KELOMPOK
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan studi
literature Perancangan Arsitektur I “Shelter”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepada orang tua penulis yang telah memberikan kasih sayang dan mendidik penulis
sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Bapak Agus Jhonson H. Sitorus, ST., MT.sebagai dosen penanggung jawab mata kuliah
Perancangan Arsitektur I.
Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang mendukung untuk kesempurnaan
laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
1.1 Pengertian ..................................................................................
1.2 Syarat dan Kriteria Pembuatan Shelter
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................
2.1 Jenis – Jenis Shelter ..................................................................
2.2 Contoh Shelter
2.3 Shelter Daerah Pegunungan
2.4 Shelter Daerah Pantai
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian
Shelter merrupakan fasilitas umum yang dapat digunakan sebagai tempat
tinggal atau tempat mengungsi sementara ketika terjadi bencana, namun bisa digunakan
pula untuk fasilitas umum yang lain misalnya untuk tempat rekreasi atau ibadah atau
yang lainnya, apabila tidak terjadi bencana.
Syarat bangunan shelter adalah bangunan satu lantai atau tingkat yang tahan
gempa, tahan cuaca, dan bisa menampung banyak orang. Bangunan shelter mempunya i
fungsi sekunder saat tidak terjadi bencana, selain mempunyai fungsi utama sebagai
shelter untuk hunian dalam keadaan darurat.
Pemilihan Tapak
Secara umum panas, kelembaban tinggi disebabkan adanya angin dari arah utara
dan selatan hemisphere mengumpul dan naik pada pertemuan permukaan tropis,
menyebar kemudian dingin pada saat bersamaan. Karakteristik antara lain :
Envelopes
Envelope yang jika diartikan adalah selubung atau kulit bangunan, merupakan
elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung dalam hal ini adalah material berupa
dinding dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian besar energi termal
berpindah melalui elemen tersebut. Selubung bangunan merupakan elemen bangunan yang
penting yang harus diperhitungkan dalam penggunaan energi.
Gambar 3 : Shelter dengan bahan kayu
- Plastic foam board (rigid board) insulation. Bahan ini dapat berisi bahan VOCs (
Senyawa organik yang mudah menguap).
- Spray-applied foam insulation (spray-in cavity-fill). Produk ini tidak memiliki nilai R-
yang tinggi, namun sebagai sumber daya yang efisien.
- Cellulose insulation, ini bertujuan untuk mengurangi kelembapan dalam ruangan terbuat
dari kertas daur ulang.
- Fibrous batt and board insulation. Material ini cukup bagus.namu memiliki kekurangan,
dimana material tersebut banyak menggunakan bahan pengawet atau formalin sebagai bahan
utama.
- Mineral wool. bahan yang terbuat dari hasil olahan limbah dari baja maupun besi ini dapat
dimanfaatkan pada bangunan sebagai bahan proteksi kebakaran.
- Cotton insulation. Material untuk selubung bangunan tersebut juga merupakan hasil dari
daur ulang.
- Perlite. Terbentuk seperti batu silika yang dicampurkan ke dalam pasangan dinding bata
atau beton. Bahan ini sangat bagus digunakan untuk selubung bangunan, dimana memiliki
keunggulan tidak mudah terbakar serta beban ringan. Dengan penggunaan bahan ini maka
polusi serta debu akan sangat minim, namun bahan ini juga memiliki kelemahan seperti
jangkauan aplikasinya terbatas.
2. STRAWBALE CONSTRUCTION
Bangunan dengan mengkobinasikan dengan kayu, logam dan material lainnya yang
nantinya difinish. Bahan tersebut sangat ringan dan tidak banyak membebani pada struktur
bangunan. Penerapan material ini pada selubung bangunan sekaligus memenuhi persyaratan
kearifan bangunan terhadap lingkungannya.
Selubung bangunan berupa dinding dan atap yang terbuat dari bahan daur ulang
limbah pertanian ini memiliki nilai isolasi yang ada pada jeraminya itu sendiri sehingga
sangat berungsi untuk memberikan hawa yang dingin pada sebuah ruangan
bangunan.Dinding yang terbuat dari material ini bisa dibuat dengan ketebalan 16 in (400mm)
atau bahkan lebih tebal dari ukuran tersebut, sehingga bahan ini juga bertujuan sebagai
penghalang suara yang efektif.
Meskipun idealnya, material ini cocok untuk iklim kering, namun bangunan yang
terbuat dari materail hasil olahan daur ulang tersebut juga dapat dibangun di setiap wilayah
yang sekiranya tersedia bahan dasarnya. Karena material ini sangat unggul dalam hal
infiltrasi kelembaban.
Terdiri dari unsur inti isolasi terjepit di antara dua kulit. Dalamperakitan struktur,
kulit bertindak dalam ketegangan dan kompresisementara inti menangani gaya geser dan
tekuk. Material terbuat dari EPS dengan perekat serta OSB. Bahan ini juga merupakan
material selubung bangunan yang terbuat dari hasil daur ulang limbah.
Bahan ini biasanya digunakan untuk material dinding eksterior dan atau bantalan
dinding, dapat juga digunakan untuk bingkai partisi interior, tahap finishing plafond. Bahan
ini juga dapat digunakan untuk dinding, atap dan lantai.
Pada tahap pertimbangan implementasi, untuk mengurangi biaya dan pemborosan
sumber daya alam, disainer dalam membangun dengan menggunakan structural insulated
panels harus mempertimbangkan sifat modul panel tersebutdan bekerja dengan dimensi yang
tepat untuk meminimalkan dan menghindari pemotongan di lapangan untuk
menyederhanakan konstruksi, membongkar serta sesuai dengan kebutuhan pemasangan
panel.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2. Tenda
Tenda terdiri dari kerangka tiang, ditutupi terpal atau beberapa bahan lain dan
dipegang oleh tali dan jangkar. Tempat-tempat penampungan ini didirikan
pada saat akan digunakan dan mudah dibawa kemana-mana. Desain yang lebih
sederhana hanya membutuhkan terpal tipis, sementara desain yang lebih tahan
lama menggabungkan material yang lebih berat yang dapat menahan terhadap
kondisi cuaca berbahaya. Dalam cuaca ekstrim, tenda-tenda dapat didirikan di
belakang gundukan salju atau batu, yang bertindak sebagai penahan angin dan
membantu melindungi tempat berlindung. Tenda adalah jenis shelter yang
paling sering digunakan.
2.1.3. Bivouac
Adalah shelter sementara yang digunakan di pegunungan. Biasanya dibuat
secara mendadak dan menggunakan bahan yang ada di alam.
2.1.4. Pondok
Merupakan tempat perlindungan yang biasanya terdapat di daerah pantai.
Terbat dari bahan – bahan seperti bamboo, kayu bekas dan daun kelapa
ataupun jerami.
Shelter juga dibedakan menurut waktu pembuatan dan ketahanannya terhadap
bencana.
2.1.5. Emergency Shelter
Shelter yang dibuat secara mendadak dan dibuat menggunakan bahan yang
seadanya bisalnya dari terpal atau kayu kayu yang tersedia. Dikarenakan sifat
shelter yang non-permanen, sheter ini mudah di bongkar dan dibawa kemana-
mana.