Judul Percobaan
Termokimia
II. Hari/Tanggal Percobaan
Rabu, 14 November 2012
III. Selesai Percobaan
Rabu, 14 November 2012
IV. Tujuan Percobaan
1. Membuktikan bahwa setiap reaksi kimia disertai penyerapan atau pelepasan
kalor.
2. Menghitung perubahan kalor yang terjadi dalam berbagai reaksi kimia.
V. Tinjauan Pustaka
Termokimia adalah cabang dari termodinamika karena tabung reaksi dan isinya
membentuk sistem. Jadi, kita dapat mengukur energi yang dihasilkan oleh reaksi
sebagai kalor yang dikenal sebagai q, bergantung pada kondisinya apakah dengan
perubahan energi dalam atau perubahan entalpi.
Termokimia mempelajari perubahan panas yang mengikuti reaksi kimia dan
perubahan-perubahan fisika(pelarutan, peleburan, dan sebagainya). Satuan tenaga
panas biasanya dinyatakan sebagai kalor, joule, atau kilokalori.
Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan dan atau pembentukkan ikatan kimia
selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan panas. Panas reaksi adalah
banyaknya panas yang dilepaskan atau diserap ketika reaksi kimia berlangsung.
Entalpi
Perubahan entalpi pada saat sistem mengalami perubahan fisika atau kimia
biasanya dilaporkan untuk proses yang terjadi pada sekumpulan kondisi standar.
Dalam banyak pembahasan kita akan memperhatikan perubahan entalpi standarH 0
yaitu perubahan entalpi untuk proses yang zat awal dan akhirnya ada dalam
keadaan standar.
Reaksi eksotermik adalah reaksi yang melepas panas. Jika reaksi berlangsung pada
suhu tetap, berdasarkan perjanjian H akan bernilai negatif karena kandungan
panas dari sistem akan menurun. Sebaliknya, pada reaksi endotermik yaitu reaksi
yang membutuhkan panas, berdasarkan perjanjian H akan bernilai positif.
Panas dilepaskan ke lingkungan atau diterima dari lingkungannya sekitar oleh
sistem dalam isohorik atau isobarik dan apabila suhu pertama sama dengan suhu
kedua kondisi ini disebut isotermal kalor reaksi. Syarat berikut yang harus
dilakukan saat proses berlangsung :
a) suhu dari produk dan reaktan harus sama
b) semua jenis kerja harus dimasukkan pada proses reaksi. Perubahan panas
ditunjukan oleh perubahan kalorimeter.
Qv = - Cv cal tcal ...(1)
Panas Reaksi
Panas reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan energi, produk, dan reaktan pada
volume konstan (E) atau pada tekanan konstan (H). Panas reaksi dapat
dinyatakan dengan kalorimeter. Harga E diperoleh apabila reaksi dilakukan
dengan kalorimeter bom, yaitu pada volume konstan dan H adalah panas reaksi
yang diukur pada tekanan konstan, dalam gelas piala atau labu ukur yang diisolasi.
Karena proses diperinci dengan baik maka panas yang dilepaskan hanyalah fungsi-
fungsi keadaan yaitu Qp = H atau Qv = E. Besaran ini dapat diukur oleh
persamaan :
Q = E atau H = T1 T2 Ci (produk, kalorimeter) dT ...(2)
Dimana Ci dapat berupa Cv untuk pengukuran E dan Cp untuk H. Dalam banyak
percobaan, Ci untuk kalorimeter dijaga tetap konstan.
Panas reaksi dapat dibedakan menjadi:
a. Panas pembentukan
Entalpi pembentukan molar standar (Hf) suatu senyawa adalaha banyaknya panas
yang diserap atau dilepaskan kerika 1 mol senyawa tersebut dibentuk unsur-
unsurnya dalam keadaaan standar.
b. Panas netralisasi
Panas netralisasi dapat didefinisikan sebagai jumlah panas yang dilepas ketika 1
mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Panas
netralisasi terjadi dalam larutan asam kuat dan basa kuat dengan sedikit air ternyata
berharga konstan. Hal ini disebabkan karena asam kuat dan basa kuat akan mudah
terdissosiasi sempurna dalam bentuk ion di dalam larutan.
c. Panas pelarutan
Jenis panas reaksi yang lain adala panas yang dilepas atau diserap ketika 1mol
senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaiyu sampai suatu keadaan dimana
pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan
lagi. Panas pelaruta ada 2 macam yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan
differensial. Besarnya panas pelarutan bergantung pada jumlah mol pelarut dan zat
terlarut.
Kalorimetri
Alat yang paling penting untuk mengukur U adalah kalorimeter bom adiabatik.
Perubahan keadaan yang dapat berupa reaksi kimia berawal dari dalam wadah
bervolume tetap yang disebut bom. Bom tersebut direndam di bak air berpengaduk
da keseluruhan alat itulah yang disebut kalorimeter dan di dalam bak luar dipantau
dan diatur sampai nilainya sama. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak adanya
kalor yang hilang sedikitpun dari kalorimeter ke lingkungannya yaitu bak air
sehingga kalorimeter itu adiabatik.
A. Perubahan Entalpi (H) Pada Reaksi Kimia
Reaksi kimia berlangsung disertai perubahan energi berupa penyerapan atau
pelepasan kalor (panas). Reaksi kimia yang melibatkan penyerapan kalor disebut
reaksi endoterm, sedangkan reaksi kimia yang melibatkan pelepasan kalor disebut
reaksi eksoterm.
Perubahan entalpi (H) bisa dinyatakan dengan rumus :
H = H2 H1
= H produk reaksi H pereaksi
Keterangan :
H1 : entalpi awal
H2 : entalpi akhir
B. Persamaan Termokimia
Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi kimia yang menyertakan
perubahan entalpi (H). Oleh karena perubahan entapalpi (H) merupakan sifat
ekstensif, maka nilai H yang tertera dalam persamaan termokimia bergantung
pada nilai koefisien reaksinya.
Kalorime Gel
terMasukkan 25 ml air as Kimia
Masukkan 25 ml air kemudian
dengan pipet ukur dipanaskan sampai kenaikan
suhu 10oC
Temperatur Temperatur
(T1) (T2)
Temperatur
maksimum yang
konstan (T)
Reaksi :
H2O (l) + H2O (l) H2O (l)
Percobaan II
Penentuan kalor reaksi Zn CuSO4
Kalorime
ter
Masukkan 25 ml CuSO4 0,5 M
Temperatur Serbuk Zn
(T3) 0,5 gram
Dicampur dalam kalorimeter
Temperatur
maksimum yang
konstan (T4)
Reaksi :
CuSO4 (aq) + Zn (s) ZnSO4 (aq)+ Cu (aq)
Percobaan III
Penentuan kalor penetralan HCl-NaOH
Kalorime 25 ml NaOH
terMasukkan 25 ml HCl 0,5 M
0,5 Matur temperaturnya
Temperatur TH
Cl = TNaOH
(T5)
Temperatur yang
maksimum dan
konstan (T6)
Reaksi :
HCl (aq) + NaOH NaCl (aq) + H2O (l)
Temperatur maksimum
kenaikan
yang konstan (T) suhu sebesar
6oC dan air
yang
sudahdipanas
kan tadi
mengalami
penurunan
suhu sebesar
4oC
No Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
2. Penentuan kalor reaksi Zn CuSO4 25 ml 0,5 M CuSO4 (aq) + Suhu pada
CuSO4 dimasukkan ke Zn (s) CuSO4 ketika
Kalorimete dalam kalorimeter dicampurkan
ZnSO4 (aq) +
mempunyai suhu Cu (aq) dengan Zn
masukkan 25 ml
sebesar 33oC lalu akan
CuSO4 0,5 M dicampurkan Zn mengalami
0,5 gram ke dalam kenaikan
Temperatur Serbuk Zn
CuSO4 dan suhu sebesar
(T3) 0,5 gram
menghasilkan 1oC dan suhu
kenaikan suhu CuSO4
dicampur sebesar 34oC setelah
dalam bereaksi
kalorimeter dengan Zn
menjadi 34oC
Temperatur maksimum
yang konstan (T4)
Percobaan II
Percobaan III
Mengukur HCl 0,5 M 25 ml lalu dimasukkan dalam kalorimeter.lalu di ukur
suhunya yaitu 31oC.kemudian mengukur 25 ml NaOH 0,5 M lalu suhunya diatur
sama yaitu THCl=TNaOH kemudian dicampur di dalam kalorimeter dan diukur suhunya
yaitu 34oC.
IX. Pembahasan
Pada kesempatan praktikum kali ini, kami akan melakukan
praktikum tentang termokimia. Termokimia merupakan bagian
dari ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan kalor.
Perubahan energy yang terjadi dapat berupa pelepasan energi
atau yang sering disebut reaksi eksoterm serta penyerapan energi
yang disebut reaksi endoterm. Untuk mengetahui hal tersebut,
maka kami meakukan percobaan tentang penentuan tetapan
kalorimeter, penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4 serta penentuan
kalor penetralan sistem reaksi H2SO4 Ca(OH)2.
Pada percobaan I
Hiskia, A dan Tumapalu. 1991. Stoikiometri Energi Kimia, Bandung : ITB Press
XII. Perhitungan
1. Penentuan tetapan kalorimeter (K)
a. Kalor yang diserap air dingin (q1)
q1 = massa air dingin x kalor jenis air x kenaikan suhu
= m x C x T
= 19 x 4,2 x 6
= 478,6 J
b. Kalor yang diserap air panas (q2)
q2 = massa air panas x kalor jenis air x penurunan suhu
= m x C x T
= 19 x 4,2 x 4
= 319,2 J
c. Kalor yang diserap kalorimeter (q3)
q3 = q2 q1
= 319,2 J - 478,6 J
= - 159,6 J
d. Tetapan calorimeter (K)
T
( 2T 1)
K= q 3
159,6
= 10
= 15,96 J/mol
2. Penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4
a. Kalor yang diserap kalorimeter (q4)
q4 = K (T4 T3)
= 15,96 (34 33)
= 15,96 (1)
= 15,96 J
0,5
= 65,4
= 0,0076 mol
nCuSO = M x V
4
= 0,5 x 25
= 12,5 mmol
= 0,0125 mol
= 1,2274 x 3,52 x 1
= 4,32 J
c. Kalor yang dihasilkan sistem reaksi (q6)
q6 = q5 q4
= 4,32 J 15,96 J
= 20,28 J
d. Kalor reaksi yang dihasilkan dalam satu mol larutan
q6
Hr = nZnSO 4
20,28
= 0,0076 = 2668,42 J/mol
3. Penentuan kalor penetralan HCl-NaOH
a. Kalor yang diserap larutan (q7)
massa NaCl = x V campuran
= 1,03 x 50
= 51,5 gram
q7 = massa larutan x kalor jenis larutan x kenaikan suhu
= m NaCl x C NaCl x T
= 51,5 x 3,69 x 3
= 570,105 J
b. Kalor yang diserap kalorimeter (q8)
q8 = K (T6 T5)
= 15,96 (34 31)
= 15,96 (3)
= 47,88 J
c. Kalor yang dihasilkan sistem reaksi (q9)
Q9 = q7 + q8
= 570,105 J + 47,88 J
= 617,985 J
d. Kalor penetralan yang dihasilkan dalam satu mol larutan
M
nNaCl = M r
51,5
= 58,5
= 0,88 mol
q9
Hn = nNaCl
617,985
= 0,88
= 702,256 J/mol
Mengetahui
(...........................................) (.........................................)