PERPINDAHAN KALOR
PADA KEADAAN TUNAK
Laju
Laju
Laju
Laju
+
=
+
kalor masuk
pembentukan kalor
kalor keluar akumulasi kalor
ke dalam sistem
di dalam sistem
dari sistem
di dalam sistem
qm
qp
qkqa
)(
)(
qm
qa
+q
)(
(1.1)
qk
q m=q k
(1.2)
1 2
1 3
qx
dT
=k
A
dx
(1.3)
qx
A
k
T
x
:
:
:
:
:
273
366
303
333
273
373
263
275
296
277
248
k
(W/m.K)
2,25
1,00
0,13
0
0,15
1
0,04
3
0,16
8
0,02
9
45,3
45
388
377
202
k =a+b T
(1.4)
1 5
T2
q dx=kA dT
x1
(1.5)
T1
q x ( x 2x 1 ) =kA(T 2T 1) (1.6)
qm
qk
T1 T2
T T gayapenggerak
1 2
(x/ km)
Rx
tahanan
(1.7)
Jika konduktivitas termal tidak konstan tetapi berubah linier terhadap suhu
(k = a + bT), kita substitusikan Persamaan (1.4) ke (1.6) kemudian
diintegralkan.
qx
b
x2 x1 ) ={a ( T 1T 2) + ( T 21T 22) }
(
A
2
(1.8)
Gambarkan terlebih dahulu skema aliran kalornya pada gambar dua dimensi
seperti pada Gambar 1.6.
80 oC =
T1
T2 = 24
o
C
qx
x
x1 = 0
x2 =
0,025
Gambar 1.6 Profil suhu pada benda padat
qx
( T 1 T 2 )
(24,080 )
=k
=0,048
=105,8 W / m2
A
x2 x1
( 0,0250 )
qr
dT
=k
A
dr
(1.9)
A=2rL
qr
dT
=k
2 rL
dr
(1.11)
1 7
r2
T2
qr
dr =k dT
2 rL
r
T
Jika k konstan
(1.12)
qr
r2
ln
=k (T 2T 1)
2 rL
r1
()
(1.13)
q r=k
2 L(T 2T 1 )
ln ( r 2 /r 1 )
(1.14)
r 2r 1
sehingga menjadi
r 2r 1
q r=k
2 (r 2 r 1)(T 2T 1)
(r 2r 1)ln ( r 2 /r 1 )
(1.15)
2 L r 2= A2 dan 2 L r 1=A 1
Bagian dalam kurung pada penyebut di ruas kanan: ln ( r 2 /r 1 ) dikalikan
dengan
2 L r 2
2 L
menjadi ln
2 L
2 L r 1
atau ln
A2
A1
( )
menjadi:
q r=k
( A2 A 1)(T 2T 1)
( r 2r 1 ) ln ( A2 / A1 )
pada
Persamaan
(1.16)
Bagian
yang
bercetak
tebal
(1.16):
A 2 A 1
ln ( A 2 / A 1 )
q r=k A LM
T 2T 1
r 2r 1
(1.17)
q r=
(1.18)
T 2T 1
(r 2r 1)/ (k A LM )
r 2r 1
didefinisikan sebagai
k A LM
q r=
T 2 T 1
R
(1.19)
0,151
(0,068
)
kALM 1 2
r
0
,
020
0
,
005
= -15,1 W
2
1
q=
=
Kalor yang dapat diserap adalah 15,1 W tiap m panjang tube.
Jika kalor yang akan diserap 14,65 W, maka diperlukan tube
sepanjang:
14,65
(1)
L = 15,2
= 0,964 m
1 9
xA
kA A
(1.20)
xB
kB A
(1.21)
xC
kC A
(1.22)
T1 T2 q
atau ditulis
T1 T4
RA RB RC
(1.23)
(1.24)
(1) 0,0433
(1) 0,151
(1) = 2,53
R = R + R + R kAA kBA kCA 0,762
A
K/W
10 1
T 297,1 255
,4
R
2,53
= 16,48 W
T3 T4
RC
T3 = T4 + q RC
0,0127
0
(1) = 256,8 K
= 255,4 + 16,48 ,151
q=
(1.25)
(1.26)
T1 T2 = q
r2 r1
kAALM,A
T2 T3 = q
r3 r2
kBALM,B
(1.27)
r4 r3
kCALM,C
(1.28)
T3 T4 = q
1 11
T 1 T 4 =q
r 2r 1
r r
r r
+ 3 2 + 4 3
k A A LM , A k A A LM ,B k A A LM , C
(1.29)
q=
atau
(1.30)
T 1T 4
r 2r 1
r 3r 2
r 4 r 3
+
+
k A A LM , A k A A LM , B k A A LM ,C
q=
T 1T 4
R A + R B+ R C
(1.31)
Penyelesaian:
r1
0,0254
0,0127
2
m
r2
0,0508
0,0254
2
m
q=?
r2
r3
T1 = 811 K
ALM,B
A2 A1
= ln(A2 / A1) = 0,0351 m2
12 1
A3 A2
ALM,A = ln(A3 / A2) = 0,0703 m2
r2 r1
0,0254
0,0127
kA
21,63(0,0351
)
RB = B LM,B
= 0,0167 K/W
r3 r2
0,0508
0,0254
kBALM,A 0,2423
(0,0703
)
RA =
= 1,491 K/W
T3 T1
811 310,8
R
0,0167
1,491 = 311,7 W
A
B
q=
x
xB
A
q =q +q =
T
(1.32)
Sebagai contoh kasus ini adalah dinding tungku yang terbuat dari
batu bata (A) yang diperkuat dengan logam (B) yang dipasang paralel
dengan batu bata. Luas permukaan perpindahan pada logam biasanya lebih
kecil dari batu bata, tapi konduktivitas termal logam bisa beberapa ratus
kali konduktivitas termal batu batasehingga laju perpindahan kalor pada
logam tidak dapat diabaikan. Contoh lainnyaadalah metoda peningkatan
konduksi kalor untuk pendinginan daging pada suhu rendah. Paku-paku
logam dipasang agar aliran kalor dari dalam daging menjadilebih cepat.
Jika perbedaan konduktivitas termal material yang terpasang paralel
cukup besar, dapat terjadi perpindahan kalor dua dimensi sehingga akan
terjadi kesalahan pada penggunaan Persamaan (1.32).
q=h A (T w T f )
(1.33)
q
A
Tw
Tf
h
:
:
:
:
:
1 13
Kondensasi kukus
Kondensasi bahan organik
Cairan mendidih
Air bergerak
Hidrokarbon bergerak
Udara distilasi
Udara bergerak
Rentang nilai h
Btu/h.ft2.oF
1.000 5.000
200 500
300 5.000
50 3.000
10 300
0,5 4
2 10
W/m2.K
5.700
28.000
1.100 2.800
1.700
28.000
280
17.000
55 1.700
2,8 23
11,3 55
14 1
Gambar 1.10 Aliran kalor dengan permukaan konveksi, (a) pada bidang
datar, (b) pada silinder
Pada keadaan tunak, laju perpindahan kalor secara konveksi sama dengan
laju perpindahan kalor secara konduksi. Gabungan Persamaan (1.8) dengan
Persamaan (1.33) menghasilkan:
q=hi ( T 1 T 2 ) =
kA
B
T 1T 2 ) =
(
( T T 3 )=ho ( T 3T 4 )
xA
xB 2
(1.34)
Seperti pada penurunan Persamaan (1.24) dan (1.31), untuk bidang datar
diperoleh:
q
q
dan untuk silinder:
1
hiA
1
hiA
T1 T4
T T4
1
x
1
k AhA
R
A
(1.35)
T1 T4
x
k A A LM
1
hoA
T1 T4
R
(1.36)
1
Tkeseluruhan = T1 T4
1
hiA
dan U =
x
kAA
1
h oA
(1.38)
q=
T 1T 4
T T 4
= 1
1
r
1
R
+
+
hi Ai k A A LM ho Ao
(1.39)
1 15
Ui
1
Air
1
hi kAALM
A
h Ai
o o
Uo
1
Ao
hiAi
Aor
kAALM
h1
(1.41)
Contoh 1.5 Kalor tak termanfaatkan karena konveksi dan konduksi serta U
Kukus jenuh pada 130,6 oC dialirkan dalam pipa baja berdiameter dalam
2,093cm dan diameter luar 2,667 cm. Pipa diinsulasi setebal 3,810 cm.
Koefisien konveksi di permukaan dalam pipa h i = 5678,3 W/m2.K dan
koefisien konveksi di permukaan luar insulasi h o = 11,36 W/m2.K
Konduktivitas termal logam rata-rata 45 W/m.K dan konduktivitas termal
insulasi 0,064 W/m.K (0,037 btu/h.ft2.oF). Suhu udara sekitar luar 29,7 oC.
a. Hitung kalor tak termanfaatkan tiap 0,305 m (1 ft) pipa
b. Ulangi perhitungan menggunakan U i (luas permukaan dalam)
Penyelesaian:
ri = 1,0465 cm
r = 1,3335 cm
ro
3,810 = 5,1435 cm
Ai = 2 ri L = 2 (1,0465 10-2)(0,305) = 0,0200 m2
A = 2 r L = 2 (1,3335 10-2)(0,305) = 0,0255 m2
Ao = 2 ro L = 2 (5,1435 10-2)(0,305) =0,0985 m2
ALM,L
ALM,A
A Ai
0,0255
0,0200
/ 0,0200
) = 0,0227 m2
= ln(A / Ai) ln(0,0255
Ao A
0,0985
0,0255
ln(
A
/
A
)
ln(
0
,
0985
/ 0,0255
) = 0,0541 m2
o
=
1
1
,3(0,020
) = 0,0088 K/W
Ri = hiAi 5678
r
0,013335
0,01046
)
kA
45(0,0227
)
RL = L LM,L
= 0,0028 K/W
r
0,0381
kA
0,064
(0,0541
)
RA = L LM,L
= 11,0121 K/W
1,3335
16 1
1
1
(0,0985
) = 0,8938 K/W
Ro = hoAo 11,3566
Ti To 130,6 29,7
11,9175 = 8,4665 W
q = R
(1.42)
insulasi
2L(T1 To)
ln(r2 / r1)
1
k
r2ho
(1.43)
dr2
{ln(r2 / r1)}/ k 1/(r2ho)2
diperoleh:
r2,kritis= k/ho
=0
(1.44)
(1.45)
1 17
Radius kritis r2 adalah radius saat laju perpindahan kalor maksimum. Jika r 2
lebih kecil dari r2 kritis, maka penambahan tebal insulasi sampai r 2 kritis
akan memperbesar q. Jika r2 lebih besar dari r kritis, maka penambahan
tebal insulasi akan memperkecil q.
Contoh 1.6: Insulasi kawat listrik dan radius insulasi kritis
Seutas kawat berdiameter 1,5 mm dan diinsulasi dengan plastik setebal 2,5
mm berada di udara yang bersuhu 300 K. Konduktivitas termal Insulasi 0,4
W/m.K dan ho = 20 W/m2.K. Anggap bahwa suhu permukaan kawat tetap
400 K dan tidak dipengaruhi oleh insulasi.
a. Hitung radius insulasi kritis,
b. Hitung kalor yang hilang tiap m kawat tanpa insulasi
c. Ulangi (b) untuk insulasi yang terpasang.
Penyelesaian:
r2,krit
(a)
k
0,4
ho
20 = 0,02 m = 20 mm
1,5
(b) r1 = 2(1000 ) = 0,75 10-3 m
A1 = 2 r1 L = 2 (3,14) (0,75 10-3)(1) = 0,0047 m2
q = ho A (T2 To) = 20 (0,00471) (400 300) = 9,42 W
(c) r2 = (0,75 + 2,5 ) 10-3 m
A2 = 2 r2 L = 2 (3,14) (3,25 10-3)(1) = 0,0204 m2
A 2 A1
0,0204 0,0047
T 400 300
R
3,033 = 32,96 W
q=
Terbukti: Pemasangan insulasi kurang dari tebal insulasi kritis,
memperbesar kalor yang hilang.
18 1
Jarak
(a)
Jarak
(b)
Gambar 1.12 Profil suhu pada HE, untuk sekali lewat: (a) aliran berlawanan, (b)
aliran searah
TLM adalah selisih suhu rata-rata logaritmik yang berlaku baik untuk aliran
searah maupun berlawanan arah:
TLM
T1 T2
ln(T1 / T2)
(1.48)
1 19
T1 = 319,1 K
T2 = T2 T2 = 349,7 288,6 = 61,1 K
T1 = T1 T1 = 371,9 319,1 = 52,8 K
T2 T1
= ln(T2 / T1) = 56,9 K
TLM
q = Ui AiTLM= 340 (Ai) (56,5)
Ai = 2,66 m2
Jawaban (b):
T1 = 319,1 K
Berdasarkan Gambar 1.12b.
T2 = 371,9 288,6 = 83,3 K
T1 = 349,7 319,1 = 30,6 K
83,3 30,6
TLM
ln(83,3/ 30,6) = 52,7 K
Substitusi TLM ke Persamaan (1.89) diperoleh Ai = 2,87 m2
Tampak bahwa area untuk aliran searah lebih besar dari untuk aliran
berlawanan. Hal ini terjadi karena pada aliran berlawanan menghasilkan
selisih suhu yang lebih besar.
1.6
20 1
loban
g
Gambar 1.13 Konsep benda hitam sempurna
Salah satu contoh benda hitam berongga adalah batu arang. Radiasi
yang masuk lobang akan mengenai dinding, sebagian diserap dinding dan
sebagian dipantulkan ke semua arah. Sinar yang dipantulkan mengenai
dinding lagi, diserap sebagian dan dipantulkan sebagian, begitu seterusnya
sehingga energi yang masuk, seluruhnya diabsorpsi dan permukaan rongga
bertindak seperti benda hitam sempurna. Permukaan dinding dalam yang
kasar memantulkan sinar menyebar ke segala arah, tidak seperti cermin
yang memantulkan sinar ke arah dengan sudut tertentu.
Suatu benda hitam, seperti yang telah dinyatakan sebelumnya,
menyerap seluruh energi radiasi yang mengenainya dan tidak ada yang
dipantulkan. Benda yang menyerupai benda hitam,memancarkan
radiasiyang bergantung kepada suhunyatapi tidak seluruhnya dipantulkan.
Nisbah daya emisi radiasi pada permukaan terhadap benda hitam disebut
emisivitas () dan emisivitas benda hitam adalah satu. Hukum Kirchhof
menyatakan bahwa pada suhu yang sama T1, 1 sama dengan 1.
1 = 1
(1.50)
1 21
Persamaan dasar perpindahan kalor secara radiasi dari benda hitam sempurna dengan
emisivitas 1, adalah:
q = A T4
(1.51)
q
A
Benda yang bukan benda hitam memiliki emisivitas < 1 dan disebut benda abu-abu,
daya emisinya berkurang dengan , sehingga:
q = A T4
(1.52)
Emisivitas dan absorsivitas suatu benda pada suhu yang sama adalah sama sehingga
emisivitas dan absorpsivitas permukaan logam kurang halus dan permukaan yang mengalami
oksidasi adalah rendah. Contoh emisivitas beberapa jenis permukaan diperlihatkan pada Tabel
1.9. Kebanyakan bahan-bahan bukan logam memiliki emisivitas yang besar. Data yang lainnya
diberikan pada Apendiks A.3 Geankoplis.
Tabel 1.9 Emisivitas berbagai contoh permukaan
Permukaan
Alumunium poles
Besi poles
Besi oksidasi
Tembvaga poles
Papan asbes
Minyak cat, semua warna
Air
T(K)
Emisivitas
500
800
450
373
353
296
373
273
0,039
0,057
0,052
0,74
0,018
0,96
0,92 0,96
0,95
Persamaan
(1.53)
untuk
keperluan
teknik
disederhanakan
menggunakan emisivitas benda kecil pada suhu T 2:
q = A1 (T14 T24)
(1.54)
22 1
qkonv
hc
T1
T2
:
:
:
:
1 23
(T / 100
(T14 T24)
)4 (T2 / 100
)4
(5,767
) 1
T1 T2
T1 T2
(1.58)
Persamaan (1.58) dapat dinyatakan dalam grafik seperti pada Gambar 1.14
dengan = 1. Nilai dari grafik tersebut jika akan digunakan untuk
menentukan nilai hr, harus dikalikan dengan .
Suhu permukaan
lain
hc = 1,32 D
= 1,32 0,0254
Persamaan (1.58) dengan = 0,6
0,25
= 15,64 W/m2.K
24 1
hr = (0,6)(5,676)
Persamaan (1.57):
(1088
/ 100
)4 (588/ 100
)4
1088
588
= 87,3 W/m2.K
1 25
lain mengalir di dalam cangkang. Penukar kalor cangkang dan buluh yang
paling sederhana diperlihatkan pada Gambar 1.16 dengan aliran dalam tube
maupun dalam cangkang, satu kali lewat. Beberapa penyekat (baffle)
dipasang dalam cangkang untuk merubah arah aliran menjadi menyilang
sehingga turbulensi meningkat dan koefisien perpindahan kalor juga
meningkat.
Gambar 1.16b adalah skema penukar kalor 12, artinya aliran dalam
cangkang satu kali lewat dan aliran dalam pipa dua kali lewat. Aliran fluida
dingin pertama dalam tube bertemu dengan aliran panas dalam cangkang
yang berlawanan arah sedangkan aliran fluida dingin kedua bertemu
dangan aliran fluida panas yang searah. Jenis penukar kalor lainnya adalah
dua kali aliran dalam cangkang dan empat kali aliran dalam tube.
(1.48)
26 1
Tpm Tpk
Tpm
Tpk
Tdk
Tdm
:
:
:
:
suhu
suhu
suhu
suhu
aliran
aliran
aliran
aliran
lebih
lebih
lebih
lebih
T T
R = dk dm
dingin, masuk
dingin, keluar
dingin, keluar
dingin, masuk
S=
Tdk Tdi
Tpm Tdi
(1.59)
(1.60)
Tm = FTTLM
(1.61)
1 27
Penyelesaian:
Tpm = 115,6 oC
Tpk = 48,9 oC
Tdm = 21,1 oC
Tdk =
54,4 oC
TLM
Tpm Tpk
Z = Tdk Tdm
Tdk Tdi
115,6 48,9
54,4 21,1
T T
,6 21,1 = 0,352
= 54,4 21,1 = 2,0 Y = pm di = 115
28 1
Jika pada Gambar 1.12 CP> CD dan fluida lebih dingin mengalami perubahan
temperatur lebih besar dari pada perubahan temperatur fluida lebih panas,
maka CD sebagai Cmin.
CP(Tpm Tpk) Cmaks(Tpm Tpk)
Jika luas permukaan perpindahan kalor tak berhingga, maka T dk = Tpm dan
faktor efektivitas menjadi:
CP(Tpm Tpk) Cmaks(Tpm Tpk)
CD(Tpm Tpk)
Cmaks(Tdk Tdm)
CP(Tpm Tdm) Cmin(Tpm Tdm)
(1.66)
UA
C
C
1 min
1 min exp
Cmaks Cmin
Cmaks
(1.67)
UA
C
1 min
1 exp
Cmaks
Cmin
C
1 min
Cmaks
(1.68)
(a)
Jumlah satuan
perpindahan
NTU
= UA/Cmin
1 29
(b)
NTU = UA/Cmin
Gambar 1.18 Efekttivitas penukar kalor, (a) auntuk aliran berlawanan, (b) untuk
aliran searah
30 1
Ui
1
1/ hi 1/ hdi (ro ri )/(kAALM,A) Ai /(Aoho) Ai /(Aohdo)
(1.69)
Jenis fluida
U (W/m2.K)
Air ke air
Air ke air laut
Air ke cairan organik
Air ke kukus yang mengembun
Air ke gasoline
Air ke minyak gas
Air ke minyak sayur
Minyak gas ke minyak gas
Kukus ke air mendidih
Air ke udara
Bahan organik ringan ke
ringan
Bahan organik berat ke berat
1.140 1.700
570 1.1400
570 1.1400
1.420 2.270
340 570
140 340
110 285
110 285
1.420 2.270
110 230
230 425
55 230
1 31
Jenis fluida
Air distilasi dan air laut
Air perkotaan
Air berlumpur
Gas
Cairan diuapkan
Minyak sayur dan gas
hd (W/m2.K)
11.350
5.680
1990 2840
2840
2840
1990
SOAL SOAL
1.1 Insulasi ruang pendingin. Hitung kalor yang dipindahkan melalui tiap m 2
dinding ruang pendingin makanan jika suhu permukaan dinding luar
32oC dan suhu permukaan dalam dinding 4 oC. Dinding terbuat dari
papan ringan (corkboard) setebal 25,4 mm yang memiliki k = 0,043
W/m.K.
1.2 Penentuan konduktivitas termal. Pada penentuan konduktivitas termal
bahan insulasi, hasil pengukuran suhukedua sisi insulasi setebal 25 mm
adalah 42oC dan 27oC. Fluks kalor diukur 35,0 W/m2. Hitung
konduktivitas termal bahan insulasi tersebut.
1.3 Kalor yang dibuang melalui koil pendingin. Sebuah koil pendingin yang
terbuat dari tube stainless steel 304, berdiameter dalam 0,5
cm,diameter luar 1,0 cmdan panjangnya 0,8 m, digunakan untuk
memindahkan kalor dari sebuah bak. Suhu permukaan dalam
32 1
1 33
Kalor yang hilang dari pengukuran suhu. Sebatang pipa baja yang
mengalirkan kukus memiliki diameter luar 3,5cm. Pipa tersebut
diinsulasi setebal 3 cm menggunakan bahan yang memilik
kondukstivitas termal 0,043 W/m.K. Sebuah termokopel yang dipasang
pada antarmuka pipa dengan insulasi menunjukkan suhu 115 oC dan
yang dipasang di perukaan luar insulasi menujukkan suhu 32 oC. Hitung
kalor yang hilang untuk tiap m pipa.
1.12 Radius kritik insulasi. Pipa logam untuk mengalirkan kukus memiliki
diameter luar 4cm dan suhu permukaan luarnya 120 oC. Pipa diinsulasi
setebal 2 cm dengan bahan yang memiliki konduktivitas termal 0,08
W/m.K. Suhu udara luar 30 oC dan koefisien konveksi di luar 30 W/m2.K.
(a) Hitung radius kritik dan kalor yang hilang per m pipa tanpa insulasi
(b) Hitung kalor yang hilang tiap m pipa yang diinsulasi, anggap bahwa
suhu permukaan pipa konstan
34 1
1.13 Kalor yang hilang pada tungku. Tungku persegi panjang dimensi bagian
dalamnya 1,0 1,0 2,0 m memiliki tebal dinding 0,20 m.
Konduktivitas termal dinding 0,95 W/m.K. Suhu permukaan dalam
tungku 600 oC dan suhu permukaan luarnya 70 oC. Hitung total kalor
yang hilang dari tungku.Pengaruh keempat sudut pada tungku
diabaikan.
1.8Kalor yang hilang dari pipa terkubur. Pipa air yang suhu dinding luarnya
28 oC memiliki diameter luar 150 mm dan panjang 10 m, ditanam
mendatar dalam tanah pada kedalaman 0,4 m dari pusat pipa. Suhu
permukaan tanah 7 oC dan k tanah 0,85 W/m.K. Hitung kalor yang
hilang sepanjang pipa.
1.9Pemanasan menggunakan kukus yang mengembun. Udara dialirkan
sepanjang tube yang memiliki diameter dalam 4 cm dengan kecepatan
6 m/s. Suhu rata-rata 220 oC dan tekanan 138 kPa. Suhu dinding dalam
dipertahankan konstan 205 oC dengan mengkondensasikan kukus di
luar tube. Hitung koefisien koveksi di dalam tube dan fluks kalor.
1.10 Luas permukaan pemindah kalor dan penggunaan suhu rata-rata
logaritmik. Campuran reaksi yang memiliki kapasitas kalor rata-rata
1,85 kJ/kgdengan laju 7.260 kg/jam didinginkan dari 105 oC menjadi 70
o
C dalam sebuah penukar kalor. Air pendingin bersuhu27 oC tersedia
dengan laju alir 4.536 kg/jam. Koefisien perpindahan kalor keseluruhan
Uo = 653 W/m2.K.
(a) Untuk aliran berlawanan hitung suhu air keluar dan area
perpindahan kalor
(b) Ulangi (a) untuk aliran searah.
1.11 Pemanasan air dengan gas panas dan area perpindahan kalor. Air
yang mengalir dengan laju 13,85 kg/s akan dipanaskan dari 54,5 oC
sampai 87,8 oC dalam penukar kalor. Gas pemanas yang bersuhu 427
o
C mengalir berlawanan arah dengan laju 54.430 kg/jam. Kapasitas
kalor gas 1,005 kJ/kg.K. Uo = 69,1 W/m2.K. Hitung suhu gas keluar dan
area perpindahan kalor.
1.12 Pendinginan minyak dan koefisien perpindahan kalor keseluruhan.
Minyak yang mengalir dengan laju 7.258 kg/jam dan c pm = 2,0 kJ/kg.K
didinginkan dari 121 oC sampai 35 oC dalam penukar kalor aliran
berlawanan arah. Air pendingin masuk pada 25 oC dan keluar 40 oC K.
Hitung laju alir air yang diperlukan dan koefisien perpindahan kalor
keseluruhan Uijika Ai = 5,11 m2.
1.13 Pemanasan udara dengan kukus yang mengembun. Udara pada
tekanan 101,3 kPa dan suhu 289oC mengalir dengan kecepatan 24,5
m/s dalam tube berdiameter dalam 12,7 mm dan panjangnya 1,52 m.
1 35
36 1