Anda di halaman 1dari 36

1

PERPINDAHAN KALOR
PADA KEADAAN TUNAK

Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu. Kalor


mengalir dari bagian yang bersuhu lebih tinggi ke bagian bersuhu yang
lebih rendah. Perpindahan kalor biasanya berlangsung bersamaan dengan
satuan operasi teknik kimia lain, seperti pengeringan, distilasi, pembakaran,
penguapan
dan
sebagainya.Perpindahan
kalor
secara
skematik
diperlihatkanpada Gambar 1.1 dan dapat dinyatakan oleh persamaan:

Laju
Laju
Laju
Laju
+
=
+
kalor masuk
pembentukan kalor
kalor keluar akumulasi kalor
ke dalam sistem
di dalam sistem
dari sistem
di dalam sistem
qm
qp
qkqa

)(

)(

qm

qa
+q

)(

(1.1)

qk

Gambar 1.1 Skema aliran kalor dalam suatu sistem

Perpindahan kalor yang akan dibahas pada bagian ini adalah


perpindahan kalor pada keadaan tunak dan tidak ada pembentukan kalor di
dalam sistem. Keadaan tunak berarti jumlah kalor yang terakumulasi di
dalam sistem (qa) tetap atau dengan kata lain jumlah kalor yang ada di
dalam sistem tetap sehinggaqa = 0. Untuk sistem yang tidak melibatkan
reaksi kimia ataupun pencampuran yang tidak ideal, laju pembentukan kalor
didalam sistem menjadi nol sehingga qp = nol juga. Akibat dari kedua
kondisi tersebut, maka Persamaan (1.1) menjadi:

q m=q k

(1.2)

Perpindahan kalor dapat berlangsung mengikuti satu atau lebih mekanisme


perpindahan, yaitu: konduksi, konveksi ataupun radiasi.
Konduksi adalah perpindahan kalor dengan cara transfer energi
akibat gesekan antar molekul yang berdekatan seperti yang diperlihatkan
pada Gambar 1.2. Molekul yang lebih panas, memiliki energi lebih besar dan
gerakannya lebih cepat, akan memberikan energinya ke molekul berdekatan
yang tingkat energinya lebih kecil. Konduksi kalor dapat juga melalui
elektron bebas, yang banyak terjadi pada padatan logam.

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 2

Gambar 1.2 Ilustrasi perpindahan kalor secara konduksi

Konveksi adalah perpidahan kalor oleh gerakan ruah fluida dari


bagian fluida yang lebih panas ke bagian fluida yang lebih dingin.
Perpindahan kalor secara konveksi terbagi menjadi konveksi alamiah dan
konveksi paksa. Konveksi alamiah atau konveksi bebas berlangsung bila
fluida bergerak melalui permukaan padatan karena perbedaan densitas
yang dihasilkan oleh perbedaan suhu fluida.Konveksi paksa berlangsung bila
fluida dipaksa mengalir melalui permukaan padatan menggunakan pompa,
fan atau alat-alat mekanik lain. Contoh perpindahan kalor secara konveksi
perpindahan kalor pada saat memanaskan air seperti pada Gambar 1.3,
mendinginkan segelas kopi panas dengan meniup permukaan air dan
sebagainya.

Gambar 1.3 Ilustrasi perpindahan kalor secara konveksi


Radiasi adalah perpindahan energi dalam ruang secara gelombang
elektromagnetik seperti perpindahan cahaya oleh gelombang cahaya
elektromagnetik.
Radiasi
tidak
memerlukan
media
fisik
untuk
perambatannya. Radiasi terutama banyak terjadi dalam ruang atau gas,
sedangkan cairan dan padatan cenderung mengabsorpsi kalor yang
dipindahkan secara radiasi. Contoh paling penting perpindahan kalor secara
radiasi adalah perpindahan kalor dari matahari ke bumi (Gambar 1.4).
Contoh lainnya adalah pemasakan makanan menggunakan pemanas listrik
infra merah, pemanasan fluida yang mengalir dalam pipa di dalam tungku
dan sebagainya.

Gambar 1.4 Ilustrasi perpindahan kalor secara radiasi

1.1 Perpindahan Kalor Secara Konduksi

NA Teknik Kimia UNJANI

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 3

Jika perpindahan kalor hanya berlangsung secara konduksi ke satu


arah x, maka qm dan qkpada Persamaan (1.2) dinyatakaan dengan q x dan
berlaku Hukum Fourier:

qx
dT
=k
A
dx

(1.3)

qx
A
k
T
x

:
:
:
:
:

laju kalor yang berpindah ke arah x, Joule/s atau Watt


luas permukaan perpindahan kalor, m2
konduktivitas temal, Watt/m.K
suhu
jarak ke arah x

1.1.1 Konduktivitas Termal


Konduktivitas termal terdefinisikan pada Persamaan (1.3). Banyak
percobaan yang telah dilakukan untuk menentukan konduktivitas termal
berbagai material. Tabel 1.1 menyajikan konduktivitas termal beberapa
material. Data yang lebih lengkap dapat dilihat pada Apendik A.3 dan A.4
(Geankoplis). Tabel 1.1 menunjukkan bahwa konduktivitas termal gas lebih
kecil dari cairan dan konduktivitas termal cairan lebih kecil dari padatan.
Tabel 1.1 Konduktivitas termal
Suhu
Material
(K)
Gas
Udara
273
373
H2
273
n-Butana
273
Cairan
Air
Benzena
Bahan biologik dan
makanan
Minyak zaitun
Daging sapi non
lemak
Susu skim
Saus apel
Daging salmon

NA Teknik Kimia UNJANI

273
366
303
333
273
373
263
275
296
277
248

beberapa material pada 1 atm


k
Suhu
Material
(W/m.K)
(K)
Padatan
0,024
Es
273
2
Fire
473
0,031 claybrick
6
Paper
273
0,167
Hard
303
0,013 rubber
311
5
Cork board
266
Asbestos
291
Rock wool
373
0,569
Steel
273
0,680
373
0,159
Cooper
273
0,151
Alumunium
0,168
0,164
1,35
0,538
0,692
0,502
1,3

k
(W/m.K)
2,25
1,00
0,13
0
0,15
1
0,04
3
0,16
8
0,02
9
45,3
45
388
377
202

Perpindahan Panas Bagian 01

1.1.1.1 Konduktivitas Termal Gas


Mekanisme konduksi termal dalam gas, relatif lebih sederhana.
Molekul-molekul gas bergerak acak terus menerus dan bertumbukan
dengan molekul yang lain sehingga terjadi pertukaran energi dan
momentum. Molekul yang bergerak dari daerah bersuhu tinggi
memindahkan energi kinetik melalui tumbukan dengan molekul berenergi
kinetik lebih rendah.
Konduktivitas termal meningkat mengikuti akar kuadrat dari suhu
mutlak dan tidak bergantung kepada tekanan, sampai sedikit di atas
tekanan atmosfir. Konduktivitas termal pada tekanan sangat rendah
(vakum), mendekati nol.
1.1.1.2 Konduktivitas Termal Cairan
Mekanisme konduksi kalor pada cairan relatif sama dengan konduksi
pada gas, yaitu molekul yang memiliki energi lebih tinggi bertumbukan
dengan molekul yang memiliki energi lebih rendah. Molekul-molekul zat cair
lebih rapat dibanding molekul gas sehingga medan gayanya menghasilkan
efek yang kuat terhadap pertukaran energi. Teori molekuler tentang cairan
tidak cukup tersedia sehingga konduktivitas termal cairan diperkirakan
secara empirik. Konduktivitas termal cairan sedikit dipengaruhi oleh suhu
dan biasanya dapat dinyatakan dengan persamaan:

k =a+b T

(1.4)

dengan a dan b konstanta empirik. Konduktivitas termal cairan pada


dasarnya tidak dipengaruhi oleh tekanan.
Air memiliki konduktivitas termal yang lebih besar dibandingkan
dengan cairan-cairan organik seperti benzena. Tabel 1.1 menunjukkan
bahwa konduktivitas bahan-bahan makanan yang tidak membeku seperti
susu skim dan saus apel yang mengandung banyak air, memiliki
konduktivitas termal mendekati konduktivitas termal air murni.
1.1.1.3 Konduktivitas Termal Padatan
Konduktivitas termal padatan yang homogen sangat bervariasi,
seperti yang diperlihatkan pada Tabel 1.1. Konduktivitas termal tembaga
dan alumunium sangat besar sedangkan bahan insulasi non-logam seperti
rock wool dan gabus memiliki konduktivitas termal sangat rendah.
Konduksi kalor melalui padatan mengikuti dua mekanisme.
Mekanisme pertama, kalor dipindahkan karena adanya gerakan elektron
bebas seperti yang terjadi pada logam. Mekanisme kedua terjadi pada
semua jenis logam, yaitu kalor berpindah karena gesekan antar molekul
yang berdekatan.
Konduktivitas termal bahan insulasi seperti rock wool, mendekati
kanduktivitas termal udara karena rock wool mengandung sangat banyak
udara yang terperangkap dalam pori-porinya. Super insulator untuk

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 5

menginsulasi bahan-bahan berbahaya seperti hidrogen cair, terdiri dari


beberapa lapisan bahan sangat reflektif yang masing-masing dipisahkan
oleh ruang kosong (evacuated insulating spacer). Nilai konduktivitas termal
bahan insulasi sedapat mungkin lebih kecil dari konduktivitas termal udara.

1.1.2 Konduksi pada Luas Permukaan Konstan


Jika perpindahan kalor berlangsung pada bidang datar seperti pada
Gambar 1.5, luas permukaan perpindahan kalor (A) tetap dan untuk
keadaan tertentu konduktivitas termal (k) konstan, maka Persamaan (1.3)
dapat diselesaikan menjadi:
x2

T2

q dx=kA dT
x1

(1.5)

T1

Penyelesaian Persamaan (1.5) menghasilkan:

q x ( x 2x 1 ) =kA(T 2T 1) (1.6)

qm

qk

Gambar 1.5 Neraca kalor pada bidang datar

Persamaan (1.6) dapat dituliskan seperti Persamaan (1.5):


qx

T1 T2
T T gayapenggerak
1 2
(x/ km)
Rx
tahanan

(1.7)

Jika konduktivitas termal tidak konstan tetapi berubah linier terhadap suhu
(k = a + bT), kita substitusikan Persamaan (1.4) ke (1.6) kemudian
diintegralkan.

qx
b
x2 x1 ) ={a ( T 1T 2) + ( T 21T 22) }
(
A
2

(1.8)

Contoh 1.1 Kalor yang dipindahkan melalui dinding insulasi


Hitung kalor yang dipindahkan melalui dinding insulasi yang terbuat dari
serat yang luasnya 1 m2, jika suhu di permukaan dalam insulasi 80oC dan
suhu di permukaan luarnya 24 oC. Kondukstivitas termal insulasi 0,048
W/m.K dan tebal insulasi 0,0254 m.
Penyelesaian:

NA Teknik Kimia UNJANI

Perpindahan Panas Bagian 01

Gambarkan terlebih dahulu skema aliran kalornya pada gambar dua dimensi
seperti pada Gambar 1.6.
80 oC =
T1

T2 = 24
o
C

qx
x

x1 = 0

x2 =
0,025
Gambar 1.6 Profil suhu pada benda padat

Dari Persamaan (1.5):

qx
( T 1 T 2 )
(24,080 )
=k
=0,048
=105,8 W / m2
A
x2 x1
( 0,0250 )

1.1.3 Konduksi pada Silinder Arah Radial


Perpindahan kalor pada dinding silinder, banyak dijumpai dalam
industri proses, seperti perpindahan kalor padakondensor, boiler, reaktor
dan sebagainya, baik yang diinsulasi maupun tidak. Perhatikan silinder pada
Gambar 1.7 yang panjangnya L, memiliki radius dalam r 1 dengan suhudi
permukaan dalam T1 dan radius luar r2 dengan suhupermukaan luar T2. Jika
dapat dianggap bahwa perpindahan kalor hanya berlangsung ke arah radial
dari dalam ke luar, Hukum Fourier dapat ditulis:

qr
dT
=k
A
dr

(1.9)

Luas penampang yang tegak lurus terhadap arah aliran kalor:


(1.10)

A=2rL

Gambar 1.7 Konduksi kalor pada silinder

Substitusi Persamaan (1.10) ke (1.9):

qr
dT
=k
2 rL
dr
(1.11)

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 7

r2

T2

qr
dr =k dT
2 rL
r
T

Jika k konstan
(1.12)

Pengintegralan Persamaan (1.12) menghasilkan:

qr
r2
ln
=k (T 2T 1)
2 rL
r1

()

(1.13)

Persamaan (1.13) disusun ulang menjadi:

q r=k

2 L(T 2T 1 )
ln ( r 2 /r 1 )

(1.14)

Untuk mempermudah penggunaan, pembilang dan penyebutpada ruas


kanan dikalikan
dengan

r 2r 1
sehingga menjadi
r 2r 1

q r=k

2 (r 2 r 1)(T 2T 1)
(r 2r 1)ln ( r 2 /r 1 )

(1.15)

2 L r 2= A2 dan 2 L r 1=A 1
Bagian dalam kurung pada penyebut di ruas kanan: ln ( r 2 /r 1 ) dikalikan
dengan

2 L r 2
2 L
menjadi ln
2 L
2 L r 1

atau ln

A2
A1

( )

maka Persamaan (1.15)

menjadi:

q r=k

( A2 A 1)(T 2T 1)
( r 2r 1 ) ln ( A2 / A1 )

pada

Persamaan

(1.16)

Bagian

yang

bercetak

tebal

(1.16):

A 2 A 1
ln ( A 2 / A 1 )

didefinisikan sebagai luas rata-rata logaritmik, ditulis dengan A LM sehingga


Persamaan (1.16) menjadi:

q r=k A LM

T 2T 1
r 2r 1

(1.17)

Persamaan (1.17) mirip dengan Persamaan (1.6) dan dapat dituliskan


seperti berikut:

q r=
(1.18)

NA Teknik Kimia UNJANI

T 2T 1
(r 2r 1)/ (k A LM )

Perpindahan Panas Bagian 01

Penyebut di ruas kanan Persamaan (1.18):

r 2r 1
didefinisikan sebagai
k A LM

tahanan terhadap perpindahan kalor ditulis R, maka Persamaan (1.18) dapat


dituliskan menjadi:

q r=

T 2 T 1
R

(1.19)

Persamaan (1.19) menjadi mirip dengan persamaan (1.8), perbedaannya


hanya pada pendefinisian R saja.
Contoh 1.2 Panjang tube untuk koil pendingin
Seutas selang yang terbuat dari karet keras memiliki radius dalam 5 mm
dan radius luar
20 mm,akan digunakan untuk mendinginkan water bath.
Suhu permukaan dalam selang (2oC) dan suhu permukaan luar selang 24oC.
Total kalor yang harus dipindahkan adalah 14,65 W. Konduktivitas termal
selang karet adalah 0,151 W/m.K. Hitung panjang selang karet yang
diperlukan untuk memindahkan kalor.
Penyelesaian:
Misalkan panjang tube, L = 1 m
ri= 5 mm = 0,005 m
maka Ai = 2 ri L = 2 (0,005) (1) =
2
0,0314 m
ro = 20 mm = 0,02 m
maka
A o = 2 ro L = 2 (0,020) (1) =
0,1257 m2
0,1257
0,0314
ALM
ln(0,1257
/ 0,0314
) = 0,068 m2
2 24
T T

0,151
(0,068
)
kALM 1 2

r
0
,
020

0
,
005

= -15,1 W
2
1
q=
=
Kalor yang dapat diserap adalah 15,1 W tiap m panjang tube.
Jika kalor yang akan diserap 14,65 W, maka diperlukan tube
sepanjang:
14,65
(1)
L = 15,2
= 0,964 m

1.1.4Konduksi pada Permukaan Rangkap


Jika terdapat padatan berlapis-lapis dengan luas penampang sama
pada setiap lapisnya,maka profil suhu seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 1.8.Pada keadaan tunak, kalor yang dipindahkan pada setiap
lapisan adalah sama.

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 9

Gambar 1.8 Aliran kalor pada dinding rangkap

Persamaan (1.7) disusun ulang untuk masing-masing lapisan:


T1 T2 q
T2 T3 q
T3 T4 q

xA

kA A

(1.20)

xB

kB A

(1.21)

xC

kC A

(1.22)

Persamaan (1.20), (1.21) dan (1.22) dijumlahkan menghasilkan:


xA xB xC

T1 T2 q

kAA kBA kCA


q

atau ditulis

T1 T4
RA RB RC

(1.23)
(1.24)

Persamaan terakhir menunjukkan laju perpindahan kalor yang dinyatakan


dalam perubahan suhu dan tahanan keseluruhan.
Contoh 1.3 Kalor yang mengalir pada dinding ruang pendingin yang
diinsulasi
Dinding sebuah ruang pendingin terdiri dari 3 lapisan: lapisan paling dalam
kayu setebal 13 mm, lapisan tengahcork boardsetebal 102 mm danlapisan
luar beton setebal 76 mm. Suhu permukaan dalam kayu 18oC dan suhu
permukaan luar beton 24oC. Konduktivitas termal kayu 0,151 W/m.K, cork
board 0,0433 W/m.K dan beton 0,762 W/m.K. Hitung kalor yang harus
dikeluarkan tiap m2 dinding dan suhu antar muka kayu dengan cork board.
Penyelesaian:
Kalor yang harus dikeluarkan, sama dengan kalor yang mengalir dari
luar ke dalam.
x
x x
0,0762 0,1016 0,0127
A B C

(1) 0,0433
(1) 0,151
(1) = 2,53
R = R + R + R kAA kBA kCA 0,762
A

K/W

NA Teknik Kimia UNJANI

10 1

Perpindahan Panas Bagian 01

T 297,1 255
,4

R
2,53
= 16,48 W

Perpindahan kalor berlangsung pada keadaan tunak sehingga kalor


yang mengalir pada setiap lapisan dinding adalah sama. Maka suhu
antar muka kayu dengan cork board, T2 dapat dihitung sebagai
berikut:
q

T3 T4
RC

T3 = T4 + q RC

0,0127
0
(1) = 256,8 K
= 255,4 + 16,48 ,151

1.1.5 Konduksi pada Silinder Rangkap


Perpindahan kalor dalam industri proses dapat juga berlangsung pada
silinder rangkap, misalnya pada pengaliran fluida sepanjang pipa
berinsulasi. Gambar 1.9 memperlihatkan skema perpindahan kalor pada tiga
lapisan silinder.

Gambar 1.9 Skema perpindahan kalor pada silinder rangkap

Penurunan suhu dari T 1 menjadi T2 terjadi pada lapisan A, dari T 2 menjadi T3


pada lapisan B, dari T3 menjadi T4 pada lapisan C.Pada keadaan tunak, laju
perpindahan kalor q pada setiap lapisan adalah sama sehingga Persamaan
(1.18) dapat ditulis seperti Persamaan (1.24) tapi untuk perpindahan kalor
dalam silinder.
T2 T3
T3 T4
T1 T2
(r2 r1)/(kAALM,A)
(r3 r2)/(kBALM,B)
(r4 r3)/(kCALM,C)

q=

(1.25)

Persamaan (1.25) disusun ulang dan ditulis untuk masing-masing lapisan:

(1.26)

T1 T2 = q

r2 r1
kAALM,A

T2 T3 = q

r3 r2
kBALM,B

(1.27)

r4 r3
kCALM,C

(1.28)

T3 T4 = q

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 11

Persamaan (1.26), (1.27) dan (1.28) dijumlahkan menjadi:

T 1 T 4 =q

r 2r 1
r r
r r
+ 3 2 + 4 3
k A A LM , A k A A LM ,B k A A LM , C

(1.29)

q=

atau
(1.30)

T 1T 4
r 2r 1
r 3r 2
r 4 r 3
+
+
k A A LM , A k A A LM , B k A A LM ,C

q=

T 1T 4
R A + R B+ R C

(1.31)

Tahanan total seperti sebelumnya merupakan jumlah dari tahanan masingmasing.


Contoh 1.4 Kalor tidak termanfaatkan pada pipa yang diinsulasi
Tube yang terbuat dari stainlees steel (B) memiliki konduktivitas termal
21,63 W/m.K,diameter dalamnya 0,0254 m dan diameter luarnya 0,0508 m.
Tube diinsulasi dengan asbes (A) setebal 0,0254 m dengan konduktivitas
termal 0,2423 W/m.K. Suhu pada permukaan dalam tube 811 K dan suhu
permukaan luar asbes 310,8 K. Hitung kalor dipindahkan untuk pipa
sepanjang 0,305 m dan hitung suhu pada lapisan antar muka logaminsulasi.

Penyelesaian:
r1

0,0254
0,0127
2
m

r2

0,0508
0,0254
2
m

r3 = r2 + tebal ins = 0,0508 m


kB = 0,2423 W/m.K
kA = 21,63 W/m.K
r1 = 0,0127 m
r2 = 0,0254 m
T2 = ?
r3 = 0,0508 m
T3 = 310 K
L = 0,305 m
Lapisan B
Lapisanr1A

q=?

r2
r3
T1 = 811 K

A1 = 2r1L = 2(3,14)(0,0127)(0,305) = 0,0243 m 2


A2 = 2r2L = 2(3,14)(0,0254)(0,305) = 0,0487 m 2
A3 = 2r3L = 2(3,14)(0,0508)(0,305) = 0,0974 m 2

ALM,B

A2 A1
= ln(A2 / A1) = 0,0351 m2

NA Teknik Kimia UNJANI

12 1

Perpindahan Panas Bagian 01

A3 A2
ALM,A = ln(A3 / A2) = 0,0703 m2
r2 r1
0,0254
0,0127

kA
21,63(0,0351
)
RB = B LM,B
= 0,0167 K/W
r3 r2
0,0508
0,0254

kBALM,A 0,2423
(0,0703
)
RA =
= 1,491 K/W
T3 T1
811 310,8

R
0,0167
1,491 = 311,7 W
A
B
q=

Kalor yang dipindahkan melalui dinding, q = 311,7 W


Suhu antar muka, T2 dihitung seperti berikut:
T1 T2
q = RA

T2 = T1 q RB T2 = 811 311,7 (0,0167) = 805,5 K

1.1.6 Konduksi pada Bidang Datar Paralel


Misalkan bidang datar yang terbuat dari dua bahan berbeda, terpasang
secara paralel dan kalor mengalir tegak lurus melalui kedua bidang
tersebut. Maka total kalor yang mengalir sama dengan jumlah kalor yang
mengalir melalui masing-masing bidang. Persamaan Fourier ditulis:
kAAA
kA
(T1 T2) B B (T3 T4)

x
xB
A
q =q +q =
T

(1.32)

Sebagai contoh kasus ini adalah dinding tungku yang terbuat dari
batu bata (A) yang diperkuat dengan logam (B) yang dipasang paralel
dengan batu bata. Luas permukaan perpindahan pada logam biasanya lebih
kecil dari batu bata, tapi konduktivitas termal logam bisa beberapa ratus
kali konduktivitas termal batu batasehingga laju perpindahan kalor pada
logam tidak dapat diabaikan. Contoh lainnyaadalah metoda peningkatan
konduksi kalor untuk pendinginan daging pada suhu rendah. Paku-paku
logam dipasang agar aliran kalor dari dalam daging menjadilebih cepat.
Jika perbedaan konduktivitas termal material yang terpasang paralel
cukup besar, dapat terjadi perpindahan kalor dua dimensi sehingga akan
terjadi kesalahan pada penggunaan Persamaan (1.32).

1.2 Perpindahan Kalor Secara Konveksi


Kita sudah mengetahui bahwa suatu permukaan panas akan cepat
dingin jika dihembus udara yang lebih dingin. Jika fluida di luar padatan
mengalami konveksi, perpindahan kalor dari padatan ke fluida atau
sebaliknya dapat dinyatakan dengan persamaan:

q=h A (T w T f )
(1.33)

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

q
A
Tw
Tf
h

:
:
:
:
:

1 13

laju perpindahan kalor, Watt


luas permukaan perpindahan kalor, m2
suhu permukaan padatan, K
suhu fluida, K
koefisien konveksi, W/m2.K

Koefisien konveksi merupakan fungsi dari: geometri sistem, sifat-sifat


fisik fluida, kecepatan alir fluida dan selisih suhu antara permukaan padatan
dengan fluida. Koefisien konveksi untuk beberapa kasus, dapat diperkirakan
menggunakan persamaan empirik. Jika fluida mengalir pada suatu
permukaan padatan, akan terbentuk lapisan tipisfluida(tidak kasat mata)
pada permukaan padatan, yang akan menghasilkan tahanan (terbesar)
terhadap perpindahan kalor, yang ditulis sebagai h film. Persamaanpersamaan empirik untuk memperkirakan koefisien konveksi dapat
dipelajari dalam Geankoplis. Koefisien konveksi untuk berbagai mekanisme
diperlihatkan pada Tabel 1.2
Tabel 1.2 Perkiraan beberapa nilai koefisien konveksi
Mekanisme konveksi

Kondensasi kukus
Kondensasi bahan organik
Cairan mendidih
Air bergerak
Hidrokarbon bergerak
Udara distilasi
Udara bergerak

Rentang nilai h
Btu/h.ft2.oF
1.000 5.000
200 500
300 5.000
50 3.000
10 300
0,5 4
2 10

W/m2.K
5.700
28.000
1.100 2.800
1.700
28.000
280
17.000
55 1.700
2,8 23
11,3 55

Persamaan empirik untuk menentukan h dapat dilihat di (Geankoplis).

1.3 Gabungan Konveksi dengan Konduksi


Beberapa proses nyata,suhu lapisan antar mukanya tidak dapat
diketahui (diukur), biasanya yang diketahui adalah suhu fluida di sekitarnya.
Perhatikan bidang datar seperti pada Gambar 1.10a. Fluida yang lebih
panas memiliki suhu T1 pada bagian dalam dan suhu fluida yang lebih dingin
T4 pada bagian luar. Koefisien konveksi di permukaan luar, h o W/m2.K dan hi
koefisien konveksi di permukaan dalam.

NA Teknik Kimia UNJANI

14 1

Perpindahan Panas Bagian 01

Gambar 1.10 Aliran kalor dengan permukaan konveksi, (a) pada bidang
datar, (b) pada silinder

Pada keadaan tunak, laju perpindahan kalor secara konveksi sama dengan
laju perpindahan kalor secara konduksi. Gabungan Persamaan (1.8) dengan
Persamaan (1.33) menghasilkan:

q=hi ( T 1 T 2 ) =

kA
B
T 1T 2 ) =
(
( T T 3 )=ho ( T 3T 4 )
xA
xB 2

(1.34)

Seperti pada penurunan Persamaan (1.24) dan (1.31), untuk bidang datar
diperoleh:

q
q
dan untuk silinder:

1
hiA

1
hiA

T1 T4
T T4
1
x
1
k AhA
R
A

(1.35)

T1 T4
x
k A A LM

1
hoA

T1 T4
R

(1.36)

Perpindahan kalor gabungan konduksi dan konveksi sering kali


dinyatakan menggunakan koefisen perpindahan kalor keseluruhan U seperti
berikut:
q = U A Tkeseluruhan
(1.37)

1
Tkeseluruhan = T1 T4

1
hiA

dan U =

x
kAA

1
h oA

(1.38)

Penerapan perpindahan kalor dari fluida di luar silinder melalui


dinding logam kemudian ke fluida di dalam silinder, yang penting adalah
pada alat penukar kalor.Koefisien perpindahan kalor keseluruhan dapat
ditentukan menggunakan prosedur yang sama dan diperoleh:

q=

T 1T 4
T T 4
= 1
1
r
1
R
+
+
hi Ai k A A LM ho Ao

(1.39)

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 15

Ai adalah luas permukaan perpindahan kalor di bagian dalam pipa, Ao adalah


luas permukaan perpindahan kalor di bagian luar pipa dan ALMadalah luas
permukaan rata-rata logaritmik pada dinding pipa. Koefisien perpindahan
kalor keseluruhan untuk silinder dapat didasarkan kepada luas permukaan
bagian dalam Ai maupun luas permukaan bagian luar A o.
T1 T4
q = Ui Ai (T1 T4) = Uo Ao (Ti T4) = R
(1.40)

Ui

1
Air
1
hi kAALM

A
h Ai
o o

Uo

1
Ao
hiAi

Aor
kAALM

h1

(1.41)

Contoh 1.5 Kalor tak termanfaatkan karena konveksi dan konduksi serta U
Kukus jenuh pada 130,6 oC dialirkan dalam pipa baja berdiameter dalam
2,093cm dan diameter luar 2,667 cm. Pipa diinsulasi setebal 3,810 cm.
Koefisien konveksi di permukaan dalam pipa h i = 5678,3 W/m2.K dan
koefisien konveksi di permukaan luar insulasi h o = 11,36 W/m2.K
Konduktivitas termal logam rata-rata 45 W/m.K dan konduktivitas termal
insulasi 0,064 W/m.K (0,037 btu/h.ft2.oF). Suhu udara sekitar luar 29,7 oC.
a. Hitung kalor tak termanfaatkan tiap 0,305 m (1 ft) pipa
b. Ulangi perhitungan menggunakan U i (luas permukaan dalam)
Penyelesaian:
ri = 1,0465 cm

r = 1,3335 cm

ro

3,810 = 5,1435 cm
Ai = 2 ri L = 2 (1,0465 10-2)(0,305) = 0,0200 m2
A = 2 r L = 2 (1,3335 10-2)(0,305) = 0,0255 m2
Ao = 2 ro L = 2 (5,1435 10-2)(0,305) =0,0985 m2

ALM,L
ALM,A

A Ai
0,0255
0,0200

/ 0,0200
) = 0,0227 m2
= ln(A / Ai) ln(0,0255
Ao A
0,0985
0,0255

ln(
A
/
A
)
ln(
0
,
0985
/ 0,0255
) = 0,0541 m2
o
=

1
1

,3(0,020
) = 0,0088 K/W
Ri = hiAi 5678
r
0,013335
0,01046
)

kA
45(0,0227
)
RL = L LM,L
= 0,0028 K/W
r
0,0381

kA
0,064
(0,0541
)
RA = L LM,L
= 11,0121 K/W

NA Teknik Kimia UNJANI

1,3335

16 1

Perpindahan Panas Bagian 01

1
1

(0,0985
) = 0,8938 K/W
Ro = hoAo 11,3566

R = Ri + RL + RA + Ro = 0,0088 + 0,0028 + 11,0121 + 0,8938 =


11,9175 K/W

Ti To 130,6 29,7

11,9175 = 8,4665 W
q = R

1.4 Tebal Insulasi Kritis


Perhatikan sebuah silinder yang memiliki berdiameter r1 dan
panjangnya L yang diinsulasi seperti pada Gambar 1.11. Silinder memiliki
konduktivitas termal yang besar. Suhu pada radius r 1 adalah T1, suhu
permukaan luar insulasi T2 dan suhu fluida di luar T o. Konduktivitas termal
insulasi adalah k.
Laju perpindahan kalor yang melewati silinder dan insulasi pada
keadaan tunak sama dengan laju perpindahan kalor secara konveksi pada
permukaan insulasi.
q = ho (T2 To)

(1.42)
insulasi

Gambar 1.11 Radius kritis pada pipa silinder

Jika insulasi dipertebal, luas permukaan terluar menjadi A = 2 r2 L, tetapi


T2 turun. Kalor yang mengalir q, tidak jelas apakah bertambah atau
berkurang. Hal ini dapat dipastikan dengan memodifikasi Persamaan (1.38)
menjadi:
q

2L(T1 To)
ln(r2 / r1)
1

k
r2ho

(1.43)

Pengaruh tebal insulasi terhadap q diperoleh dengan cara menurunkan q


terhadap r2, kemudian turunannya dibuat nol.
dq 2L(T1 To)[1/(kr2) 1/(r22ho)]

dr2
{ln(r2 / r1)}/ k 1/(r2ho)2

diperoleh:

r2,kritis= k/ho

=0

(1.44)
(1.45)

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 17

Radius kritis r2 adalah radius saat laju perpindahan kalor maksimum. Jika r 2
lebih kecil dari r2 kritis, maka penambahan tebal insulasi sampai r 2 kritis
akan memperbesar q. Jika r2 lebih besar dari r kritis, maka penambahan
tebal insulasi akan memperkecil q.
Contoh 1.6: Insulasi kawat listrik dan radius insulasi kritis
Seutas kawat berdiameter 1,5 mm dan diinsulasi dengan plastik setebal 2,5
mm berada di udara yang bersuhu 300 K. Konduktivitas termal Insulasi 0,4
W/m.K dan ho = 20 W/m2.K. Anggap bahwa suhu permukaan kawat tetap
400 K dan tidak dipengaruhi oleh insulasi.
a. Hitung radius insulasi kritis,
b. Hitung kalor yang hilang tiap m kawat tanpa insulasi
c. Ulangi (b) untuk insulasi yang terpasang.
Penyelesaian:

r2,krit
(a)

k
0,4

ho
20 = 0,02 m = 20 mm

1,5
(b) r1 = 2(1000 ) = 0,75 10-3 m
A1 = 2 r1 L = 2 (3,14) (0,75 10-3)(1) = 0,0047 m2
q = ho A (T2 To) = 20 (0,00471) (400 300) = 9,42 W
(c) r2 = (0,75 + 2,5 ) 10-3 m
A2 = 2 r2 L = 2 (3,14) (3,25 10-3)(1) = 0,0204 m2
A 2 A1
0,0204 0,0047

ALM = ln( A 2 / A1 ) ln( 0,0204 / 0,0047 ) = 0,0107 m2


x
1
0,0025
1

R = kA LM h o A 2 0,4(0,0107 ) 20(0,0204 ) = 3,033

T 400 300

R
3,033 = 32,96 W
q=
Terbukti: Pemasangan insulasi kurang dari tebal insulasi kritis,
memperbesar kalor yang hilang.

1.5Suhu Rata-Rata Logaritmik


Persamaan (1.41) hanya dapat digunakan jika penurunan suhu (T 1 To)
konsatan pada setiap bagian permukaan pemanasan. Fluida yang
dipanaskan sepanjang penukar kalor, pada kenyataannya mengalami
penurunan atau kenaikan suhu, sehingga T bervariasi terhadap posisi dan
harus digunakan selisih suhu rata-rata, Tm.
Q = Ui Ai (T1 To) = Uo Ao (T1 To) = U A T
(1.46)

NA Teknik Kimia UNJANI

18 1

Perpindahan Panas Bagian 01

Fluida panas yang mengalami pendinginan dalam penukar kalor, masuk


pada T1 dan keluar pada T2. Fluida dingin yang mengalir berlawanan arah
di pipa luar maupun yang searah mengalami pemanasan dari T 2 sampai T1
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.12a dan 1.12b.
q = U A TLM
(1.47)

Jarak
(a)

Jarak
(b)

Gambar 1.12 Profil suhu pada HE, untuk sekali lewat: (a) aliran berlawanan, (b)
aliran searah

TLM adalah selisih suhu rata-rata logaritmik yang berlaku baik untuk aliran
searah maupun berlawanan arah:
TLM

T1 T2
ln(T1 / T2)

(1.48)

Penurunan Persamaan (1.48) dapat dilihat di buku Transport Phenomena


and Unit Operation (C.J. Geankoplis).Persaamaan (1.48) juga berlaku jika
terjadi pengembunan yang akan menghasilkan T 1 = T2.
Contoh 1.7: Area perpindahan kalor dan TLM
Suatu hidrokarbon yang memiliki c pm = 2,3 kJ/kg.K didinginkan dalam
penukar kalor dari 372 K menjadi 350 K. Hidrokarbon tersebut mengalir di
bagian dalam pipa dengan laju alir massa3630 kg/jam. Air pendingin
mengalir di bagian luar pipa dengan laju alir massa 1450 kg/jam dan masuk
pada suhu 289 K.
a. Tentukan suhu air keluar dan luas permukaan perpindahan kalor, jika U i
= 340 W/m.K dan arah aliran berlawanan
b. Ulangi (a) untuk aliran searah.
Asumsi: cpm air = 4,187 kJ/kg.K
Air masuk pada: T2 = 289 K, keluar pada: T1.
HC masuk pada: T1 = 372 K, keluar pada: T2 = 350 K
Kalor yang diberikan HC:
q = mcp T = 3630 (2,3)(372 350) = 185.400 kJ/jam
q = m cpT = 1.450 (4,187)(T1 289) = 185.400 kJ/jam ( 51.490 W )

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 19

T1 = 319,1 K
T2 = T2 T2 = 349,7 288,6 = 61,1 K
T1 = T1 T1 = 371,9 319,1 = 52,8 K
T2 T1
= ln(T2 / T1) = 56,9 K

TLM
q = Ui AiTLM= 340 (Ai) (56,5)

Ai = 2,66 m2

Jawaban (b):
T1 = 319,1 K
Berdasarkan Gambar 1.12b.
T2 = 371,9 288,6 = 83,3 K
T1 = 349,7 319,1 = 30,6 K
83,3 30,6
TLM
ln(83,3/ 30,6) = 52,7 K
Substitusi TLM ke Persamaan (1.89) diperoleh Ai = 2,87 m2
Tampak bahwa area untuk aliran searah lebih besar dari untuk aliran
berlawanan. Hal ini terjadi karena pada aliran berlawanan menghasilkan
selisih suhu yang lebih besar.

1.6

Perpindahan Kalor secara Radiasi

Kita telah mempelajari perpindahan kalor secara konduksi dan


konveksi pada sub-bab sebelumnya. Konduksi berlangsung dengan
memindahkan kalor dari bagian suatu benda ke bagian lain dan bahan yang
bersentuhan akan terpanasi. Konveksi berlangsung karena adanya
pencampuran bahan. Radiasi berlangsung karena rambatan gelombang
elektromagnetik.
Radiasi termal adalah salah satu radiasi elektromagnetik seperti
halnya sinar X, gelombang cahaya, sinar gama dan seterusnya, hanya
berbeda panjang gelombangnya saja. Kesemuanya mengikuti aturan yang
sama yaitu alur perpindahannya lurus dan dapat ditransmisikan melalui
suatu media maupun ruang vakum. Radiasi merupakan cara perpindahan
kalor yang penting, terutama jika selisih suhunya tinggi seperti pada tungku
yang dilengkapi tube-tube pendidih, pengering radiasi, oven untuk
membakar kue dan sebagainya. Radiasi biasanya disertai juga oleh konveksi
dan konduksi.Radiasi berlangsung melalui tiga tahap nyata:
1. Energi termal sumber yang panas, seperti dinding tungku pada T 1
dikonversi menjadi energi gelomgang elektromagnetik
2. Gelombang berpindah melalui ruang antara mengikuti alur garis lurus
dan menumbuk benda dingin pada T 2 seperti tabung-tabung dalam
tungku yang mengandung fluida cair yang akan dipanaskan.
3. Gelombang elektromagnetik yang menumbuk benda, diserap oleh benda
tersebut dan dikonversi kembali menjadi energi termal atau kalor.
1.12.1

Absorpsivitas dan Sifat Benda Hitam

NA Teknik Kimia UNJANI

20 1

Perpindahan Panas Bagian 01

Jika radiasi termal (sepeti gelombang cahaya) mengenai suatu benda,


sebagian diserap oleh benda tersebut dalam bentuk kalor, sebagian
dipantulkan ke ruangan dan sebagaian lagi ditransmisikan melalui benda
yang terkena radiasi. Benda-benda yang mengalami radiasi dalam industri
biasanya tidak tembus cahaya (opaque) dan untuk benda opaque:
+=1
(1.49)

: absorpsivitas (fraksi yang diserap)


: refleksivitas (fraksi yang dipantulkan)
Benda hitam didefinisikan sebagai benda yang menyerap seluruh
energi radiasi tanpa ada yang dipantulkan. Jadi = 1 dan = 0. Benda
hitam dalam kenyataannya tidak ada yang sempurna, tetapi sebagai
pendekatan sebuah benda yang memiliki lubang kecil seperti pada Gambar
1.23, dapat dianggap sebagai benda hitam sempurna.

loban
g
Gambar 1.13 Konsep benda hitam sempurna

Salah satu contoh benda hitam berongga adalah batu arang. Radiasi
yang masuk lobang akan mengenai dinding, sebagian diserap dinding dan
sebagian dipantulkan ke semua arah. Sinar yang dipantulkan mengenai
dinding lagi, diserap sebagian dan dipantulkan sebagian, begitu seterusnya
sehingga energi yang masuk, seluruhnya diabsorpsi dan permukaan rongga
bertindak seperti benda hitam sempurna. Permukaan dinding dalam yang
kasar memantulkan sinar menyebar ke segala arah, tidak seperti cermin
yang memantulkan sinar ke arah dengan sudut tertentu.
Suatu benda hitam, seperti yang telah dinyatakan sebelumnya,
menyerap seluruh energi radiasi yang mengenainya dan tidak ada yang
dipantulkan. Benda yang menyerupai benda hitam,memancarkan
radiasiyang bergantung kepada suhunyatapi tidak seluruhnya dipantulkan.
Nisbah daya emisi radiasi pada permukaan terhadap benda hitam disebut
emisivitas () dan emisivitas benda hitam adalah satu. Hukum Kirchhof
menyatakan bahwa pada suhu yang sama T1, 1 sama dengan 1.

1 = 1

(1.50)

1.12.2 Radiasi dari Benda dan Emisivitas

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 21

Persamaan dasar perpindahan kalor secara radiasi dari benda hitam sempurna dengan
emisivitas 1, adalah:
q = A T4
(1.51)

q
A

: kalor yang dipindahkan, W


: luas permukaan perpindahan kalor, m2
: konstanta = 5,676 10-8 W/m2.K4
: suhu permukaan benda hitam

Benda yang bukan benda hitam memiliki emisivitas < 1 dan disebut benda abu-abu,
daya emisinya berkurang dengan , sehingga:
q = A T4
(1.52)

Emisivitas dan absorsivitas suatu benda pada suhu yang sama adalah sama sehingga
emisivitas dan absorpsivitas permukaan logam kurang halus dan permukaan yang mengalami
oksidasi adalah rendah. Contoh emisivitas beberapa jenis permukaan diperlihatkan pada Tabel
1.9. Kebanyakan bahan-bahan bukan logam memiliki emisivitas yang besar. Data yang lainnya
diberikan pada Apendiks A.3 Geankoplis.
Tabel 1.9 Emisivitas berbagai contoh permukaan

Permukaan
Alumunium poles
Besi poles
Besi oksidasi
Tembvaga poles
Papan asbes
Minyak cat, semua warna
Air

T(K)

Emisivitas

500
800
450
373
353
296
373
273

0,039
0,057
0,052
0,74
0,018
0,96
0,92 0,96
0,95

1.6.1 Radiasi dari Lingkungan ke Benda Kecil


Jika kita memiliki benda abu-abu kecil dengan luas A m 2 pada suhu T1
pada ruang yang besar pada suhu tinggi T 2, akan berlangsung radiasi neto
ke arah benda kecil tadi. Benda memancarkan sejumlah radiasi ke ruangan
berdasarkan Persamaan (1.139) yaitu A11 T14. Emisivitas 1 diambil pada
T1. Benda kecil juga menyerap energi dari lingkungan pada T 2 sebesar A112
T24. Absorpsivitas radiasi dari lingkungan pada T 2, 12 = 1. Nilai 12
mendekati nilai emisivitas benda tersebut pada T 2. Laju absorpsi kalor neto
dinyatakan oleh persamaan Stefan-Boltzmann:
q = A11 T14 A112 T24 = A1 (1 T14 12T24)
(1.53)

Persamaan
(1.53)
untuk
keperluan
teknik
disederhanakan
menggunakan emisivitas benda kecil pada suhu T 2:
q = A1 (T14 T24)
(1.54)

NA Teknik Kimia UNJANI

22 1

Perpindahan Panas Bagian 01

Contoh 1.8 Radiasi ke tube logam


Sebuah tube kecil yang terbuat dari logam-dioksidasi memiliki diameter luar
0,0254 m dan panjangnya 0,61 m, berada dalam ruang sebuah tungku
dengan dinding bata tahan api.Suhu permukaan luar tabung 588 K dansuhu
udara dalam tungku 1088 K. Emisivitas logam pada 1088 K adalah 0,6 dan
pada 588 K adalah 0,46. Hitung radiasi kalor ke permukaan tabung.
Penyelesaian:
Ukuran tungku jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran tabung.
Lingkungan bersifat
abu-abu, tapi dari sisi benda kecil dapat
dianggap benda hitam sehingga dapat digunakan Persamaan (1.54).
A1 = D L = 3,14 (0,0254) (0,61) = 0,0487 m2
q = A1 (T14 T24) = 0,0487 (0,6) (5,676 10-8) (5884 10884) =
-2130 W
Contoh lain yang merupakan benda kecil dalam ruang tertutup yang
terjadi dalam industri proses adalah pemanasan roti dalam oven dengan
pemanas radiasi dari seluruh dindingnya, pendinginan sepotong daging atau
makanan dalam lemari pendingin dan sebagainya.
1.6.2 Perpindahan Kalor Gabungan Radiasi dan Konveksi
Bila terjadi perpindahan kalor secara radiasi dari suatu permukaan,
biasanya disertai dengan konveksi kecuali permukaan berada pada ruang
vakum. Jika permukaan yang memancarkan radiasi berada pada suhu
seragam, kita dapat menghitung perpindahan kalor untuk konveksi alamiah
ataupun konveksi paksa menggunakan metoda yang telah diuraikan
sebelumnya. Perpindahan kalor secara radiasi dihitung menggunakan
persamaan Stefan-Boltzmann dan total kalor yang dipindahkan merupakan
penjumlahan konveksi dan radiasi.
Konveksi kalor dan koefisienkonveksi seperti yang diahas sebelumnya
adalah:
qkonv = hc A1 (T1 T2)
(1.59)

qkonv
hc
T1
T2

:
:
:
:

laju perpindahan kalor secara konveksi, W


koefisien konveksi alamiah ataupun paksa, W/m2.K
suhu permukaan, K
suhu udara atau ruang tertutup

Koefisien radiasi hr dalam W/m2.K dapat didefinisikan sebagai berikut:


qrad = hr A1 (T1 T2)
(1.56)

Total kalor yang dipindahkan:

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 23

q = qkonv + qrad = (hc + hr) A1(T1 T2)


(1.57)

Nilai hr dapat diperoleh dengan mempersamakan Persamaan (1.54) dengan


(1.56):
hr

(T / 100
(T14 T24)
)4 (T2 / 100
)4
(5,767
) 1

T1 T2
T1 T2

(1.58)

Persamaan (1.58) dapat dinyatakan dalam grafik seperti pada Gambar 1.14
dengan = 1. Nilai dari grafik tersebut jika akan digunakan untuk
menentukan nilai hr, harus dikalikan dengan .

Suhu permukaan
lain

Suhu salah satu permukaan


(oF)
Gambar 1.14Koefisien radiasi hrsebagai fungsi suhu. Untuk
konversi dari satuan Inggris ke SI, dikalikan 5,6783. (Perry
dkk., Chem. Eng. Handbook)

Contoh 1.9 Gabungan konveksi dengan radiasi dari tube


Hitung kembali Contoh 1.23 untuk gabungan radiasi dengan konveksi
alamiah ke tube0,0254 m yang dipasang horizontal.
Penyelesaian:
Atube = (0,0254)(0,61) = 0,0487 m2
Untuk konveksi alamiah pada tube horizontal:
0,25
588
1088
T

hc = 1,32 D
= 1,32 0,0254
Persamaan (1.58) dengan = 0,6

NA Teknik Kimia UNJANI

0,25

= 15,64 W/m2.K

24 1

Perpindahan Panas Bagian 01

hr = (0,6)(5,676)
Persamaan (1.57):

(1088
/ 100
)4 (588/ 100
)4

1088
588

= 87,3 W/m2.K

q = (hc + hr) A1(T1 T2) = (15,64 + 87,3) (0,0487)(588 1088) =


-2057 W.
Laju perpindahan kalor dengan meggunakan kombinasi radiasi dengan
konveksi (-2507 W) lebih tinggi dibandingkan dengan hanya radiasi (-2130
W).

1.7 Alat Penukar Kalor

Perpindahan kalor antara dua fluida yang terjadi di industri kimia,


umumnya dilangsungkan dalam penukar kalor (heat exchanger). Kalor
berpindah dari fluida lebih panas ke dinding atau permukaan tube secara
konveksi, pindah pada dinding pipa secara konduksi dan dari dinding pipa ke
fluida lebih dingin secara konveksi. Prosedur perhitungan untuk kesemua
tahapan tadi sudah dibahas dalam sub-bab sebelumnya. Pembahasan
sekarang adalah tentang jenis peralatan yang digunakan dan analisis
pertukaran termalsecara keseluruhan.
1.7.1 Penukar Kalor Pipa Ganda
Penukar kalor paling sederhana adalah pipa ganda atau penukar kalor
pipa konsentris seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.15. Salah satu
fluida mengalir dalam pipa dan fluida lain mengalir dalam ruang anulus di
antara kedua pipa. Aliran kedua fluida tersebut dapat searah maupun
berlawanan arah. Penukar kalor jenis ini dapat berupa sepasang pipa
panjang dengan fitting dikedua ujungnya maupun terdiri dari sejumlah
pasangan pipa yang disambung secara seri. Penukar kelor jenis ini hanya
cocok untuk laju alir yang kecil.
fluida lebih dingin masuk

fluida lebih panas keluar

Gambar 1.15 Penukar kalor pipa ganda

fluida lebih panas masuk

fluida lebih dingin keluar

1.7.2 Penukar Kalor Cangkang dan Buluh


Penukar kalor cangkang dan buluh (shell and tube) adalah jenis
penukar kalor yang paling penting di industri proses, digunakan jika laju alir
fluida lebih besar. Sejumlah buluh dipasang parallel dalam sebuah cangkang
(shell). Salah satu fluida mengalir melalui buluh-buluh tersebut dan fluida

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 25

lain mengalir di dalam cangkang. Penukar kalor cangkang dan buluh yang
paling sederhana diperlihatkan pada Gambar 1.16 dengan aliran dalam tube
maupun dalam cangkang, satu kali lewat. Beberapa penyekat (baffle)
dipasang dalam cangkang untuk merubah arah aliran menjadi menyilang
sehingga turbulensi meningkat dan koefisien perpindahan kalor juga
meningkat.
Gambar 1.16b adalah skema penukar kalor 12, artinya aliran dalam
cangkang satu kali lewat dan aliran dalam pipa dua kali lewat. Aliran fluida
dingin pertama dalam tube bertemu dengan aliran panas dalam cangkang
yang berlawanan arah sedangkan aliran fluida dingin kedua bertemu
dangan aliran fluida panas yang searah. Jenis penukar kalor lainnya adalah
dua kali aliran dalam cangkang dan empat kali aliran dalam tube.

Gambar 1.16. Penukar kalor cangkang dan buluh

1.7.3 Faktor Koreksi Suhu Rata-Rata Logaritmik


Fluida lebih panas dan fluida lebih dingin dalam penukar kalor, baik
searah maupun berlawanan arah, menghasilkan selisih suhu yang bervariasi
fluidalewat buluh keluar
terhadap jarak sehingga harus digunakan selisih suhu rata-rata logaritmik.
T T
fluidalewat cangkang
fluidalewat
keluar
TLM buluh1masuk 2
ln(T1 / T2)
fluidalewatJika
cangkang
masuk
aliran

(1.48)

dalam penukar kalor lebih dari satu kali lewat (multiple


pass),
perhitungan
selisih
suhu
rata-rata
harus
menggunakan
persamaanlain,yang bergantung kepada berapa pass aliran di cangkang dan
di buluh. Aliran fluida lebih dingin pertama dalam tube, pada penukar kalor
12cangkang dan buluh, berlawanan arah dengan aliran fluida lebih panas
sedangkan aliran lebih dingin kedua searah dengan aliran fluida lebih

NA Teknik Kimia UNJANI

26 1

Perpindahan Panas Bagian 01

panas.Suhu rata-rata logaritmiknya apakah untuk yang berlawanan arah


atau yang searah? Keduanya tidak bisa dipakai.
Selisih suhu rata-rata logaritmik perlu dikoreksi dengan suatu faktor
yang jika dikalikan menghasilkan selisih suhu yang benar. Faktor koreksi
suhu rata-rata dihitung dengan menghitung terlebih dahulu dua besaran R
dan S seperti pada persamaan (1.17a) dan (1.17b). Faktor koreksinya dibaca
pada Gambar 1.18 a dan b.

Tpm Tpk
Tpm
Tpk
Tdk
Tdm

:
:
:
:

suhu
suhu
suhu
suhu

aliran
aliran
aliran
aliran

lebih
lebih
lebih
lebih

T T
R = dk dm
dingin, masuk
dingin, keluar
dingin, keluar
dingin, masuk

S=

Tdk Tdi
Tpm Tdi

(1.59)

Gambar 1.17 Faktor koreksi suhu rata-rata logaritmik


a. untuk 1-2 shell and tube HE, b. Untuk 2-4 shell and tube HE

Pemilihan jenis penukar kalor direkomendasikan yang menghasilkan


faktor koreksi suhu FT 0,75. Jika FT< 0,75, maka harus dipilih kembali jenis
penukar kalornya. Selisih suhu rata-rata logaritmiknya dihitung berdasarkan
Gambar 1.12:
TLM

(Tpm Tdk) (Tpk Tdm)


ln[(Tpm Tdk)/(Tpk Tdm)]

(1.60)

Tm = FTTLM

(b) cangkang dan buluh 1-2

(1.61)

Contoh 1.10 Faktor koreksi suhu untuk penukar kalor


Penukar kalor cangkang dan buluh 1-2 digunakan untuk memanaskan air
dengan laju
alirbuluh
2,52
dari
21,1 oC menjadi 54,4 oC. Pemanas panas
fluidalewat
cangkang
masuk
fluidalewat
keluarkg/s,
berupa air bertekanan yang masuk pada 115,6 oC dan keluar pada 48,9 oC.
Luas permukaan pemindah kalor pada tube, A o = 9,3 m2. Kapasitas kalor air
lebih dingin = 4187 J/kg.K
(a) single
pass
Hitung selisih suhu rata-rata, Tm dan koefisien perpindahan
kalor
keseluruhan Uo
Hitung Tm jika digunakan penukar kalor cangkang dan buluh 24.
fluidalewat cangkang
keluar buluh masuk
fluidalewat

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 27

Penyelesaian:
Tpm = 115,6 oC

Tpk = 48,9 oC

Tdm = 21,1 oC

Tdk =

54,4 oC

TLM

(115,6 54,4) (48,9 21,1)


ln[(115,6 54,4)/(48,9 21,1)] = 42,3 oC = 42,3 K

Tpm Tpk
Z = Tdk Tdm

Tdk Tdi
115,6 48,9
54,4 21,1
T T
,6 21,1 = 0,352
= 54,4 21,1 = 2,0 Y = pm di = 115

Dari Gambar 1.18 untuk Z = 2,0 dan Y = 0,352 diperoleh F T 0,74


( FT = 0,74 sebetulnya kurang baik )
Tm = FTTLM = 0,74 (42,3) = 31,3 K
Kalor yang diberikan air lebih dingin:
q = m cp (Tdk Tdm) = 2,52 (4187)(54,4 -21,1) = 348.200 W
q
348 .200
Uo = A o Tm = 9,3(31,3) = 1.196 W/m2.K
(b) Untuk penukar kalor cangkang dan buluh 2-4 dengan Z = 2,0 dan Y
= 0,352 diperoleh FT 0,94
Tm = 9,94 (42,3) = 39,8 oC.
Dengan suhu masuk dan keluar yang sama, penukar kalor cangkang
dan buluh 24 menghasilkan selisih suhu lebih besar dari penukar
kalor cangkang dan buluh 1-2.
1.7.4 Keefektifan Penukar Kalor
Perhitungan laju perpindahan kalor menggunakan selisih suhu ratarata logaritmik yang dapat dihitung jika suhukeluar sudah diketahui atau
dapat dihitung menggunakan neraca kalor. Luas permukaan selanjutnya
dapat dihitung jika nilai U telah diketahui. Jika suhu kedua aliran keluar tidak
diketahui harus digunakan prosedur iteratif yang seringkali membosankan.
Cara yang dapat ditempuh adalah menggunakan efektivitas penukar kalor
yang tidak memerlukan suhu aliran keluar dari penukar kalor.
Efektivitas penukar kalor didefinisikan sebagai rasio laju perpindahan
kalor aktual terhadap laju perpindahan kalor maksimum yang mungkin jika
digunakan luas permukaan perpindahan kalor tak berhingga. Profil suhu
untuk aliran berlawanan diperlihatkan pada Gambar 1.12a.
Neraca kalor untuk aliran fluida lebih panas (P) dan lebih dingin (D):
q = (m cp)P (Tpm Tpk) = (m cp)D (Tdk Tdm)
(1.62)

Didefinisikan: (m cp)P = CP dan (m cp)D = CD sehingga:

NA Teknik Kimia UNJANI

28 1

Perpindahan Panas Bagian 01

q = CP (Tpm Tpk) = CD (Tdk Tdm)


(1.63)

Jika pada Gambar 1.12 CP> CD dan fluida lebih dingin mengalami perubahan
temperatur lebih besar dari pada perubahan temperatur fluida lebih panas,
maka CD sebagai Cmin.
CP(Tpm Tpk) Cmaks(Tpm Tpk)

CD(Tdk Tdm) Cmin(Tdk Tdm)


(1.64)

Jika luas permukaan perpindahan kalor tak berhingga, maka T dk = Tpm dan
faktor efektivitas menjadi:
CP(Tpm Tpk) Cmaks(Tpm Tpk)

CD(Tpm Tdm) Cmin(Tpm Tdm)


(1.65)

Jika fluida lebih panas yang minimum:

CD(Tpm Tpk)

Cmaks(Tdk Tdm)
CP(Tpm Tdm) Cmin(Tpm Tdm)

(1.66)

Penyebut Persamaan (1.69) dan (1.70) adalah sama dan pembilangnya


menyatakan kalor yang dipindahkan aktual tetapi bukan untuk menghitung
faktor efektivitas karena Tpk pada persamaan (1.64)(1.66) tidak diketahui.
Faktor efektivitas selanjutnya dihitung menggunakan Persamaan (1.67)
untuk aliran arah dan menggunakan Persamaan (1.68) untuk aliran
berlawanan arah atau menggunakan grafik pada Gambar 1.18.
UA
C
1 min
1 exp
Cmaks
Cmin

UA
C
C
1 min
1 min exp
Cmaks Cmin
Cmaks
(1.67)

UA
C
1 min
1 exp
Cmaks
Cmin

C
1 min
Cmaks

(1.68)

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

(a)

Jumlah satuan
perpindahan
NTU
= UA/Cmin

1 29

(b)

Jumlah satuan perpindahan

NTU = UA/Cmin

Gambar 1.18 Efekttivitas penukar kalor, (a) auntuk aliran berlawanan, (b) untuk
aliran searah

Contoh 1.11 Efektivitas penukar kalor


Air pada 308 K mengalir ke dalam penukar kalor cangkang dan buluh
dengan laju 0,667 kg/s, berlawanan arah dengan fluida pemanas yang
masuk pada suhu 373 K dengan laju alir 2,85 kg/s. Kapasitas kalor fluida
pemanas cp = 1,89kJ/kg.K. Luas permukaan pemindah kalor, A = 15,0 m 2.
Koefisien perpindahan kalor keseluruhan, U = 300 W/m 2.K. Hitung laju
perpindahan kalor dan suhu air keluar.
Penyelesaian:
Suhu air keluar diasumsikan 370 K.
Suhu rata-rata air yang dipanaskan: (308 + 370)/2 = 339 K
cp air pada suhu339 K adalah 4,192 kJ/kg.K (Apendiks A.2, Geankoplis)
CP = 2,85 (1890) = 5387 W/K
CD = 0,667 (4192) = 2796 W/K Cmin
Cmin/Cmaks = 2796/5387 = 0,519
NTU = UA/Cmin = 300 (15,0)/2796 = 1,61
Dari Gambar 1.18a dengan NTU = 1,61 dan Cmin/Cmaks = 0,52diperoleh
= 0,7
q = Cmin (Tpm Tdm) = 0,71 (2796)(383 308) = 148.900 W
Persamaan (1.67):q = 148 900 = 2796 (Tdk 308)Tdk = 361,3 K
Tdk diasumsikan 370 K, hanya untuk menentukan kapasitas kalor fluida
dingin.
1.7.5 Factor Foulingdan TypicalNilai U
Permukaan pemindah kalor pada prakteknya tidaklah bersih. Berbagai
jenis endapan dapat terbentuk pada kedua sisi permukaan tube penukar
kalor. Endapan tersebut akan menambah tahanan terhadap aliran kalor dan

NA Teknik Kimia UNJANI

30 1

Perpindahan Panas Bagian 01

memperkecil koefisien perpindahan kalor keseluruhan U. Produk korosi juga


dapat terbentuk pada permukaan tube dan dapat mengakibatkan tahanan
yang besar. Jasad renik seperti alga dalam air pendingin di industri-industri
fermentatif, juga dapat menambah tahanan terhadap perpindahan kalor.
Persoalan fouling dapat diperkecil menggunakan inhibitor kimiawi yang
biasanya digunakan juga sebagai bahan untuk meminimalkan korosi,
pengendapan garam dan pertumbuhan alga. Selisih suhu yang besar dapat
mempercepat pembentukan endapan dan jika sedapat mungkin dihindari.
Pengaruh pengendapan terhadap koefisien perpindahan kalor
keseluruhan disertakan dengan menambahkan suku tahanan fouling di sisi
dalam maupun sisi luar.

Ui

1
1/ hi 1/ hdi (ro ri )/(kAALM,A) Ai /(Aoho) Ai /(Aohdo)

(1.69)

hdi : koefisien fouling di sisi dalam tube, W/m2.K


hdo : koefisien fouling di sisi luar tube, W/m2.K
Persamaan yang sama dapat diperoleh untuk Uo.
Nilai koefisien perpindahan kalor keseluruhan beberapa jenis fluida
disajikan pada Tabel 1.10. Nilai ini akan sangat berguna untuk memeriksa
hasil perancangan menggunakan metoda yang diberikan pada bab ini.Daftar
beberapa contoh koefisien foulingdiperlihatkan pada Tabel 1.11.

Tabel 1.10Typical koefisien perpindahan kalor keseluruhan

Jenis fluida

U (W/m2.K)

Air ke air
Air ke air laut
Air ke cairan organik
Air ke kukus yang mengembun
Air ke gasoline
Air ke minyak gas
Air ke minyak sayur
Minyak gas ke minyak gas
Kukus ke air mendidih
Air ke udara
Bahan organik ringan ke
ringan
Bahan organik berat ke berat

1.140 1.700
570 1.1400
570 1.1400
1.420 2.270
340 570
140 340
110 285
110 285
1.420 2.270
110 230
230 425
55 230

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 31

Tabel 1.11 Typical koefisien fouling

Jenis fluida
Air distilasi dan air laut
Air perkotaan
Air berlumpur
Gas
Cairan diuapkan
Minyak sayur dan gas

hd (W/m2.K)
11.350
5.680
1990 2840
2840
2840
1990

SOAL SOAL
1.1 Insulasi ruang pendingin. Hitung kalor yang dipindahkan melalui tiap m 2
dinding ruang pendingin makanan jika suhu permukaan dinding luar
32oC dan suhu permukaan dalam dinding 4 oC. Dinding terbuat dari
papan ringan (corkboard) setebal 25,4 mm yang memiliki k = 0,043
W/m.K.
1.2 Penentuan konduktivitas termal. Pada penentuan konduktivitas termal
bahan insulasi, hasil pengukuran suhukedua sisi insulasi setebal 25 mm
adalah 42oC dan 27oC. Fluks kalor diukur 35,0 W/m2. Hitung
konduktivitas termal bahan insulasi tersebut.
1.3 Kalor yang dibuang melalui koil pendingin. Sebuah koil pendingin yang
terbuat dari tube stainless steel 304, berdiameter dalam 0,5
cm,diameter luar 1,0 cmdan panjangnya 0,8 m, digunakan untuk
memindahkan kalor dari sebuah bak. Suhu permukaan dalam

NA Teknik Kimia UNJANI

32 1

Perpindahan Panas Bagian 01

buluh4oCdan suhu permukaan luarnya 28oC. Konduktivitas termal SS-304


merupakan fungsi suhu:
k = 7,75 + 7,78 10-3 T
T dalam oF
k
dalam
o
btu/h.ft. F
Hitung kalor yang dibuang melalui koil.
1.4 Kalor yang dipindahkan dari bak. Ulangi soal 1.3 tetapi koil pendingin
terbuat dari SS-308 yang memiliki konduktivitas termal tetap 15,23
W/m.K.
1.5 Insulasi untuk ruang pendingin. Ruang pendingin tempat menyimpan
makanan akan dibangun dengan konstruksi: lapisan paling dalam kayu
cemara setebal 15 mm, lapisan tengah corkboard dan paling luar adalah
beton setebal 150 mm.Suhu permukaan paling dalam adalah -10oC dan
suhupermukaan luar beton 30oC. Konduktivitas termal rata-rata kayu
cemara 0,151 W/m.K, corkboard 0,0433 W/m.K dan beton 0,762 W/m.K.
Total luas permukaan perpindahan kalor 40 m2 (pengaruh sudut dan tepi
diabaikan). Berapa tebal minimal corkboard yang diperlukan agar kalor
yang hilang maksimal 586 W.
1.6 Insulasi tungku. Dinding tungku memiliki tebal 0,25 m terbuat dari
bahan yang memiliki konduktivitas termal 1,4 W/m.K. Bagian luar
dinding akan diinsulasi menggunakan bahan yang memiliki konduktivitas
rata-rata 0,367 W/m.K sehingga kalor yang hilang maksimal 1830 W.
Suhu permukaan paling dalam 1300 oC dan suhu permukaan paling luar
insulasi maksimal 30 oC. Hitung tebal insulasi yang diperlukan.
1.7 Kalor
yang
hilang
melalui
jendela
ganda.
Jendela
ganda
(thermopane)terdiri dari dua lapis kaca yang dipishkan oleh udara
kering diam. Kedua lapis kaca tebalnya 6,35 mm dan lapisan udara
didalamnya juga 6,35 mm. Konduktivitas kalor kaca 0,869 W/m.K. Jika
penurunan suhu 27,8 K, hitung kalor yang dipindahkan untuk jendela
berukuran 0,914 m 1,83 m. Konveksi di dalam dan di luar jendela,
diabaikan.
1.8 Kalor yang hilang dari perpipaan pengalir kukus. Sebatang pipa baja 2
in schedule 80 digunakan untuk mengalirkan kukus pada 121 oC. Pipa
diinsulasi dengan asbes setebal 25,4 mm. Anggap bahwa suhu
permukaan dalam pipa 121oC dan suhu permukaan luar insulasi 27 oC.
Hitung kalor yang hilang pada pipa sepanjang 25 m. Hitung juga kukus
yang mengembun dalam pipa tiap jamnya. Konduktivitas termal ratarata pipa adalah 45 W/m.K, dan k asbes 0,182 W/m.K.
1.9 Kalor yang hilangpenyelesaian iteratif. Saluran gas buang dari
pemanas memiliki diameter dalam 114,3 mm terbuat dari keramik

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 33

setebal 6,4 mm yang memilikikonduktivitas termal rata-rata 1,52


W/m.K. Bagian luar dinding diinsulasi dengan rock woolsetebal 102 mm
yang memiliki konduktivitas termal, k = 0,046 + 1,56 10-4 T [= oC]
W/m.K. Suhu permukaan dalam keramik adalah 588,7 K dan suhu
permukaan luar insulasi adalah 311 K. Hitung kalor yang dipindahkan
pada saluran sepanjang 1,5 m dan hitung suhu antar muka keramik
dengan insulasi.
Petunjuk: Nilai km yang benar dievaluasi pada suhu rata-rata (T 2 +
T3). Pada iterasi pertama, gunakan suhu 488 K kemudian hitung kalor
hilang dan T2. Menggunakan T2 yang baru hitung suhu rata-rata seperti
sebelumnya.
1.10 Konveksi, konduksi dan U. Sebuah gas pada 175 oC mengalir
sepanjang pipa 2 in schedule 40. Pipa diinsulasi setebal 45 mm
menggunakan bahan yang memiliki konduktivitas termal rata-rata
0,0623 W/m.K. Koefisien konveksi di dalam pipa 31 W/m2.K dan di luar
insulasi 11 W/m2.K. Suhu udara luar 30oC.
(a) Hitung kalor yang hilang per m pipa menggunakan tahanan.
(b) Ulangi (a) menggunakan Uo
1.11 Perpindahan kalor dalam pemanas kukus. Air pada suhu rata-rata
21oC dipanaskan dalam pipa berdiameter dalam2,0cm dan diameter
luar 2,4cm. Pemanas berupa kukus jenuh 120oC yang mengembun di
permukaan luar pipa. Koefisien konveksi di dalam pipa 2800 W/m2.K
dan di luar 8400 W/m2.K
(a) Hitung kalor yang hilang tiap 1 m pipa menggunakan tahanan
(b) Ulangi (a) menggunakan Ui menggunakan Uo
1.12

Kalor yang hilang dari pengukuran suhu. Sebatang pipa baja yang
mengalirkan kukus memiliki diameter luar 3,5cm. Pipa tersebut
diinsulasi setebal 3 cm menggunakan bahan yang memilik
kondukstivitas termal 0,043 W/m.K. Sebuah termokopel yang dipasang
pada antarmuka pipa dengan insulasi menunjukkan suhu 115 oC dan
yang dipasang di perukaan luar insulasi menujukkan suhu 32 oC. Hitung
kalor yang hilang untuk tiap m pipa.

1.12 Radius kritik insulasi. Pipa logam untuk mengalirkan kukus memiliki
diameter luar 4cm dan suhu permukaan luarnya 120 oC. Pipa diinsulasi
setebal 2 cm dengan bahan yang memiliki konduktivitas termal 0,08
W/m.K. Suhu udara luar 30 oC dan koefisien konveksi di luar 30 W/m2.K.
(a) Hitung radius kritik dan kalor yang hilang per m pipa tanpa insulasi
(b) Hitung kalor yang hilang tiap m pipa yang diinsulasi, anggap bahwa
suhu permukaan pipa konstan

NA Teknik Kimia UNJANI

34 1

Perpindahan Panas Bagian 01

1.13 Kalor yang hilang pada tungku. Tungku persegi panjang dimensi bagian
dalamnya 1,0 1,0 2,0 m memiliki tebal dinding 0,20 m.
Konduktivitas termal dinding 0,95 W/m.K. Suhu permukaan dalam
tungku 600 oC dan suhu permukaan luarnya 70 oC. Hitung total kalor
yang hilang dari tungku.Pengaruh keempat sudut pada tungku
diabaikan.
1.8Kalor yang hilang dari pipa terkubur. Pipa air yang suhu dinding luarnya
28 oC memiliki diameter luar 150 mm dan panjang 10 m, ditanam
mendatar dalam tanah pada kedalaman 0,4 m dari pusat pipa. Suhu
permukaan tanah 7 oC dan k tanah 0,85 W/m.K. Hitung kalor yang
hilang sepanjang pipa.
1.9Pemanasan menggunakan kukus yang mengembun. Udara dialirkan
sepanjang tube yang memiliki diameter dalam 4 cm dengan kecepatan
6 m/s. Suhu rata-rata 220 oC dan tekanan 138 kPa. Suhu dinding dalam
dipertahankan konstan 205 oC dengan mengkondensasikan kukus di
luar tube. Hitung koefisien koveksi di dalam tube dan fluks kalor.
1.10 Luas permukaan pemindah kalor dan penggunaan suhu rata-rata
logaritmik. Campuran reaksi yang memiliki kapasitas kalor rata-rata
1,85 kJ/kgdengan laju 7.260 kg/jam didinginkan dari 105 oC menjadi 70
o
C dalam sebuah penukar kalor. Air pendingin bersuhu27 oC tersedia
dengan laju alir 4.536 kg/jam. Koefisien perpindahan kalor keseluruhan
Uo = 653 W/m2.K.
(a) Untuk aliran berlawanan hitung suhu air keluar dan area
perpindahan kalor
(b) Ulangi (a) untuk aliran searah.
1.11 Pemanasan air dengan gas panas dan area perpindahan kalor. Air
yang mengalir dengan laju 13,85 kg/s akan dipanaskan dari 54,5 oC
sampai 87,8 oC dalam penukar kalor. Gas pemanas yang bersuhu 427
o
C mengalir berlawanan arah dengan laju 54.430 kg/jam. Kapasitas
kalor gas 1,005 kJ/kg.K. Uo = 69,1 W/m2.K. Hitung suhu gas keluar dan
area perpindahan kalor.
1.12 Pendinginan minyak dan koefisien perpindahan kalor keseluruhan.
Minyak yang mengalir dengan laju 7.258 kg/jam dan c pm = 2,0 kJ/kg.K
didinginkan dari 121 oC sampai 35 oC dalam penukar kalor aliran
berlawanan arah. Air pendingin masuk pada 25 oC dan keluar 40 oC K.
Hitung laju alir air yang diperlukan dan koefisien perpindahan kalor
keseluruhan Uijika Ai = 5,11 m2.
1.13 Pemanasan udara dengan kukus yang mengembun. Udara pada
tekanan 101,3 kPa dan suhu 289oC mengalir dengan kecepatan 24,5
m/s dalam tube berdiameter dalam 12,7 mm dan panjangnya 1,52 m.

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Perpindahan Kalor pada Keadaan Tunak

1 35

Kukus yang mengembun di luar tube dapat mempertahankan suhu


permukaan dalam tube 99 oC. Hitung koefisien konveksi udara.
Petunjuk: Diselesaikan secara iteratif . Pertama asumsikan suhu udara
keluar dari tube kemudian hitung suhu rata-rata udara. Evaluasi setiap
sifat fisik udara pada suhu rata-rata.
1.14 Pembakaran roti dalam oven. Irisan roti dibakar secara sinambung
dalam oven besar. Suhu permukaan 100 oC, sedangkan suhu dinding
oven 204 oC. Emisivitas roti 0,85 dan irisan roti dapat dianggap
berbentuk kotak 11 11 33 cm3. Hitung laju radiasi kalor, anggap
bahwa roti kecil dibandingkan dengan oven dan konveksi dapat
diabaikan.
1.15 Radiasi dan konveksi dari pipa kukus. Pipa baja oksidasi horizontal
yang mengalirkan kukus memiliki diameter luar 0,17 m dan suhu
permukaan luarnya
102 oC berada di udara bersuhu24 oC. Hitung
kalor yang hilang secara konveksi dan radiasi jika panjang pipa 1,5 m.
Untuk pipa baja, = 0,79. Anggap bahwa udara sebagai ruangan
tertutup yang besar.
1.16 Radiasi dan konveksi pada irisan roti. Hitung total laju kalor yang
dipindahakan pada Soal 1.54, dengan perpindahan secara radiasi dan
konveksi alamiah. Untuk radiasi, terlebih dahulu hitung h r. Untuk
konveksi alamiah gunakan persamaan yang disederhanakan untuk
rentang NGrNPr rendah. Untuk keempat sisi vertikal dapat digunakan
persamaan untuk pelat vertikal dengan panjang, L = 114,3 mm. Untuk
permukaan atas gunakan persamaan pendinginan bagian atas pelat
horizontal dan untuk alas gunakan persamaan pendinginan bagain
bawah pelat horisontal. L untuk pelat persegi panjang horizontal
gunakan rata-rata linier dua dimensi.
1.17 Kalor hilang dari pipa. Tube stainless steel tanpa insulasi yang
memiliki diameter luar 76,2 mm dan = 0,55 dipasang horizontal
dalam udara bersuhu21 oC. Suhu permukaan luar tube 93 oC. Hitung
nilai hc + hr untuk konveksi dan radiasi juga kalor yang hilang pada
pipa sepanjang 3 m.
1.18 Suhu rata-rata logaritmik. Penukar kalor cangkang dan buluh 1-2
digunakan untuk memanaskan fluida dari 35oC sampai 120oC
menggunakan fluida panas yang masuk pada 320oC dan keluar pada
150oC. Hitung TLM dan Tm.

NA Teknik Kimia UNJANI

36 1

Perpindahan Panas Bagian 01

1.19 Pendinginan minyak menggunakan air dalam penukar kalor. Minyak


yang mengalir dengan kecepatan 5,0 kg/s (c pm = 2,09 kJ/kg.K)
didinginkan dalam penukar kalor cangkang dan buluh 1-2 dari 94 oC
menjadi 70 oC. Laju alir air pendingin 2,0 kg/s dan suhunya 25 oC.
Koefisien perpindahan kalor keseluruhan 340 W/m 2.K. Hitung luas
permukaan perpindahan kalor yang diperlukan (Petunjuk: buat dulu
neraca kalor untuk menentukan suhu pendingin keluar)
1.20 Pertukaran kalor antara minyak dengan air. Air dengan laju alir 1,13
kg/s dipanaskan dalam penukar kalor cangkang dan buluh 1-2, dari 45
o
C sampai 85 oC menggunakan minyak yang memiliki kapasitas kalor
1,95 kJ/kg.K. Minyak masuk pada suhu 120 oC dan keluar pada 85 oC.
Hitung luas permukaan perpindahan kalor jika koefisien perpindahan
kalor keseluruhan 300 W/m2.K.
1.21 Suhu keluaran dan efektivitas penukar kalor. Minyak panas dengan
laju alir 3,0 kg/s (cp = 1,92 kJ/kg.K) didinginkan dari 125 oC sampai
50oC menggunakan air yang masuk berlawanan arah dengan laju alir
0,7 kg/s. Koefisien perpindahan kalor keseluruhan 350 W/m 2.K dan A =
15 m2. Hitung laju perpindahan kalor dan suhu minyak keluar.

NA Teknik Kimia UNJANI 2016

Anda mungkin juga menyukai