Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKULTUR

ACARA V
PENGENALAN STUMP, CABUTAN, PUTERAN DAN PENANAMAN

Disusun Oleh :
Nama : Novia Assifa Belladinna
NIM : 18/430156/KT/08845
Coass : Hilarius Grahadi Brian
Shift : Sabtu, 07.00 WIB

LABORATORIUM SILVIKULTUR DAN AGROFORESTRI


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
ACARA V

PENGENALAN STUMP, CABUTAN, PUTERAN DAN PENANAMAN

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum pengenalan stump, cabutan, puteran dan penanamannya.


Praktikum dilakukan untuk mengetahui teknik pemindahan tanaman yaitu dengan
cara cabutan dan puteran dimana bibit yang sudah tumbuh dipindahkan kedalam
polybag yang telah disediakan. Sitem cabutan dilakukan dengan mengambil dan atau
mencabut semai dari tempat semula tanpa menyertakan tanah yang melingkupi
tanaman tersebut. Sedangkan sistem puteran sedikit berbeda dengan sistem cabutan
karena sistem ini pengambilan semai dilakukan dengan menyertakan tanah yang
melingkupi tanaman tersebut dari tempat semula.Sedangkan Stump adalah
mengambil semai dari tempat semula kemudian bagian atas dipotong sehingga hanya
menyisakan batang bagian bawah dan akar Pengaruh dari kedua sistem ini dapat
diketahui setelah dilakukan penyiraman setiap hari selama 2 minggu. Perubahan
yang dapat diukur yaitu perubahan bentuk, ukuran, dan kondisi bibit dan dihitung
juga jumlah tanaman yang mati.

I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang

Pembibitan yang berasal dari pengembangbiakan generative antara lain


cabutan, puteran dan stump. Teknik pemindahan tanaman yaitu, dengan cara
cabutan, dimana bibit yang sudah tumbuh dipindahkan dari dalam polybag
yang telah disediakan kemudian diukur tinggi tiap tanaman setelah dua minggu
pengamanan dan menghitung jumlah tanaman yang mati. Teknik pemindahan
anakan ini dilakukan dengan dua cara yakni: Cabutan dan Puteran, teknik ini
juga melihatkan pertahanan dari anakan tumbuhan tersebut.

Selain itu juga pemindahan anakan dan penanaman ini juga berguna untuk
melihat dan mengamati daya survey atau daya tahan hidup anakan di suatu
lahan. Bisa kita lihat bahwa anakan yang ada di polybag tidak akan sama hidup
nya dengan anakan yang ada di lahan yang luas, hal ini di karenakan proses
perkembangan akar anakan yang ada di polybag tertahan dibandingkan dengan
anakan yang ada di lahan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengenal Stump sebagai salah satu bibit generatif
2. Mengetahui teknik pemindahan dan pemeliharaan Stump, puteran dan
cabutan
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan membuat bibit secara cabutan dan
puteran
4. Mengetahui cara pembuatan lubang tanam dan penanaman yang benar

1.3 Manfaat
Pengetahuan mengenal Pemindahan dan pemeliharaan Stump, cabutan dan
puteran beserta kelebihan dan kurangannya sehingga mengerti teknik apa yang
cocok dan paling baik untuk dilakukan penanaman. Serta mengerti cara
pembuatan lubang tanam dan cara menanamnya.

II. Tinjauan Pustaka

Stump adalah suatu bibit tanaman yang bersal dari benih di mana sebagian
batang dan akarnya dipotong dengan maksud ditanam di lapangan. Keuntungan
penanaman dengan stump antara lain: pertumbuhan tinggi pada tahun pertama lebih
cepat dibandingkan dengan tumbuhan yang berasal dari benih, dapat ditanam pada
tanah yang lengas dan tanah bagian atasnya tidak begitu baik serta pada tanah yang
kelerengannya curam.  (Darmawan, 1988)

Yahmadi (1979) menyatakan bahwa akar tunggang stump yang terlalu


panjang perlu dipotong agar pada saat penanaman akar tidak mengalami
pembengkokan. Akar tunggang yang bengkok menyebabkan kekerdilan
pertumbuhan bibit. Pemotongan akar tunggang dapat memperbanyak dan
mempercepat terbentuknya akar adventif.

Penggunaan stump sebagai bahan tanaman di mana akar-akar rambut


mengalami kerusakan menyebabkan penyerapan air dan unsur hara dari dalam tanah
memerlukan waktu untuk membentuk akar-akar rambut (Omon dan Masano, 1986).

Stump merupakan bahan tanaman yang dibuat dari anakan tanaman dimana
semua daun-daun dan akar sekundernya dibuang, kecuali akar tunggang dan batang
dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pemotongan daun dilakukan dengan
tujuan untuk menghindari penguapan yang berlebihan, sedangkan pemotongan akar
dilakukan untuk merangsang pertumbuhan akar baru yang lebih banyak (Misnawati,
2014).

Ada beberapa cara pemindahan bibit dari persemaian yaitu :


1.    Sistem cabut, yakni bibit yang telah tumbuh di persemaian dan cukup umur
dicabut dengan hati-hati. Namun, sebelum dilakukan pencabutan bedeng persemaian
harus dibasahi dengan air untuk memudahkan pencabutan dan tidak merusak akar.
2.    Sistem putaran, yaitu bibit diambil beserta tanahnya. Namun, sebelum bibit
diambil tanah dibasahi dengan air telebih dahulu (Rayan, 2009).

Pengadaan bibit dari anakan alam dapat dilakukan dengan cabutan dan stump.
Ditingkat lokal, khususnya pada tingkatan masyarakat yang masih belum mengerti
teknik budidaya dengan benih, hingga saat ini masih banyak orang yang
menggunakan cabutan anakan alami yang memang tumbuh disekitar pohon induk
atau terbawa air atau hewan seperti kelelawar (Mansur dan Tuheteru, 2010).

III. Metode
1.1 Waktu : Hari Sabtu, 7 September 2019 pukul 07.30 WIB
1.2 Tempat : di Laboratorium Silvikultur Intensif Klebengan.
1.3 Bahan dan Alat
Alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum Silvikultur Acara V ini adalah
1. anakan permudaan alam,
2. kertas gambar,
3. alat tulis,
4. kaliper,
5. penggaris,
6. gunting/gergaji,
7. cetok/cangkul,
8. dan kamera.

1.4 Cara Kerja


Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum media dan kontiner
pertama kali adalah menyiapkan cabutan dan puteran dari semai bipa dan
kaliandra, untuk cabutan dan puteran bipa harus diambil terlebih dahulu ke
arboretum Fakultas Kehutanan UGM sedangkan cabutan dan puteran bipa
diperoleh di persemaian Klebengan. Setelah itu diukur panjang tanaman, panjang
akar, dan panjang bebas cabang dari masing-masing cabutan dan puteran serta
ambil gambarnya dengan kamera. Kemudian disiapkan lubang tanam untuk
perlakuan cabutan sebanyak 10 lubang pada sungkupan serta 10 lubang untuk
perlakuan puteran.
Lalu gunting daun pada tiap semai dengan menyisakan 3 helai daun teratas
dan pada masing-masing daun sisakan ½ ukuran daun untuk mengurangi
penguapan. Pada perlakuan cabutan ditanam 5 semai Pterygota alata dan 5 semai
Adenenthera pavonina. Sedangkan pada perlakuan puteran ditanam 5 semai
Adenenthera pavonina dan 5 semai Pterygota alata. Pada metode stump semai
diberi 3 perlakuan yang berbeda yaitu dengan melakukan variasi perbandingan
batang : akar, yaitu 1:1, 1:2, dan 1:3.
Kemudian siram dengan air secukupnya agar tempat tanam tetap dalam
keadaan lembab. Kemudian tiap 1 minggu sekali amati pertumbuhan semai dan
ukur pertumbuhan tingginya untuk perlakuan cabutan. Sedangkan untuk
perlakuan puteran diamati setelah 1,5 bulan dengan mengukur kembali tinggi
tanaman, panjang akar, dan panjang bebas cabang. Pengamatan diakhiri setelah
1,5 bulan, lalu buat grafik pertumbuhan untuk masing-masing perlakuan.
.
IV. Hasil
V. Berdasarakan praktikum yang dilakukan didapat data sebagai berikut :

Layout Acara V

            1    

   

    2    

   

         

   

         

   

                3

keterangan :

  : Cabutan, Puteran, dan Stump (mati)


: Stump
  (hidup)

Data Stump
1 Jenis tanaman : Kecrutan
Panjang tunas : 15, 5
Panjang akar : 56 cm
2 Jenis tanaman : Tanjung
Panjang tunas : 9 cm, 4 cm, 6 cm, 2 cm (Rata-rata : 5, 25 cm)
Panjang akar : 22, 5 cm
3 Jenis tanaman : Saga
Panjang tunas : 29 cm, 47 cm, 26 cm, 24 cm, 49 cm (Rata-rata : 35 cm)
Panjang akar : 51 cm
VI. Pembahasan

Secara umum pemindahan bibit yang berasal dari pembiakan generatif dikenal
dengan 3 teknik yaitu cabutan, puteran, dan stump. Teknik cabutan dilakukan dengan
mengambil atau mencabut semai dari tempat semula tanpa menyertakan tanah yang
melingkupi tanaman tersebut. Sedangkan dengan teknik puteran dilakukan membuat
lingkaran disekitar tanaman yang akan dipindahkan dengan tujuan agar tanah yang
terdapat di sekitar akar ikut terangkat. Teknik ketiga yaitu stump. Pemindahan bibit
dengan teknik stump dilakukan dengan mengambil semai dari tempat semula
kemudian agian atas atang dipotong sehingga hanya menyisakan batang bagian
bawah dan akar.

Kelebihan pemindahan bibit yang berasal dari pembiakan generatif dengan


cabutan dan puteran antara lain bibit yang digunakan mudah diperoleh karena
tersedia di alam dan tidak memerlukan proses perkecambahan, waktu pembibitan
lebih singkat, bibit yang dicabut sudah bersimbiosis dengan
mikroorganisme/mikoriza dari pohon induk sehingga dapat menjamin pertumbuhan
yang baik. Akan tetapi kekurangan dari metode cabutan yaitu dapat menyebabkan
rusaknya struktur akar apabila dilakukan dengan sembarang sehingga kemampuan
tanaman tersebut untuk bertahan hidup terganggu. Sedangkan kelemahan dari
metode putaran yaitu sulit dalam membawa bibit karena harus menyertakan tanah
disekitar akar dan memerlukan wadah yang cukup besar untuk mengindari kerusakan
bibit. Dalam pengumpulan bibit penting diperhatikan jenis bibit yang akan diambil,
pemilihan pohon induk, serta waktu pengambilan bibit. Sedangkan teknik
pengambilan bibit yang perlu diperhatikan adalah ukuran bibit, cara mencabut,
pengangkutan bibit, pengguntingan, penyapihan, dan pemeliharaan.

Selama 45 hari pengamatan maka dapat dilihat jika ketiga teknik paling baik
adalah teknik Stump diaplikasikan di lokasi penanaman karena dari ketiga teknik
pemindahan didapatkan hanya 3 tanaman yang tumbuh dan ketiganya dengan teknik
stump, sehingga tingkat hidup 12%.
VII. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :

Adapun kesimpulan yang didapat setelah melakukan pengamatan adalah


sebagai berikut :
1. Bibit generatif merupakan bibit yang dihasilkan dari perbanyakan
melalui biji. Bibit yang berasal dari perbanyakan secara generatif
dapat berupa cabutan, puteran, maupun stump.
2. Teknik pemindahan bibit yang berasal dari pembiakan generatif
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu cabutan, puteran, dan stump.
Cabutan dilakukan dengan mengambil atau mencabut semai dari
tempat semula tanpa menyertakan tanah yang melingkupi tanaman
tersebut. Sedangkan puteran pengambilan semai dilakukan dengan
menyertakan tanah yang melingkupi tanaman tersebut dari tempat
semula. stump dilakukan dengan mengambil bibit dari persemaian
dalam hal ini bibit yang diambil merupakan bibit kadaluwarsa,
kemudian bagian atas batang dipotong sehingga hanya
menyisakan batang bagian bawah dan akar
3. Keuntungan penanaman dengan stump antara lain: pertumbuhan
tinggi pada tahun pertama lebih cepat dibandingkan dengan
tumbuhan yang berasal dari benih, dapat ditanam pada tanah yang
lengas dan tanah bagian atasnya tidak begitu baik serta pada tanah
yang kelerengannya curam.
4. Pembuatan lubang tanam dibuat dengan berbagai macam ukuran
disesuaikan dengan jenis tanaman dan ukuran media tanam yang
disertakan. Lubang tanam dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm
merupakan ukuran ideal untuk tanaman kehutanan. Beberapa
pertimbangan misalnya, kondisi lahan, karakter perakaran spesies.
Cara menanam yang benar lapisan tanah atas pada saat penggalian
lubang tanam diletakkan bagian bawah, dan lapisan tanah bagian
atas diletakkan dibagia atas pada saat penanaman, polybag
dilepaskan saat semai ditanam, pupuk tidak menyentuh perakaran
langsung.

Saran

Praktikum sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang ada, namun sangat
disayangkan karena tanaman yang akan ditanam belum tersedia di Lab. Klebengan
sehingga harus mengambil dulu ke Arboretum dan membutuhkan waktu yang cukup
lama, sebaiknya sebelum praktikum tanaman yang akan digunakan disediakan
terlebih dahulu.

5. Daftar Pustaka

Darmawan,Y. 1988. Pengaruh Penggunaan Hormon Penumbuh Akar Rootone


terhadap Keberhasilan Pertumbuhan Stump Shorea palembanica Miq. Di
Kebun Percobaan Balai Penelitian Hutan Darmaga. Bogor: IPB.
Omon, R. M. dan Masano. 1986. Pengaruh Hormon NAA terhadap Pertumbuhan
Cabutan dan StumpDipterocarpus retusus B. L. Di Darmaga. Buletin
Penelitian Hutan. 479:28-35.
Mansur, I. dan FD. Tuheteru, 2010. Kayu Jabon. Penebar Swadaya. Jakarta.
Misnawati. 2014. PERTUMBUHAN STUMP GMELINA (Gmelina Arborea Roxb.)
PADA BERBAGAI PERBEDAAN LAMA WAKTU PENYIMPANAN.
Jurnal Warta Rimba. Vol 2 hal 134
Rayan. 2009. Teknik Persemaian dalam Rangka Pengadaan Bibit Untuk
Penanaman. Peneliti pada Balai Litbang Kehutanan Kalimantan.
Yahmadi, M. 1979. Budidaya dan Pengelolaan Kopi. Bogor: Pusat Penelitian
1. 21 cm
Perkebunan Bogor.
2. 12 cm
3. 7 cm
6. Lampiran
4. 5 cm
5. 11 cm
6. 10 cm
7. 8 cm
3 6 9 8. 16 cm
9. 11 cm
10. 3 cm
13 cm 14 cm 10 cm 8 cm 9 cm

Kaliandra Bipa
7.

Anda mungkin juga menyukai