Oleh
Kelompok 1
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN
tertentu. Dalam memperoleh data pengukuran, jenis dan cara penggunaan alat
diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka semakin baik pula hasil
pengamat dalam pengukuran, semakin baik dalam penggunaan suatu alat maka
semakin baik pula data yang dikumpulkan. Salah satu pengukuran pada pohon
Volume suatu pohon ini yang mempengaruhi sebuah pohon tersebut untuk
Yang dimaksud dengan bidang dasar pohon adalah penampang melintang pada
batang pada ketinggian 1,3 meter dari permukaan tanah. Luas bidang dasar
(point sampling). Tetapi luas bidang dasar dalam cara sampling ini tidak sama
dengan bidang dasar pohon adalah penampang melintang batang pada 1,3 meter
dari permukaan tanah. Karena umumnya bentuk pohon tidak persis bulat seperti
lingkaran, maka biasanya pengukuran diameter dilakukan dua kali dengan arah
pengukuran yang bersudut 90o. Dari dua kali pengukuran tersebut kemudian
Bidang dasar suatu pohon dapat diukur dengan cara mengukur diameter pohon
tersebut. Diameter dari suatu pohon selalu diukur berdasarkan diameter pangkal.
Pada pohon berdiri diameter yang diukur adalah diameter kulit terluar yang diukur
secara tatap dari dasar atau alas pohon. Bidang dasar adalah penampang lintang
dari suatu batang pohon, biasanya diukur setinggi dada. Luas bidang dasar berasal
ukur, dan alat ukur, dan alat ukur diameter lainnya.kedua alat tersebut dapat
3. Mahasiswa mengetahui luas bidang dasar pohon yang diukur dengan alat yang
digunakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
pohon hutan serta berbagai karakteristik areal tanah tempat tumbuhnya. Istilah
lain dari inventarisasi hutan adalah perisalahan lahan, risalah hutan, dan inventore
hutan. Menurut Simon (1996) istilah inventore hutan dipakai pengelola hutan jati
okuler. Dalam bahasa inggris, istilah yang sama dengan inventarisasi hutan, tetapi
memiliki ruang lingkup yang lebih terbatas adalah timber cruising, cruising,
dalamnya, berbagai arti ekonomi, lingkungan, fungsi, serta nilai sumber dayanya.
diameter batang setinggi dada (1.3 m dari permukaan tanah). Besarnya luas
lbd = 0.25 x p x d2
p = Konstanta (3.4)
dari lbd individu pohon yang terdapat dalam kawasan 1 hektar. Penggunaan lbds
lbds = ∑ − = 0 2 4 n n t d N π
Keterangan :
Dari luas bidang dasar pohon dapat ditaksir dua peubah pohon yang penting untuk
inventore hutan, yaitu kepadatan bidang dasar dan volume pohon maupun
tegakan. Bentuk penampakan lintang pohon yang tidak persis sama dengan
digunakan diameter setinggi dada, maka yang dimaksud dengan bidang dasar
pohon adalah penampang melintang batang pada 1,3 meter dari permukaan tanah.
Karena umumnya bentuk pohon tidak persis bulat seperti lingkaran, maka
biasanya pengukuran diameter dilakukan dua kali dengan arah pengukuran yang
bersudut 90o. Dari dua kali pengukuran tersebut kemudian dihitung harga rata-
1992).
Luas bidang dasar tegakan juga mempunyai arti penting dalam inventore tegakan
yang menggunakan sampling titik. Tetapi luas bidang dasar dalam cara sampling
ini tidak dihitung seperti peada perhitungan KBD, melainkan ditaksir langsung
baji, reloskop dan sebagainya. Perangkat pendugaan volume pohon (berupa model
atau rumus maupun tabel) adalah salah satu perangkat penting dalam perencanaan
pengelolahan hutan. Salah satu jenis data yang diperlukan dalam perencanaan
selalu melibatkan pendugaan volume pohon per pohon. Oleh sebab itu, dalam
volume pohon (Simon, 2007). Dalam pengukuran luas bidang dasar pohon,
diameter setinggi dada pada pohon yaitu 1.3 meter atau dalam satuan internasional
setinggi 4.3 kaki (feet) di atas pangkal batang, dimana untuk pohon yang berdiri
pada lereng, titik pengukuran haris ditentukan pad bagian atas lereng. Dalam tiap
titik sampling luas bidang dasar diukur dengan alat pengukur sederhana. Alat ini
merupakan alat pengukur koreksi secara otomatis seperti alat tongkat bitmore dan
Dalam kegiatan pengukuran luas bidang dasar pohon dengan menggunakan alat
menggunakan alat kompas yaitu alat arah dilakukannya penelitian pada titik-titik
tertentu sepanjang garis tersebut, didaftar namanya dan kemudian diukur satu
persatu secara berurutan. Akan tetapi pada pohon-pohon yang tampak memiliki
diameter yang kecil tidak akan dilakukan pengukuran. Kemudian melalui hasil
luas bidang dasar pohon tersebut dapat diukur/ditaksir dua parameter yang penting
untuk inventarisasi hutan yaitu kepadatan bidang dasar tegakan, bentuk bidang
dasar tegakan serta serta volume pohon maupun tegakan. Bentuk penampang
lintang pohon yang tidak persis sama dengan lingkaran tidak dikoreksi di sini
bentuk yang akan diterangkan kemudian (Avery dan Burkhart, 1983). Yang
dimaksud dengan bidang dasar pohon adalah penampang melintang pada batang
pada ketinggian 1,3 meter dari permukaan tanah. Luas bidang dasar tegakan juga
hutan yang menggunakan metode sampling titik (point sampling). Tetapi luas
bidang dasar dalam cara sampling ini tidak sama seperti cara perhitungan lainnya
Alat yang digunakan pada praktikum Luas Bidang Dasar (LBDS) adalah pita
ukur, caliper, garbu pohon, biltmore stick, biterlich dan tally sheet. Bahan yang
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
masing.
4. Menghitung LBDs.
4.1 Hasil
diameter. Hasil data tersebut kemudian dikelola menjadi sampel diameter untuk
penelitian pengtukuran luas bidang dasar (LBDS) pada praktikum kali ini.
Pada tabel 1 pengukuran luas bidang dasar (LBDs) adalah diameter pohon yang
pertama yaitu pohon Alpukat memiliki dimater 0,32m dengan LBDS 0,0804.
Pohon yang kedua yaitu pohon Mangga memiliki diameter 0,45 dengan LBDS
0,1590m. pohon uang ketiga yaitu pohon Akasia memiliki diameter 0,19 dengan
LBDS 0,0283. Pohon yang keempat yaitu pohon Mahoni daun lebar memiliki
diameter 0,22 dengan LBDS 0,0380. Pohon yang kelima yaitu pohon Karet kebo
memiliki diameter 0,64m dengan LBDS 0,3215m. Pohon yang keenam yaitu
pohon Sono keeling memiliki diameter 0,28 dengan LBDS 0,0615. Pohon yang
ketujuh yaitu pohon Sawo memiliki diameter 0,28 dengan LBDS 0,0380. Pohon
yang kedelapan yaitu pohon Mahoni memiliki diameter 0,52 dengan LBDS
0,2123. Pohon yang kesembilan yaitu pohon Sukun yang memiliki diameter 0,49
dengan LBDS 0,1885. Pphon yang kesepuluh yaitu pohon Jati memiliki diameter
0,57m dengan LBDS 0,2550. Pohon yang kesebelas yaitu pohon Nangka yang
memiliki diameter yaitu 0,19 dengan LBDS 0,0283. Pohon yang terakhir yaitu
pohon Sengon buto yang memiliki diameter 1,39m dengan LBDS 1,5167. Dengan
data tersebut dapat diketahui bahwa diameter dan luas bidang dasar (LBDs) setiap
pohon berbeda- beda baik itu dipengaruhi oleh jenis pohon lingkungan pohon
keadaan zat organik keadaan iklim perbedaan geografi keadaan tanah dan faktor-
Dari luas bidang dasar pohon dapat ditaksir dua peubah pohon yang penting untuk
inventore hutan, yaitu kepadatan bidang dasar dan volume pohon maupun
tegakan. Bentuk penampakan lintang pohon yang tidak persis sama dengan
maka yang dimaksud dengan bidang dasar pohon adalah penampang melintang
batang pada 1,3 meter dari permukaan tanah. Karena umumnya bentuk pohon
dilakukan dua kali dengan arah pengukuran yang bersudut 90o. Dari dua kali
Luas bidang dasar atau luas basal area digunakan untuk mengetahui luas
penutupan, dapat diketahui dari garis tengah pohon setinggi dada (DBH). Dari
luas bidang dasar pohon dapat ditaksir dua peubah pohon yang penting untuk
inventarisasi hutan, yaitu kepadatan bidang dasar dan volume pohon maupun
tinggi pohon (kurva tinggi) yang berguna untuk menaksir tinggi suatu pohon
dalam aspek inventarisasi hutan karena dianggap sebagai potensi spesies untuk
dapat tumbuh dengan baik, contohnya pada famili Myrtaceae (Sujarwo dan
Darma, 2011)
potensi pohon dan tegakan. Data diameter bukan hanya diperlukan untuk
menghitung nilai luas bidang dasar suatu tegakan melainkan juga dapat digunakan
mengetahui struktur suatu tegakan hutan. Oleh sebab itu, dalam setiap kegiatan
(Simon, 2017).
Manfaat pengukuran luas bidang pohon adalah untuk pendugaan suatu komunitas
dimensi pohon yang sangat penting dalam pendugaan potensi pohon dan tegakan.
Data diameter bukan hanya diperlukan untuk menghitung nilai luas bidang dasar
suatu tegakan melainkan juga dapat digunakan untuk menentukan volume pohon
pembuatan dan pengukuran plot contoh. Ukuran plot contoh memiliki pengaruh
tegakan dan luas bidang dasar. Menurut penelitian Carrer, Castagneri, Popa,
Pividori, & Lingua (2017) terhadap plot berukuran 4 ha di hutan Eropa Tengah,
yang mengevaluasi ukuran plot dan menilai parameter rata-rata diameter pohon,
rata-rata tinggi pohon, luas bidang dasar tegakan, dan kerapatan tegakan,
Carrer, M., Castagneri, D., Popa, I., Pividori, M., & Lingua, E. 2017. Tree spatial
patterns and stand attributes in temperate forest: the importance of plot size,
sampling design, and null model. Forest Ecology and Management. 407,
125- 134.
Sujarwo, W., & Darma, I. D. P. 2011. Analisis vegetasi dan pendugaan karbon
tersimpan pada pohon di kawasan sekitar gunung dan danau Batur
Kintamani Bali. Bumi Lestari Journal of Environment, 11(1), 85-92.