Anda di halaman 1dari 16

0LAPORAN

PERCOBAAN IV

PANAS NETRALISASI

NAMA : NURHIKMAH

KELAS :C

KELOMPOK : 3(TIGA)

STAMBUK :A25115085

ASISTEN :MARHAMA.

No Hari/Tanggal Keterangan Paraf


PERCOBAAN IV

PANAS NETRALISASI

I.Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Untuk menentukan tetapan kalorimeter.
2. Untuk menentukan entalpi netralisasi antara: NH3 + HCl dan NH3+ CH3COOH

II. Dasar Teori


Panas netralisasi adalah jumlah panas yang dilepaskan ketika 1 mol air
terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Kalorimeter
merupakan alat yang di gunakan untuk mengukur perubahan panas. Hal ini karena
kalorimeter mengisap panas, sehingga tidak semua panas terukur. Kalorimeter yang
di gunakan dalam keadaan sederhana adalah kalorimeter adiabatik. Di laboratorium
alat ini merupakan alat ukur yang teliti dan secara sederhana kita mengatakan bahwa
bejana panas mengalir ke dalam atau keluar dari sistem (Atkins, 1999).
Kalorimetri didasarkan kenaikan suhu yang teramat dalam beberapa medium.
Kalor spesifik dari zat adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu dari 1 gram zat pada 1C. Besaran lain yang berhubungan adalah kapasitas
kalor yang merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
suatu zat bermassa pada 1C. Banyaknya kalor yang keluar maupun masuk dari zat
adalah :
q = C . t
t adalah perubahan suhu yang diperoleh dari tf ti dimana tf merupakan
temperatur final dan ti adalah temperatur initial.
q = C (tf ti)
Sehingga persamaan kalor spesifik :
q = m . . t
Dimana m merupakan massa dalam gram dari zat yang menyerap kalor dan
C = m. (Syukri, 1999).

Kalor adalah bentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika
zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat tertentu
sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud
dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari
cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem
Internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori
(kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj) (Sastrohamidjojo, 2005).
Prinsip pada kalor netralisasi adalah Azas Black, yang menyatakan bahwa kalor
yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Sedangkan metode yang digunakan
adalah kalorimetri yang berdasarkan pada hal penyeimbangan suhu dua larutan
dalam suatu sistem adiabatik. Kalor netralisasi adalah panas yang timbul pada
penetralan asam atau basa kuat, tetap untuk tiap-tiap mol H2O yang terbentuk. Bila
asam lemah, kalor netralisasi tidak tetap, karena ada kalor untuk ionisasi (Sukardjo,
2002).
Pada penentuan kalor netralisasi ini digunakan asam lemah dan basa kuat,
karena adanya hukum Nilai kalor netralisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti massa asam dan basa, perubahan kalorimeter dan zat-zat yang berfungsi
sebagai penyerap kalor dalam sistem kalorimeter (Sukardjo, 2002).
1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram
air sehingga suhunya naik sebesar 1oC atau 1K. jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1oC atau 1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis , satuan untuk kalor
jenis adalah joule pergram perderajat Celcius (Jg-1oC-1) atau joule pergram per Kelvin
(Jg-1oK-1). Pengukuran kalor suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti: kalorimeter termos,
kalorimeter bom, kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang lebih
sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang ditutup rapat sehingga bejana
ini merupakan sistim yang terisolasi. Cara kerja kalorimeter adalah sebagai berikut:
Sebelum zat-zat pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya
diukur, dan usahakan agar masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama.
Setelah suhunya diukur kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter
sambil diaduk agar zat-zat bereaksi dengan baik, kemudian suhu akhir diukur
(Petrucci, 2007).
Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor yang
timbul akan dibebaskan ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan
jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan
menyerap kalor dari larutan itu sendiri, sehingga suhu larutan akan turun. Besarnya
kalor yang diserap atau dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan
suhu, kalor jenis dan massa larutan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut (Petrucci, 2007).
Kalorimeter sederhana pengukuran kalor reaksi, serta kalor reaksi pembakaran
dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan
kalorimeter sederhana yang dibuat dan gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya
dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan
(misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan dan pengendapan).
Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
(T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat (Sukardjo, 2002).
III. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

A. ALAT B. BAHAN

1. 1. Termometer
1. 1. Larutan HCl 2 M
2. 2. Gelas kimia 100 mL
2. 2. Larutan NaOH 2 M
3. 3. Gelas ukur 25 mL
3. 3. Larutan NH3 2 M
4. 4. Kalorimeter
4. 4. Larutan CH3COOH 2 M
5. 5. Pipet tetes 5. 5. Aquades
6. 6. 6. Tissue

IV. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah:
1. Merangkai kalorimeter
2. Mengukur larutan HCl 10 mL menggunakan gelas ukur kemudian memasukkan
kedalam gelas kimia.
3. Mengukur suhu larutan HCl dalam gelas kimia menggunakan termometer sebagai
T1.
4. Mengukur larutan NaOH 10 mL menggunakan gelas ukur, kemudian memasukkan
kedalam gelas kimia.
5. Mengukur suhu larutan NaOH dalam gelas kimia menggunakan termometer sebagai
T2.
6. Memasukkan secara bersamaan larutan HCl dan larutan NaOH kedalam
kalorimeter, kemudian mengocok larutan dalam kalorimeter dan mengukur suhunya
sebagai suhu akhir.
7. Mengulangi langkah 2 sampai 6 menggunakan larutan HCl dan larutanNH3.
8. Mengulangi langkah 2 sampai 6 menggunakan larutan CH3COOH dan larutan NH3.
9. Memasukkan data yang diperoleh dalam tabel hasil pengamatan.
V. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatanyang diperoleh dari percobaan ini yaitu sebagai
berikut.
Percobaan Suhu Suhu
N Larutan Larutan T1 ( ) T2 ( )
rataan Akhir T()
o asam basa
() ()

1 HCl 2 M NaOH
32 32 32 37 7
2M

2 HCl 2 M NH3
31 29 30 36 6
2M

3 CH3COOH NH3
31 30 30,5 36 5,5
2M 2M

VI.REAKSI-REAKSI

HCl(aq) +NaOH(aq) => NaCl(aq) + H2O(l)


NH3(aq) + HCl (aq) => NH3Cl(aq) + H+
NH3(aq) + CH3COOH(aq) => CH3COONH4(aq
VII. PERHITUNGAN
A. Untuk larutan HCl 2 M dan NaOH 2 M
mol HCl = M V = 2 M 10 mL = 20 mmol = 0,02 mol
mol NaOH = M V = 2 M 10 mL = 20 mmol = 0,02 mol

HCl(aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)


Mula-mula = 0,02 mol 0,02 mol
Bereaksi = 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
Setimbang = 0 0 0,02 mol 0,02 mol

a) qreaksi = C.nlarutan
= 13,00 kJ/mol 0,02 mol
= 0,26 kJ
= 260 J
b) T = Takhir Trataan
= 310 305
= 5K
Qreaksi 260 Joule
c) Cptotal = T = 5K

= 52 J/K
d) Cplarutan = Cair . nlarutan
= 4,184J/K mol . 0,02 mol
= 0,08 J/K
e) Cpkalorimeter = Cp totalCp larutan
= 52 J/K 0,08 J/K =51,92J/K

B. Untuk larutan HCl 2 M dan NH3 2 M


mol HCl = M V = 2 M 10 mL = 20 mmol = 0,02 mol
mol NH3 = M V = 2 M 10 mL = 20 mmol = 0,02 mol

HCl(aq) + NH3 (aq) NH4Cl (aq)


Mula-mula = 0,02 mol 0,02 mol
Bereaksi = 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
Setimbang = 0 0 0,02 mol
a) Massa larutan n = Vtotal larutan
larutan

= 20 mL 1,53 g/mL
= 30,6 gram
T = Takhir Trataan
= 309 K-303 K
= 6K

b) Kalor yang diserap (Q1)


Q1 = m1.C1.T
= 30,6 gram 3,96 J/gK 6 K
= 727,056 J
c) Kalor yang dihasilkan kalorimeter (Q2)
Q2 = Cpkalorimeter T
= 51,92 J/K 6 K
= 311,52 J
d) Kalor jenis yang dihasilkan reaksi (Q3)
Q3 = Q1 + Q2
= 727,056 J + 311,52 J
= 1038,58 J
koe . NH 4 Cl
e) Mol NH4Cl = koe . HCl mol HCl

1
= 1 0,02 mol = 0,02 mol

f) Penetralisasi
Q3 1038,58 J
H netralisasi = mol NH 4 Cl = 0,02 mol
= 51928,8 J/mol

C. Untuk larutan CH3COOH 2 M dan NH3 2 M


mol CH3COOH = M V = 2 M 10 mL = 20 mmol = 0,02 mol
mol NH3 = M V = 2 M 10 mL = 20 mmol = 0,02 mol

CH3COOH(aq) + NH3 (aq) CH3COONa (aq)


Mula-mula = 0,02 mol 0,02 mol
Bereaksi = 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
Setimbang = 0 0 0,02 mol

a) Massa larutan n = Vtotal larutan


larutan

= 20 mL 1,05 g/mL
= 21 gram
b) Kalor yangdiserap (Q1)
Q1 = m1.C1.T
= 21 gram 3,96 J/gK 5,5 K
= 457,38 J
c) Kalor yangdihasilkan kalorimter (Q2)
Q2 = Cpkalorimeter T
= 51,92 J/K 5,5 K
= 285,56 J
d) Kalor jenis yang dihasilkan reaksi (Q3)
Q3 = Q1 + Q2
= 457,38 J + 285,56J
= 742,94 J
koe . CH 3 COONH 4
e) Mol NH4Cl = koe .CH 3COOH mol CH3COOH

1
= 1 0,02 mol =0.02 mol

f) Penetralisasi
Q3 742,94 J
H netralisasi = mol CH 3 COONH 4 = 0,02 mol

= 37,47 J/mol

VIII.Pembahasan
Panas netralisasi adalah jumlah panas yang dilepaskan ketika 1 mol air
terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Kalorimeter
merupakan alat yang di gunakan untuk mengukur perubahan panas. Hal ini karena
kalorimeter mengisap panas, sehingga tidak semua panas terukur. Kalorimeter yang
di gunakan dalam keadaan sederhana adalah kalorimeter adiabatik. Di laboratorium
alat ini merupakan alat ukur yang teliti dan secara sederhana kita mengatakan bahwa
bejana panas mengalir ke dalam atau keluar dari sistem (Atkins, 1999).
Prinsip kerja dari kalorimeter yaitu dimana sebelum zat-zat pereaksi
direaksikan didalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya diukur dan diusahakan
agar masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama. Setelah suhunya diukur
kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat
dapat bereaksi dengan baik, kemudian suhu akhirnya diukur. Jika reaksi dalam
kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor yang timbul akan dibebaskan
ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan jika reaksi dalam
kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan menyerap kalor dari
larutan itu sendiri, sehingga suhu larutan akan turun. Besarnya kalor yang diserap
atau dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan suhu dan massa
larutan (Bird, 1993).
Cara kerja kalorimeter adalah sebagai berikut: Sebelum zat-zat pereaksi
direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya diukur, dan usahakan agar
masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama. Setelah suhunya diukur kedua
larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat
bereaksi dengan baik, kemudian suhu akhir diukur (Petrucci, 2007).
Tujuan dari percobaan ini untuk menentukan tetapan kalorimeter dan
menghitung entalpi netralisasi antara larutan NH3 dengan HCl dan larutan NH3
dengan CH3COOH. Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah larutan HCl,
NaOH, NH3 dan CH3COOH yang mempunyai konsentrasi masing-masing 2 M (Staf
Pengajar Kimia Fisik, 2016).
Adapun fungsi penggunaan termometer dalam percobaan ini adalah untuk
menentukan suhu dan perubahan suhu sebelum dan sesudah dimasukkan kedalam
kalorimeter. Fungsi gelas ukur adalah untuk mengukur volume larutan yang akan
digunakan baik larutan asam maupun basa, gelas ukur yang digunakan pada
percobaan ini berbeda karena sifat kedua larutan yang digunakan berbeda yaitu
larutan asam dan basa, sehingga digunakan gelas ukur yang berbeda agar dapat
ditentukan suhu pertama dan suhu kedua. Fungsi gelas kimia dalam percobaan ini
adalah untuk menyimpan larutan yang diukur dalam gelas ukur. Kalorimeter
tujuannya adalah untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam
fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan dan
pengendapan). Fungsi dari larutan HCl dengan NaOH adalah untuk mengetahui
besarnya nilai dari kalor reaksi, perubahan suhu, kapasitas kalor total, kapasitas kalor
larutan, dan tetapan kalorimeter yang digunakan, karena larutan HCl merupan asam
kuat dan larutan NaOH basa kuat sehingga pada saat kedua larutan dicampurkan
akan bereaksi seluruhnya akibat larutannya terurai sempurna membentuk ion-ionnya.
Fungsi dari larutan NH3 dengan HCl adalah untuk menentukan besarnya nilai massa
larutan yang terbentuk, perubahan suhu, kalor yang diserap, kalor yang dihasilkan,
jumlah kalor yang dihasilkan, jumlah mol garam yang dihasilkan dan penetralisasian
karena larutan asam yang digunakan HCl merupakan asam kuat dan NH 3 merupakan
basa lemah maka pada reaksi tersebut akan diperoleh entalpi penetralisasiannya.
Larutan CH3COOH dengan NH3 juga mempunyai fungsi yang sama dengan
penggunaan larutan NH3dan HCl (Staf Pengajar Kimia Fisik 1, 2016).

Perlakuan I, larutan HCl dan NaOH yang mempunyai konsentrasi sama yaitu 2
M yang diukur menggunakan 2 jenis gelas ukur yang berbeda yaitu 25 mL
selanjutnya HCl yang sudah diukur 10 mL dimasukkan dalam gelas kimia 100 mL
dan mengukur suhu larutan tersebut didapatkan T1 sebesar 32C. Kemudian NaOH
10 mL dimasukkan dalam gelas kimia 25 mL dan mengukur suhu larutan tersebut
didapatkan T2 sebesar 32C. Setelah mengukur suhu masing-masing larutan, larutan
dimasukkan secara bersamaan kedalam kalorimeter dan selanjutnya mengukur suhu
larutan dalam kalorimeter menggunakan termometer raksa yang secara bersamaan
larutan tersebut dikocok sampai suhunya konstan yang ditunjukkan pada termometer
dan suhunya diperoleh sebesar 37C . Tujuan larutan dimasukkan secara bersamaan
kedalam kalorimeter adalah supaya larutan tidak dipengaruhi oleh suhu ruang yang
menyebabkan terjadinya pertukaran kalor antara larutan yang satu dengan larutan
yang lainnya sehingga sangat berpengaruh dengan hasil pengukuran suhu dalam
percobaan. Suhu sebelum larutan dan sesudah pencampuran berbeda karena proses
endoterm dalam sebuah wadah adiabatik menghasilkan penaikan temperatur sistem,
proses eksoterm menghasilkan kenaikan temperatur. Perhitungan reaksi antara HCl
2 M dan NaOH 2 M diperoleh kalor reaksi sebesar 260 joule, selisih suhunya
diperoleh sebesar 5 K, CP total diperoleh sebesar 52 J/K, CP larutan diperoleh sebesar
0,08 J/K dan ketetapan kalorimeter (CP) diperoleh sebesar 51,92 J/K(Atkins, 1999).
Perlakuan II, larutan HCl dan NH3 yang mempunyai konsentrasi sama yaitu 2
M, pada perlakuan ini larutan HCl diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 10 mL,
kemudian masukkan kedalam gelas kimia dan mengukur suhunya menggunakan
termometer diperoleh suhu T1 sebesar 31C dan larutan NH3 diukur dengan gelas
ukur sebanyak 10 mL dan memasukkan dalam gelas kimia dan mengukur suhunya
menggunakan termometer diperoleh suhu T2 sebesar 29C . Setelah mengukur
masing-masing suhu larutan, larutan tersebut dimasukkan secara bersamaan kedalam
kalorimeter dan mengukur suhu larutannya sambil dikocok sampai suhu yang
ditunjukkan pada termometer konstan yaitu 36C . Untuk perhitungan reaksi antara
larutan HCl 2 M dan NH3 2 M diperoleh massa larutan sebesar 30,6 gram dan selisih
suhunya sebesar 6 K, kalor yang diserap (Q1) sebesar 727,056 Joule, kalor yang
dihasilkan (Q2) sebesar 311,52 Joule, kalor jenis yang dihasilkan (Q 3) sebesar
1038,58 Joule, mol garam NH4Cl diperoleh sebesar 0,02 mol dan penetralisasiannya
( net) diperoleh sebesar 51,93 KJ/mol
Perlakuan III, larutan CH3COOH dan larutan NH3 yang mempunyai
konsentrasi masing-masing 2 M. Pada perlakuin ini larutan CH3COOH diukur
sebanyak 10 mL menggunakan gelas ukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam
gelas kimia dan mengukur suhunya menggunakan termometer yang diperoleh T1
sebesar 30C . Selanjutnya mengukur larutan NH3 sebanyak 10 mL menggunakan
gelas ukur dan selanjutnya dimasukkan dalam gelas kimia dan mengukur besarnya
suhu menggunakan termometer diperoleh suhu T2 sebesar 31C. Selanjutnya larutan
yang diukur tersebut dimasukkan secara bersamaan kedalam kalorimeter dan
mengukur suhunya menggunakan termometer disertai dengan pengocokan sampai
suhunya konstan dan diperoleh suhu campuranya sebesar 36C . Sedangkan untuk
perhitungan reaksi antara CH3COOH 2 M dan NH3 2 M diperoleh massa larutan
sebesar 21 gram dan selisih suhunya sebesar 5,5 K, kalor yang diserap (Q 1) sebesar
457,38 Joule, kalor yang dihasilkan (Q2) sebesar 285,56 Joule, nilai kalor jenis yang
dihasilkan (Q3) sebesar 742,94 Joule, mol garam CH3COONH4 sebesar 0,02 mol dan
penetralisasiannya ( net) sebesar 37,147 KJ/mol.
Proses yang terjadi pada percobaan ini adalah proses endoterm yang
berlangsung dalam wadah diatermik, pada kondisi eksoterm dalam wadah diatermik
menghasilkan aliran energi ke dalam sistem sebagai kalor. Proses eksoterm dalam
wadah diatermik menghasilkan pembebasan energi sebagai kalor dalam lingkungan
(Atkins, 1999).
Definisi dari panas netralisasi yaitu jumlah panas yang dilepaskan ketika 1 mol
air akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Nilai penetralisasian
berdasarkan literatur yaitu -55,90 Kj/mol. Jika dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh maka hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
seharusnya nilai penetralisasian yang diperoleh harus lebih kecil dari tetapan
netralisasi dari asam lemah dan basa basa. Kesalahan ini disebabkan karena
kurangnya ketelitian dalam pembacaan skala pada termometer dan keterlambatan
dalam pengukuran suhu yang mengakibatkan tidak terjadinya penetralan yang
sempurna pada perlakuan ini (Bird, 1993).
VIII. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada percobaan ini yaitu:


1. Tetapan kalorimeter yang diperoleh pada percobaan ini 51,92 J/K.
2. Nilai entalpi netralisasi dari HCl dan NH3 yaitu 51,93Kj/mol. Nilai entalpi
netralisasi dari CH3COOH dan NH3 yaitu 37,147 Kj/mol.
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, (1999). Kimia Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Bird, (1993). Kimia Fisik. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, dkk. (2007). Kimia Dasar Pinsip-Prinsip Dan Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sastrohamidjojo, Hardjono. (2005). Kimia Dasar. Yogyakarta:
GadjahMadaUniversity Press.
Staf Pengajar Kimia Fisik. (2013). Penuntun Praktikum Kimia Fisik 1.
Palu:UniversitasTadulako.

Sukardjo. (2002). Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukri, S. (1999). Kimia Dasar I. ITB: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai