Anda di halaman 1dari 9

Sejarah kalorimeter

Pada tahun 1780, A. L. Lavoisier, ahli kimia Perancis, yang dianggap


sebagai salah satu bapak kimia, menggunakan kelinci percobaan
untuk mengukur produksi panas melalui pernapasannya..

Bagaimana? Menggunakan perangkat yang mirip dengan kalorimeter.


Panas yang dihasilkan oleh kelinci percobaan dibuktikan dengan
mencairnya salju yang mengelilingi peralatan.
Peneliti A. L Lavoisier (1743-1794) dan P. S. Laplace (1749-1827) merancang kalorimeter yang
digunakan untuk mengukur panas spesifik suatu benda dengan metode pencairan es.

Kalorimeter terdiri dari gelas silinder berlapis timah, dipernis,


dipegang oleh tripod dan diakhiri secara internal dengan corong. Di
dalam, gelas lain ditempatkan, mirip dengan yang sebelumnya,
dengan tabung yang melewati ruang luar dan yang dilengkapi dengan
kunci. Di dalam gelas kedua ada kotak.

Dalam kisi-kisi ini ditempatkan makhluk atau objek yang spesifik


panasnya ingin ditentukan. Es ditempatkan di dalam bejana
konsentris, seperti di keranjang.
Panas yang dihasilkan oleh tubuh diserap oleh es, menyebabkan fusi. Dan produk air cair dari
pencairan es dikumpulkan, membuka kunci kaca bagian dalam.

Dan akhirnya, menimbang air, massa es cair itu diketahui.

1. DASAR TEORI

Istilah kalor sering kita dengar pada kehidupan sehari-hari. Penting bagi
kita sebagai mahasiswa untuk untuk mendefinisikan kalor dengan jelas,
dan menjelaskan fenomena-fenomen yang berhubungan dengan kalor.

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur


kalor. Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis
suatu zat. Kalor jenis zat dapat di hitung dengan menggunakan masa air
dingin, masa bahan cxontoh, masa calorimeter, dan mengukur suhu air dan
bahan contoh sebelum dan sesudah percobaan.

Ada beberapa jenis kalorimeter yaitu :

        Kalorimeter alumunium.

        Kalorimeter elektrik.


Hubungan antara kalor dengan energi listrik:

Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk
kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi
listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor
dapat berubah menjadi energi listrik.

Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari
satu tempat ke tempat lain disebut kalor.Pengukuran jumlah kalor reaksi
yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen
disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu
reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam
kalorimetri berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas
atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.

Kalor yag dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10 oC pada


air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri.

Dalam proses ini berlaku azas Black, yaitu:

Qlepas = Qterima

Qair panas = Qair dingin+ Qkalorimetri

m1 c (Tp-Tc)= m2 c (Tc-Td)+ C (Tc-Td)

Keterangan:

m1= massa air panas

m2= massa air dingin

c   = kalor jenis air

C  = kapasitas kalorimeter

Tp = suhu air panas

Tc = suhu air campuran

Td = suhu air dingin

Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut
termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia
yang menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan
kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
 Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan
energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja
yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan ke
sistem (Keenan, 1980).
 Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi
spontan dan tidak spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang
berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangkan reaksi tidak spontan
tidak terjadi tanpa bantuan luar.
 Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari
Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal
sempurna murni pada suhu nol mutlak menunjukan keteraturan
tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika
suhu ditingkatkan sedikit di atas 0 K, entropi meningkat. Entropi
mutlak selalu mempunyai nilai positif.

Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor jenis zat
(c) dan perubahan suhu (ΔT), yang dinyatakan dengan persamaan berikut

Q = m.c.ΔT

Keterangan:

Q= jumlah kalor (Joule)

m= massa zat (gram)

ΔT= perubahan suhu (takhir-tawal)

C= kalor jenis

Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari reaksi kimia
atauperubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata
kalormetri berasal dari bahasa latin yaitu calor, yang berarti panas.
Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada
makhluk hidup yang memproduksi karbon dioksida dan buangan nitrogen
(ammonia, untuk organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau
konsumsi oksigen. Lavoisier (1780) menyatakan bahwa produksi panas
dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi
acak. Hal ini membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas oleh
makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan
langsung, di mana makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk
dilakukan pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka
temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur
akan berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang
disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur perubahan suatu tersebut.
Bersamaan dengan kapasitas dengan kapasitas  panasnya, untuk
menghitung perpindahan panas.

Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu.
Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat
tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti
perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat
mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut
akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan
untuk kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau
joule (J) dan kilojoule (kj).

 1 kilokalori= 1000 kalori


 1 kilojoule= 1000 joule
 1 kalori   = 4,18 joule

 1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk


memanaskan 1 gram air sehingga suhunya naik sebesar 1 oC atau 1K.
jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 oC atau 1K
dari 1 gram zat disebut kalor jenis Q=m.c. ΔT, satuan untuk kalor
jenis adalah joule pergram perderajat Celcius (Jg -1oC-1) atau joule
pergram per Kelvin (Jg-1oK-1) (Petrucci, 1987).
 Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Ada beberapa jenis
kalorimeter seperti: kalorimeter termos, kalorimeter bom,
kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang lebih
sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang ditutup
rapat sehingga bejana ini merupakan sistim yang terisolasi.

Banyaknya kalor yang dlepaskan oleh suatu benda dengan massa m1 dan


kapasitas kalor jenis zat c1 adalah :

sebanding dengan banyaknya kalor yang diserap oleh air dengan dengan
massa m2 :

ts adalah suhu setimbang setelah terjadinya pencampuran.

Bila kapasitas kalor jenis air c2 diketahui, suhu t1 sama dengan suhu uap,


kapasitas kalor jenis c1 dapat dihitung dengan mengukur besaran t2, ts,
dan m2 :

Tabung kalorimeter juga menyerap panas yang dilepaskan oleh zat yang
bersuhu tinggi. Untuk itu, kapasitas kalor kalorimeter :
 ck = c2  .  NA

Kalorimeter terdiri dari alat-alat seperti kalorimeter itu sendiri,


thermometer, stopwatch, catu daya, neraca, voltmeter, amperemeter, kabel
penghubung dan pengaduk. Fungsi dari alat-alat itu antara lain :

1. Kalorimeter                : untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat


dalam reaksi
2. Thermometer            : untuk mengukur suhu air dalam kalorimeter
3. Stopwatch                  : untuk menghitung waktu aliran listrik
4. Catu daya                   : untuk sumber tegangan
5. Neraca                        : untuk mengukur massa kalorimeter kosong
dan kalorimeter yang berisi air
6. Voltmeter                  : untuk mengukur tegangan listrik pada
rangkaian
7. Amperemeter            : untuk mengukur kuat arus listrik pada
rangkaian
8. Kabel penghubung    : untuk menghubungkan catu daya,
amperemeter, voltmeter dan   kalorimeter
9. Pengaduk                   : untuk mengaduk air dalam kalorimeter
Pemanfaatan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pemanfaatan kalor dalam kehidupan sehari-hari antara lain pada termos, seterika, panci, dan alat-alat
dapur lainnya.
Pemanfaatan Kalor Pada Termos

Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di dalamnya agar tetap panas dalam jangka
waktu tertentu. Termos dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi,
maupun radiasi.

Pemanfaatan Kalor Pada Termos

Dinding termos dibuat sedemikian rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada termos, yaitu
dengan cara:
a. permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak yang
berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi
kembali ke dalam termos,
b. dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara
konduksi, dan
c. ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi dan
agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi.
Pemanfaatan Kalor Pada Seterika

Seterika terbuat dari logam yang bersifat konduktor yang dapat memindahkan kalor secara konduksi
ke pakaian yang sedang diseterika. Adapun, pegangan seterika terbuat dari bahan yang bersifat
isolator.
Pemanfaatan Kalor Pada  Panci Masak

Panci masak terbuat dari bahan konduktor yang bagian luarnya mengkilap. Hal ini untuk mengurangi
pancaran kalor. Adapun pegangan panci terbuat dari bahan yang bersifat isolator untuk menahan
panas.
Pemanfaatan Kalor Pada  Lemari Pendingin (Kulkas)

Penurunan suhu dalam kulkas disebabkan oleh penguapan freon yang mengalir dalam pipa yang
melewati kulkas. Apabila freon menguap dalam pipa yang terletak di dalam ruang pembeku, maka
freon akan menyerap kalor dari ruang pembekuan.
Bagian dan Prinsip Kerja Kulkas

Pompa listrik mengalirkan freon yang sudah dimampatkan melalui pipa. Freon melepaskan kalor,
terjadi pengembunan. Freon berubah wujud dari gas ke cair. Pada waktu pengembunan, sirip pipa di
bagian belakang terasa panas. Freon cair dialirkan ke dalam ruang pembekuan. Freon menyerap
kalor, mengakibatkan suhunya menjadi turun. Uap freon terus dialirkan dan keluar ruang pembekuan,
kemudian dimampatkan lagi. Dan seterusnya secara berulang-ulang.

TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui bagaimana cara Praktek
Fisika Dasar.
Menentukan kalor lebur es dalam Kalorimeter.

ALAT – ALAT DAN BAHAN YANG DIPERGUNAKAN


Kalorimeter dan pengaduk
Thermometer
Es yang akan dicari kalor leburnya
Neraca + anak timbangan

TEORI SINGKAT
Bila sebongkah es ditempatkan pada lingkungan yang suhunya diatas 0 0C,
maka es akan mencair. Pada keadaan ini akan berlaku juga azas Black :
benda yang lebih tinggi suhunya akan menyerahkan kalor kepada yang
suhunya lebih rendah. Dan banyaknya kalor yang diterima sama dengan
kalor yang diberikan.
Bila sebongkah es yang massanya Ge dimasukan ke dalam calorimeter yang
sudah berisi air setengahnya, maka es akan mencair. Menurut Black :
Gk.ck (tb – ta) + Ga.ca (tb – ta) = Ge.C + Ge.ca (ta – 0)
C=
Dimana :
Gk = Massa kalorimeter kosong + pengaduk
Ck = Panas jenis kalorimeter + pengaduk
tb = Suhu kalorimeter + air mula-mula
Ga = Massa air
Ca = Panas jenis air = 1
Ge = Massa es
ta = Suhu campuran (akhir)
C = Kalor lebur es

KESELAMATAN KERJA
Periksalah alat yang akan dipergunakan dalam praktek, pastikan dapat
dipergunakan dengan baik.
Alat dan bahan jangan sampai jatuh kelantai.
Jangan praktek dahulu sebelum ada instruksi dari dosen dan sebelum
membaca materi praktek.

JALANNYA PERCOBAAN
Menimbang kalorimeter kosong beserta pengaduk.
Mengisi kalorimeter dengan air sampai 2/3 bagian. Menimbang
kalorimeter yang sudah berisi air.
Memasang thermometer, dan mengamati suhu mula-mula.
Masukan es sedikit demi sedikit ke dalam kalorimeter dan aduk perlahan-
lahan.
Mengamati suhunya tiap 30 detik dan mencatat pengamatan itu.
Suhu yang terendah adalah suhu akhir campuran.
Menimbang kalorimeter, pengaduk, air, dan air es.

DATA PENGAMATAN
Gk = 55,5 gr ck = 0,24 kal/groc
Gk + Ga = 187 gr Ga = 130,4 gr
Gk + Ga + Ge = 209,81 gr Ge = 10 gr
Tb = 28oC Ta = 21oC
ca = 1 kal/groc

Pada percobaan ini sebagian panas yang timbul akan menjalar ke


sekelilingnya, maka suhu akhir perlu dikoreksi. Menurut Newton
perbedaan suhu (besarnya koreksi) adalah :
dT = -K (Tk-Tr).t

Dimana : dT = Koreksi kenaikan suhu


K = Konstanta perpindahan panas
Tk = Suhu rata-rata
Tr = Suhu rata-rata ruangan
t = Waktu lama perpindahan panas
K dapat dicari dari percobaan akhir, yaitu dengan mencatat penurunan
suhu tiap 30 detik selama 5 menit, setelah tercapai suhu maksimum.
Kenaikan suhu sebenarnya adalah kenaikan suhu pada pengamatan
bertambah dengan koreksi.

Data Percobaan
Pengamatan setelah suhu maksimum :
T (waktu) Tk(0C) Tr(0C) (Tk-Tr)
0 menit 28,8 28 0,8
0,5 menit 28,2 28 0,2
1,0 menit 27,6 28 -0,4
1,5 menit 26,8 28 -1,2
2,0 menit 26,3 28 -1,7
2,5 menit 25,7 28 -2,3
3,0 menit 25,2 28 -2,8
3,5 menit 24,5 28 -3,5
4,0 menit 24 28 -4
4,5 menit 23,6 28 -4,4
5,0 menit 23 28 -5

Anda mungkin juga menyukai