Disusun Oleh:
NIM : L1A119001
Kelas : R-001
DOSEN PENGAMPU :
Riana Anggraini, S.Hut, M.si
Jauhar Khabibi, S.Hut, M.Si
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Faktor eksternal penyebab kerusakan pada kayu terdiri dari faktor biotik dan
abiotik. Faktor biotik yang berperan dalam kerusakan yakni pertumbuhan organisme,
sedangkan faktor abiotik yakni lingkungan yang meliputi cuaca dan iklim. Faktor
biotik perusak kayu menyebabkan kerusakan pada kayu karena interaksinya dengan
kayu dalam bentuk menjadikannya sebagai bahan makanan atau tempat perlindungan.
Faktor abiotik menyebabkan kerusakan karena interaksi dengan kayu yang dapat
merombak atau merusak komposisi kayu. Kerusakan karena faktor abiotik relatif
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melihat dampaknya dibanding faktor
biotik (Muin, et al., tahun).
Terdapat dua istilah untuk menyebut degradasi pada kayu yang ada di bangsal
yakni kerusakan dan pelapukan. Kerusakan adalah perubahan yang terjadi pada kayu
tanpa diikuti oleh perubahan unsur penyusunnya. Pelapukan adalah perubahan yang
terjadi pada sifat-sifat fisik maupun kimiawinya yang biasanya diikuti oleh
peningkatan kerapuhan misalnya korosi dan pembusukan.
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat di dapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 1. Tipe Penyimpanan dan Jenis Kerusakan
Dari hasil praktikum diperoleh data sebnyak 10 jenis kayu, dari masing masing
kayu dpat dikelompokan berdasarkan tempt penyimpanannya. 5 dari penyimpanan
terbuka yang berasal dari bangsal CV. ANANG FAHMI JAYA, jenis kayu tersebut
antara lain Medang( Endospermum, SP), Terap (Artocarpus odoratissimus.),
Cempedak (Artocarpus integer) dan Durian (Durio zibethinus). Jenis organisme
perusak kayu yang menyerang yaitu Rayap, Jamur Putih dan Jamur Hitam yang
menyebabkan lubang-lubang terowongan, kayu menjadi pecah dan rusak serta kayu
menjadi mudah lapuk. (Data Mayhesti Destaniah)
Kemudian terdapat 5 jenis kayu dari penyimpanan tertutup yang berasal dari
bangsal CV. KAHWA JAYA SAWMILL yaitu Simpur (Dillenia sp), Terentang
(Campnosperma sp), Rengas (Gluta renghas), Balam (Palaquium gutta), Keranji
(Dialium indum). Jenis organisme perusak kayu yang menyerang yaitu rayap dan
kumbang bubuk kayu yang menyebabkan lubang-lubang terowongan dan serbuk pada
kayu.
Pada data diatas dapat dilihat bahwa serangan organisme yang paling
mendiminasi adalah serangan rayap. Rayap menyebabkan lubang-lubang terowongan
padakauu. Rayap kayu kering Cryptotermes spp., sekelompok jenis rayap yang
banyak ditemukan di Indonesia yang menyerang kayu bangunan dan juga hasil
olahannya misalnya papan kayu, reng, dan lain-lainnya yang disimpan di bawah atap
namun tidak berhubungan dengan tanah. Rayap ini bergerak dalam koloni memakan
kayu sehingga membuat terowongan di dalam kayu.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dea Septiana. 2014. Keawetan Alami Dua Belas Jenis Kayu Dari Hutan Pendidikan
Gunung Walat Terhadap Serangan Rayap. Institut Pertanian B
Bernedus Benedicta R. 1982. Suatu Studi Tentang Sebab Dan Akibat Kerusakan
Kayu Pada Tempat Penimbunan Kayu (Tpk) Milik P.T. Inhutani II. Universitas
Negeri Cendrawasih. Manokwari
Paimin S. 1995. Serangan Serangga Perusak Pada Contoh Kayu Di Gudang Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Hasil Hutan Dan Sosial Ekonomi Kehutanan
Bogor. Jurnal Hasil Penelitian Hutan. Bogor.
LAMPIRAN
Tempat penggergajian/bangsal
Tempat Penggergajian/bangsal
Kayu Balam
Kayu Rengas
Kayu Simpur
Kayu Terentang
Bangsal Penyimpanan Kayu Terbuka