Anda di halaman 1dari 4

4.

1 Fotosintesis adalah pemanfaatan energi cahaya matahari oleh tumbuhan hijau untuk


mengubah air dan karbondioksida menjadi karbohidrat. Proses ini hanya dapat dilakukan oleh
tumbuhan yang mempunyai klorofil atau zat hijau daun.
 
 
4.5 efek Emerson adalah peningkatan laju fotosintesis setelah kloroplas yang terkena cahaya
dari panjang gelombang 680 nm (spektrum merah tua) dan lebih dari 680 nm (spektrum jauh
red). Ketika secara bersamaan terkena cahaya dari kedua panjang gelombang, laju
fotosintesis jauh lebih tinggi daripada jumlah laju fotosintesis cahaya merah dan cahaya
merah jauh. Efeknya adalah bukti awal bahwa dua fotosistem , yang memproses panjang
gelombang yang berbeda, bekerja sama dalam fotosintesis. 
 
4.8
Faktor Yang Mempengaruhi Fotosintesis
Untuk dapat mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi fotosintesis, terlebih dahulu
silahkan perhatikan rumus laju fotosintesis pada gambar dibawah ini:

Dari gambar diatas, diketahui bahwa dalam melakukan proses fotosintesis, tumbuhan
memerlukan karbondioksida, air, klorofil dan cahaya matahari untuk dapat menghasilkan
karbohidrat “energi”. Unsur-unsur inilah yang menjadi faktor yang berpengaruh terhadap laju
atau kecepatan fotosintesis. Berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor tersebut.

Konsentrasi Karbondioksida
Konsentrasi karbondioksida ialah faktor eksternal yang paling mempengaruhi laju
fotosintesis tumbuhan. Ketersediaannya yang terbatas yakni hanya sekitar 0,03%  di atmosfer
membuat tumbuhan saling bersaing untuk menyerapnya ke dalam klorofil melalui stomata,
semakin besar konsentrasi karbondioksida di udaara, maka laju fotosintesis juga akan
semakin besar.

Ketersediaan Air
Air ialah salah satu kebutuhan dasar bagi tumbuhan untuk dapat melakukan fotosintesis, air
memiliki fungsi utama sebagai bahan baku utama dalam proses fotosintesis selain juga
karbondioksida.

Selain itu tumbuhan juga membutuhkan air untuk proses transpirasi, jika kekurangan air,
stomata pada daun akan menutup dan membuat karbondioksida tidak dapat terserap dan
masuk ke dalam kloroplas.

Cahaya
Sesuai dengan namanya cahaya juga termasuk ke dalam salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi fotosintesis, berdasarkan sifatnya faktor cahaya sendiri terbagi menjadi
beberapa sub faktor, diantaranya intensitas cahaya, panjang gelombang cahaya dan lama
penyinaran.
 Intensitas cahaya. Faktor ini adalah yang paling berpengaruh bagi fotosintesis
tumbuhan. Semakin rendah intensitas cahaya yang diterima tumbuhan, maka akan
semakin sulit pula tumbuhan tersebut dalam melakukan fotosintesis. Pada intensitas
cahaya yang rendah, energi yang diserap tumbuhan tidak mampu mencukupi untuk
dapat diubah menjadi energi biokimia.
 Panjang gelombang. Panjang gelombang cahaya ditunjukkan melalui spektrum warna,
di antaranya cahaya warna kuning, hijau, merah, jingga dan Masing-masing spektrum
warna ini akan berpengaruh terhadap laju fotosintesis.
 Lama penyinaran. Di beberapa belahan dunia, penyinaran matahari dapat berlangsung
lebih dari 12 jam sehari. Pada daerah-daerah tersebut, proses fotosintesis yang
dilakukan tumbuhan juga akan berlangsung secara terus menerus.
Klorofil
Klorofil atau zat hijau daun adalah suatu pigmen warna yang terdapat dalam kloroplas
daun dan digunakan sebagai katalisator dalam proses fotosintesis. Tanpa klorofil,
fotosintesis akan berlangsung sangat lambat bahkan tidak dapat terjadi hingga
tumbuhan kehabisan energi. Karena terdapat di dalam bagian tumbuhan, maka klorofil
juga dapat disebut faktor internal yang mempengaruhi fotosintesis.

Unsur Hara
Unsur hara adalah sumber nutrisi utama yang dibutuhkan tumbuhan dalam melakukan
metabolisme. Unsur hara merupakan mineral maupun bahan organik yang dapat
diperoleh melalui penyerapan oleh akar di dalam tanah. Sebagai contoh, dalam
melakukan fotosintesis, klorofil membutuhkan ion magnesium yang hanya dapat
diperoleh akar dari tanah.

Suhu
Suhu udara di sekitar tumbuhan juga menjadi faktor yang mempengaruhi fotosintesis.
Suhu yang terlalu tinggi akan membuat daun menutup sebagian besar stomatanya untuk
meminimalkan laju transipirasi (penguapan).

Proses ini mengakibatkan karbondioksida tidak dapat diserap daun dan proses
fotosintesis akan mengalami perlambatan. Sementara jika suhu terlalu rendah, air yang
terdapat dalam tumbuhan akan membeku sehingga sirkulasi hara dari akar ke ke daun
tidak dapat terjadi.

4.9
Fotorespirasi (atau "respirasi cahaya") adalah respirasi pada tumbuhan yang
dibangkitkan oleh penerimaan cahaya yang diterima oleh daun. Diketahui pula bahwa
kebutuhan energi dan ketersediaan oksigen dalam sel juga memengaruhi fotorespirasi.
Proses ini sering dipandang sebagai bentuk inefisiensi dalam metabolisme tumbuhan
karena mengoksidasi langsung produk fotosintesis (glukosa). Akibat fotorespirasi,
fotosintesis netto (bersih) menjadi jauh lebih rendah daripada seharusnya. Namun,
fotorespirasi diketahui juga menjadi pemasok beberapa komponen dasar proses
fotosintesis pula. Selain itu, dengan fotorespirasi jaringan tumbuhan lebih terjaga
kesetimbangannya.
Diketahui bahwa tumbuhan C3 memiliki karakteristik fisiologi yang berbeda
dari tumbuhan C4 dalam kaitan dengan fotorespirasi. Tumbuhan C4 diketahui tidak
banyak terpengaruh oleh fotorespirasi apabila dibandingkan dengan tumbuhan C3.
 
4.10
Kemosintesis adalah proses pembentukan glukosa (karbohidrat) dengan menggunakan energi
kimia, bukan energi sinar matahari.
 
Tanaman dan alga membentuk glukosa dengan energi berasal dari sinar matahari melalui
fotosintesis, sedangkan bakteri akan membentuk glukosa dengan sumber energi dari reaksi
kimia melalui kemosintesis.
 
Bakteri memerlukan glukosa untuk tumbuh dan berkembangbiak, banyak bakteri yang tidak
berklorofil menghasilkan glukosa melalui proses kemosintesis. Proses ini diawali dengan
bakteri memproses bahan anorganik yang ada disekitarnya hingga berubah menjadi bahan lain
dan menghasilkan energi.
 
Energi yang dihasilkan dalam proses tersebut akan digunakan untuk menangkap molekul
karbondioksida dari lingkunagn sekitarnya. Karbondioksida akan masuk ke dalam Siklus Calvin
dan menghasilkan glukosa.
 
4.11
Pada uji Ingenhousz ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya dengan
laju fotosintesis. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah beker gelas
1 liter, tabung reaksi, corong gelas, tanaman Hydrilla, air, dan kawat. Pada percobaan
ini digunakan 5 batang tanaman Hydrilla dengan panjang yang sama. Daun-
daun Hydrilla  tersebut diikat menjadi satu kemudian bagian atasnya ditutup dengan
tabung reaksi. Setelah rakitan alat telah siap, satu rakitan alat tersebut ditempatkan di
tempat yang terkena sinar matahari sedangkan satu rakitan lagi ditempatkan di tempat
yang tidak terkena sinar atau gelap. Hal ini bertujuan untuk membandingkan laju
fotosintesis pada tanaman yag terkena sinar matahari dan tidak terkena sinar matahari.
            Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan Hydrilla ke dalam gelas beaker
yang dilengkapi dengan corong penutup dan tabung reaksi, kemudian memasukkan air
hingga memenuhi gelas beaker dan tabung reaksi, hal ini dimaksudkan agar tidak ada
gelembung dari luar yang dapat mempengaruhi jumlah gelembung yang nantinya akan
dihitung. Dalam hal ini praktikan membuat dua perlakuan berbeda yaitu meletakkan
gelas beaker berisi air dan Hydrilla pada dua tempat yang berbeda. Gelas beaker
pertama diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari, sedangkan gelas beaker
kedua diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari atau gelap. Hal ini
bertujuan untuk membandingkan laju fotosintesis pada kedua tempat tersebut.
Perbedaan yang tampak dari keduanya adalah jumlah gelembung yang dihasilkan.
Perhitungan terhadap gelembung yang keluar dilakukan selama 28 menit dan mencatat
perubahannya setiap 7 menit sekali.
 
Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis.
Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah beker gelas 500 ml, beker gelas
250 ml, pinset, pemanas, penjepit kertas (klip), alkohol 96 %, air/aquades, Yod KI/lugol,
tanaman berdaun lebar, dan kertas timah. Pada pagi hari sebelum praktikum, sebagian daun
tanaman yang sehat ditutup dengan kertas timah, dan dijepit dengan sebuah klip. Setelah
terdedah cahaya matahari selama 2-3 jam, daun itu kemudian dipetik. Kemudian daun
dimasukkan dalam pada beker gelas yang berisi larutan alcohol 100ml-150 ml yang dipanaskan
di alat pemanas di sekitar air yang mendidih selama beberapa saat (5menit). Daun dimasukkan
dalam alcohol agar klorofil larut sehingga daun menjadi pucat. Daun yang digunakan kelompok
untuk percobaan sulit larut klorofilnya. Hal ini disebabkan ketebalan daun dan larutan yang
digunakan hanya alcohol yang kadarnya kurang keras untuk dapat melarutkan klorofil pada
daun yang tebal. Seharusnya semakin tebal daun maka semakin keras pelarutnya, contoh
pelarut yang keras adalah aseton. Maka data percobaan menggunakan data kelas, karena
hanya ada satu kelompok yang berhasil dalam percobaan ini. Daun yang digunakan kelompok
tersebut adalah daun tanaman pacar air. Setelah beberapa menit, daun tersebut ditiriskan dan
ditempatkan pada sebuah cawan. Daun tersebut lalu ditetesi dengan larutan Yod-KI atau lugol
sehingga terjadi perubahan warna  seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Anda mungkin juga menyukai