Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HASIL HUTAN

“PENGENALAN SERANGAN ORGANISME PERUSAK KAYU”

Disusun Oleh:

Nama : Lusy Harlista Ramayani

NIM : L1A119001

Kelas : R-001

DOSEN PENGAMPU :
Riana Anggraini, S.Hut, M.si
Jauhar Khabibi, S.Hut, M.Si

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai
dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru
oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan
pemakaian memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Penggergajian adalah
proses perubahan bentuk (konversi) kayu bulat atau dolok menjadi kayu persegian,
seperti papan, balok, kaso, reng, dan lain-lain untuk tujuan pemanfaatan kayu yang
lebih efektif dan efisien sebagai bahan bangunan, mebel, alat-alat rumah tangga
(furniture) atau barang kerajinan. Salah satu industri pengolahan kayu adalah industri
penggergajian kayu.
Pengggergajian adalah suatu unit pengolahan kayu yang menggunakan bahan
baku dolok, alat utama bilah gergaji, mesin sebagai tenaga penggerak, serta
dilengkapi dengan berbagai alat dan mesin pembantu. Penggergajian disebut juga
sebagai proses pengolahan kayu primer karena yang pertama dilakukan adalah
mengolah dolok menjadi kayu persegian yang bersifat setengah jadi dan selanjutnya
diolah oleh pengolahan kayu sekunder dan tersier untuk barang. Kegiatan survei
industri penggergajian bertujuan untuk mengetahui ukuran industri, kapasitas
produksi industri, kapasitas rendemen, mesin-mesin yang digunakan, jumlah pekerja,
dan alternatif pemanfaatan limbah penggergajian yang dilakukan industri, baik di
dalam industri maupun di luar industri.
Dalam kegiatan pembalakan, tempat penimbunan kayu (TPK) merupakan suatu
sarana yang penting dalam rangkai an penimbunan dan penjualan kayu. Selain itu
pula TPK merupakan terminal kayu, di mana kayu-kayu tersebut sete lah dikeluarkan
dari dalam hutan diangirut dan dikumpul di TPK yang kemudian akan dipasarkan
kepada konsumen. Di samping kayu mempunyai kegunaan dan kebaikan, sudah tentu
pula bahwa kayu lama kelamaan akan menjadi rusak dan rapuh. Kerusakan-kerusakan
itu disebabkan oleh faktor perusak kayu yang dibedakan atas faktor biologis dan
faktor non biologis. Faktor-faktor ini dapat berpe ngaruh secara sendiri-sendiri atau
terjadi secara bersa maan. Kerusakan akibat kedua faktor ini sering terjadi pada saat
kayu ditebang sampai dengan kayu itu diolah dan digunakan.
Diketahui pula bahwa di tempat-tempat penimbunan kayu hampir sebagian besar
kayu-kayu diserang faktor-faktor perusak yang mengakibatkan rusaknya kayu
sehingga terjadi penurunan kualita kayu-kayu Ekspor. Dengan ada nya penurunan ini
sudah tentu akan mengurangi harga kayu sehingga akan mengurangi pendapatan
perusahaan yang ber sangkutan.
Kayu berumur pakai lama bila mampu menahan bermacam-macam faktor perusak
kayu. Dengan kata lain, keawetan kayu merupakan daya tahan suatu jenis kayu
terhadap faktor-faktor perusak yang datang dari luar kayu itu sendiri.

1.2 Tujuan

Untuk menganalisis hubungan tipe penyimpanan kayu, kerusakan kayu, jenis


kayu dan jenis organisme perusak kayu.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum ini berada di penggergajian kayu CV.
KAHWA JAYA SAWMILL milik bapak Abdul Wahab di Kelurahan Pasir Panjang
Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Provinsi Jambi. Waktu Penelitian dilaksanakan
pada hari Jum’at pukul 09:00-11.00.
2.2 Alat dan Bahan
a. Kamera
b. Alat Tulis
c. Kayu

2.3 Langkah Kerja


Adapun metode kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah
a. Melakukan Observasi ke bangsal kayu untuk melihat kondisi papan
kayu/reng/taso kayu
b. Melakukan wawancara kepada para pekerja bangsal
c. Mencatat nama bangsal, pemilik, alamat lokasi beserta dokumentasi
d. Memeriksa tempat penyimpanan kayu lalu mencatat apakah tempat
penyimpanan kayu tersebut terbuka atau tertutup.
e. Memeriksa kayu yang diserang organisme perusak kayu, catat jenis kayu,
jenis kerusakan dan menganalisis jenis atau nama organisme perusak kayu
f. Melakukan analisis hubungan tipe penyimpanan kayu, jenis kayu, kerusakan
kayu dan jenis organisme perusak kayu
g. Membuat pembahasan dari data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis
kedalam bentuk tabel atau grafik menyertakan referensi pendukung.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil dan pembahasan


Kayu berumur pakai lama bila mampu menahan bermacam-macam faktor perusak
kayu. Dengan kata lain, keawetan kayu merupakan daya tahan suatu jenis kayu
terhadap faktor-faktor perusak yang datang dari luar kayu itu sendiri.
Tipe-tipe penyimpanan juga berperan penting dalam ketahanan kayu terhadap
serangan organisme perusak kayu. Penyimpanan terbagi menjadi dua yaitu
penyimpanan terbuka dan penyimpanan terbuka merupakan penyimpanan yang tidak
ternaungi penutup dan berada di tempat yang terbuka. Sedangkan penyimpanan
tertutup merupakan penyimpanan yang tertutupi oleh naungan atau berada di dalam
ruangan.
Pada umumnya kayu-kayu mengalami kerusakan akibat serangan organisme
perusak kayu. Serangan ini umumnya dapat diketahui melalui adanya lubang-lubang
bekas gerekan yang beragam ukurannya. Selain itu terdapat bekas-bekas serangan
rayap. Disamping kerusakan karena organisme perusak kayu, terdapat pula kerusakan
berupa cacat kayu seperti pecah-pecah, retak kayu dan menurunnya kualitas kayu.

Faktor eksternal penyebab kerusakan pada kayu terdiri dari faktor biotik dan
abiotik. Faktor biotik yang berperan dalam kerusakan yakni pertumbuhan organisme,
sedangkan faktor abiotik yakni lingkungan yang meliputi cuaca dan iklim. Faktor
biotik perusak kayu menyebabkan kerusakan pada kayu karena interaksinya dengan
kayu dalam bentuk menjadikannya sebagai bahan makanan atau tempat perlindungan.
Faktor abiotik menyebabkan kerusakan karena interaksi dengan kayu yang dapat
merombak atau merusak komposisi kayu. Kerusakan karena faktor abiotik relatif
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melihat dampaknya dibanding faktor
biotik (Muin, et al., tahun).

Terdapat dua istilah untuk menyebut degradasi pada kayu yang ada di bangsal
yakni kerusakan dan pelapukan. Kerusakan adalah perubahan yang terjadi pada kayu
tanpa diikuti oleh perubahan unsur penyusunnya. Pelapukan adalah perubahan yang
terjadi pada sifat-sifat fisik maupun kimiawinya yang biasanya diikuti oleh
peningkatan kerapuhan misalnya korosi dan pembusukan.
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat di dapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 1. Tipe Penyimpanan dan Jenis Kerusakan

No Tipe Penyimpanan Jenis Kerusakan


1. Terbuka Perubahan warna pada kayu, pelapukan kayu,
lubang-lubang terowongan, terdapat serbuk kayu dan
retak-retak pada kayu
2. Tertutup Terdapat serbuk kayu, lubang-lubang terowongan
kayu dan terdapat noda pada kayu

Tabel 2. Jenis kayu dan organisme perusak kayu

NO Jenis Kayu Tempat Jenis Jenis Kerusakan


Penyimpanan Organisme Kayu
Terbuka Tertutup Perusak Kayu
1.. Medang  Rayap Lubang-lubang
(Phoebe sp) terowongan pada
kayu.
2. Terap  Rayap Kayu menjadi
bolong dan
pecah/rusak
3. Durian  Jamur Hitam Kayu menjadi
lapuk
5. Cempedak  Jamur Putih Kayu menjadi
lapuk
6. Simpur  Rayap Lubang-lubang
(Dillenia sp) terowongan pada
kayu.
7. Terentang  Rayap Lubang-lubang
(Campnosperma terowongan pada
sp) kayu.
8. Rengas  Kumbang Serbuk kayu
(Gluta renghas) Bubuk Kayu
9. Balam  Rayap Lubang-lubang
(Palaquium terowongan pada
gutta) kayu.
10. Keranji  Rayap Lubang-lubang
(Dialium terowongan pada
indum) kayu.

Dari hasil praktikum diperoleh data sebnyak 10 jenis kayu, dari masing masing
kayu dpat dikelompokan berdasarkan tempt penyimpanannya. 5 dari penyimpanan
terbuka yang berasal dari bangsal CV. ANANG FAHMI JAYA, jenis kayu tersebut
antara lain Medang( Endospermum, SP), Terap (Artocarpus odoratissimus.),
Cempedak (Artocarpus integer) dan Durian (Durio zibethinus). Jenis organisme
perusak kayu yang menyerang yaitu Rayap, Jamur Putih dan Jamur Hitam yang
menyebabkan lubang-lubang terowongan, kayu menjadi pecah dan rusak serta kayu
menjadi mudah lapuk. (Data Mayhesti Destaniah)

Kemudian terdapat 5 jenis kayu dari penyimpanan tertutup yang berasal dari
bangsal CV. KAHWA JAYA SAWMILL yaitu Simpur (Dillenia sp), Terentang
(Campnosperma sp), Rengas (Gluta renghas), Balam (Palaquium gutta), Keranji
(Dialium indum). Jenis organisme perusak kayu yang menyerang yaitu rayap dan
kumbang bubuk kayu yang menyebabkan lubang-lubang terowongan dan serbuk pada
kayu.

Pada data diatas dapat dilihat bahwa serangan organisme yang paling
mendiminasi adalah serangan rayap. Rayap menyebabkan lubang-lubang terowongan
padakauu. Rayap kayu kering Cryptotermes spp., sekelompok jenis rayap yang
banyak ditemukan di Indonesia yang menyerang kayu bangunan dan juga hasil
olahannya misalnya papan kayu, reng, dan lain-lainnya yang disimpan di bawah atap
namun tidak berhubungan dengan tanah. Rayap ini bergerak dalam koloni memakan
kayu sehingga membuat terowongan di dalam kayu.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Pada penyimpanan papan kayu/reng/taso kayu yang tertutup maupun terbuka


mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. tempat penyimpanan kayu
juga berpengaruh pada kerusakan kayu. Tempat yang terbuka membuat kayu
mengalami pelapukan dan keretakan akibat kayu terkena langsung dampak dari cuaca
yang tidak menentu. Penyimpanan tertutup cenderung lebih lembab sehingga
organisme-organisme perusak kayu menyukai tempat penyimpanan ini. Kerusakan
kayu juga tergantung pada jenis kayu, setiap jenis kayu memiliki kelas awet yang
berbeda, semakin tinggi kelas awet kayu semakin tinggi kemampuan kayu untuk
menahan serangan organisme perusak kayu.

4.2 Saran

Pada penyimpanan kayu harus mempertimbangkan factor-faktor yang penting


agar kayu dapat tahan terhadap serangan organisme perusak kayu lebih lama. Pemilik
bangsal juga harus lebih memperhatikan kayu/reng/taso agar tidak mudah terserang
organisme perusak kayu. Apabila terdapat kayu yang terkena serangan organisme
perusak kayu maka harus segera dipisahkan dari kayu-kayu yang masih bagus agar
tidak terkena serangan organisme perusak kayu juga.
DAFTAR PUSTAKA

Dea Septiana. 2014. Keawetan Alami Dua Belas Jenis Kayu Dari Hutan Pendidikan
Gunung Walat Terhadap Serangan Rayap. Institut Pertanian B

Bernedus Benedicta R. 1982. Suatu Studi Tentang Sebab Dan Akibat Kerusakan
Kayu Pada Tempat Penimbunan Kayu (Tpk) Milik P.T. Inhutani II. Universitas
Negeri Cendrawasih. Manokwari

Indra Mangiri. Hubungan Antara Industri Pengolahan Dengan Kaitannya Dengan


Suatu Proses Penggergajian Kayu. Universitas Hasanuddin Makassar

Ardin. 2017. Deteriorasi Pada Bangunan Rumah Panggung Tradisional Di


Kelurahan Balla Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Paimin S. 1995. Serangan Serangga Perusak Pada Contoh Kayu Di Gudang Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Hasil Hutan Dan Sosial Ekonomi Kehutanan
Bogor. Jurnal Hasil Penelitian Hutan. Bogor.
LAMPIRAN

Tempat penggergajian/bangsal

Tempat Penggergajian/bangsal
Kayu Balam

Kayu Rengas
Kayu Simpur

Kayu Terentang
Bangsal Penyimpanan Kayu Terbuka

Anda mungkin juga menyukai