Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR HUTAN

"PENGENALAN ALAT UKUR DIAMETER POHON”

Disusun oleh :

Nama : May Litle Angel Defier P


NPM : E1B020078
Shift : Sabtu, jam 10.00 sd.
Kelompok : 6 (Enam)
Dosen : 1. Dr. Gunggung Senoaji, S.Hut, MP
2. Dr. Ir. Nani Nuryatin, M.Si
Co-Ass : 1. Remondo Sijabat (E1B018038)
2. Ahmad Ilham Ramadhan (E1B017095)
3. Barkah Yanuar Damar Dani (E1B019035)
4. Exsaudina Silitonga (E1B020006)
5. Winda Nur Anisah (E1B019014)

LABORATORIUM KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang kehutanan dan pengelolaan kayu pengukuran diameter kayu
merupakan hal yang sangat perlu dilakukan, karena kita dapat mengetahui atau
menduga potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas pohon tertentu. Dalam
memperoleh data pengukuran, jenis dan cara penggunaan alat merupakan faktor
penentu utama yang mempengaruhi keakuratan data-data yang diperoleh. Semakin
bagus alat yang dipergunakan maka kemungkinan semakin baik pula hasil penguku-
ran yang akan kita didapatkan. Begitu pula dengan kemampuan para pengamat dalam
mengukur, semakin baik dalam penggunaan suatu alat maka semakin baik juga data
yang diperoleh.
Pendugaan suatu pohon dilakukan dengan melakukan pengukuran pada diam-
eternya dari pohon yang akan diukur tersebut. Diameter merupakan dimensi pohon
yang sangat penting dalam pendugaan potensi pohon dan tegakan. Diameter bukan
hanya diperlukan untuk menghitung nilai luas bidang dasar suatu tegakan melainkan
juga dapat digunakan untuk menentukan volume pohon dan tegakan, berguna dalam
pengaturan penebangan, perkiraan hasil pengolahan kayu dan dapat digunakan untuk
mengetahui struktur suatu tegakan hutan.
Pengukuran diameter pohon dengan menggunakan beberapa alat yang berbeda
akan menghasilkan data yang berbeda juga. Dengan demikian, perbedaan relatif dari
keakuratan data yang diperoleh diantara alat yang berbeda akan terlihat. Sehingga
dapat diketahui pula kelebihan dan kekurangan alat tertentu, dengan mengetahui
kekurangan dan kelebihan suatu alat yang akan kita gunakan, maka akan memung-
kinkan kita untuk mengurangi kemungkinan kesalahan saat pengukuran.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum pengenalan alat ukur diameter
pohon sebagai berikut;
1. Mahasiswa mengenal alat-alat ukur diameter pohon.
2. Mahasiswa mengetahui cara menggunakan alat-alat ukur diameter pohon.
3. Mahasiswa dapat mengetahui rumus alat-alat ukur diameter pohon.
4. Mahasiswa mengetahui bagian-bagian dari alat-alat yang digunakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diameter pohon merupakan salah satu parameter pohon yang mudah untuk
diukur. Dengan pengukuran diameter kita dapat mengetahui potensi tegakan suatu
komunitas hutan. Besarnya diameter pohon dipengaruhi kualitas tempat tumbuh dan
usia dari pohon tersebut. Semakin subur tempat tumbuh maka pertumbuhan pohon
akansemakin baik, hal ini ditunjukkan dengan besarnya ukuran diameter pohon terse-
but. Demikian pula pengaruh usia pohon dengan ukuran diameter pohon, semakin
tuaumur pohon maka diameternya akan lebih besar (Fina, 2013).
Apabila digunakan diameter setinggi dada, yang dimaksud dengan bidang da-
sar pohon adalah penampang lintang batang pada 1,3m dari permukaan tanah, karena
pada umumnya bentuk batang pohon tidak persis bulat seperti lingkaran, maka
digunakan califer, pengukuran diameter dilakuakn dua kali, yaitu dengan arah pen-
gukuran yag bersudut 90º dari dua kali pengukuran tersebut kemudian dihitung rata-
rat untuk memperoleh ukuran diameter yang digunakan (Husch 1987).
Data yang diamati adalah diameter pohon setinggi dada (1.3 m dari per-
mukaan tanah) tinggi bebas cabang, tinggi total pohon, jumlah larva boktor perpohon,
jumlah lubang gerek per pohon, dan jumlah pohon sengon yang terserang. Data di-
peroleh melalui pengukuran dan pengamatan di lapangan ( Supriatna 2017).
Diameter merupakan parameter pohon untuk melihat potensi pohon dengan
itu dapat memperkirakan umur dan volume pohon bahkan mudah mendata berbagai
macam potensi pohon yang ada untuk pohon yang berdiri, diameter yang diukur atau
(DBH) Diameter at Breast Height ( Fina 2013).
Pita ukur digunakan untuk mengukur keliling pohon. Pita ukur tersedia dalam
ukuran panjang 10 meter , 15 meter, 30 meter sampai dengan 50 meter. Selain pita
ukur alat yang digunakan adalah kompas. kompas digunakan sebagai pengukur sudut
di lapangan dengan mengacu kepada salah satu kutub magnet bumi, bacaan sudut
kompas memiliki interval 10-20 ( Ligfensik 2011).
Diameter pohon adalah panjang garis lurus yang melalui pusat penampang
melintang pohon dan menghubungkan pohon dan menghubungkan dua titik yang ter-
dapat pada garis lingkaran luar pohon ( Handayani 2003).
Dalam pengukuran luas bidang dasar pohon, diameter setinggi dada pada
pohon yaitu 1.3 meter atau dalam satuan internasional setinggi 4.3 kaki (feet) di atas
pangkal batang, dimana untuk pohon yang berdiri pada lereng, titik pengukuran harus
ditentukan pada bagian atas lereng. Dalam tiap titik sampling luas bidang dasar
diukur dengan alat pengukur sederhana. Alat ini merupakan alat pengukur koreksi
secara otomatis seperti alat tongkat bitmore dan relaskop (Avery dan Burkhart 1983).
Pengukuran diameter pohon dengan menggunakan beberapa alat yang berbeda
akan menghasilkan data yang berbeda pula. Dengan demikian, perbedaan relatif dari
keakuratan data yang diperoleh diantara alat yang berbeda akan terlihat. Sehingga
dapat diketahui pula kelebihan dan kelemahan suatu alat tertentu (Irivine, 1980).
Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-
tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup
semusim saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok
tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas (Iri-
vine, 1980).
Diameter pohon merupakan salah satu parameter pohon yang mudah untuk
diukur. Dengan pengukuran diameter kita dapat mengetahui potensi tegakan suatu
komunitas hutan. Besarnya diameter pohon dipengaruhi kualitas tempat tumbuh dan
usia dari pohon tersebut. Semakin subur tempat tumbuh maka pertumbuhan pohon
akan semakin baik, hal ini ditunjukkan dengan besarnya ukuran diameter pohon ter-
sebut. Demikian pula pengaruh usia pohon dengan ukuran diameter pohon, semakin
tua umur pohon maka diameternya akan lebih besar (Wongsotjitro 1985).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ilmu ukur hutan ini dilakukan pada :
Hari/Tanggal : Sabtu / 17 April 2021
Pukul : 10.00 – s/d selesai
Tempat : Laboratorium Kehutanan Universitas Bengkulu
3.2 Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Lembaran kerja untuk menggambar.
2. Alat tulis, alat hitung, dan alat gambar.
3. Alat ukur diameter : pita ukur, caliper, garpu pohon, dan tongkat Bilt-
more.
3.3 Cara kerja
1. Setiap kelompok mahasiswa mendapatkan alat ukur diameter pohon.
2. Setiap kelompok mencari 5 pohon untuk melakukan pengukuran diameternya
menggunakan alat-alat ukur diameter yang didapatkan.
3. Memperkenalkan penggunaan dan cara kerja alat ukur diameter.
4. Pengukuran dilakukan dua kali pada alat ukur diameter pohon untuk
menghindari penghitungan yang salah kecuali alat pita ukur.
5. Setiap kelompok membuat laporan setelah selesai praktikum.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
N Nama alat Cara penggunaan Rumus
O
1 Pita ukur atau phi band Cara menggunakan pita ukur
yaitu dengan melingkari batang
pohon. Hasil pengukurannya D = /
adalah keliling untuk mencari
diameter, jika menggunakan
pita ukur maka hasil ukurnya
adalah diameter pohon.
2 Garpu Pohon Cara menggunakan garpu
pohon yaitu dengan me-
masukan batang pohon ke ten- OP =
,
gah-tengah garpu pohon. Pen-
gukurannya setinggi dada.
Pengukuran dilakukan dua kali
sisi depan dan sisi samping un-
tuk menghindari eror.
3 Apitan pohon (Caliper) Cara mengukur menggunakan
Caliper yaitu dengan
me- d =
masukan batang pohon dianta-
ra dua kaki alat tersebut,
kemudian geser kaki caliper
yang bisa digerakkan sampai
batang yang diukur terjepit di-
antara dua kaki tersebut. Uku-
ran diameter batang yang
diukur akan terbaca pada mis-
tar yang telah diberikan skala
satuan ukuran. pengukuran
setinggi dada dan dua kali pen-
gukuran.
4 Tongkat Biltmore Cara mengukur menggunakan
alat ini yaitu dengan mengukur
pohon dengan jarak 60 cm dan
setinggi dada. Dimulai dengan D = .
( )
skala 0 antara jarak pandang
mata dan batang. Penentuan
panjang diameter dilakukan
secara bersamaan dengan
melihat posisi letak ujung sisi
kanan pohon. Dan dua kali
ukur
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini membahas tentang alat-alat ukur diameter pohon yaitu
Sebagai berikut:
1. Pita Ukur/Phi Band.
Pita Ukur merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter
batang pohon dengan prinsip pengukuran langsung pada batang dengan pita berskala.
Pita ukur dibagi menjadi dua yaitu pita keliling dan ita diameter. Pita keliling adalah
pita yang skalanya menunjukan keliling(k) batang pohon. Pita diameter(phi band)
adalah pita yang skalanya menunjukan diameter dari suatu pohon. Rumus dalam
mencari diameter batang pohon adalah d=k/π. Cara penggunaan alat ini yaitu:
1. Siapkan pita ukur serta pohon yang akan diukur diameternya.
2. Lilitkan pita ukur pada batang setinggi dada.
3. Lihat skala pada pita ukur.
4. Hitung dengan menggunakan rumus mencari diameter lingkaran.
2. Garpu Pohon.
Garpu pohon adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter pohon
dengan satuan ukuran pada kedua kaki garpu pohon dalam kelas diameter 5 cm dan di
cat berselang-seling antara kelas diameternya. Cara menggunakan alat ini yaitu:
1. Pilih pohon yang akan diukur diameternya.
2. Ambil garpu pohon, dan japitkan pada pohon yang akan diamati.
3. Lihat kelas diameternya, lakukan satu kali ukur di sisi lain.
4. Catat hasil ukur dan hitung diameternya.
3. Apitan Pohon atau Caliper.
Caliper adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter batang dengan
prinsip apitan pada batang pohon. Alat ini memiliki dua skala yang terletak di bagian
utama dan bagian dorongnya. Pada dua bagian tersebut terdapat suatu penjepit untuk
memegang obyek ukur. Untuk pembacaan skala yang akurat, tangkai caliper harus
ditekan dengan benar terhadap pohon, dengan tangkai tegak lurus terhadap sumbu
batang pohon dan lengan parallel dan tegak lurus terhadap tangkai. Cara
menggunakan alat ini yaitu:
1. Himpitkan kaki Caliper pada batang pohon yang akan diukur.
2. Kemudian himpitkan kembali pada permukaan batang yang lainya.
3. Jumlahkan dan setelah itu dibagi 2 sehingga diperoleh diameter rata-rata
batang pohon.
4. Tongkat Biltmore atau Biltmore Stick.
Bitmore stick adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter batang
dengan cara yang sangat mudah. Biltmore stick digunakan untuk menaksir diameter
suatu pohon dengan cepat, karena tujuan utamanya untuk menaksir, maka sebaiknya
alat ini bukan digunakan untuk mengukur diameter dalam rangka penaksiran potensi,
namun lebih digunakan untuk mengukur kelas diameter. Pengukuran dilakuakn
dengan memposisikan ujung tongkat Biltmore, pada jarak anatar mata dan batang
sekitar 60cm, tepat dengan bagian sisi kiri garis 0 dan batang pohon. Cara
menggunakannya yaitu dengan cara:
1. Himpitkan sisi angka 0 bitmore pada satu sisi pohon dengan jarak 60cm
antara pohon dan pengukur.
2. Kemudian hitung ujung sisi kanan Biltmore dengan pohon yang terlihat pa
da pohon.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur diameter batang antara lain yaitu, Pita
Ukur(Phi Band), Garpu Pohon, Apitan Pohon(Caliper) dan Tongkat Bilt-
more(Biltmore Stick).
2. Pengukuran diameter pohon dua kali pengukran, hal ini dilakukan untuk
menghindari pengukuran eror, kecuali pengukuran pada Pita Ukur.
3. Cara menggunakan alat pengukuran diameter pohon berbeda- beda tergantung ke-
tentuan serta rumus yang digunakan pada setiap alat.
3. Perbedaan dari alat yang digunakan untuk mengukur diameter pohon adalah dari
segi kegunaan dan dari segi cara pemakaian alat yang harus tepat fungsi, karena se-
tiap alat mempunyai kelebihan serta kekurangan masing-masing.
5.2 Saran
Selama praktikum diharapkan semua mahasiswa paham cara menggunakan
alat ukur diameter pohon, mengerti bagian-bagian pada alat ukur diameter yang
digunakan, mengetahui rumus-rumus untuk mencari diameter pohon. Dan juga maha-
siswa diharapkan lebih paham tentang materi-materi untuk praktikum yang akan dil-
akukan, mengerti tentang pembelajaran yang diberikan oleh co-ass dan tertib mengi-
kuti selama praktikum berlangsung, dan mahasiswa diharapkan bisa menerapkan
yang di berikan ketika praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Fina,O. 2013. Pengenalan Alat-alat Pengukur Volume Pohon. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Avery dan Burkhart. 1983. .Perencanaa inventarisasi Hutan Universitas Indonesia.
Jakarta.
Irivine. 1980. Pengukuran Diameter pohon. Gramedia: Jakarta.
Husch, 1987. Perencanaan Iventarasi Hutan. Universitas Indonesia: Jakarta.
Supriatna, A. H., Haneda, N. F & Wahyudi, I. 2017. Jurnal Silvikultur Tropika. Ja-
karta.
Fina,O. 2013.Perencanaan Iventarasi Hutan. Universitas Indonesia. Jakarta.
Ligfensik. 2011. Perencanaan Iventarasi Hutan. Universitas Indonesia: Jakarta.
Handayani, Laela. 2003. Penyusunan Tabel Vulome . Universitas Lancang kuning:
Pekanbaru.
Irivine. 1980. Pengukuran Diameter pohon.. Gramedia: Jakarta.
Wongsotjitro,s. 1985. Ilmu Ukur Tanah,. Kanisius: Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai