SILVIKULTUR
TOPIK 2 :MEDIA, KONTAINER, DAN PERBANYAKAN BIBIT
ACARA V
Pengenalan Stump, Cabutan, Puteran dan Penanaman
Oleh :
Nama : Aditya Wahyu Febiansah
NIM : 17/414524/KT/08553
KDS :5
Shift : Sabtu
Co.Ass : Fairuz Abdussalam
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mempermudah dan efisiensi penanaman dapat digunakan semai
dari anakan alam sebagai bahan untuk penaman, namun semai yang digunakan
perlu dipindahkan terlebih dahulu ke persemaian. Teknik yang digunakan untuk
memindahkan bibit generatif antara lain teknik stump, cabutan dan puteran.
Dalam proses pemindahan hingga penanaman diperlukan tindakan
khusus sehingga mampu mencegah kerusakan sistem perakaran. Kerusakan
perakaran akibat pemindahan yang tidak hati-hati akan menyebabkan semai
menjadi kering. Pentingnya mengetahui teknik dalam pemindahan bibit generatif
dan penanamannya menjadi alasan utama mengapa praktikum ini perlu
dilakukan.
B. Tujuan
Pada praktikum ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengenal stump sebagai salah satu bibit generatif.
2. Mahasiswa mengetahui teknik pemindahan dan pemeliharaan stump,
cabutan dan puteran.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan membuat bibit secara cabutan dan
puteran.
4. Mengetahui cara peembuatan lubang tanam dan penanaman yang benar.
C. Manfaat
Manfaat mengetahui stump, cabutan dan puteran serta teknik
pemindahannya yaitu dapat mengetahui daya tahan hidup dari suatu jenis
tanaman sehingga jenis tersebut dapat di kembangbiakan serta mengetahui
metode pemindahan yang paling sesuai serta efektif bagi kegiatan penanaman.
III. METODE
A. Waktu
Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 September 2018
B. Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur Intensif Klebengan.
C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah, kaliper, gunting/
gergaji, cetok/cangkul, dan kamera, penggaris, dan alat tulis. Bahan yang
digunakan yakni anakan permudaan alam Bipa (Pterygota alata) dan Saga
(Adhenanthera pavonina) dari Arboretum Kehutanan FKT.
D. Cara Kerja
1. Stump dari semai yang berukuran besar dibuat dengan ukuran (diameter 1,5 –
3 cm), dengan ketentuan :
a. perbandingan batang : akar = 1 : 1, sebanyak 3 batang
b. perbandingan batang : akar = 1 : 2, sebanyak 3 batang
c. perbandingan batang : akar = 1 : 3, sebanyak 3 batang
2. Stump yang telah siap dibawa ke lapangan untuk ditanam.
3. Setelah iu, lay out dibuat dari penanaman yang dilakukan
4. Dilakukan penyiraman serta pengamatan selama 2 minggu. Data ketiga
tindakan dibandingkan.
5. Setiap aktivitas yang dilakukan didokumentasikan.
IV. HASIL
V. Tabel. 1. Data Pengamatan Pertumbuhan Cabutan dan Puteran
Metode Jenis Tanaman Jumlah Awal Jumlah Akhir Persentase (%)
Cabutan Pterygota alata 5 0 0
Cabutan Adenenthera pavonina 5 0 0
Puteran Pterygota alata 5 0 0
Puteran Adenenthera pavonina 5 0 0
VI. PEMBAHASAN
Pada dasarnya bibit atau benih yang digunakan berasal terbagi menjadi dua
jenis yaitu berdasarkan sumber generatif maupun vegetatif. Pada praktikum
dilakukan pemindahan bibit dengan teknik cabutan, puteran, dan stump. Bibit yang
digunakan adalah bibit Bipa dan Saga yang diperoleh Arboretum Kehutanan. Bibt
yang akan digunakan berada dilokasi yang berbeda oleh sebab itu bibit perlu
dipindahkan. Pemindahan bibit yang berasal dari pembiakan generatif dikenal
dengan 3 teknik yaitu cabutan, puteran, dan stump. Teknik cabutan dilakukan dengan
mengambil semai dari tempat semula tanpa menyertakan tanah yang melingkupi.
Teknik puteran dilakukan dengan memindahkan benih disertai tanah disekitarnya.
Stump dilakukan dengan mengambil semai tanpa disertai tanah, kemudia bagian atas
tanaman dan akar tanaman dipotong hanya menyisakan batang dan akar dengan
perbandingan panjang tertentu.
Masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan teknik cabutan dan puteran, antara lain bibit sudah tersedia di alam
sehingga tidak proses perkecambahan, lebih efisien waktu dan biaya serta jumlah
tenaga kerja yang diperlukan lebih sedikit, akan tetapi. Untuk teknik cabutan
memiliki resiko kerusakan akar akibat proses pemindahan dikarenakan semai dicabut
tanpa disertai tanah sehingga diperlukan kehati-hatian Lebih. Sedangkan kelemahan
dari metode puteran adalah pengangkutan semai yang lebih sulit dikarenakan tanah
yang melingkupi semai disertakan..
Pada semai yang dipindahkan melaui metode puteran seharusnya mampu
beradaptasi dengan lebih mudah dan tumbuh lebih optimal, akan tetapi berdasarkan
data pada praktikum seluruh tanaman baik pada pemindahan menggunakan teknik
stump, puteran, maupun cabutan mati. Terdapat beberapa hal yang dapat
menyebabkan hal tersebut antara lain kerusakan jaringan akar pada saat proses
pengambilan semai, stress pada tanaman akibat pemindahan pada Lingkungan baru
sehingga semai tidak mampu beradaptasi ataupun kematian akibat kurangnya
penyiraman pada semai.
VII. KESIMPULAN
VIII. SARAN
Saran dari saya dalam praktikum ini yaitu, peralatan yang diperlukan dalam
proses pengambilan semai harap dilengkapi atau diperbanyak sehingga mampu
mempermudah dan mempercepat proses pengambilan semai.