Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATEMATIKA DASAR

APLIKASI LOGARITMA DALAM


PENENTUAN DERAJAT KEASAMAN (pH)

DOSEN PENGAMPU: Dr. Drs. ARIF RAHMAN HAKIM, M.SI

Disusun oleh:
Kelas: 1A D-III Teknik Kimia
Kelompok: 4
Handoko Desta Priadi (2231410033)

Radhytia Alvaro (2231410084)

Rizka Marwah Solicha (2231410050)

Tasya Adhelia Miranda (2231410005)

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
ucapkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami
susun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah matematika dasar dengan judul makalah
“Aplikasi Logaritma dalam Teknik Kimia”. Sistematika makalah ini dimulai dari
pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas dalam bab
tersebut yang dirangkai dengan peta konsep. Selanjutnya, pembaca akan masuk pada
inti pembahasan dan diakhiri dengan penutup berupa kesimpulan dan saran.
Kami juga berterima kasih atas dukungan dosen pengampu, sehingga makalah
ini dapat kami buat berdasarkan pembelajaran yang sudah kami lewati. Semoga
makalah ini dapat disimpan dengan baik, agar dapat terus dipelajari, dan dapat
memberikan wawasan baru bagi yang membacanya. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran atau
penelitian tentang makalah ini.

Malang, 7 Desember 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknik kimia adalah cabang ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari
pemrosesan bahan mentah menjadi barang yang lebih berguna, dapat berupa barang
jadi ataupun barang setengah jadi. Ilmu teknik kimia diaplikasikan terutama dalam
perancangan dan pemeliharaan proses-proses kimia, baik dalam skala kecil maupun
dalam skala besar seperti pabrik.
Teknik kimia sendiri, cakupannya tidak lepas dari ilmu matematika. Kata
matematika berasal dari kata latin mathematika yang mulanya diambil dari
perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Kata itu mempunyai asal
katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike
berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau
mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka
perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir
(bernalar) (Rahmah, 2013).
Pada awalnya cabang matematika yang ditemukan adalah Aritmatika atau
Berhitung, Aljabar, Geometri setelah itu ditemukan Kalkulus, Statistika, Topologi,
Aljabar Abstrak, Aljabar Linear, Himpunan, Geometri Linier, Analisis Vektor,
termasuk juga logaritma. Peran penting logaritma dalam kimia di antaranya dapat
digunakan dasar penghitungan derajat keasaman. pH adalah derajat keasaman yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh
suatu larutan.
Logaritma merupakan operasi matematika kebalikan atau invers dari
eksponen atau pemangkatan. Logaritma banyak digunakan untuk memecahkan
persamaan yang pangkatnya tidak diketahui. Contohnya dalam suatu persamaan,
dengan logaritma kita dapat mengetahui nilai yang dicari. Oleh karena itu, kita
dapat menggunakan logaritma untuk menyederhanakan banyak perhitungan-
perhitungan dan logaritma banyak digunakan sebagai solusi dari integral karena
turunannya mudah dicari. Logaritma bukan hanya sekedar pokok bahasan tentang
invers atau kebalikan dari eksponen, namun merupakan pokok bahasan yang
berkaitan juga dengan kehidupan sehari-hari (Movendu, 2016).
Konsep logaritma juga sering dipakai dalam bidang selain matematika.
Salah satu ilmu yang menggunakan konsep logaritma adalah kimia. Peran penting
logaritma dalam kimia di antaranya dapat digunakan dasar penghitungan derajat
keasaman. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Derajat keasaman digunakan untuk mempermudah menyatakan konsentrasi
ion hidrogen dari larutan asam, basa, dan netral yang encer. Menghitung atau
menentukan derajat keasaman sangat diperlukan dalam beberapa kasus. Sebagai
contoh, pH atau derajat keasaman dapat menentukan kualitas makanan, alasannya
karena pH merupakan tolak ukur penghambat munculnya kontaminan biologis
seperti bakteri, jamur, dan mikroorganisme lainnya yang dapat menyebabkan
rusaknya tekstur, rasa maupun gizi yang terkandung dalam produk.
Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan
kehidupan. Untuk membuat larutan dengan pH tertentu kita memerlukan konsep
logaritma untuk mendapatkan jumlah konsentrasi ion yang tepat. Oleh karena itu,
makalah ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan logaritma dalam menentukan
derajat keasaman berbagai larutan seperti larutan penyangga.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bahwa konsep logaritma dapat digunakan untuk menurunkan
rumus derajat keasaman (pH).
2. Untuk mengetahui rumus derajat keasaman (pH) dari berbagai jenis larutan
seperti larutan penyangga atau buffer asam maupun basa.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Logaritma
Logaritma berasal dari kata logos (perbandingan) dan arithmos (bilangan).
Logartima ditemukan pada awal tahun 1600 oleh John Napier (1550-1617) dan
Joost Burgi (1552-1632). Meskipun banyak yang mengatakan Napier adalah
perintis sebenarnya. Napier sendiri menghabiskan waktu sekitar 20 tahun sebelum
menemukan ide logaritma. Penemuannya ini dikembangkan lagi oleh Henry Briggs,
seorang profesor geometri di Oxford (Pratama, 2018).
Logaritma sering digunakan pada pelajaran matematika lanjut, fisika, dan
kimia. Logaritma adalah operasi matematika yang merupakan kebalikan dari
eksponen atau pemangkatan. Pengertian logaritma timbul sebagai kebalikan
(invers) dari eksponen. Dalam hal ini yang dicari adalah eksponen. Jika bilangan
pokoknya (bilangan positif, tetapi ≠ 1) dan bilangan yang diambil logaritmanya
(bilangan positif) diketahui, maka pekerjaan ini disebut mencari kembali atau anti
logaritmanya.
Secara umum, jika x = an maka alog x = n, dan sebaliknya jika alog x = n
maka x = an. Hubungan antara bilangan berpangkat dan logaritma dapat dinyatakan
sebagai berikut:
a
log x = n →x = an
dengan:
a = bilangan pokok atau basis, a > 0; a ≠ 1;
x = numerus (yang dicari nilai logaritmanya), x > 0
n = hasil logaritma.
(alog x dibaca "logaritma x dengan basis a")
Bentuk logaritma dapat dinyatakan dalam bentuk pangkat dan sebaliknya,
bentuk pangkat dapat dinyatakan dalam bentuk logaritma (Gumilar, 2009).

2.2 Aplikasi Logaritma


2.2.1 Derajat Keasaman
Derajat keasaman dikenal dengan Lambang pH diambil dari bahasa
Perancis (pouvoir hydrogene), artinya tenaga hidrogen menuju eksponensial.
pH adalah derajat keasaman yang dapat digunakan untuk menyatakan tingkat
+¿¿
keasaman atau kebasaan pada suatu larutan. Ion hidrogen ( H ) dan
hidroksida (OH −¿¿) yang terkandung dalam air konsentrasinya sangat kecil
sehingga agar memudahkan penulisan digunakan besaran lain. Kimiawan
Denmark Soren Peder Lauritz Sorensen (1868 – 1939), mengusulkan konsep
pH, untuk menghindari penggunaan angka yang sangat kecil, sehingga
memudahkan dalam mengukur konsentrasi ion dan perubahannya dalam
suatu larutan. Menurut Sorensen, pH merupakan fungsi logaritma negatif dari
konsentrasi ion dalam suatu larutan:
1
pH = −log ¿ ¿ = log +¿
H ¿
Jika menggunakan analogi yang sama, maka kita dapat menentukan
nilai konsentrasi ion OH −¿¿ dalam larutan:
1
pOH = −log ¿ ¿ = log −¿
OH ¿
Molaritas ion H +¿¿ atau OH −¿¿ pada larutan encer mempunyei rentang
antara 10−1 M sampai 10−14 M. Untuk larutan encer tersebut paling tepat
dituangkan dalam bentuk pH dan pOH yaitu untuk menghindari angka
pengukuran yang sangat kecil. Jika molaritas lebih besar dari satu molar, nilai
pH akan negatif. Begitu juga untuk molaritas OH −¿¿ yang lebih dari satu
molar, nilai pOH akan lebih besar dari 14. Jadi, untuk larutan asam basa yang
mempunyai konsentrasi lebih besar daripada 1,0 M tidak perlu dituangkan
dalam bentuk pH dan pOH.
pH adalah jumlah konsentrasi ion Hidrogen ( H +¿¿ ) pada larutan yang
menyatakan tingkat keasaman dan kebasaan yang dimiliki. pH merupakan
besaran fisis dan diukur pada skala 0 sampai 14 (Astria, 2014). Bila pH < 7
larutan bersifat asam, pH > 7 larutan bersifat basa dan pH = 7 larutan bersifat
netral (Ihsanto, 2009).

2.2.2 Menghitung pH Larutan Penyangga (Buffer)


Larutan penyangga atau dikenal dengan larutan buffer merupakan
larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah
pH, seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran. Jika suatu larutan
penyangga ditambah sedikit asam kuat, basa kuat atau diencerkan, maka pH
larutan penyangga tersebut relatif tidak akan berubah (Permana, 2009).

2.2.3 Larutan Penyangga dari Asam Lemah dan Basa Konjugasinya (Buffer
Asam)
Campuran asam lemah dengan basa konjugasinya dalam suatu
larutan, maka hampir semua ion asam lemah berasal dari basa konjugasinya.
−¿¿
Contohnya campuran antara CH3COOH dengan CH 3 COO . Dalam
−¿¿
campuran tersebut hampir semua ion CH 3 COO dalam larutan berasal dari
garamnya karena CH3COOH hanya sedikit sekali yang terionisasi (Brady,
1999).
−¿¿
Pada campuran CH3COOH dan CH 3 COO dalam larutan terdapat
reaksi:
−¿¿
CH3COOH → CH 3 COO + H +¿¿
Dari persamaan reaksi tersebut, didapatkan nilai Ka sebagai berikut:
Ka = ¿¿

[H+] = Ka x [ CH 3 COOH ]
¿¿
−log ¿ ¿ = −log ¿

= −log K a −log [
CH 3 COOH ]
−log ¿ ¿
¿¿
a
pH = p K a −log
g
Dengan keterangan:
K a = Tetapan ionisasi asam lemah
a = Jumlah mol asam lemah
g = Jumlah mol basa konjugasi
Dengan menggunakan sifat logaritma perkalian dan logaritma
pembagian, maka didapatkan rumus pH untuk larutan buffer asam adalah pH
a
= p K a −log .
g

2.2.4 Larutan Penyangga dari Basa Lemah dan Asam Konjugasinya (Buffer
Basa)
Campuran basa lemah dengan asam konjugasinya dalam suatu larutan,
maka hampir semua ion basa lemah berasal dari asam konjugasinya.
Contohnya, NH3 dan NH4 yang berasal dari garam (Brady, 1999).
Dalam campuran larutan NH3 dan NH4Cl pada larutan terdapat reaksi:
+¿¿
NH3 + H2O → NH 4 + OH −¿¿
Dari persamaan reaksi tersebut, didapatkan nilai Kb sebagai berikut:
Kb = ¿¿

¿ = Kb x [ NH 3 ]
¿¿
−log ¿ ¿ = −log ¿

= −log K b −log [
NH 3 ]
−log ¿ ¿
¿¿
b
pOH = p K b −log
g
pH = 14 −¿ pOH
b
pH = 14 −¿ p K b + log
g
Dengan keterangan:
K b = Tetapan ionisasi basa lemah
b = Jumlah mol basa lemah
g = Jumlah mol asam konjugasi
Dengan menggunakan sifat logaritma perkalian dan logaritma
pembagian, maka didapatkan rumus pH untuk larutan buffer basa adalah
b
pH=14−¿p K b + log .
g
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan paparan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.


1. Logaritma merupakan invers atau kebalikan dari pemangkatan (eksponen) yang
digunakan dalam menentukan besar pangkat dari suatu bilangan pokok.
Logaritma dapat digunakan untuk menentukan nilai pH (keasaman atau
kebasaan) suatu larutan, yang mana konsentrasinya sangat kecil. Sehingga
untuk menghindari penggunaan angka yang sangat kecil dilakukan perhitungan
menggunakan logaritma dengan persamaan: pH = - log [H+].
2. Larutan penyangga (buffer) merupakan suatu larutan asam atau basa yang
mengandung asam atau basa konjugasinya. Larutan ini menerapkan logaritma
perkalian dan pembagian dalam menentukan nilai pH-nya. Dengan persamaan
(rumus) nilai pH larutan penyangga dapat diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E., (Sukmariah Maun). 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Edisi
Kelima. Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara.
Gumilar, H. S. 2008. Matematika 1 kelompok seni, pariwisata, dan teknologi
Kerumahtanggaan. Buku Sekolah Elektronik (BSE). Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Ihsanto E, S. Hidayat. 2014. Rancang Bangun Sistem Pengukuran Ph Meter dengan
Menggunakan Mikrokontroller Arduino Uno, Jurnal Teknik Elektro, 3(5): 139-
146.
Permana, I. 2009. Memahami Kimia SMA/MA 2. Buku Sekolah Elektronik
(BSE).Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Pratama, M. Y. 2018. Analisis Kesulitan dan Alternatif Pemecahannya dalam
Menyelesaikan Soal-Soal Matematika Pokok Bahasan Logaritma di Kelas X
Mas Pab-1 Sampai Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara.
Rahmah, N. 2013. Hakikat Pendidikan Matematika. al-Khawarizmi, Volume 2.
STAIN Palopo: Palopo.

Anda mungkin juga menyukai