40 mL air
Diukur suhu sampai 35 C
40 mL
air
Dimasukkan dalam
kalorimeter
Dicatat suhu awal
40 mL CH3COOH 2 M
Dimasukkan dalam
Diatur suhunya agar sama
kalorimeter
Dicatat suhunya
dengan NaOH
Pengukuran
T1
34
307
4
T2
32
305
T3
33
306
T4
33
306
T5
33
306
T6
33
306
T7
32
305
T8
33
306
T9
33
306
T10
33
306
Pengukuran
T1
44
317
T2
43,5
316,5
T3
43,5
316,5
T4
43,5
316,5
T5
43
316
T6
43
316
T7
43
316
T8
42,5
315,5
T9
42
315
T10
42
315
F. ANALISIS DATA
5
1. Persamaan reaksi
H2O (l) + H2O (l)
2H2O(l)
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)
CH3COONa(aq) + H2O(l)
2. Perhitungan
a. Penentuan kalor jenis kalorimeter
Diketahui :
V air dingin = 40 mL
V air panas = 40 mL
T air dingin = 30 OC
= 303 K
T air panas = 35 OC
= 308 K
air
= 1 gr/mL
C air
= 4,2 J/gr K
Ditanya
:
QL (kalor yang dilepas air panas)
QT ( kalor yang diterima air dingin)
Q Kalorimeter
C Kalorimeter
Jawab
T T T T T T T T T T
T campuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10
307 305 306 306 306 306 305 306 306 306
10
3059
10
305,9K
QL M air C air T
QT M air C air T
= 40 4,2 (-0,8)
= -134,4 Joule
Q kalorimeter
C kalorimeter = T T
camp Td
134,4 J
305,9 303 K
134,4
2,9
46,345 J
K
b. Penentuan Kalor Penetralan
Diketahui :
T CH3COOH = T NaOH =33OC
= 306 K
larutan
=1,098 gr/mL
V campuran
= 80 mL
Kalor jenis larutan
= 4,02 J/gr K
Ditanya
:
Q larutan
Q reaksi
H penetralan
Jawab :
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10
10
317 316,5 316,5 316,5 316 316 316 315,5 315 315
10
3160
10
316K
T campuran
Q larutan
= M larutan C larutan T
= (larutan V) Clarutan (Tcampuran TL)
= (1,098 gr/ml 80 ml) 4,02 J/gr.K (316 306) K
= 87,84 4,02 10
= 3531,168 Joule
Q reaksi
= (Q kalorimeter + Q larutan)
= (134,4 + 3531,168) J
= (3396,768)
= 3396,768 Joule
Mol CH3COOH
=MV
= 2 40 ml
= 80 mmol
7
=MV
= 2 40 ml
= 80 mmol
Mol NaOH
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)
CH3COONa(aq) + H2O(l)
Mula-mula
80 mmol
80 mmol
Bereaksi
80 mmol
80 mmol
80 mmol
80 mmol
80 mmol
80 mmol
Setimbang
H
Q
mol H 2 O setimbang
3396,768 J
0,08 mol
42459,6 J / mol
H Penetralan
1 mol H 2 O
Qlaru tan
mol H 2 O setimbang
1
3531,168
0,08
44139,6 J
mol
G. PEMBAHASAN
Kalorimetri adalah proses pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau
dilepaskan pada suatu reaksi kimia dalam suatu eksperimen. Kalorimetri yang
sederhana adalah ialah proses mengukur perubahan suhu dari sejumlah air atau larutan
sebagai akibat dari suatu reaksi kimia dalam suatu wadah terisolasi. Kalorimeter adalah
alat untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter terdiri dari sebuah bejana
tembaga tipis yang dimasukkan dalam bejana tembaga yang lebih besar. Antara bejana
kecil (dinding dalam) dengan bejana besar (dinding luar) dibatasi oleh bahan yang tidak
dapat dialiri kalor (adiabatik). Kemudian diberi tutup yang mempunyai dua lubang
untuk memasukkan termometer dan pengaduk. Fungsi bejana bagian luar sebagai
pelindung agar pertukaran kalor dengan sistem sekitar kalorimeter dapat dikurangi.
Fungsi pengaduk adalah untuk mengaduk larutan dalam kalorimeter dan untuk
mengetahui perubahan suhu digunakan termometer.
Prinsip kerja kalorimeter adalah memanfaatkan perubahan fase dari sifat fisik
suatu zat untuk membandingkan kapasitas penerimaan kalor dari zat-zat yang berbeda.
Pengukuran kalor jenis dengan kalorimeter didasarkan pada asas black, yaitu apabila
8
dua benda yang suhunya berbeda dan dicampur, maka benda yang lebih panas melepas
kalor kepada benda yang lebih dingin sampai suhu keduanya sama. Banyaknya kalor
yang dilepas benda yang lebih panas sama dengan banyaknya kalor yang diterima benda
yang lebih dingin. Sebuah benda untuk menurunkan T akan melepaskan kalor yang
sama besarnya dengan banyaknya kalor yang dibutuhkan benda tersebut untuk
menaikkan suhunya sebesar T juga. Teorinya adalah
Q lepas = Q terima
m1 . c1 . (T1-Ta) = m2 . c2 . (Ta-T2)
Sifat-sifat kalorimeter adalh menjaga suhu suatu zat dan tidak terpengaruh oleh
lingkungan, sifatnya dalam proses adalah secara adiabatik yaitu tidak ada energi yang
lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter. Berdasarkan asas Black yaitu kalor
yang diterima oleh kalorimeter sama dengan kalor yang diberikan oleh zat yang dicari
kalor jenisnya.
Kesetimbangan termal merupakan suatu titik dimana suhu sudah mencapai suatu
kesetaraan antara sistem dan lingkungan. Ketika dua benda ditempatkan bersama-sama,
objek dengan energi panas lebih akan kehilangan energi ke objek dengan energi panas
yang lebih sedikit. Akhirnya, suhu mereka sama dan mereka akan berhenti melakukan
pertukaran energi panas sebagai objek tidak lebih hangat atau lebih dingin dari yang
lain. Pada titik ini, mereka berada dalam keadaan kesetimbangan termal.
Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kalor jenis atau panas jenis
kalorimeter dan juga menentukan kalor penetralan pada reaksi asam asetat dan NaOH.
Percobaan pertama, yaitu penentuan kalor jenis kalorimeter. Kalor jenis kalorimeter
adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu derajat. Untuk
menentukan kalor jenis kalorimeter ini dilakukan dengan mencampur air panas dengan
air dingin dalam kalorimeter. Pemanasan air ini berfungsi untuk membandingkan suhu
air panas dan air dingin, dilakukan pengadukan secara terus-menerus (dikocok) agar
penyebaran kalor dapat merata pada kalorimeter. Suhu awal air dingin 30C dan air
panas 35C, kemudian suhu yang didapatkan selama pencampuran T1 hingga T10
tidaklah konstan. Hal ini bisa diakibatkan pengadukan yang dilakukan juga tidak
konstan. Berdasarkan analisis data, kalor yang diterima sebesar 487,2 joule dan kalor
yang dilepas sebesar 352,8 joule. Hal ini tidak sesuai dengan asas Black, dimana Q
lepas = Q terima disebabkan sistem dari kalorimeter tidak terisolasi dengan baik
sehingga perubahan kalor yang terjadi tidak hanya dipengaruhi suhu dalam kalorimeter
namun suhu dari lingkungan juga ikut berpengaruh. Kalor kalorimeter yang didapat
-134,4 joule, artinya sistem melepaskan kalor. Hal ini ditandai dengan panas pada
9
kalorimeter ketika proses pengadukan. Dan kalor jenis kalorimeter yang didapatkan
sebesar -46,345 J/K.
Percobaan kedua, yaitu penentuan kalor penetralan pada reaksi asam asetat dan
NaOH. Kalor penetralan adalah kalor yang menyertai pembentukan satu mol air dari
reaksi penetralan (asam-basa). Dimana reaksi penetralan merupakan reaksi pada
pencampuran antara larutan asam dengan larutan basa yang akan menghasilkan garam
dan air yang bersifat netral. H atau perubahan entalpi pada percobaan ini adalah
perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan
kalor. Pada awal percobaan ini suhu awal CH3COOH disamakan dengan suhu awal
NaOH. Apabila suhu berbeda maka perubahan kalor yang terjadi bukan hanya dari kalor
reaksi melainkan dari kalor reaksi pada kedua larutan yang berbeda suhu. Suhu awal
NaOH dan CH3COOH adalah 33C, setelah dicampur T1 hingga T10 yang didapatkan
mengalami penurunan. Hal ini disebabkanm karena kalor yang diserap oleh larutan
tidak sama dengan jumlah kalor yang diterima oleh kalor lainnya. Berdasarkan analisis
data H reaksi yang didapat sebesar -42459,6 J/mol. Nilai negatif ini menandakan
bahwa reaksi terjadi dalam proses eksoterm yaitu reaksi yang melepas kalor ke
lingkungan. Hal ini ditandai dengan timbul panas pada kalorimeter. H penetralan yang
didapat pada percobaan ini sebesar 44139,6 J/mol.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.
Kalor jenis kalorimeter (tetapan kalorimeter) dapat ditentukan dengan
mencampurkan volume tertentu air dingin (massa m 1 dan suhu T1) dengan
volume tertentu air panas (massa m2 dan T2). Kalor jenis atau tetepan kalorimeter
2.
DAFTAR PUSTAKA
10
Atkins, Peter. 2006. Physical Chemistry Edisi ke-8. New York : W.H. Freeman and
Company.
Bujung, Cyrke A, dkk. 2011. Estimasi Distribusi Temperatur, Entalpi dan Tekanan
dalam Reservoir Panas Bumi. Manado : Universitas Negri Manado.
Moran, Michael J. 2004. Termodinamika Teknik Jilid 1 dan 2. Jakarta : Erlangga.
Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga.
Widayat, dkk. 2012. Kinetika Reaksi pada Proses Produksi Dietil Eter dari Etanol
dengan Katalis H-Zeolit. Semarang : Universitas Diponegoro.
Yanlinastuti, dkk. 2009. Analisis Sifat Termal Logam Uranium, Paduan Umo dan
UmoSi menggunakan Differential Thermal Analyzer. Serpong : BATAN.
11