Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM IPA 1

DESTILASI

DISUSUN OLEH :

1. (14312241011)
2. (14312241030)
3. (14312241034)
4. (14312244009)
5. (14312244014)

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

A. TUJUAN
1. Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan
sifat fisika dan sifat kimia.
2. Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu
suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. DASAR TEORI
DESTILASI
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan
perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses
kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan
uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang
terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi;
menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam
larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol
komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali
uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana
tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan
kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik
didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau
dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada
destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih
normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang
ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik
didih destilat (Sahidin, 2008).
Untuk memisahkan alkohol dari campuran dan meningkatkan kadar
alkohol, beer perlu didistilasi. Maksud dan proses distilasi adalah untuk
memisahkan etanol dari campuran etanol air. Untuk larutan yang terdiri dari
komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya, distilasi merupakan
cara yang paling mudah dioperasikan dan juga merupakan cara pemisahan
yang secara thermal adalah efisien. Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada
100 oC dan etanol mendidih pada sekitar 77 oC. perbedaan dalam titik didih
inilah yang memungkinkan pemisahan campuran etanol air. Prinsip: jika
larutan campuran etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul
etanol menguap dari pada air. Jika uap-uap ini didinginkan (dikondensasi),
maka konsentrasi etanol dalam cairan yang dikondensasikan itu akan lebih
tinggi dari pada dalam larutan aslinya. Jika kondensat ini dipanaskan lagi dan
kemudian dikondensasikan, maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi lagi.
Proses ini bisa diulangi terus, sampai sebagian besar dari etanol
dikonsentrasikan dalam suatu fasa. Namun hal ini ada batasnya. Pada larutan
96% etanol, didapatkan suatu campuran dengan titik didih yang sama
(azeotrop). Pada keadaan ini, jika larutan 96% alkohol ini dipanaskan, maka
rasio molekul air dan etanol dalam kondensat akan teap konstan sama. Jika
dengan cara distilasi ini, alcohol tidak bias lebih pekat dari 96% (Harahap,
2003).
Destilasi merupakan penguapan suatu cairan dengan cara
memanaskannya dan kemudian mengembunkan uapnya kembali menjadi
cairan. Destilasi sebagai proses pemisahan dikembangkan dari konsep-
konsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dan sebagainya. Destilasi
digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan tekanan uap yang cukup
tinggi. Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat memisahkan cairan-
cairan dengan perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran
azeotrop). Destilasi merupakan metode isolasi/pemurnian (Bahti, 1998).
Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk
memisahkan komponen-komponen yang ada di dalam suatu larutan atau
cairan, yang tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara
fase uap dan fase cair. Semua komponen-komponen ini terdapat dalam kedua
fase tersebut. Fase uap terbentuk dari fase cair melalui penguapan pada titik
didihnya (Geankoplis, 1983).

Senyawa utama yang terkandung di dalam tar yang merupakan hasil


dari suatu proses distilasi adalah senyawa phenol yang terdapat dalam jumlah
yang sedikit terutama terdiri dari senyawa piridin dan quinolin (Holleman,
1903).
Menurut Cahyono (1991),Macam-Macam Destilasi yaitu :
1. Destilasi Uap
Proses penyaringan suatu campuran air dan bahan yang tidak larut
sempurna atau larut sebagian dengan menurunkan tekanan sistem sehingga
didapatkan hasil penyulingan jauh dibawah titik didih awal.
2. Destilasi Vakum
Untuk memurnikan senyawa yang larut dalam air dengan titik didih
tinggi sehingga tekanan lingkungan harus diturunkan agar tekanan sistem
turun.
3. Destilasi Biasa
Untuk memurnikan campuran senyawa dimana komponen-komponen
yang akan dipisahkan memiliki titik didih yang jauh berbeda.

Prinsip Destilasi Uap


Campuran substansi yang tidak larut menunjukkan reaksi yang sangat
beda dalam larutan homogen dan deskripsi sifatnya memerlukan hukum fisik
yang berbeda. Dasar aturan dapat dipakai dengan mempertimbangkan akibat
naiknya deviasi pada hukum rault. Satu gejala dari deviasi positif adalah
dalam diagram hubungan antara tekanan dengan temperatur. Pada batas
deviasi positif besar dari hukum rault, dua komponen dapat larut dan
komponen tersebut menguap yang secara matematis memberikan tekanan
total yang merupakan jumlah total dari tekanan masing-masing (Wilcox,
1995).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Destilasi


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi destilasi diantaranya yaitu
intensitas radiasi matahari, suhu lingkungan, keadaan awan, keadaan cuaca,
kecepatan angin, luas destilator, kemiringan destilator dan lamanya waktu
proses destilasi. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses
destilasi adalah suhu atau pemanasan. Jika pemanasan terlalu besar
dikhawatirkan akan terjadi flooding (banjir). Ciri dari flooding itu sendiri adalah
tertahannya cairan di atas kolom, pada saat terjadi flooding transfer massa
yang dihasilkan tidak maksimal. Ketika terjadi flooding, cairan tidak dapat
mengalir ke bawah lagi, tetapi akan terakumulasi atau bahkan dapat ikut
terbawa ke atas oleh uap, sehingga proses destilasi harus segera dihentikan
(Sutrisno, 2010).

C. ALAT DAN BAHAN


a. Kegiatan 1 Destilasi

1. Kaki tiga 3. Kassa


2. Spirtus 4. Thermometer
5. Selang 8. Baskom
6. Tabung Erlenmeyer 250 9. Gelas ukur 1000 ml
10. Neraca analitik
ml
11. Garam krasak
7. Tabung Erlenmeyer 100
12. Es batu
ml 13. Air

D. LANGKAH KERJA

Menyiapkan alat dan bahan.

Menimbang garam sebanyak 10 gram menggunakan neraca analitik.

Memasukkan garam ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.

Menambahakan 150 ml air ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.

Mencampurkan garam dan air hingga homogen.

Merangkai alat seperti pada gambar.

Memanaskan labu Erlenmeyer 250 ml.

Menunggu hingga larutan garam mendidih.

Mengamati proses terpisahnya campuran pada setiap tetesan yang terbentuk.

Mencatat hasil pengamatan.

Skema Alat Destilasi

Termometer

Erlenmeyer 250 ml Mangkuk


Selang
Gelas ukur 1 L
Kaki Tiga
Spirtus Erlenmeyer 100 ml
E. HASIL DATA PENGAMATAN

NO Parameter Sebelum Destilasi Sesudah Destilasi

1 Warna Keruh kekuningan Jernih tidak berwarna

2 Rasa Asin Tawar

F. PEMBAHASAN
Praktikum berjudul Destilasi merupakan salah satu metode
pemisahan campuran dalam praktikum ini yaitu untuk memperoleh air tawar
dari air laut. Praktikum mengenai destilasi bertujuan untuk melakukan
pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat
kimia serta mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan
suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan
perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses
kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan
uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang
terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi;
menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam
larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol
komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali
uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana
tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan
kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik
didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau
dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada
destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih
normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang
ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik
didih destilat (Sahidin, 2008). Praktikan memperoleh air tawar dari air laut
dengan prinsip destilasi. Pada percobaan ini praktikan menggunakan garam
yang dilarutkan dengan air hingga terbentuk larutan yang homogen. Larutan
garam ini dianggap sebagai air laut yang akan disuling.

Adapun komponen-komponen alat yang digunakan pada proses


destilasi yaitu Labu destilasi sebagai wadah atau tempat suatu campuran zat
cair yang akan didestilasi, terdiri dari Labu dasar bulat dan Labu erlenmeyer
khusus untuk distilasi atau refluks. Selang sebagai penyalur uap / gas yang
akan masuk ke pendingin, dan biasanya labu distilasinya sudah dilengkapi
dengan leher yang berfungsi sebagai steel head. Termometer digunakan
untuk mengukur suhu uap zat cair yang didistilasi selama proses distilasi
berlangsung dan termometer yang digunakan harus beskala suhu tinggi diatas
titik didih zat cair yang akan didistilasi dan ditempatkan pada labu distilasi atau
steel head. Es dan garam yang digunakan sebagai pendingin atau
kondensator. Labu didih yang berfungsi untuk sebagai wadah sampel.
Pembakar spirtus untuk memanaskan atau mendidihkan labu yang sedang
didestilasi. Klem dan Statif Sebagai penyangga kondensor dalam proses
destilasi.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan praktikum destilasi yaitu
menyiapkan alat dan bahan, kemudian menimbang garam sebanyak 10 gram
menggunakan neraca analitik. Memasukkan garam ke dalam labu Erlenmeyer
250 ml. Menambahakan 150 ml air ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml lalu
melarutkan garam pada air hingga homogen. Setelah itu praktikan merangkai
alat seperti pada sketsa gambar kemudian memanaskan labu Erlenmeyer 250
ml. Menunggu hingga larutan garam mendidih. Mengamati proses destilasi
pada setiap tetesan yang terbentuk, lalu mencatat hasil pengamatan.

Destilasi merupakan pemisahan komponen-komponen dalam satu


larutan berdasarkan distribusi substansi-substansi pada fase gas dan fase cair
dengan menggunakan perbedaan volatilitas dari komponen-komponennya
yang cukup besar. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga
menguap, dan uap ini kemudian didingnkan sehingga wujudnya kembali
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap
terlebih dahulu. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada
suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.
Destilasi yang dilakukan adalah jenis destilasi biasa. Cara ini digunakan untuk
memisahkan dua macam zat atau lebih yang mempunyai titik didih cukup
besar. Biasanya destilasi digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik
didihnya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau minyak.
Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat air tersebut melalui
kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak
benar-benar murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih
rendah atau zat cair dan zat padat dalam hal ini garam akan mengendap
dalam tabung Erlenmeyer.
Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap
menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi
menggunakan alat pemanas dan alat pendingin. Proses destilasi diawali
dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses
pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar
kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini
berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh
senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut. Apabila
dalam proses distilasi sudah tidak terjadi penambahan produk distilan, yaitu
ketika bahan dalam kondensor tidak menetes, maka proses distilasi telah
berakhir. Bahan yang didistilasi bersifat mudah menguap atau volatile
Prinsip dari proses destilasi adalah berdasarkan tekanan uap dari atas
cairan pada kesetimbangan (kecepatan penguapan sama dengan kecepatan
pengembunan), bersifat khas dan naik dengan kenaikan suhu.
Berdasarkan percobaan desilasi yang telah dilakukan praktikan
mendapatkan hasil bahwa warna destilat (hasil destilasi) berwarna bening.
Larutan awal rasanya asin karena terdapat ion-ion garam, dan setelah
didestilasi rasa air berasa tawar karena telah mengalami proses penyulingan.

G. KESIMPULAN
1. Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan metode destilasi ditandai
dengan perubahan rasa pada air (perubahan sifat kimia) dan perubahan
kenampakan air dari keruh menjadi bening (perubahan sifat fisika).
2. Peran kalor dalam peristiwa destilasi ditandai dengan air garam dipanaskan
menjadi uap, selanjutnya menguap menjadi titik-tiitk air yang kemudian
didinginkan dan berubah menjadi air tawar.

H. DAFTAR PUSTAKA

Akhirudin, T., 2008. Desain Alat Destilasi Air Laut dengan Sumber Energi
Tenaga Surya
sebagai Alternatif Penyediaan Air Bersih. Bogor : IPB Press.
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Kendari :
Unhalu.
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Bandung : Universitas
Padjajaran.
Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.
Cahyono, Bambang. 1991. Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa
Organik.Semarang:
UNDIP Press
Day & Underwood. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat. Jakarta :
Erlangga.
Hadiat, Moedjadi, Nyoman Kertiasa, Sukarno, S. Soepomo. 2004. Kamus
Sains. Jakarta :
Balai pustaka
Holleman, A.F., 1903, Text-Book Of Organic Chemistry, Wiley, New York.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.
Mulia. 2005. Air Untuk Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
S. Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : Penerbit ITB
Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Unhalu. Kendari.
Sanagi, Mohammad Marsin. 1998. Teknik Pemisahan dan Analisis Kimia.
Malaysia :
Universitas Teknologi Malaysia
Slamet. 2007. Air Untuk Kehidupan. Jakarta : Lepdikbud.
Sutrisno, E.T., 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Bandung : Universitas
Pasundan
Press.
Sutrisno. 2004. Pembagian Macam-Macam Air. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Svehla, G. 1979. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semi Mikro Jilid
1 Edisi Kelima. PT. Jakarta : Kalman Media Pustaka.
Wilcox. 1995. Experimental Organic Chemistry. New Jersey: Prentice Hall Inc
I. LAMPIRAN

Proses Destilasi

Hasil Destilasi

Anda mungkin juga menyukai