Anda di halaman 1dari 4

2.

Penentuan Kalor Reaksi Zn – CuSO4


Pada percobaan kedua memasukkan CuSO4 dengan konsentrasi 0,1 M sebanyak 25 mL
ke dalam kalorimeter dengan suhu awal CuSO4 (T3) sebesar 330 C atau 306 K.
Kemudian menimbang serbuk Zn sebanyak 0,2 gram. Serbuk Zn yang telah di timbang
dimasukkan ke dalam kalorimeter diaduk hingga tercampur dan diperoleh suhu
campuran (T4) sebesar 370C atau 310K. Untuk menghitung q4 dengan cara mengalikan
tetapan kalorimeter dengan selisih suhu antara T4 dengan T3 mendapatkan hasil 210J.
Reaksi campuran dari Zn dan CuSO4 sebagai berikut :
Zn(s) + CuSO4(aq) ZnSO4( ) +Cu(s)
Perhitungan kalor Zn-CuSO4 dengan cara menghitung mol zat ZnSO4 yang terbentuk
setelah terjadi reaksi CuSO4 dengan Zn. Kemudian mengalikan mol ZnSO4 dengan
massa molekul relatifnya, maka akan diperoleh massa ZnSO4 sebesar 3,52 gram.
Setelah massa ZnSO4 diketahui maka dapat mengitung kalor yang diserap larutan ( q5
) dengan menggunakan rumus: q5 = mlarutan x Clarutan x ΔT dengan memperhatikan Clarutan
dianggap 3,52 J / gr K. Maka diperoleh q5 sebesar 6,76 J. Sedangkan untuk menghitung
kalor yang dihasilkan sistem reaksi (q6) dengan cara menambahkan q4 dan q5, maka
didapatkan q6 sebesar – 216,76 J. Kemudian menghitung kalor reaksi (ΔHr) antara Zn
dan CuSO4 dengan cara membagi q6 dengan mol reaksi pembatas dari ZnSO4 yang
terbentuk setelah reaksi. Dan diperoleh kalor reaksi sebesar -72253,3 J /mol.
Pada percobaan kedua ini terjadi Reaksi Eksoterm dimana sistem Zn menerima
kalor dari lingkungan CuSO4, larutan CuSO4 berwarna biru dan terjadi pengendapan
menghasilkan endapan Cu berwarna coklat.

3. Kalor Penetralan HCl – NaOH


Pada percobaan ketiga HCl dengan volume 10 mL konsentrasi 2 M dimasukkan
kedalam kalorimeter kemudian diukur suhu HCl (T5) diperoleh hasil sebesar 320C atau
305 K Selanjutnya mengambil 10 mL NaOH dengan konsentrasi 2 M dan mengatur
suhunya sedemikian hingga sama dengan suhu HCl. Lalu NaOH dimasukkan ke dalam
kalorimeter yang di dalamnya telah terdapat HCl. Setelah itu diaduk agar kedua larutan
tercampur dan mengukur suhu campuran (T6) sebesar 38 0C atau 311 K. Reaksi antara
HCl dan NaOH adalah sebagai berikut:
HCl + NaOH NaCl + H2 O
Setelah itu dihitung kalor penetralan HCl – NaOH. Kemudian menghitung mol HCl
dan NaOH yang beraksi dengan cara mengalikan molaritas dengan volume tiap larutan,
dengan mencari reaksi pembatasnya maka akan diketahui mol NaCl yang terbentuk.
Selanjutnya dihitung massa NaCl yang terbentuk dengan cara mengalikan massa jenis
NaCl dengan Volume larutan didapatkan massa NaCl sebesar 51,5 gram. Kemudian
menghitung kalor yang diserap larutan (q7) dengan cara mengalikan massa larutan NaCl
dengan kalor jenis larutan dan kenaikan suhu larutan. q7 = mlarutan x clarutan x ΔT. Maka
diperoleh q7 sebesar 1140,21 J. Kemudian menghitung kalor yang diserap kalorimeter
(q8 ) dengan cara mengalikan tetapan kalorimeter dengan perubahan suhu. q8= k x (T6
– T5). Maka didapatkan kalor yang diserap kalorimeter (q8) sebesar 93 J. Karena q7 dan
q8 sudah diketahui maka dapat menghitung kalor yang dihasilkan sistem reaksi (q9)
dengan cara menambahkan kalor yang diserap larutan (q7) dan kalor yang diserap
kalorimeter (q8). Maka diperoleh kalor yang dihasilkan sistem reaksi (q9) sebesar -
1.233,21 J . Dengan demikian kalor penetralan yang dihasilkan dalam satu mol larutan
(ΔHn) yaitu dengan membagi kalor yang dihasilkan sistem reaksi (qsistem) dengan
jumlah mol reaksi pembatas dari NaCl yang terbentuk. Maka diperoleh kalor penetralan
(ΔHn) sebesar 24.664,2 J/mol.
Pada percobaan ketiga terjadi reaksi antara HCl dan NaOH menghasilankan
larutan berwarna hijau karena asam klorida dan natrium hidroksida direaksikan maka
menghasilkan natrium klorida dan air yang bersifat netral. Reaksi ini termasuk reaksi
eksoterm dimana sistem NaOH menerima kalor dari lingkungan HCl. Kalor Penetralan
pada HCl(aq)+NaOH (aq) NaCl(aq)+H2O (l) adalah ∆Hn= 24.664,2 J /mol.
I. Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil pengamatan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Reaksi yang bekerja pada percobaan pertama termasuk reaksi endoterm sedangkan
pada percobaan kedua dan ketiga ( Zn-CuSO4 dan HCl-NaOH) merupakan reaksi
eksoterm karena energi yang dilepaskan oleh sistem dalam bentuk kalor akan
diserap oleh lingkungan.
2. Tetapan Kalorimeter (K) adalah 52,2 J/oC
3. Kalor reaksi Zn-CuSO4,didapatkan :
q4 = 210 J
q5 = 6,76 J
q6 = -216,76 J
Hr = -72253,3 J/mol
4. Kalor penetralan HCl dan NaOH , didapatkan :
q7 = 1140,21 J
q8 = 93 J
q9= - 1.233,21 J
Hn= 24.664,2 J/mol
LAMPIRAN

Endapan Cu Larutan HCl 2 M

Pengukuran suhu Kalorimeter yang berisi


dengan termometer larutan campuran

Anda mungkin juga menyukai