Anda di halaman 1dari 35

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Dasar yang berjudul “Termokimia”


disusun oleh:
nama : Muarifah
NIM : 200107502005
kelas/ kelompok : Pendidikan Kimia A/2(Dua)
telah diperiksa dan dikonsultasikan dengan Asisten dan Koordinator Asisten maka
laporan ini dinyatakan diterima.

Makassar, 7 Desember 2020


Kordinator Asisten Asisten

Yustika Ayu Lestari Sindy Parubak


NIM 1513140007 NIM 1713140009

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Munawwarah S.pd, M.pd


NIP 19930531 2019 03 2019
A. Judul Percobaan
Termokimia
B. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mempelajari perubahan energi yang terjadi pada setiap reaksi
kimia.
2. Mahasiswa mempelajari perubahan kalor yang diukur melalui percobaan
sederhana.
C. Landasan teori
Termodinamika adalah sesuatu yang berhubungan dengan alam semesta dan
memiliki peranan penting dalam kehidupan kita.(Alatas : 2016).
Kalor adalah perpindahan energi termal antara dua benda yang suhunya
berbeda. Kita sering mengatakan”aliran kalor” dari benda panas ke benda
dingin. Walaupun kalor itu sendiri mengandung perpindahan energi, kita
biasanya menyebut “kalor diserap” atau “kalor dibebaskan” ketika
menggambarkan perubahan energi yang terjadi selama proses tersebut. Ilmu
yang mempelajari perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia disebut
termokimia (chang, 2003:161)
Kalor reaksi merupakan banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan saat
terjadi reaksi kimia. Di laboratorium, penentuan kalor reaksi dilakukan dengan
alat yang disebut kalorimeter. Kalor reaksi dapat ditentukan pada dua keadaan,
yaitu pada tekanan tetap atau volume tetap. Kalor reaksi pada tekanan tetap
berbeda dengan kalor reaksi volume tetap, kalor reaksi pada tekanan tetap
memperhitungkan kerja tekananvolume, sedangkan kalor reaksi pada volume
tetap tidak memperhitungkannya. Kalor reaksi pada tekanan tetap disebut
entalpi (H). Kerja tekanan-volume dapat teridentifikasi dari tekanan dan
perubahan volume. Kalor reaksi pada tekanan tetap untuk reaksi yang tidak
menghasilkan gas memiliki kalor reaksi yang hampir sama dengan kalor
reaksi pada volume tetap, dikarenakan perubahan volume untuk reaksi yang
hanya melibatkan padatan dan cairan sangat kecil. Berbeda halnya dengan
kalor reaksi untuk reaksi yang melibatkan gas, perubahan volume gas harus
diperhitungkan. Penentuan kalor reaksi pada tekanan tetap untuk reaksi yang
menghasilkan gas dilakukan dengan memantau perubahan suhu dan perubahan
volume gas selama reaksi terjadi (Manika dkk,2016:102)
Ilmu ini digunakan untuk memperkirakan perubahan energi yang terjadi
dalam proses reaksi kimia, pemebentukan larutan, maupun pada perubahan
fase zat. Panas merupakan bentuk energi yang dimiliki oleh benda yang
mempunyai temperatur relatif tinggi. Temperatur merupakan derajat panas
atau dinginnya suatu benda, sedangkan kalor merupakan jumlah atau kuantitas
panas yang dilepas atau diserap oleh sebuah benda karena adanya perbedaan
temperatur. Istilah kalor dikemukakan pertama kali oleh seorang ahli kimia
berkebangsaan perancis yang bernama Antonnie Laurent Lavoiser(1743-
1794). Kalor berasal dari bahasa latin”caloric” yang berarti panas. Yang
kemudian diguunakan sebagai nama dari satuan kalor yaitu kalori. Satu
kalori(kal) didefinisikan sebagai jumlah energi yang dibutuhkan untuk
meningkatkan temperatur satu gram air dari suhu 14,5º menjadi 15,5º pada
tekanan atmosfer. Satuan kalori biasanya digunakan untuk mengukur
perubahan energi yang terlibat dalam suatu reaksi kimia, sedangkan untuk
mengukur kandungan energi di dalam suatu makanan digunakan satuan
kilokalori yang setara dengan 1000 kalori dengan simbol kalori atau kkal
( sulakhudin,2019:71-72)

Panas reaksi diukur dengan bantuan kalorimeter. Harga ∆E diperoleh


apabila reaksi dilakukan dalam kalori meter bom, yaitu pada volume konstan
dan ∆H adalah panas reaksi yang diukur pada tekanan konstan, dalam gelas
piala atau labu yang disolasi, botol termos, labu dewar dan lainnya. Karena
proses panas diperinci dengan baik, maka panas yang akan dilepaskan atau
diabsorsi hanyalah fungsi-fungsi keadaan, yaitu Qp=∆H atau Qv=∆E adalah
fungsi keadaan. Kalorimeter (calorimetry) pengukuran perubahan kalor akan
bergantung pada pemahaman tentang kalor jenis dan kapasitas kalor. Jadi,
kalor jenis (specific heat) (s) suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu satu gram zat sebesar satu derajat celcius. Kapasitas
kalor (heat capacity) (c) suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu sejumlah zat sebesar satu derajat celcius. Kalor jenis
merupakan sifat intensif, sedangkan kapasitas kalor merupakan sifat ekstensif
( Nasution, basir dkk, 2014: 2)
Perubahan dan transfer kalor merupakan peristiwa yang tidak mudah
diamati secara langsung sehingga untuk memudahkan pemahaman tentang
kalor perlu dipelajari mengenai sistem dan lingkugan. Sistem adalah segala
sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari kalor, sedangkan
hal-hal di luar sistem yang membatasi dan mempengaruhi sistem disebut
lingkungan. Sistem dapat berupa bagian alam yang besar misalnya lautan dan
tanah atau hanya sebesar tabung reaksi dan erlenmeyer dalam laboratorium.
Contoh yang mudah dalam memahami istilah sistem dan lingkungan adalah
minuman kopi. Minuman ini dibuat dengan mencampur bubuk kopi, gula, dan
air panas dalam sebuah cangkir. Serbuk kopi, gula, dan air panas merupakan
sistem, sedangkan cangkir, suhu, dan tekanan udara di luar minuman kopi
tersebut adalah lingkungan (sulakhudin, 2019: 73-74)
Pada termokimia, adanya interaksi antara sistem dan lingkungan akan
menghasilkan dua jenis reaksi, yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
Reaksi eksoterm merupakan reaksi pembebasan kalor dari sistem ke
lingkungan yang menyebabkan suhu lingkungan meningkat. Pembebasan
kalor menyebabkan terjadinya penurunan entalpi dimana entalpi produk lebih
kecil dari entalpi reaktan, sehingga harga perubahan entalpi(∆ H ¿ negatif.
Contoh proses eksoterm adalah reaksi pembakaran, reaksi perkaratan besi,
reaksi netralisasi, polimerisasi, respirasi, serta dekomposis tumbuhan menjadi
kompos. Reaksi endoterm merupakan reaksi penyerapan kalor dari lingkungan
ke sistem yang menyebabkan suhu lingkungan berkurang, penyerapan kalor
menyebabkan terjadinya peningkatan entalpi, dimana entalpi produk lebih
besar dari entalpi reaktan, sehingga harga perubahan entalpi (∆ H ¿ positif.
contoh proses endoterm adalah fotosintesis. Ice cream meleleh, besi meleleh
pada proses pengelasan ( Rasid saraha dkk, 2017: 118-119)
Persamaan untuk pelelehan es dan pembakaran metana adalah contoh-
contoh persamaan termokimia, yang menunjukkan perubahan entalpi
sekaligus hubungan massa. Panduan dibawah ini dapat membantu penulisan
dan penafsiran persamaan termokimia:
 Koefisien stoikiometri selalu menunjukkan jumlah mol zat. Jadi,
persamaan untuk pelelehan es ”dibaca” sebagai: ketika 1 mol air
terbentuk dari 1 mol es pada suhu 0º.
 Ketika kita membalik suatu persamaan, kita mengubah peran reaktan
dan produk. Konsekuensinya, besar ∆ H untuk persamaan itu konstan,
tetapi tandanya berubah. Sebagai contoh, jika suatu reaksi menyerap
energi termal dari lingkungannya( yaitu, jika reaksinya endotermik),
maka reaksi kebalikannya harus membebaskan kembali energi termal
ke lingkungannya( yaitu, reaksinya harus eksotermik), dan ungkapan
perubahan entalpi juga harus mengubah tandanya.
 Jika kita mengalikan kedua ruas persamaan termokimia dengan suatu
faktor n, maka ∆ H juga harus berubah dengan faktor yang sama. Jadi,
untuk pelelehan es, jika n=2 maka:
H 2 O (S ) → H 2 O (l ) ∆ H =2 ( 6,01kj ) =12,0 kj
 Ketika menuliskan suatu persamaan termokimia, kita harus selalu
menuliskan wujud fisis semua produk dan reaktan (Chang,2003:169-
170)

Menurut Chang(2003:161), terdapat tiga jenis sistem:


1. Sistem terbuka, dapat mepertukarkan massa dan energi (biasanya dalam
bentuk kalor) dengan lingkungannya. Sebagai contoh, sistem terbuka dapat
terdiri dari sejumlah air dalam wadah terbuka.
2. Sistem tertutup, yang memungkinkan perpindahan energi(kalor) tetapi
bukan massanya.
3. Sistem terisolasi, yang tidak memungkinkan perpindahan massa maupun
energi.

Dalam reaksi kimia, perubahan energi potensial terjadi bila ikatan


putus dan ikatan baru terbentuk, dan keadaan ini dinyatakan dalam
sejumlah energi yang diserap atau diberikan bila suatu reaksi terjadi. Bila
berhadapan dengan molekul, maka energi ikatan didefinisikan sebagai
jumlah energi yang dibutuhkan untuk meutus ikatan dan menghasilkan
fragmen-fragmen yang bermuatan listrik netral. Contoh, untuk H2 energi
yang diserap dalam reaksi berikut adalah energi ikatan.
H 2( g) → 2 H (g )
(Sastrohamidjojo,2018:218)

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Kalorimeter 2 buah
b. Termometer 1100 C 1 buah
c. Gelas kimia 250 ml 1 buah
d. Pembakar 1 buah
e. Stopwatch 1 buah
f. Gelas kimia 100 ml 1 buah
2. Bahan
a. Aquades H2O
b. Larutan asam klorida 2 M HCL
c. Larutan Natrium Hidroksida 2 M NaOH

E. Prosedur Kerja
1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
a. Disiapkan semua alat dan bahan.
b. Semua alat yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu, kemudian
dikeringkan.
c. Aquades sebanyak 20 mL dimasukkan ke dalam kalorimeter dan dicatat
temperaturnya.
d. Dipanaskan 20 mL aquades ke dalam gelas kimia 10 oc di atas temperatur
air kamar, lalu dicatat temperaturnya.
e. Aquades yang telah dipanaskan, dicampurkan ke dalam kalorimeter, dan
diaduk. Setelah itu, diamati perubahan suhu selama 10 menit dengan
selang waktu 1 menit.
2. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
a. 20 mL HCl dimasukkan ke dalam kalorimeter dan dicatat
temperaturnya.
b. temperatur dari 20 mL NaOH 2 M diukur di dalam gelas kimia
c. dicatat temperaturnya
d. NaOH dicampurkan ke dalam kalorimeter, lalu diukur suhunya
selama 5 menit
e. dicatat perubahan suhu selama 5 menit dengan selang waktu
setengah menit.
F. Hasil Pengamatan
1. Penentuan tetapan kalorimeter
No
Perlakuan Hasil
.
1. H2O 20 mL diperoleh 30o C
2. Dipanaskan 40o C

Menit ke-1 : 38OC


Menit ke-2 : 36OC
3. Campurkan kedalam kalorimeter Menit ke-3 : 35OC
Menit ke-4 : 34OC
Menit ke-5 : 33OC

2. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH


No
Perlakuan Hasil
.
Masukkan 20 mL HCl
1. 28o C
kedalam kalorimeter
Ukur 20 mL NaOH 2
2. 28o C
M

Menit ke-1 : 33OC


Campurkan NaOH Menit ke-2 : 33OC
3. Menit ke-3 : 33OC
kedalam kalorimeter
Menit ke-4 : 33OC
Menit ke-5 : 33OC

G. Analisis Data
1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
28+36+35+34 +33
Tcampuran ¿ =1.296,2 K
5
Kalor jenis (s) = 4,2 J/gr.K
Massa Air (p) = 1 gr/mL
Massa Air = 20 gr
Massa Aquades Panas = 20 mL
Penyelesaian : ∆ T = Tcampuran – Tair dingin
= 1.296,2 K – 303 K
= 993,2 K
∆ T = Tair panas – Tcampuran
= 313 K – 1.296,2 K
= -983,2 K
a. Kalor yang diserap air dingin (q1)
q1 = m x c x ∆T
= 20 gr x 4,2J/gr.K x 993,2 K
= 83.428,8 J
b. Kalor yang diserap air panas (q1)
q2 = m x c x ∆t
= 20 gr x 4,2J/gr.K x -983,2 K
= -82.588,8 J
c. Kalor yang diteima oleh kalorimeter (Q3)
q3 = q2–q1
= 83.428,8 J – (-82.588,8 J
= 75.170 J
d. Tetapan kalorimeter (k)
q3J
K ¿
Ar
75.170
=
993,2
= 75,684 J/K
Jadi tetapan kalorimeternya adalah – 48 J/K
Grafik 1.1 Penentuan Tetapan Kalorimeter
waktu (s)
33.2
33
32.8
32.6
32.4 suhu
32.2
32
31.8
31.6
31.4
0 1 2 3 4 5 6 7

2. Penentuan Kalor Penetapan HCL Dan NaOH

Kecepatan Larutan = 1,03 gr/mL

T larutan = 38OC = 301 K


33+33+33+33+33
T final =
5
= 306 K
Kalor Jenis = 3,96 J/gr.K
Massa HCl = 20 mL
Massa NaOH = 20 mL
Massa Larutan = V HCl + V NaOH
= 20 mL + 20 mL
= 40 mL
Massa Larutan (m) = 40 x 1,03 = 41,2 gr
∆T = T akhir-Tlarutan
= 306 K-303 K
=3K
Mol NaOH = 2 M x 0,02 L
= 40 mmol = 0,04 mol
Mol HCl = 2M x 0,02 L
= 0,04 mol

Answer :

a. Kalor yang diserap (q4)


q4 = m × c × ∆T3
= 41,2 gr × 3,96 J⁄gr.K × 3 K
= 489,456 J
b. Kalor yang diserap kalorimeter (q5)
Penyelesaian: q5 = k x ΔT
= 168 J/K x 3 K
= 504 J
c. Kalor yang dihasilkan reaksi (q6)
Penyelesaian: q6 = q4 + q5
= 489,456 J + 504 J
= 9993,456 J
e. Kalor penetralan (∆Hn)
q6
Penyelesaian: ∆Hn =
n NaCl
992,456
=
0,04 mol
= 24.836,4 J/mol

Grafik Perubahan Suhu dengan selang waktu 1 menit


suhu
waktu (s)
35

30

25

20

15

10

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5

H. Pembahasan
Termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari lingkungan
antara reaksi kimia dengan reaksi kalor atau termodinamika dapat
didefinisikan ilmu yang mempelajari perubahan energi kalor pada setiap reaksi
kimia. Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika
yang membahas kalor reaksi yang menyertainya. Tujuan pada praktikum ini
adalah untuk mempelajari perubahan energi pada reaksi kimia dan untuk
mengukur perubahan kalor dengan percobaan yang sederhana. Prinsip kerja
kalorimeter adalah mengikuti azas black. Kalorimeter merupakan sistem yang
terisolasi yakni sistem yang tidak mungkin terjadinya perpindahan energi dari
sistem ke lingkungan. Kalorimeter yang sederhana terdiri atas logam dan
dinding penyekat yang berupa plastik atau isolator, kalorimeter dapat
mempertahankan kalor pelarutan. Proses mempertahankan kalor itu dilakukan
kalorimeter untuk menyerap kalor tersebut. Pada praktikum ini dilakukan 2
percobaan yaitu penentuan tetapan kalorimeter dan penetralan larutan.
1. Penentuan tetapan kalorimeter
Pada percobaan pertama adalah penentuan tetapan kalorimeter. Pada
percobaan ini bertujuan untuk mengetahui tetapan kalorimeter yang
digunakan. Tetapan kalorimeter ini merupkan jumlah kalor yang dapat diserap
oleh kalorimeter per satuan suhu. Untuk mengetahui tetapan kalorimeternya,
pada percobaan ini dimasukkan 20 mL aquades ke dalam kalorimeter dan
mengukur suhu dengan menggunakan termometer di dalam kalorimeter yaitu
sebesar 31º. Kemudian, di wadah lain terdapat 20 mL aquades dan amati suhu
pada termometer, suhu pada termometer menunjukkan angka 30º. Karena
keduanya memiliki suhu yang berbeda, maka 20 mL aquades di dalam wadah
lain atauu gelas kimia dipanaskan di atas temperatur 10º sehingga
menghasilkan suhu sebesar 41º. Setelah itu, dilakukan pencampuran aquades
di dalam kalorimeter atau air yang dingin dengan air yang telah dipanaskan
yang memiliki selisih suhu 10º . setelah pencampuran, aduk dan amati
temperatur selama 10 menit dengan selang waktu setiap 1 menit setelah
dicampurkan. Dapat diamati bahwa semakin lama suhu air di dalam
kalorimeter semakin berkurang. Tujuan dicampurkan air dingin dengan air
panas karena air dingin dan kalorimeter akan menyerap kalor sedangkan air
panas akan melepaskan kalor. Reaksi yang terjadi saat air dingin dan air panas
dicampurkan adalah reaksi eksotermik dan reaksi endotermik. Panas yang
diserap oleh kalorimeter adalah perbedaan kalor yang diberikan oleh kalor
yang direduksi oleh kalor yang diserap oleh air dingin(Q3=Q2-Q1).
2. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
Pada percobaan kedua adalah penetralan larutan HCl 2 M dan
NaOH 2 M. Tujuan percobaan kedua ini untuk mengetahui perubahan
kalor yang diukur melalui percobaan sederhana. Dengan mula-mula
memasukkan larutan HCl 2 M ke dalam kalorimeter dan ukur suhu sebesar
30º dan larutan NaOH 2 M di dalam gelas, dengan perlakuan tersebut
didapat temperatur yang sama yaitu 30° C. Temperatur HCl dan NaOH
disamakan karena HCl dan NaOH memiliki sifat yang berbeda, kemudian
HCl dan NaOH dicampur ke dalam kalorimeter dan diaduk. Pengamatan
pada temperatur dilakukan selama 5 menit dengan selang waktu setengah
menit. Karena HCl dan NaOH bereaksi cepat sehingga didapatkan
temperatur yang konstan.
I. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, kami dapat menyimpulkan bahwa :
a. Pada penentuan tetapan kalorimeter, Perubahan energi yang terjadi
pada setiap reaksi kimia adalah reaksi yang terjadi bila air panas dan
air dingin bercampur merupakan reaksi endotermik dan reaksi
eksotermik. Reaksi endotermik terjadi ketika panas yang dilepaskan
oleh air panas diterima oleh air dingin. Reaksi eksotermik terjadi
ketika air panas dengan suhu yang lebih tinggi melepaskan panas.
Panas yang diserap kalorimeter adalah perbedaan panas yang
dihasilkan oleh panas yang dikurangi dengan panas yang diserap oleh
air dingin.
b. Pada penetralan larutan NaOH dan HCl, Perubahan panas diukur
melalui percobaan sederhana dilihat dari perubahan tekanan konstan
yang terjadi.
2. Saran
a. Praktikkan
Untuk lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan penentuan
tetapan kalorimeter dan penetralan larutannya, agar data yang didapat
itu akurat dan sesuai teori yang ada.
b. Asisten
Untuk lebih memperhatikan praktikkan pada saat melakukan
percobaan, agar praktikkan juga mudah memahami praktikum yang
dilakukan.
c. Laboratorium
Alat yang disediakan haruslah alat yang baik dan utuh, agar
nantinya tidak menimbulkan kesalahpahaman.
DAFTAR PUSTAKA
Basir Nasution, Muhammad dkk. 2014. Pengaruh Kalor Hasil Reaksi antara Air

Panas dengan Air Dingin, Asam Kuat dengan Basa Kuat dan Asam Lemah

Dengan Basa kuat.

Dr. sulakhudin,S.P. 2019. kimia Dasar Konsep dan Aplikasinya dalam Ilmu
Tanah. Yogyakarta: Deepublish.

Alatas, Fathiah. 2016. Peningkatan keterampilan Proses Sains Mahasiswa


Menggunakan Media Laboratorium Virtusl pada Matakuliah
Termodinamika. Jurnal Pendidikan Fisika, 6(3):270.

Rasid Sarah, Abdul dkk.2017. Kimia Dasar I. Bandung: Cv Rasi Terbit.


Sastrohamidjojo, Hardjono. 2018. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Manika, Ratna dkk. 2016. Alat Penentuan Kalor pada Tekanan Tetap. Vol 5
(1):113.

Lampiran
Dokumentasi
1. Penentuan Tatapan Kalorimeter

Aquades 20 mL dimasukkan temperatur aquades


ke dalam calorimeter diukur dengan termometer
kemudian catat temperatu
Kemudian aquades dipanaskan Aquades 20 mL
sampai kira-kira 10° dimasukkan ke dalam
gelas kimia

aquades panas aduk dan ukur temperatur


dicampurkan kedalam campuran kemudian catat
calorimeter temperatur selama 10 menit
dengan selang 1 menit

2. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH.

Dimasukkan 20 mL HCl kemudian diukur


ke dalam gelas kimia temperaturnya dan
dimasukkan ke dalam
calorimeter
Setelah itu NaOH dimasukkan larutan NaOH dimasukkan ke
ke dalam gelas ukur dalam gelas kimia

NaOH dicampurkan ke ukur temperatur campuran


dalam calorimeter selama 5 menit dengan selang
waktu 3 detik.

Anda mungkin juga menyukai