4.2 Pembahasan
Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang
perpindahan electron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektrod).
Elektroda terdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif . Hal ini disebabkan
karena elektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik sebagai sumber dalam
pertukaran elektron. Reaksi redoks merupakan gabungn dari reaksi reduksi dan
oksidasi yang berlangsung secara bersamaan, pada reaksi reduksi terjadi peristiwa
penangkapan electron sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa pelepasan
electron yang terjadi pada media pengantar pada sel elektrokimia (Harahap,2016).
Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang berkaitan dengan listrik.
Elektrokimia terbagi menjadi sel volta dan sel elektrolisis. Pada pratikum ini
menggunakan sel volta, disebabkan prosedur yang digunakan tidak menggunakan
anergi lintrik, reaksi berlangsung secara spontan dengan mengubah reaksi kimia
menjadi energy listrik. Metode percobaan yang dilakukan berdasarkan beda
potensial yang dihasilkan pada multitester. Hal ini diperoleh ketika rangkaian sel
menjadi satu yaitu sel elektrokimia.
Pada pratikum ini digunakan elektroda positif yaitu logam Cu (tembaga)
yang diletakkan sebagai katoda dan logam Zn (seng) yang diletakkan sebagai
18
19
anoda. Pemilihan katoda dan anoda didasrkan pada deret volta yang disusun
erdasarkan daya oksidasi dan reduksi dari masing-masing logam (Harahap,2016).
Larutan yang digunakan adalah larutan yang mengandung logam- logam
pada elektroda, pada percobaan ini digunakan larutan ZnSO4 yang akan
dicelupkan elektroda Zn dan larutan CuSO4 yang akan dicelupkan elektroda Cu,
diantra larutan dihubungkan dengan jembatan garam, fungsi jembatan garam yaitu
untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan oleh karena itu kosentrasi
harus lebih tinggi daripada kosentrasi larutan ( Yulianti,dkk.,2017).
0.45
0.4
0.35
yang Dihasilkan
0.3
E 0 Sel (volt)
0.25
0.2
ZnSO4 0,035 N
0.15
0.1
0.05
0
0.5 0.35 0.2 0.05
Kosentrasi CuSO4 (N)
4.2.2 Perbandingan E0Sel teoritis dan E0Sel aktual pada berbagai kosentrasi
CuSO4
Berdasarkan hasil perhitungan data yang diperoleh didapatkan
perbandingan antara E0Sel teoritis dan E0Sel aktual pada berbagai kosentrasi
CuSO4 dapat dilihat melalui gambar berikut.
21
1.2
E0Sel (volt ) 1
0.8
0.6
E0Sel Teoritis
0.4
E0Sel Aktual
0.2
0
0,5 0.35 0,2 0,05
Kosentrasi CuSO4 (N)
Gambar 4.2 Grafik perbandingan nilai E0Sel teoritis dan E0Sel aktual
4.2.3 Pengaruh variasi kosentrasi larutan terhadap berat masing masing elektroda
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap berat masing-masing
elektroda yaitu elektroda Zn dan elektroda Cu. Perbandingan variasi kosentrasi
larutan terhadap berat masing-masing elektroda dapat dilihat melalui gambar
berikut.
22
0.49
0.485
Berat Logam (gram)
0.48
0.475
0.47 Sebelum
0.465 Sesudah
0.46
0.455
0.5 0.35 0.2 0.05
Kosentrasi CuSO4 (N)
Gambar 4.3 Perbandingan Berat sebelum dan sesudah pada elektroda Zn dengan
kosentrasi ZnSO4
2
2
Berat Logam (gram)
1
1
1
1 Sebelum
1 Sesudah
0
0
0
0.5 0.35 0.2 0.05
Kosentrasi CuSO4 (N)
Gambar 4.4 Perbandingan Berat sebelum dan sesudah pada elektroda Cu dengan
kosentrasi ZnSO4
Berdasarkan Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 dapat dilihat terjadi penambahan
berat pada kedua elektroda. Pada logam Cu yaitu sebagai elektroda positif tempat
terjadinya reaksi reduksi sehingga menghasilkan endapan logam cu yang
menempel di elektroda Cu yang mengakibatkan berat Cu bertambah sedangkan
pada logam Zn yaitu sebagai elektroda negatif tempat terjadinya peristiwa
oksidasi, logam Zn akan teroksidasi menjadi ion Zn2+ yang akan membuat
elektroda Zn menjadi terkikis dan berkurang beratnya. Suatu rangkaian sel
elektrokimia pada Zn dan Cu, kedua elektroda dapat teroksidasi namun bila kedua
23