Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengolahan Data


Tabel 4.1 Data nilai E0Sel yang dihasilkan terhadap variasi kosentrasi dan
berat masisng masing elektroda selama 10 menit
Berat logam Zn Berat logam Cu
Kosentrasi Kosentrasi E0Sel
(gram) (gram)
ZnSO4 (N) CuSO4 (N) (volt)
Sebelum Sesudah sebelum sesudah
0,35 0,5 0,4681 0,4788 1,1458 1,548 0,29
0,35 0,35 0,4750 0,4779 1,1304 1,1578 0,42
0,35 0,2 0,4666 0,4876 1,1180 1,1139 0,31
0,35 0,05 0,4695 0,4711 1,1170 1,1214 0,29

4.2 Pembahasan
Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang
perpindahan electron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektrod).
Elektroda terdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif . Hal ini disebabkan
karena elektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik sebagai sumber dalam
pertukaran elektron. Reaksi redoks merupakan gabungn dari reaksi reduksi dan
oksidasi yang berlangsung secara bersamaan, pada reaksi reduksi terjadi peristiwa
penangkapan electron sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa pelepasan
electron yang terjadi pada media pengantar pada sel elektrokimia (Harahap,2016).
Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang berkaitan dengan listrik.
Elektrokimia terbagi menjadi sel volta dan sel elektrolisis. Pada pratikum ini
menggunakan sel volta, disebabkan prosedur yang digunakan tidak menggunakan
anergi lintrik, reaksi berlangsung secara spontan dengan mengubah reaksi kimia
menjadi energy listrik. Metode percobaan yang dilakukan berdasarkan beda
potensial yang dihasilkan pada multitester. Hal ini diperoleh ketika rangkaian sel
menjadi satu yaitu sel elektrokimia.
Pada pratikum ini digunakan elektroda positif yaitu logam Cu (tembaga)
yang diletakkan sebagai katoda dan logam Zn (seng) yang diletakkan sebagai

18
19

anoda. Pemilihan katoda dan anoda didasrkan pada deret volta yang disusun
erdasarkan daya oksidasi dan reduksi dari masing-masing logam (Harahap,2016).
Larutan yang digunakan adalah larutan yang mengandung logam- logam
pada elektroda, pada percobaan ini digunakan larutan ZnSO4 yang akan
dicelupkan elektroda Zn dan larutan CuSO4 yang akan dicelupkan elektroda Cu,
diantra larutan dihubungkan dengan jembatan garam, fungsi jembatan garam yaitu
untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan oleh karena itu kosentrasi
harus lebih tinggi daripada kosentrasi larutan ( Yulianti,dkk.,2017).

4.2.1 Pengaruh variasi kosentrasi CuSO4 terhadap nilai E0Sel


Variasi kosentrasi larutan yang digunakan yaitu larutan ZnSO4 dengan
kosentrasi tetap yaitu 0,35 N dan larutan CuSO4 dengan variasi kosentrasi 0,5 ;
0,35 ; 0,2 dan 0,05 N. Nilai E0Sel yang dihasilkan yang dihasilkan diketahui
berdasarkan pembacaan alat multitester. Perbandingan variasi larutan terhadap
nilai E0Sel dapat dilihat dari gambar berikut.

0.45
0.4
0.35
yang Dihasilkan

0.3
E 0 Sel (volt)

0.25
0.2
ZnSO4 0,035 N
0.15
0.1
0.05
0
0.5 0.35 0.2 0.05
Kosentrasi CuSO4 (N)

Gambar 4.1 Grafik hubungan Kosentrasi terhadap nilai E0Sel

Berdasarkan Gambar. 4.1 dapat dilihat grafik nilai E0Sel mengalami


kenaikan pada kosentrasi CuSO4 0,35 N kemudian mengalami penurunan. Nilai
E0Sel yang yang didapat dengan kosentrasi ZnSO4 tetap yaitu 0,35 N dan
kosentrasi CuSO4 0,5 ; 0,35 ; 0,2 ; dan 0,05 N yaitu sebesar +0,29 ; +0,42 ; +0,31 ;
20

+0,29 volt. Kosentrasi dalam larutan berpengaruh terhadap nilai E0Sel


berdasarkan persamaan Nerst semakin besar kosentrasi pada larutan Anoda maka
nilai E0Sel dihasilkan akan semakin besar dan sebaliknya ( Chaang, 2009 ) .
Berdasarkan percobaan dapat dilihat bahwa semakin besar kosentrasi ZnSO 4 maka
nilai E0Sel yang dihasilkan akan semakin besar pula. Dari percobaan larutan
ZnSO4 0,35 dan larutan CuSO4 0,35 N menghasilkan tegangan listrik yang paling
tinggi yaitu 0,42 volt dibandingkan dengan kosentrasi lain, hal ini dikarenakan
didalam larutan tersebut sel yang dihasilkan lebih banyak dan seimbang dari pada
larutan lainnya menurut Arizal (2017) besarnya energi yang dihasilkan oleh sel
elektrokimia tergantung dari banyaknya sel yang ada pada sel elktrokimia
tersebut.
Dari analisis data perhitungan didapati berat kosentrasi akhir ZnSO4 0,35 N
sebesar 1,75 N sedangkan kosentrasi akhir CuSO4 dengan kosentrasi CuSO4 0,5 ;
0,35 ; 0,2 ; dan 0,05 N didapati kosentrasi akhir sebesar 2,5 ; 1,75 ; 1 dan 0,025 N,
Berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa kosentrasi pada ZnSO4 dan CuSO4
mengalami kenaikan hal ini tidak sesuai dengan teori akibat kesalahan
pengukuran dan pengenceran kosentrasi larutan yang kurang yang kurang teliti di
dalam pratikum, seharusnya ZnSO4 mengalami kenaikan dan kosentrasi larutan
CuSO4 mengalami penurunan kosentrasi dikarenakan logam Zn mengalami
oksidasi sehingga mengasilkan ion Zn2+ dalam larutannya dan ion Cu2+ pada
larutan CuSO4 mengalami peristiwa reduksi sehingga kosentrasi Cu2+ dalam
larutan semakin lama semakin berkurang.

4.2.2 Perbandingan E0Sel teoritis dan E0Sel aktual pada berbagai kosentrasi
CuSO4
Berdasarkan hasil perhitungan data yang diperoleh didapatkan
perbandingan antara E0Sel teoritis dan E0Sel aktual pada berbagai kosentrasi
CuSO4 dapat dilihat melalui gambar berikut.
21

1.2

E0Sel (volt ) 1

0.8

0.6
E0Sel Teoritis
0.4
E0Sel Aktual
0.2

0
0,5 0.35 0,2 0,05
Kosentrasi CuSO4 (N)

Gambar 4.2 Grafik perbandingan nilai E0Sel teoritis dan E0Sel aktual

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat perbandingan antara E0Sel teoritis


tidak sesuai dengan E0Sel aktual yang didapat, pada percobaan ini didapat nilai
E0Sel dengan kosentrasi ZnSO4 tetap yaitu 0,35 N dan kosentrasi CuSO4 0,5 ; 0,35
; 0,2 ; dan 0,05 N yaitu sebesar +0,29 ; +0,42 ; +0,31; +0,29 volt sedangkan E0Sel
teoritis yang didapat yaitu sebesar +1,0095 volt. Berdasarkan persamaan Nerst,
persamaan Nerst adalah Persamaan yang menyatakan hubungan antara potensial
dari sebuah elektron ion- ion netral dan kosentrasi dan ion dalam larutan
(Chaang,2009). Berdasarkan hasil yang didapatkan dari analisis data diperoleh
persen kesalahn sebesar 73,52% , dibandingkan dengan nilai secra teoritis terdapat
perbedaan yang terlalu jauh antara hasil percobaan dan hasil perhitungan teoritis,
hal tersebut dikarenakan sistem tidak dalam keaadaan standart berupa logam
elektroda yang tidak sepenuhnya tercelup dalam larutanserta pengukuran
kosentrasi larutan yang kurang tepat.

4.2.3 Pengaruh variasi kosentrasi larutan terhadap berat masing masing elektroda
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap berat masing-masing
elektroda yaitu elektroda Zn dan elektroda Cu. Perbandingan variasi kosentrasi
larutan terhadap berat masing-masing elektroda dapat dilihat melalui gambar
berikut.
22

0.49
0.485
Berat Logam (gram)

0.48
0.475
0.47 Sebelum

0.465 Sesudah

0.46
0.455
0.5 0.35 0.2 0.05
Kosentrasi CuSO4 (N)

Gambar 4.3 Perbandingan Berat sebelum dan sesudah pada elektroda Zn dengan
kosentrasi ZnSO4

2
2
Berat Logam (gram)

1
1
1
1 Sebelum
1 Sesudah
0
0
0
0.5 0.35 0.2 0.05
Kosentrasi CuSO4 (N)

Gambar 4.4 Perbandingan Berat sebelum dan sesudah pada elektroda Cu dengan
kosentrasi ZnSO4
Berdasarkan Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 dapat dilihat terjadi penambahan
berat pada kedua elektroda. Pada logam Cu yaitu sebagai elektroda positif tempat
terjadinya reaksi reduksi sehingga menghasilkan endapan logam cu yang
menempel di elektroda Cu yang mengakibatkan berat Cu bertambah sedangkan
pada logam Zn yaitu sebagai elektroda negatif tempat terjadinya peristiwa
oksidasi, logam Zn akan teroksidasi menjadi ion Zn2+ yang akan membuat
elektroda Zn menjadi terkikis dan berkurang beratnya. Suatu rangkaian sel
elektrokimia pada Zn dan Cu, kedua elektroda dapat teroksidasi namun bila kedua
23

logam dihubungkan dengan multitester elektron akan mengalir dari elektroda zn


melalui rangkaian luar, dan tembaga akan menerima elektron dari rangkaian luar,
Dengan mengalirnya elektron dari anoda akan menghasilkan Zn yang terkorosi.
Korosi hanya terjadi pada salah satu elektroda pasangan sel elekrtokimia,
khususnya anoda, kecepatan korosi pada suatu bahan dipengaruhi oleh
kelembaban udara dan kadar garam atau asam. Bagian yang mengalami korosi
mengalami perubahan susunan molekul karna terjadi ikatan kimiawi antara atam
logam dengan oksigen ( Vlack,1992 ).hal tersebut sesuai dengan pernyataan
wahyuningsih,dkk (2017) menurutnya dua buah logam yang mempunyai potensial
elektroda akan membuat dua kutub, ketika dua buah elektroda dihubungkan maka
akan terjadi proses elektrokimia dan elektron akan berjalan terus- menerus
sehingga mengakibatkan anoda menjadi terkorosi.
Dalam percobaan ini Zn mengalami peristiwa korosi yang ditandai
dengan adanya perubahan pada lempengan Zn menjadi coklat kehitaman yang
disebabkan logam Zn berada pada larutan asam dan kondisi udara terbuka,
sehingga memungkinkan susunan atom Zn dengan oksigen dan menyebabkan
logam Zn bertambah beratnya.

Anda mungkin juga menyukai