Anda di halaman 1dari 4

Hukum Laju dan Konstanta Laju Reaksi

Salah satu cara mengkaji pengaruh konsentrasi reaktan pada laju reaksi adalah dengan
menentukan bagaimana laju awal bergantung pada konsentrasi awal.
Hukum laju mempunyai dua penerapan utama, yaitu:
1

1. Penerapan praktisnya: setelah kita mengetahui hukum laju dan konstanta laju, kita dapat
meramalkan laju reaksi dari komposisi campuran.
2. Penerapan teoritis hukum laju ini adalah: hukum laju merupakan pemandu untuk
mekanisme reaksi. Setiap mekanisme yang diajukan, harus konsisten dengan hukum laju
yang diamati.
Perhatikan reaksi berikut:
F
2
(g) + 2ClO
2
(g) 2FClO
2
(g)
Tabel. Data laju untuk reaksi antara F
2
dan ClO
2

[F
2
](M)
1. 0,10
2. 0,10
3. 0,20
[ClO
2
] (M)
0,010
0,040
0,010
Laju awal (M/s)
1,2 x 10
-3

4,8 x 10
-3

2,4 x 10
-3


Dengan melihat entri 1 dan 3 dalam tabel, kita dapat mengetahui bahwa jika kita melipatduakan
[F
2
] sementara [ClO
2
] dijaga tetap, maka laju menjadi dua kali lipat. Jadi, laju berbanding lurus
dengan [F
2
]. Demikian pula data pada entri 1 dan 2 menunjukkan bahwa bila kita
melipatempatkan [ClO
2
] pada [F
2
]yang tetap, maka laju meningkat sebanyak empat kali lipat,
sehingga laju juga berbanding lurus dengan . jika diringkas maka dapat dituliskan sebagai:
Laju = k[F
2
] [ClO
2
]
Suku k ialah konstanta laju (rate constant), yaitu konstanta kesebandingan (proporsionalitas)
antara laju reaksi dan konsentrasi reaktan. Persamaaan ini disebut hukum laju (rate law),
persamaan yang menghubungkan laju reaksi dengan konstanta laju reaksi dan konsentrasi
reaktan.
2

k = laju /[F
2
] [ClO
2
]
untuk reaksi umum dengan jenis
aA + bB cC + dD

1
P.W. Atkins, Kimia Fisika. (Jakarta, 1997). hal. 335
2
Raymond Chang, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2, (Jakarta, 2004). hal. 34.
hukum lajunya berbentuk
laju = k[A]
x
[B]
y
jika kita mengetahui nilai k, c, dan y, serta konsentrasi A dan B, kit adapat menggunakan hukum
laju untuk menghitung laju reaksi.
Jumlah dari pangkat-pangkat setiap konsentrasi reaktan yang ada dalam hukum laju disebut
orde reaksi (reaction order) keseluruhan.
3
Orde reaksi selalu ditentukan oleh konsentrasi
reaktan. Contohnya:
Untuk reaksi tertentu, x = 1 dan y = 2. Hukum laju reaksi untuk reaksi ini adalah:
Laju = k[A][B]
2
Reaksi ini adalah orde pertama dari A, orde kedua dari B dan orde ketiga secara keseluruhan (1 +
2 = 3).
Kita asumsikan bahwa [A] awal = 1,0 M dan [B] = 1,0 M. hukum laju menyatakan bahwa jika
kita melipatduakan konsentrasi A dari 1,0 M menjadi 2,0 M pada [B] tetap, kita juga akan
melipatduakan laju reaksi:
Untuk [A] = 1,0 M laju
1
= k(1,0 M)(1,0 M)
2
= k(1,0 M
3
)
Untuk [A] = 2,0 M laju
2
= k(2,0 M)(1,0 M)
2
= k(2,0 M
3
)
Jadi, laju
2
= 2 (laju
1
)
Reaksi tidak harus mempunyai orde bilangan bulat. Demikian halnya dengan banyak reaksi fase-
fase.
4
Contohnya, jika reaksi mempunyai hukum laju:
= []/
1/2
[]
Penentuan Hukum Laju secara Percobaan
Penentuan hukum laju secara percobaan dapat dilakukan dengan metode isolasi, yaitu jika reaksi
melibatkan lebih dari saru reaktan, kita dapat menentukan hukum laju dengan mengukur
ketergantungan laju reaksi terhadap konsentrasi masing-masing reaktan, satu per satu. Dari
ketergantungan yang teramati tersebut, kita akan mengetahui orde dalam reaktan tersebut
5
.
Contoh.
Reaksi nitrat oksida dengan hidrogen pada 1280C ialah

3
Ibid.
4
P. W. Atkins, loc. cit., hal. 335
5
Raymond Chang, loc. cit., hal. 34.
2NO(g) + 2H
2
(g) N
2
(g) + 2H
2
O(g)
Dari data yang dikumpulkan pada suhu tersebut, tentukan hukum laju dan hitunglah konstanta
lajunya.
Percobaan [NO] [H
2
] Laju Awal (M/det)
1
2
3
5,0 x 10
-3
10,0 x 10
-3
10,0 x 10
-3

2,0 x 10
-3
2,0 x 10
-3
4,0 x 10
-3

1,3 x 10
-5
5,0 x

10
-5
10,0 x 10
-5


Penjelasan dan Penyelesaian:
Kita anggap bahwa hukum laju memiliki bentuk laju = k[NO]
x
[H
2
]
y

Percobaan 1 dan 2 menunjukkan bahwa bila kita lipatduakan konsentrasi NO pada konsentrasi
H
2
tetap, lajunya menjadi empat kali lipat. Jadi, orde reaksinya adalah kedua dalam NO.
begitupula yang terjadi pada percobaan 2 dan 3 ketikan kita melipatduakan [H
2
] dengan [NO]
tetap, maka orde reaksinya adalah pertama dalam [H2]. Sehingga:
Laju = k[NO]
2
[H
2
]
Sedangkan konstanta laju dapat dihitung berdasarkan data sari salah satu percobaan.
k = laju / [NO]
2
[H
2
]
Maka, data dari percobaan 2 akan menjadi:
k = 5,0 x 10
-5
M/det
(10,0 x 10
-3
M)
2
(2,0 x 10
-3
M)
= 2,5 x 10
2
/M
2
. detik
Tidak ada hubungan antara pangkat x dan y dengan koefisien stoikiometri dalam persamaan
yang sudah setara.
Perhatikan reaksi penguraian termal N
2
O
5
2N
2
O
5
(g) 4NO
2
(g) + O
2
(g)
Hukum lajunya adalah laju = k[N
2
O
5
] bukan laju = k[N
2
O
5
]
2

Umumnya orde reaksi harus ditentukan lewat percobaan dan tidak dapat ditentukan dari
persamaan reaksi setara keseuruhannya.

Evaluasi
Untuk setiap pasangan kondisi berikut, nyatakan manakah yang laju reaksinya paling cepat: (a)
[A] awal = 2,0 M dan [B] = 1,0 M, (b) [A] awal = 4,0 M dan [B] = 2,0 M, atau (c) [A] awal = 3,0
M dan B = 4,0 M. Dengan hukum laju = k[A]
2
[B].
Jawaban:
(a) Untuk [A] = 2,0 M dan [B] = 1,0 M
Laju = k[A]
2
[B]
Laju

= k(2,0 M)
2
(1,0 M)
Laju = k(4,0 M
3
)
(b) Untuk [A] = 4,0 M dan [B] = 2,0 M
Laju = k[A]
2
[B]
Laju

= k(4,0 M)
2
(2,0 M)
Laju = k(32,0 M
3
)
(c) Untuk [A] = 3,0 M dan [B] = 4,0 M
Laju = k[A]
2
[B]
Laju

= k(3,0 M)
2
(4,0 M)
Laju = k(36,0 M
3
)
Yang memiliki laju reaksi paling cepat adalah (c) [A] awal = 3,0 M dan B = 4,0 M.

Anda mungkin juga menyukai