U = Q + W
1
adanya perbedaan temperature. Aliran kalor yang terjadi dalam reaksi kimia
dapat dijelaskan melalui konsep system lingkungan. Sistem adalah bagian
spesifik (khusus) yang sedang dipelajari oleh kimiawan. Reaksi kimia yang
sedang diujicobakan (reagen-reagen yang sedang dicampurkan) dalam
tabung reaksi merupakan sistem. Sementara, lingkungan adalah area di
luar sistem, area yang mengelilingi sistem. Dalam hal ini, tabung reaksi,
tempat berlangsungnya reaksi kimia, merupakan lingkungan.
Ada tiga jenis sistem. Sistem terbuka, mengizinkan perpindahan
massa dan energi dalam bentuk kalor dengan lingkungannya. Sistem
tertutup, hanya mengizinkan perpindahan kalor denganlingkungannya,
tetapi tidak untuk massa. Sedangkan sistem terisolasi tidak mengizinkan
perpindahan massa maupun kalor dengan lingkungannya.
Reaksi ini adalah salah satu contoh dari reaksi Endoterm, yaitu reaksi
yang menyerap (membutuhkan) kalor, reaksi yang memindahkan kalor
dari lingkungan ke sistem.
2
Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang memancarkan (melepaskan)
kalor saat reaktan berubah menjadi produk. Pada reaksi endoterm, terjadi
penyerapan kalor pada perubahan dari reaktan menjadi produk.
3
VI. Cara Kerja
Percobaan 1 (Penentuan tetapan kalorimeter)
25 mL air 25 mL air
Dikocok
Dicatat temperatur maksimum yang konstan
4
Percobaan 2 (Penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4)
Ditimbang
Dimasukkan kedalam
sampai 0,5
kalorimeter
gram
Dicatat temperaturnya
T3
T4
5
Percobaan 3 (Penentuan kalor penetralan HCl-NaOH)
Dimasukkan kedalam
kalorimeter Dimasukkan kedalam
Dicatat temperaturnya gelas kimia
Diatur temperaturnya
hingga sama dengan
temperatur HCl
T5
Dimasukkan kedalam kalorimeter
Dicatat temperatur campuran yang
maksimum dan konstan
T6
6
VII. Hasil Pengamatan
7
VIII. Analisis Data / Perhitungan / Persamaan Reaksi yang Terlibat
A. Analisis Data
8
dihasilkan sistem reaksi sebesar 55.47 J. Sehingga kalor reaksi yang
dihasilkan dalam satu mol larutan sebesar 11.094 Joule/mol.
Penurunan temperatur pada percobaan 2 ini tidak sesuai dengan teori
yang ada. Dalam teori dijelaskan bahwa reaksi yang berlangsung dalam
Penentuan Kalor Reaksi Zn - CuSO4 bersifat eksoterm,namun hasil
percobaan yang kami peroleh mengalami penurunan temperatur sehingga
reaksinya bersifat endoterm.
9
B. Perhitungan
Percobaan 1
Diketahui:
mair= 25 mL= 25 gram
mair panas= 25 mL=25 gram
T1=34oC= 307 K
T2= 44oC= 317 K
T= 38oC= 311 K
Ditanya: K ?
Jawab:
d. K=
K=
K=
K= 52.5 J/K
10
Percobaan 2
Diketahui:
VCuSO4= 25mL= 0,025 Liter
mZn= 0,5 gram
Ar Zn= 65
Mr ZnSO4= 1. Ar Zn + 1. Ar S + 4. Ar O
= 1. 65 + 1. 32 + 4 . 16
= 161
T3= 43oC= 316 K
T4= 42oC= 315 K
Ditanya: Hr ?
Jawab:
Mol Zn = massa / Mr
= 0,5 / 65
= 0,008 mol atau 8 mmol
Mol CuSO4= M x V
= 0,2 x 25 mL
= 5 mmol
a. q4 = k (T4-T3)
= 52,5 x (315-316)
= - 52,5 J
b. q5 = mlarutan x kalor jenis larutan x kenaikan suhu
= 0,805 gram x 3,69 J/gram K x (315 - 316)K
11
= - 2,97 J
c. q6 = - (q5+q4 )
= - [ (- 52,5) + (- 2,97 ) ]
= - 55,47 J
d.
= 11,094 J/mol
Percobaan 3
Diketahui:
M larutan campuran= 51,5 gram
Massa jenis larutan = 1,03 gram/mL
Kalor jenis larutan = 3,69 J/gram K.
T5= 38oC = 311 K
T6= 44oC = 317 K
Ditanya: Hn ?
Mol HCl = M x V
= 0,5 x 25 mL
= 12,5 mmol
Mol NaOH = M x V
= 0,5 x 25 mL
= 12,5 mmol
12
Massa larutan campuran = larutan x V
= 1,03 x 50
= 51,5 gram
d.
=
= -116416,8 J/mol
13
C. Persamaan Reaksi
Percobaan 2 ( Penentuan kalor reaksi Zn + CuSO4 )
14
IX. Pembahasan
Pada proses ini ternyata tidak terjadi proses kimia, tetapi terjadi
proses fisika. Karena kenaikan temperatur air dingin dapat dihitung dengan
menggunakan pengurangan temperatur maksimum yang konstan dengan
temperatur air dingin. Sedangkan penurunan temperatur air panas dapat
dihitung dengan menggunakan pengurangan temperatur air panas dengan
suhu maksimum konstan.
Pada percobaan ini, jumlah kalor yang di serap air dingin sebesar 420
J dan kalor yang di serap air panas sebesar 630 J. Sehingga kalor yang di
serap kalorimeter sebesar 210 J. Tetapan kalorimeter dapat diperoleh
dengan membandingkan jumlah kalor yang diserap pada kalorimeter
dengan perubahan suhu. Dan dari hasil perhitungan, diperoleh tetapan
kalorimeter sebesar 52,5 J/K.
15
kami lakukan ini hasilnya tidak sesuai dengan teori. Temperatur larutan
yang kami peroleh semakin menurun yakni dari temperatur 43C turun
menjadi 42C. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada,bahwa kalor
reaksi pada pencampuran Zn - CuSO4 merupakan reaksi yang
membebaskan kalor ( reaksi eksoterm ). Sedangkan pada percobaan yang
kami lakukan kalor reaksi pada pencampuran Zn - CuSO4 merupakan
rfeaksi Endoterm karena dalam reaksi tersebut terjadi penurunan
temperatur yang menunjukkan bahwa adanya kalor yang diserap pada
reaksi tersebut.
Pada reaksi tersebut suhu larutan meningkat dari suhu awal, hal ini
terjadi karena pada saat reaksi terjadi pelepasan kalor, sehingga pada
percobaan ini reaksi yang berlangsung yakni reaksi Eksoterm. Kalor yang
dilepaskan oleh sistem reaksi (NaOH dan HCl) diserap oleh lingkungan
pelarut dan kalorimeter. Akibatnya suhu lingkungan naik yang ditunjukkan
oleh kenaikan suhu larutan. Jadi dalam percobaan tersebut yang diukur
bukanlah suhu sistem, tapi suhu lingkungan tempat terjadinya reaksi.
16
Pada percobaan ini, jumlah kalor yang di serap larutan sebesar
16.1622 J, kalor yang di serap kalorimeter sebesar 315 J, dan kalor yang
dihasilkan sistem reaksi sebesar -331.1622 J. Sehingga kalor penetralan
yang dihasilkan dalam satu mol larutan sebesar -26492 J/mol.
17
X. Diskusi
Pada percobaan kedua, penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4 terjadi reaksi
endoterm. Sedangkan berdasarkan hasil teoritis reaksi yang berlangsung
yakni reaksi eksoterm. Hal ini disebabkan karena kalorimeter yang kami
gunakan untuk mengukur kalor kurang tertutup rapat, akibatnya suhu luar
mempengaruhi berlangsungnya reaksi.
18
XI. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
diperoleh nilai tetapan kalorimeter sebesar 52.5 J/K. Pada percobaan
penentuan kalor reaksi Zn + CuSO4 didapat nilai Hr sebesar 11.094 J/mol.
Dan pada percobaan penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH didapat nilai
H sebesar -116416,8 J/mol.
19
XI. Daftar Pustaka
Andayani, Pitri. 2014. Laporan Praktikum Kimia Dasar 1. Online. Web
Publikasi:https://www.academia.edu/9512294/LAPORAN_PRAKTIKU
M_KIMIA_DASAR1. Diakses pada tanggal 08 November 2015.
Maharany, Anggraeny.2014. Reaksi Reaksi Kimia Laporan. Online.Web
Publikasi:https://www.academia.edu/9277282/Laporan_Pratikum_Kimi
a_Dasar_1_Termokimia. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2015.
Tim Kimia Dasar 1. 2007. Kimia Dasar 1. Surabaya : Unesa Universty
Press.
Tim Kimia Dasar. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 1. Surabaya :
Unesa University Press.
20
XII.Lampiran
Alat
Percobaan 2
Percobaan 3
21
Temperatur HCl setelah dimasukkan
kalorimeter Temperatur NaCl yang maksimum
dan konstan
22