Anda di halaman 1dari 6

LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM

STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA INSTITUT


TEKNOLOGI BANDUNG

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MODUL I


REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA

NIM/NAMA : Dery Tegar Alfaras HARI/TGL : Senin, 23 November 2020


KELAS : P1.4 ASISTEN : Hanif Fadhila / 13019082
FAKULTAS/SEKOLAH : FTTM NILAI :

Bagian 1 Reaksi Oksidasi Logam


Prosedur Pengamatan Kesimpulan
1. CuSO4(aq) + Mg(s) Pada saat tawal: terbentuk Persamaan reaksi:
padatan hitam
𝐶𝑢𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) + 𝑀𝑔(𝑠) → 𝑀𝑔𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) + 𝐶𝑢(𝑠)

Pada saat t5 menit: padatan


hitam yang terbentuk
semakin banyak
2. HCl(aq) + Zn(s) Pada saat tawal: terbentuk Persamaan reaksi:
gelumbung gas
2𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝑍𝑛(𝑠) → 𝑍𝑛𝐶𝑙2 (𝑎𝑞) + 𝐻2 (𝑔)

Pada saat t5 menit: gelembung


gas yang terbentuk semakin
banyak
3. AgNO3(aq) + Cu(s) Pada saat tawal: terbentuk Persamaan reaksi:
padatan hitam
2𝐴𝑔𝑁𝑂3 (𝑎𝑞) + 𝐶𝑢(𝑠) → 𝐶𝑢(𝑁𝑂3 )2 (𝑎𝑞) + 2𝐴𝑔(𝑠)

Pada saat t5 meni : padatan


hitam semakin banyak :
Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:
Reaksi redoks spontan adalah reaksi yang dapat langsung terjadi dan potensial sel yang dihasilkannya
bertanda positif. Reaksi redoks spontan terjadi jika E red – E oks > 0. Ciri-cirinya yaitu dihasilkannya
endapan, terjadi gelembung, perubahan warna, dan perubahan suhu. Reaksi-reaksi yang terjadi pada reaksi di
atas adalah tergolong reaksi spontan karena pada reaksi pertama yang menjadi spesi reduksi adalah logam Cu
dan spesi oksidasi adalah logam Mg dimana 𝐸 𝑜 Cu > 𝐸 𝑜 Mg. Pada reaksi ke dua H mengalami reduksi dan
Zn mengalami oksidasi sehingga 𝐸 𝑜 H > 𝐸 𝑜 Zn (Berdasarkan deret volta H terletak lebih kanan ). Pada reaksi
ke tiga logam Ag mengalami reduksi dan logam Cu mengalami oksidasi sehingga 𝐸 𝑜 Ag > 𝐸 𝑜 Cu. Oleh
karena itu ketiga reaksi tersebut tergolong reaksi spontan.

Bagian 2 Reaksi Reduksi Ion Cu2+ dalam Fasa Padat dan Larutan
Prosedur Pengamatan Kesimpulan
1. CuSO4.5H2O(s) + KI(s) Terbentuk padatan Persamaan reaksi:
hitam pada
permukaan 2𝐶𝑢𝑆𝑂4 . 5𝐻2 𝑂(𝑠) + 5𝐾𝐼(𝑠)
campuran pada saat → 2𝐶𝑢𝐼(𝑠) + 𝐼3− (𝑎𝑞) + 2𝐾2 𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) + 10𝐻2 𝑂
padatan KI dan .
padatan CuSO4
dicampurkan

2. CuSO4.5H2O(aq) + KI(aq) Setelah dilarutkan Persamaan reaksi:


menggunakan 3ml
Agua dm dan 2𝐶𝑢𝑆𝑂4 . 5𝐻2 𝑂(𝑎𝑞) + 5KI(aq) → 2CuI(s) + 𝐼−
3 (𝑎𝑞)+ K (aq)+ 2K2SO4
+
kedua larutan (aq)
dicampurkan,
terjadi perubahan
warna menjadi
coklat keruh pada
campuran larutan
KI danlarutan
CuSO4
Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:
Laju reaksi dari larutan dengan larutan lebih cepat dari padatan dan padatan. Hal ini karena luas permukaan
padatan luas permukaan sentuhnya lebih kecil jadi probabilitas tumbukannya rendah dan reaksinya jadi lebih lambat.
Sedangkan larutan luas permukaan sentuhnya lebih besar sehingga reaksi akan berjalan lebih cepat dibangkan
padatan. Reaksi ini merupakan reaksi redoks.
Bagian 3 Perubahan Warna Indikator dalam Reaksi Asam Basa
Prosedur Pengamatan Kesimpulan
Ca(OH)2 (aq) + fenolftalein + Terjadi perubahan warna larutan dari Persamaan reaksi :
H2C2O4(aq) ungu menjadi putih keruh 𝐶𝑎(𝑂𝐻)2 (𝑎𝑞) + 𝐻2 𝐶2 𝑂4 (𝑎𝑞)
↔ 𝐶𝑎𝐶2 𝑂4 (𝑎𝑞) + 2𝐻2 𝑂(𝑙)

NH3(aq) + fenolftalein + Terjadi perubahan warna larutan dari Persamaan reaksi :


CH3COOH(aq) ungu menjadi bening
2𝑁𝐻3 (𝑎𝑞) + 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻(𝑎𝑞) ↔ (𝑁𝐻4 )2 𝐶2 𝑂4 (𝑎𝑞)

Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:


Reaksi pertama berwarna a k a n putih keruh karena membentuk endapan pada produk reaksinya yaitu, CaC2O4
(Kalsium Oksalat). Sedangkan reaksi kedua memberikan warna yang jernih karena produk reaksinya, yaitu
NH4CH3COO (Amonium Asetat) , yang fasanya aq (larut dalam air). Dilihat dari kekuatan asam/basanya, reaksi
pertama antara basa kuat 𝐶𝑎(𝑂𝐻)2 dan asam lemah 𝐻2 𝐶2 𝑂4 akan menghasilkan suatu larutan yang bersifat basa (garam
yg dihasilkan mengalami hidrolisis parsial yang bersifat basa) yang memiliki PH > 7, sedangkan reaksi kedua anatar
basa lemah 𝑁𝐻3 dan asam lemah 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 akan menghasilkan suatu produk garam yang akan mengalami hidrolisis
sempurna dengan PH = 7.
Bagian 4 Kesetimbangan Ion Kromat (CrO4 2-) dan Dikromat (Cr2 7O 2-)
Prosedur Pengamatan Kesimpulan
1. K2CrO4(aq) + HCl(aq) Tabung 1: Setelah Persamaan reaksi:
(tabung 1) ditambahkan 5 tetes HCl
+ −2
terjadi perubahan warna dari 2𝐶𝑟𝑂4−2(𝑎𝑞) + 2𝐻 (𝑎𝑞) → 𝐶𝑟2𝑂7 (𝑎𝑞) + 𝐻2𝑂(𝑙)
− −2
K2CrO4(aq) + NaOH(aq) kuning terang menjadi 2𝐶𝑟𝑂4−2(𝑎𝑞) + 2𝑂𝐻 (𝑎𝑞) → 𝐶𝑟2𝑂7 (𝑎𝑞) + 𝐻2𝑂(𝑙)
(tabung 2) oranye

Tabung 2: Setelah
ditambahkan 5 tetes NaOH
tidak terjadi perubahan warna
2. K2Cr2O7(aq) + HCl(aq) Tabung 1: Setelah Persamaan reaksi:
(tabung 1) ditambahkan 5 tetes HCl tidak 𝐾2 𝐶𝑟2 𝑂7 (𝑎𝑞) + 𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) ↔ 𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) +
K2Cr2O7(aq) + NaOH(aq) terjadi perubahan warna 𝐶𝑟𝐶𝑙3 (𝑎𝑞) + 𝐶𝑙2 (𝑔) + 𝐻2 𝑂 (𝑙)
(tabung 2) (tabung 1)

Tabung 2: terjadi perubahan 𝐾2 𝐶𝑟𝑂7 (𝑎𝑞) + 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) ↔ 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞) +


warna dari oranye menjadi 𝑁𝑎2 𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑙) (aq)
kuning terang (tabung 2)

Perbandingan antara keempat tabung serta kesimpulan:


Prosedur 1
Pada Tabung 1, kromat ditambah dengan asam akan berubah warna menjadi orange
Pada Tabung 2, kromat ditambah dengan basa tidak berubah warna.
Prosedur 2
Pada Tabung 1, kromat ditambah dengan asam tidak berubah warna.
Pada Tabung 2, kromat ditambah dengan basa akan terjadi perubahan warna menjadi kuning
Kromat stabil pada keadaan basa (NaOH) dan berubah warna menjadi warna dikromat pada keadaan asam (HCl); Dikromat stabil
di dalam keadaan asam (HCl) dan berubah warna pada keadaan basa (NaOH), sehingga dapat disimpulkan kromat & dikromat
merupakan sebuah reksi kesetimbangan
Bagian 5 Reaksi Reduksi Hidrogen Peroksida
Prosedur Pengamatan Kesimpulan
H2O2(aq) + KI(s) Terjadi perubahan warna larutan dari Persamaan reaksi :
bening menjadi kuning yang disertai H2O2(aq) + I(aq) H2O(l) + IO- (aq)
dengan terbentuknya gelembung gas
H2O2(aq) + IO-(aq) H2O(l) + O2(g) + I-(aq)

2H2O2(aq) 2H2O2(l) + O2 (g)

Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:


Terjadi reaksi autoredoks H2O2 menjadi air dan oksigen. KI hanya sebagai katalis untuk mempercepat rekasi . Warna kuning
yang tebentuk karena ada zat iodat yang terkosidasi.

Bagian 6 Reaksi Reduksi Kalium Permanganat


Prosedur Pengamatan Kesimpulan
1. 1 mL H2C2O4(aq) 0,1 M + Tetes 1 KMnO4(aq): Terjadi Persamaan reaksi :
H2SO4(aq) + KMnO4(aq) perubahan warna menjadi
0,05 M bening setelah dilakukan Reduksi : MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ 4H2O x2
pengocokkan Oksidasi : H2C2O4 2CO2 + 2H+ + 2e- x5

Setelah beberapa Reduksi : 2MnO4- + 16H+ + 10e- 2Mn2+ 8H2O


tetes :warna Oksidasi : 5H2C2O4 10CO2 + 10H+ + 10e-
larutan tidak
berubah menjadi
bening kembali . 2𝐾𝑀𝑛𝑂4 (𝑎𝑞) + 5𝐻2 𝐶2 𝑂4 (𝑎𝑞) + 3𝐻2 𝑆𝑂4 (𝑎𝑞)
Larutan berubah → 𝐾2 𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) + 2𝑀𝑛𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) + 8𝐻2 𝑂
warna menjadi + 10𝐶𝑂2 (𝑎𝑞)
ungu secara
permanen

Waktu = 10 menit
Jumlah tetes: 10
2. 1 mL Fe(II)(aq) 0,1 M + Tetes 1 KMnO4(aq): Persamaan reaksi :
H2SO4(aq) + KMnO4(aq) Warna larutan menjadi
0,05 M ungu namun dengan Reduksi : MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ 4H2O x1
segera kembali menjadi Oksidasi :Fe2+ Fe3+ + e- x5
bening
Reduksi : 2MnO4- + 16H+ + 5e- 2Mn2+ 8H2O
Oksidasi : 5Fe2+ 5Fe3+ + 5e-
Setelah beberapa
tetes:Warna larutan tidak
berubah mejadi bening 2KMnO4 (𝑎𝑞)+ 10FeSO4 (𝑎𝑞)+ 8H2SO4 (𝑎𝑞) K2SO4
Kembali. Warna larutan (𝑎𝑞) + 2MnSO4 (𝑎𝑞)+ 5Fe(SO4) 3(𝑎𝑞) + 8H2O(𝑙)
mulai berubah permanen
menjadi ungu

Jumlah tetes: 12
Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:
Kita dapat mengetahui persamaan reaksi setara reaksi oksidasi dan reduksi dengan menggunakan cara penyetaraan
setengah reaksi. Berdasarkan zat pereduksi serta kesetaraan reaksi dari percobaan 1 dan 2, maka perubahan warna dari kedua
reaksi maka percobaan 2 akan berubah lebih cepat. Dilihat dari persamaan reaksinya, percobaan 1 membutuhkan zat H2C2O4 lebih
dari pada Fe2SO4 untuk mereduksi KMnO4.

Mol KMnO4 pada percobaan 1:


Dari video, praktikan meneteskan permanganat sebanyak 10 tetes, asumsi 1 tetes = 0.05 ml, maka:
0.05 𝑚𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝐾𝑀𝑛𝑂4 = 10 × × 0.05 𝑀 = 2.5 × 10−5 𝑚𝑜𝑙
1000

Mol KMnO4 pada percobaan 2:


Dari video, praktikan meneteskan permanganat sebanyak 12 tetes, maka:
0.05 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝐾𝑀𝑛𝑂4 = 12 × × 0.05 𝑀 = 3 × 10−5 𝑚𝑜𝑙
1000
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Bagian 7 Reaksi Larutan Pb(C2H3O2)2 dan K

Prosedur Pengamatan Kesimpulan


Persamaan reaksi :
2 mL Pb(C2H3O2 )2 (aq) 0,1 M + 2 mL Massa endapan: Setelah
KI(aq) 0,1 M 45 menit padatan berada Pb(CH3COO)2 (aq) + 2 KI (aq) PbI2 (s)+ 2CH3COOK
di dalam oven, dan (aq)
didinginkan pada
temperature ruang,
didapatkan massa
Endapannya
Massa endapan: 0.0305 g

Berat teoritis produk reaksi (tuliskan perhitungan Anda):


Pb(CH3COO)2 (aq) + 2 KI (aq) > PbI2 (s)+ 2CH3COOK (aq)
M 0,2 0,2
B 0,1 0,2
S 0,1 0 0,1

Mol PbI2 = M x V
= 2ml x 0,1 M = 0,1 mmol

Massa PbI2 = mol x Mr


= 0,1 mmol x 462
= 46,1 mg
= 0,0461 gram (berat teoritis)

Persen rendemen produk (tuliskan perhitungan Anda):

Rendemen = % 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑/hasil massa secara teoritis x 100 %


= 0.0305 gr/0.0461 gr x 100 %
= 66,1605%

Bagian 8: Reaksi Larutan CuSO4 dan NaOH


CuSO4 (mL) NaOH (mL) TM (°C) TA (°C) T (°C)
50 10 25,0 26 1
40 20 25,0 27 2
30 30 25,0 28 3
20 40 25,0 28,5 3,5
10 50 25,0 26,0 1

TM = Temperatur mula-mula T = TA – TM
TA = Temperatur akhir (Konsentrasi CuSO4 = 1 M; konsentrasi NaOH =1 M)

CuSO4 (aq) + 2 NaOH (aq) > Cu(OH)2 (s) + Na2SO4(aq)


M 0,02 0,04
B 0,02 0,04 0,02 0,02
S 0 0 0,02 0,02

Mol CuSO4 =MxV


= 1 x 20 ml
= 20 mmol = 0,02 mol
Mol NaOH =MxV
= 1 x 20 ml
= 40 mmol = 0,04 mol

Massa Cu(OH)2 = mol x Mr


= 0,02 mol x 97.561
= 1,95 gram
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

∆T vs volume NaOH
5

4,5

3,5

2,5

1,5

0,5

0
0 10 20 30 40 50 60

∆𝑇𝑚𝑎𝑥 terjadi pada saat volume NaOH 40 ml. Maka:

𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 40 𝑚𝑙 × 1 𝑀 = 40 𝑚𝑚𝑜𝑙


𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 20 𝑚𝑙 × 1 𝑀 = 20 𝑚𝑚𝑜𝑙

𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑢𝑆𝑂4: 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 1: 2

Sehingga perbandingan stokiometri CuSO4 dengan NaOH adalah 1:2

1. Diskusikan perbedaan cara penentuan stoikiometri dengan menggunakan data massa produk yang dihasilkan
dibandingkan dengan data perubahan temperatur, manakah yang lebih akurat? Berikan pendapat Anda.
Dilihat dari percobaan, untuk melihat yang lebih akurat, rendemen bisa dijadikan sebagai acuan. Data yang dapat
digunakan dengan stoikimetri bila perhitungan antara hasil percobaan dan teoritis sangat mungkin menyebabkan
galat dari hasil perhitungannya. Penentuan lebih akurat dengan menggunakan data massa produk Bila dengan
menggunakan temperature, kita bisa mengambil data dengan suhu akhir yang tertinggi. pengukuran suhu lebih
rentan akan ketidakpastian karena panas dari sistem mudah berfluktuasi dengan lingkungannya sehingga suhu
yang terbaca bisa saja tidak akurat untuk jangka waktu tertentu,

2. Jelaskan mengapa kita perlu menentukan rendemen produk. !


Kita perlu menentukan rendemen produk untuk mengevaluasi percobaan yang kita lakukan apakah percobaan yang
dilakukan sudah sekaurat mungkin. Kita bisa membandingkan hasil percobaan yang dilakukan dengan hasil yang
diperoleh melalui teori (percobaan teoritis). Apabila persentase rendemen mendekati 100% maka dapat dikatakan
reaksi tersebut berhasil dan sesuai dengan kalkulasi teoretis.
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai