0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan4 halaman
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan bahwa:
1. Reaksi Zn-CuSO4 dan HCl-NaOH bersifat eksoterm dimana sistem melepaskan kalor ke lingkungan
2. Kalor reaksi Zn-CuSO4 adalah -72253,3 J/mol sedangkan kalor penetralan HCl-NaOH adalah 24.664,2 J/mol
3. Tetapan kalorimeter adalah 52,2 J/°C
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan bahwa:
1. Reaksi Zn-CuSO4 dan HCl-NaOH bersifat eksoterm dimana sistem melepaskan kalor ke lingkungan
2. Kalor reaksi Zn-CuSO4 adalah -72253,3 J/mol sedangkan kalor penetralan HCl-NaOH adalah 24.664,2 J/mol
3. Tetapan kalorimeter adalah 52,2 J/°C
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan bahwa:
1. Reaksi Zn-CuSO4 dan HCl-NaOH bersifat eksoterm dimana sistem melepaskan kalor ke lingkungan
2. Kalor reaksi Zn-CuSO4 adalah -72253,3 J/mol sedangkan kalor penetralan HCl-NaOH adalah 24.664,2 J/mol
3. Tetapan kalorimeter adalah 52,2 J/°C
Pada percobaan kedua memasukkan CuSO4 dengan konsentrasi 0,1 M sebanyak 25 mL ke dalam kalorimeter dengan suhu awal CuSO4 (T3) sebesar 330 C atau 306 K. Kemudian menimbang serbuk Zn sebanyak 0,2 gram. Serbuk Zn yang telah di timbang dimasukkan ke dalam kalorimeter diaduk hingga tercampur dan diperoleh suhu campuran (T4) sebesar 370C atau 310K. Untuk menghitung q4 dengan cara mengalikan tetapan kalorimeter dengan selisih suhu antara T4 dengan T3 mendapatkan hasil 210J. Reaksi campuran dari Zn dan CuSO4 sebagai berikut : Zn(s) + CuSO4(aq) ZnSO4( ) +Cu(s) Perhitungan kalor Zn-CuSO4 dengan cara menghitung mol zat ZnSO4 yang terbentuk setelah terjadi reaksi CuSO4 dengan Zn. Kemudian mengalikan mol ZnSO4 dengan massa molekul relatifnya, maka akan diperoleh massa ZnSO4 sebesar 3,52 gram. Setelah massa ZnSO4 diketahui maka dapat mengitung kalor yang diserap larutan ( q5 ) dengan menggunakan rumus: q5 = mlarutan x Clarutan x ΔT dengan memperhatikan Clarutan dianggap 3,52 J / gr K. Maka diperoleh q5 sebesar 6,76 J. Sedangkan untuk menghitung kalor yang dihasilkan sistem reaksi (q6) dengan cara menambahkan q4 dan q5, maka didapatkan q6 sebesar – 216,76 J. Kemudian menghitung kalor reaksi (ΔHr) antara Zn dan CuSO4 dengan cara membagi q6 dengan mol reaksi pembatas dari ZnSO4 yang terbentuk setelah reaksi. Dan diperoleh kalor reaksi sebesar -72253,3 J /mol. Pada percobaan kedua ini terjadi Reaksi Eksoterm dimana sistem Zn menerima kalor dari lingkungan CuSO4, larutan CuSO4 berwarna biru dan terjadi pengendapan menghasilkan endapan Cu berwarna coklat.
3. Kalor Penetralan HCl – NaOH
Pada percobaan ketiga HCl dengan volume 10 mL konsentrasi 2 M dimasukkan kedalam kalorimeter kemudian diukur suhu HCl (T5) diperoleh hasil sebesar 320C atau 305 K Selanjutnya mengambil 10 mL NaOH dengan konsentrasi 2 M dan mengatur suhunya sedemikian hingga sama dengan suhu HCl. Lalu NaOH dimasukkan ke dalam kalorimeter yang di dalamnya telah terdapat HCl. Setelah itu diaduk agar kedua larutan tercampur dan mengukur suhu campuran (T6) sebesar 38 0C atau 311 K. Reaksi antara HCl dan NaOH adalah sebagai berikut: HCl + NaOH NaCl + H2 O Setelah itu dihitung kalor penetralan HCl – NaOH. Kemudian menghitung mol HCl dan NaOH yang beraksi dengan cara mengalikan molaritas dengan volume tiap larutan, dengan mencari reaksi pembatasnya maka akan diketahui mol NaCl yang terbentuk. Selanjutnya dihitung massa NaCl yang terbentuk dengan cara mengalikan massa jenis NaCl dengan Volume larutan didapatkan massa NaCl sebesar 51,5 gram. Kemudian menghitung kalor yang diserap larutan (q7) dengan cara mengalikan massa larutan NaCl dengan kalor jenis larutan dan kenaikan suhu larutan. q7 = mlarutan x clarutan x ΔT. Maka diperoleh q7 sebesar 1140,21 J. Kemudian menghitung kalor yang diserap kalorimeter (q8 ) dengan cara mengalikan tetapan kalorimeter dengan perubahan suhu. q8= k x (T6 – T5). Maka didapatkan kalor yang diserap kalorimeter (q8) sebesar 93 J. Karena q7 dan q8 sudah diketahui maka dapat menghitung kalor yang dihasilkan sistem reaksi (q9) dengan cara menambahkan kalor yang diserap larutan (q7) dan kalor yang diserap kalorimeter (q8). Maka diperoleh kalor yang dihasilkan sistem reaksi (q9) sebesar - 1.233,21 J . Dengan demikian kalor penetralan yang dihasilkan dalam satu mol larutan (ΔHn) yaitu dengan membagi kalor yang dihasilkan sistem reaksi (qsistem) dengan jumlah mol reaksi pembatas dari NaCl yang terbentuk. Maka diperoleh kalor penetralan (ΔHn) sebesar 24.664,2 J/mol. Pada percobaan ketiga terjadi reaksi antara HCl dan NaOH menghasilankan larutan berwarna hijau karena asam klorida dan natrium hidroksida direaksikan maka menghasilkan natrium klorida dan air yang bersifat netral. Reaksi ini termasuk reaksi eksoterm dimana sistem NaOH menerima kalor dari lingkungan HCl. Kalor Penetralan pada HCl(aq)+NaOH (aq) NaCl(aq)+H2O (l) adalah ∆Hn= 24.664,2 J /mol. I. Kesimpulan : Berdasarkan data hasil pengamatan diatas maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Reaksi yang bekerja pada percobaan pertama termasuk reaksi endoterm sedangkan pada percobaan kedua dan ketiga ( Zn-CuSO4 dan HCl-NaOH) merupakan reaksi eksoterm karena energi yang dilepaskan oleh sistem dalam bentuk kalor akan diserap oleh lingkungan. 2. Tetapan Kalorimeter (K) adalah 52,2 J/oC 3. Kalor reaksi Zn-CuSO4,didapatkan : q4 = 210 J q5 = 6,76 J q6 = -216,76 J Hr = -72253,3 J/mol 4. Kalor penetralan HCl dan NaOH , didapatkan : q7 = 1140,21 J q8 = 93 J q9= - 1.233,21 J Hn= 24.664,2 J/mol LAMPIRAN