Mahasiswa dapat mengetahui contoh pembuatan papan partikel yang menggunakan
perekat alami dan perekat sintetis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perekat (adhesive) adalah suatu substansi yang dapat menyatukan dua buah benda atau
lebih melalui ikatan permukaan. Perekat thermosetting merupakan perekat yang dapat
mengeras apabila terkena panas atau reaksi kimia dengan sebuah katalisator yang disebut
hardener dan bersifat irreversible. Perekat jens ini jika sudah mengeras tidak dapat menjadi
lunak. Contoh jenis perekat yang termasuk golongan ini adalah urea formaldehida (uf),
melanin formaldehida (mf), phenol formaldehyde (pf), isocynate, dan resorsinol
formaldehyde. Perekat thermoplastic adalah perekat yang dapat melunak jika terkena panas
dan menjadi mengeras kembali apabila suhunya rendah. Contoh jenis perekat yang termasuk
jenis ini polyvinyl adhesive, cellulose adhesive, dan acrylic resin adhesive (pizzie, 1983).
Perekat isosianat merupakan bahan reaktif yang kuat rekatnya pada logam, karet, plastik,
gelas, kulit dan kayu. Yang paling penting dipoli-isosianat, yang gugus-gugus berkandungan
hydrogen aktif (seperti amino, imino, karboksil, sulfonate, hidroksil). Penggunaannya dapat
sendiri atau dicampur larutan elastomer (perekat karet ke logam atau kain), zat pengaruh
sifat perekat basis karet (serbaguna), sebagai reaktan dengan poli eser atau poli eter
menghasilkan poli uretan untuk maksud khusus. Perekat isosianat juga mempunyai
reaktivitas tinggi, kekuatan ikatan dan daya tahan tinggi. Oleh karena itu dapat
menghasilkan produk dengan sifat fisis dan mekanis yang sangat baik. Menurut marra
(1992) dalam sahroni (2008), keuntungan menggunakan perekat isosianat dibandingkan
dengan perekat berbahan dasar resin adalah :
1. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk memproduksi papan dengan kekuatan yang
sama
2. Memungkinkan penggunaan kenapa yang lebih cepat
3. Lebih toleran pada partikel berkadar air tinggi
4. Energi untuk pengeringan lebih sedikit dibutuhkan
5. Stabilitas dimensi papan yang dihasilkan lebih stabil

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat


Praktikum perekatan kayu dengan materi “Perekat Alami” ini dilaksanakan di kediaman
mahasiswa masing-masing. Pada hari selasa, 26 oktober 2021.
3.2 Alat
 Kompor
 Wajan
 Piring
 Kaca
 Gelas plastik
 Kardus
 ATK
 Timbangan manual
 Gelas ukur
 Sendok
 Cutter
3.3 Bahan
 Tepung kanji/tapioka
 Lem putih PVAc
 Aquades
3.4 Prosedur Praktikum
1) Praktikum acara 1
 Proses pembuatan perekat dengan perbandingan rasio tepung dan air 1:2, 1:3
dan 1:4 (kanji dan air), contoh untuk perbandingan 1:3 berarti 20 gr kanji, air
yang diperlukan 60 ml
Menimbang tepung dengan berat 20 gr untuk perbandingan 1:2, 1:3, 1:4

1:2 1:3 1:4

 Melarutkan tepung kedalam air sampai rata

1:2 1:3 1:4


 Setelah larut masak dengan api kecil, catat waktu saat pertama dimasak
sampai adonan mengental

 Selanjutnya letakan sejumlah perekat pada wadah dari kaca yang bersih,
kemudian diratakan sampai terbentuk lapisan tipis. Lakukan pengamatan
meliputi: warna dan ada atau tidaknya gumpalan dan kotoran
1:2 1:3 1:4

 Cek kekentalan perekat-perekat tersebut dengan cara mengaduk dan


menariknya dengan sendok/kayu (cek sangat kental, kental, dan encer

 Selanjutnya masukkan kurang lebih 1 sendok makan perekat ke dalam wadah


kecil, dan amati berapa lama waktu sampai perekat yang kalian buat mengeras
dan tidak bisa digunakan lagi

1:2 1:3 1:4

2) Praktikum acara 2
 Menyiapkan kardus bekas
 Kardus dipotong menjadi ukuran 20 cm x 20 cm dengan menggunakan
cutter
 1 mahasiswa menyiapkan 15 lembar kardus ukuran 20 cm x 20 cm, terdiri
 3 lapis untuk papan dari perekat pati single spread ( perbandingan
1:3 san 1:4)
 3 lapis untuk papan dari perekat pati double spread (perbandingan
1:3 dan 1:4)
 3 lapis untuk papan dari perekat PVAc single spread
 Kemudian lakukan peleburan perekat
 1 papan ada 6 sisi (3 lembar) diperlukan 40 gr perekat Face (2 sisi),
no. 1,2
 Core (2 sisi), no. 3,4
 Back (2 sisi), no. 5,6
 Single spread = yang dilabur adalah sisi ke 3 dan 4 masing-masing
20 gr
 Double spread = yang dilabur adalah sisi 2, 3, 4, 5 masing-masing
10 gr
 Kemudian lakukan penggabungan lembar kardus
 Ketiga lembar kardus kemudian disatukan saling tegak lurus
dengan cara ditekan dengan benda yang lebih berat misalnya buku
tebal atau disimpan dibawah kasur atau lainnya
Lakukan proses ini juga pada papan kardus dengan perekat kanji
1:4 dan perekat PVAc
 Dilanjutkan dengan pengujian
 Dan lakukan pengujian papan
 Kerapatan
 contoh uji berukuran 10 cm x 10 cm ditimbang dalam
kondisi kering
 lalu ukur rata-rata panjang, lebar, dan tebalnya untuk
mendapatkan nilai

Lalukan penimbangan pada semua papan kardus yang di


potong 10x10 cm, untuk mendapatkan nilai kerapatan
 kekuatan
 mencoba memisahkan lapisan papan kardus tersebut
(sangat mudah lepas, mudah lepas, agak sulit lepas, sulit
lepas)
Lakukan pemisahan lapisan papan kardus pada semua
papan yang sudah di potong berukuram 10x10 cm
 pengembangan
 contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm pada kondisi kering
udara diukur
 dimensi panjang, lebar, dan tebal dengan menggunakan
penggaris/kaliper, selanjutnya
 direndam air (suhu kamar) selama 24 jam setelah itu contoh
uji diukur kembali dimensinya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil pengujian perekat Alami (kanji/tapioka) dan Perekat Sintetis (PVAc)

Waktu Uji penampakan(2) Kekentalan Pot life (4)


mengental (1) (3)
PVAc Warna putih susu,tidak kental 2x24 jam
ada gumpalan dan
kotoran
Kanji 1:2 2 menit 55 Warna putih susu, ada Sangat kental 2x24 jam
detik sedikit gumpalan dan
tidak ada kotoran
Kanji 1:3 1 menit 36 Warna putih sedikit kental 2x24 jam
detik bening, dan tidak ada
kotoran
Kanji 1:4 1 menit 32 Warna bening, tidak ada Kental 2x24 jam
detik gumpalan dan kotoran namun
sedikit encer
Tabel 1.1 hasil pengujian Atiliwindi (berat tepung 20 gr)

Waktu Uji penampakan (2) Kekentalan Pot life


mengental (1) (3)
PVAc Warna putih,tidak ada kental 2x24 jam
gumpalan dan kotoran
Kanji 1:2 35 detik Warna putih, ada Sangat kental 2x24 jam
gumpalan, tidak ada
kotoran
Kanji 1:3 1 menit 46 Warna putih, ada kental 2x24 jam
detik gumpalan. Tidak ada
kotoran
Kanji 1:4 2 menit 59 Warna putih, ada Kental,tapi 2x24 jam
detik gumpalan, tidak ada agak lebih
kotoran encer
Tabel 1.2 hasil pengujian Marselina Marsela Jessi (berat tepung 20 gr)

Waktu Uji penampakan (2) Kekentalan (3) Pot life (4)


mengental (1)
PVAc Warna putih, tidak ada Kental 2x24 jam
gumpalan dan kotoran
Kanji 1:2 40 detik Warna putih, tidak ada Sangat kental 2x24 jam
gumpalan Dan kotoran
Kanji 1:3 1 menit 40 Warna putih susu, tidak Kental 2x24 jam
detik ada gumpalan dan kotoran
Kanji 1:4 2 menit 50 Warna putih susu, tidak Encer 2x24 jam
detik ada gumpalan dan kotoran
Tabel 1.3 hasil pengujian Fajrul Ainun Nasroh ( berat tepung 20 gr)

Waktu Uji penampakan (2) Kekentalan (3) Pot life (4)


mengental(1)
PVAc Berwarna putih bersih kental 2x24 jam
Kanji 1:2 33 detik Berwarna putih sedikit Sangat kental 2x24 jam
ada kotoran seperti debu
dan tekstur menggumpal
Kanji 1:3 1 menit 50 detik Berwarna putih sedikit kental 2x24 jam
ada kotoran seperti debu
Kanji 1:4 2 menit 10 detik Berwarna putih sedikit Kental sedikit 2x24 jam
ada kotoran seperti debu encer
Tabel 1.4 hasil pengujian Egha Dwi Indrayani (berat tepung 20 gr)
Waktu Uji penampakan (2) Kekentalan (3) Pot life (4)
mengental (1)
PVAc Warna putih, tidak ada kental 2x24 jam
gumpalan dan kotoran
Kanji 1:2 45 detik Warna putih, ada terdapat Sangat kental 2x24 jam
gumpalan dan tidak ada
kotoran
Kanji 1:3 1 menit 50 Warna putih, terdapat kental 2x24 jam
detik gumpalan pada lem dan
tidak ada kotoran
Kanji 1:4 2 menit 13 Warna putih, ada terdapat Tidak terlalu kental 2x24 jam
detik gumpalan dan tidak ada dan tidak terlalu
kotoran encer
Tabel 1.5 hasil pengujian Valena Afrisia Nida (berat tepung 20 gr)

Hasil pengujian papan karton Single Spread dan Double Spread yang telah dibuat

Kerapatan Pengembangan (%) Kekuatan perekat


(gr/cm3)
PVAc 0,23 27 Sulit dilepas
Single spread (kanji 1:3) 0,24 50 Agak mudah di lepas
(lembab)
Double spread (kanji 1:3) 0,25 50 Agak mudah di lepas
(lembab)
single spread (kanji 1:4) 0,375 50 Agak mudah di lepas
(lembab)
Double spread (kanji 1:4) 0,242 44 Agak mudah di lepas
(lembab)
Tabel 1.6 Pengujian Atiliwindi

Kerapatan Pengembangan (%) Kekuatan perekat


(gr/cm3)
PVAc 0,24 50 Sulit di lepas
Single spread (kanji 1:3) 0,2076 25 Sulit di lepas
Double spread (kanji 1:3) 0,2 62,5 Agak sulit di lepas, karena
ada bagian yang lembab
Single spread (kanji 1:4) 0,2090 20 Agak mudah di lepas,
karena ada bagian yang
lembab
Double spread (kanji 1:4) 0,22 33,3 Sulit di lepas
Tabel 1.7 Pengujian Marselina Marsela Jessi

Kerapatan Pengembangan (%) Kekuatan perekat


(gr/cm3)
PVAc 0,18 0,2 Sangat merekat dengan
sempurna karena dapat
merekat dengan merata
sehingga sulit untuk
membuka kardus
Single spread (kanji 1:3) 0,3 0,5 Dalam perekatannya lumayan
kuat rekatannya dan sisi
lainnya lagi perekatannya
sangat buat sehingga susah
untuk di buka
Double spread (kanji 1:3) 0,41 0,46 Perekatnya tidak begitu bagus
karena ada bekas lem yang
lembab sehingga tidak terlalu
terekat diantara kardus namun
disisinya atau sebelah kering
dengan sempurna
Single spread (kanji 1:4) 0,42 0,07 Hasil dari rekatannya baik
karena kering dengan
sempurna dan dari sisi
sebelahnya juga hasil
rekatnya bagus menempel
dengan sempurna sehingga
susah untuk dibuka
Double spread (kanji 1:4) 0,37 0,6 Hasil lemnya sebagian ada
yang lembab/tidak kering
dengan sempurna namun sisi
lainnya merekat dengan
sempurna
Tabel 1.8 Pengujian Valena Afrisia Nida

Kerapatan Penegembangan (%) Kekuatan perekat


(gr/cm3)
PVAc 0,146 23,07 Sangat sulit dilepas karena
perekat sintetis dapat merekat
dengan sempurna
Single spread (kanji 1:3) 0,19 27,27 Agak mudah lepas karena
ada bagian yang lembab
akibat perekat alami
Double spread (1:3) 0,192 23,07 Sulit dilepas
Single spread (1:4) 0,208 33,33 Agak mudah lepas karena
ada bagian yang lembab
akibat perekat alami
Double spread (1:4) 0,176 30,76 Sulit dilepas
Tabel 1.9 Pengujian Egha Dwi Indrayani

Kerapatan Pengembangan (%) Kekuatan perekat


(gr/cm3)
PVAc 80 0,2 Sulit dilepas
Single spread (kanji 1:3) 18,78 0.27 Sulit dilepas
Double spread (kanji 1:3) 14,46 0,16 Agak sulit dilepas
Single spread (kanji 1:4) 15 0,27 Agak sulit dilepas
Double spread (kanji 1:4) 20,28 0,36 Agak sulit dilepas
Tabel 1.10 Pengujian Fajrul Ainun Nasroh

4.2 Pembahasan
Pada pengerjaan praktikum acara 1 tentang pengujian perekat alami
(kanji/tapioka) dan sintesis (perekat PVAc) ini terdapat sedikit perbedaan waktu pada
proses pemasakan perekat yang di gunakan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
jumlah air yang digunakan dan besar kecilnya api yang digunakan.
Pada perekat tepung tapioka 1:2 (20gr tepung, 40ml air) dibutuhkan waktu
memasak kurang lebih 1 menit, pada tepung tapioka 1:3 (20gr tepung, 60ml air)
dibutuhkan waktu memasak kurang lebih 1 ½ menit, dan pada tepung tapioka 1:4 (20gr
tepung, 80ml air) dibutuhkan waktu kurang lebih 2 menit. Semakin sedikit air yang di
gunakan semakin cepat proses pemasakan.
Perbandingan jumlah air yang digunakan juga mempengaruhi pot life dari perekat
alami yang digunakan. Semakin sedikit air yang digunakan maka semakin cepat
mengeras perekat tersebut begitu juga sebaliknya jika jumlah air yang digunakan banyak
maka perekat menjadi lebih encer sehingga lebih lama untuk mengeras.
Kerapatan pada papan kardus yang dibuat mempunyai nilai yang berbeda-beda,
hal ini disebabkan karena tebal tipisnya bahan kardus yang digunakan serta banyaknya
jumlah perekat yang dipakai dalam proses pembuatan papan kardus tersebut.
Pengembangan pada papan kardus yang di uji menggunakan metode perendaman
selama 24 jam dalam suhu kamar diperoleh hasil sampel yang direndam mengalami
pengembangan terutama pada sampel kardus yang menggunakan perekat alami
(kanji/tapioka) dimana perekat tersebut ikut melebur bersama air sedangkan pada sampel
PVAc yang mengalami pengembangan hanya pada kardusnya saja tetapi pada perekat
PVAc nya tidak berpengaruh sama sekali karena jenis perekat ini tahan terhadap air.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perekat alami yang digunakan dalam praktikum ini menggunakan tepung
tapioka/kanji dan perekat sintetis menggunakan perekat PVAC dalam proses
pembuatan perekat alami terdapat perbedaan perbandingan air yang
digunakan dan waktu pada proses pemasakannya. Setiap perekat yang akan
digunakan mempunyai perbandingan air yang berbeda yaitu 1:2, 1:3, dan 1:4
maka dari perbandingan dari jumlah air juga dapat mempengaruhi pot life dari
perekat alami yang digunakan.
Kerapatan pada praktikum perekat alami dan perekat sintetis memiliki
jumlah kerapatan yang berbeda disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor
perekat yang digunakan, lama waktu pelepasannya, Dan jenis kotak yang
digunakan
Pengembangan pada praktikum perekat alami dan sintetis juga mempunyai
persentase pengembangan yang berbeda disetiap perbandingan perakat yang
digunakan, jenis perekat dan ukuran kotak yang digunakan tergsntung tebal
dan tipisnya.

DAFTAR PUSTAKA
Faijah, F., Fadilah, R., & Nurmila, N. (2021). Perbandingan Tepung Tapioka dan Sagu
pada Pembuatan Briket Kulit Buah Nipah (Nypafruticans). Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian, 6(2), 201-210.
Napitupulu Alex. (2018). Kualitas Papan Partikel Dari Serbuk Kayu Jabon
(Anthocephalus Cadamba) Dan Perekat Isosianat Pada Variasi Waktu Kempa. Skripsi. 7-
8
https://media.neliti.com/media/publications/260655-none-09e5734b.pdf

Anda mungkin juga menyukai