Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
PENETAPAN HARGA pH

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Nadia Fayza Azkia


NIM : 211420010
Program Studi : Teknik Pengolahan Minyak dan Gas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : I (Satu)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
(PEM AKAMIGAS)

Cepu, April 2022


PERCOBAAN 3:
PENETAPAN HARGA pH

I. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan dapat :

1. Mahasiswa dapat menetapkan harga pH dengan indikator


2. Mahasiswa dapat mengukur harga pH dengan pH meter

II. Keselamatan Kerja


Beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan dalam percobaan ini adalah:
1. Hati–hati saat bekerja dengan larutan kimia.
2. Perhatikan MSDS dari tiap bahan yang digunakan dalam praktikum ini (MSDS terdapat
dalam lampiran).
3. Saat bekerja dengan HNO3 dan H2SO4 pekat harus dilakukan di almari asam.
4. Limbah cair sisa percobaan dibuang ke dalam wadah buangan limbah cair, tidak
diperkenankan membuang limbah ke dalam wastafel.
5. Limbah padat dikumpulkan dan dibuang ke wadah buangan limbah padat.
6. Peralatan gelas ditangani dengan hati-hati.
III. Dasar Teori
Teori asam maupun basa sudah mulai dikenal oleh ahli kimia konvensional sejak jaman
dulu. bukti utama dapat dilihat dari nama mereka sendiri. Istilah asam berasal dari bahasa
latin acetum yang artinya adalah cuka. unsur pokok cuka adalah asam asetat CH3COOH.
Selain itu, hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam (Petrucci,1989).
Sebuah definisi asam dan basa yang lebih luas, yang akan berguna dalam perhitungan
kuantitatif. Suatu asam Bronsted-Lowry didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat
memberikan ion hidrogen (H+), sedangkan suatu basa bronsted-Lowry adalah suatu zat yang
dapat menerima ion hidrogen (H+). Dalam reaksi asam-basa bronsted-Lowry, ion hidrogen
dipindahkan dari asam ke basa (Octoby,1999).
pH merupakan skala yang menunjukkan kadar hidrogen yang melarut dalam suatu larutan
di mana:
pH = -log[H+]
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasamanatau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan . Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoretis.Skala pH bukanlah
skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional (Chang, 2003).
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder
LauritzSørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p"
pada"pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk power
p(pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat)
dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuahkarya
ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti
"logaritma negatif" (Devi, 2009).
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0.Larutan
dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH. lebih
daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah pentingdalam
bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia sepertikimia, biologi,
kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), danoseanografi. Tentu saja
bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakaimeskipun dalam frekuensi yang
lebih rendah (Devi, 2009).
Indikator pH merupakan zat yang dapat berubah warnaapabila pH lingkungannya berubah.
Indikator pH dapat dibedakan menjadiindikator satu warnadan indikator dua warna.
Indikator satu warna adalah yaituindikator yang mempunyai satu macam warna seperti
fenolptalin yang hanya akan berwarna merah bila dalam lingkungan basa. Indikator dua
warna adalah indikatoryang mempunyai dua warna,yaitu warna asam dan warna basa.
Indikator kuningalizarin mempunyai warna kuning dalam lingkungan asam (warna asam)
dan berwarna ungu dalam lingkungan basa (warna basa) (Sutresna,2008).
Ada dua cara yang umum dilakukan dalam melakukan pengukuran kadar pH suatu cairan
atau larutan, yaitu dengan menggunakan kertas lakmus dan pH meter.Perbedaan pokok dari
kedua alat tersebut adalah tampilan dan keakuratan hasildari pengukuran yang dilakukan.
Kertas lakmus mempunyai output berupa perubahan warna dari setiap pengukuran kadar pH
yang dilakukan. Cara ini kurang akurat, karena outputnya berbentuk perkiraan yang
mendekati dengan skala pH standar. Sedangkan pH meter adalah suatu alat pengukur pH
modern yang mana outputnya dalam tampilan digital. Namun pada umumnya pH meterharus
dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Kalibrasi dilakukan denganmengadjust pH
meter sesuai cairan pH standar (Buffer Solution) yang diukur (Parning, 2006).
pH larutan dapat diukur dengan beberapa cara. Secara kualitatif pH dapatdiperkirakan
dengan kertas Lakmus (Litmus) atau suatu indikator (kertas indikator pH). Seraca kuantitatif
pengukuran pH dapat digunakan elektroda potensiometrik.Elektroda ini memonitor
perubahan voltase yang disebabkan oleh perubahan aktifitas ion hidrogen (H+) dalam larutan
(Rahayu, 2009).
1. Menggunakan Indara perasa.
Secara mudah, lidah kita dapat merasakan rasa dari sesuatu yang dirasakanapakah air
tersebut bersifat asam atau basa. Namaun cara tidak dianjurkan karenaada beberapa
larutan yang tidak aman apabila di konsumsi.
2. Menggunakan indikator tetes.
Cara ini ditemukan dalam aktivitas titrasi. Prinsipnya adalah pengamatanwarna pada
setiap perubahan pH.
3. Menggunakan kertas lakmus
Kertas ini terbuat dari jenis tumbuhan khusus yang dapat memeberikan reaksikhusus
yang memberikan perubahan warna ketika menemukan kondisi pH tertentu.
4. Menggunakan pH meter
Cara pengukuran ini adalah cara yang paling banyak digunakan, karenaalatnya kecil dan
dapat dibawa kemana-mana. Selain itu juga memeberikan hasily ang akurat hingga nilai
pH dalam koma. Namun alat ini memiliki kekurangan yang terkadang tidak stabil saat
di gunakan.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam defenisi modern, asam adalah
suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat
(ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (yang digunakan dalam baterai atau aki mobil)
Asam umumnya berasa masam, walaupun demikian mencicipi rasa asam terutama asam
pekat dapat berbahaya dan tidak dianjurakan (Parning, 2006).
Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada logam yang sama,maka kita akan
memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu disebabkan perbedaan kekuatan asam yang kita
gunakan. Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium
ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dariasam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Basa merupakan senyawa yang jika
dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH - (Sutresna,2008).
pH yang dapat diukur dengan peralatan adalah pH antara 0 – 14 .
bila pH < 7, berarti larutan bersifat asam
bila pH = 7, berarti larutan bersifat netral
bila pH > 7berarti larutan bersifat basa
Untuk menghitung pH larutan asam kuat :
pH = - log [ H+]
Untuk menghitung pH larutan basa kuat :
pH = 14 - (- log [ H+] )
Untuk menghitung campuran larutan asam kuat dan basa kuat:
1. Bila jumlah molekul asam dan basa sama, maka harga pH campuran = 7
2. Bila dalam campuran larutan berlebihan asam :
𝑆𝑖𝑠𝑎 𝐻 +
𝑝𝐻 = − log
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
3. Bila dalam campuran larutan berlebihan basa :
𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑂𝐻 −
𝑝𝐻 = 14 − (− log )
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛

IV. Bahan Yang Digunakan


Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Larutan indikator PP, MO, BPB dan BTB
2. Kertas lakmus merah dan biru
3. Larutan H2SO4 0,01 M
4. Larutan HCl 0,01 M
5. Larutan NaOH 0,01 M

V. Peralatan Yang Digunakan


Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi
3. Gelas beaker, kapasitas 100 mL
4. pH meter

VI. Langkah Kerja


 Penetapan Harga pH dengan Indikator
Siapkan 12 buah tabung reaksi

Tambahkan ke dalam 6 buah


taung reaksi I

Tabung No. 1, diisi 3-4 tetes


larutan indikator BPB

Tabung No. 2, diisi 3-4 tetes


larutan indikator MO

Tabung No. 3, diisi 3-4 tetes


larutan indikator BTB

Tabung No. 4, diisi 3-4 tetes


larutan indikator PP

Tabung No. 5, diisi selembar


kertas lakmus merah

Tabung No. 6, diisi selembar


kertas lakmus biru

Lakukan hal yang sama untuk 6


tabung reaksi II

Tambahkan masing- masing


sekitar 2 mL larutan HCl 0,01 M
ke dalam 6 buah tabung reaksi I

Tambahkan masing- masing


sekitar 2 mL larutan NaOH 0,01 M
ke dalam 6 buah tabung reaksi II
 Pengukuran Harga pH dengan pH meter

Hidupkan alat pH meter, tunggu


beberapa saat untuk pemanasan

Kalibrasi pH meter dengan


larutan standar pH 7

Siapkan larutan yang akan


diperiksa harga pH nya ke dalam
gelas beaker

Ukur harga pH masing masing


larutan

Sebelum dan sesudah diangkat dari


larutan, tombol harus pada posisi
stand by

Setiap selesai memeriksa, elektroda


di cuci dengan akuades kemudian
di keringkan dengan kertas tissue

Setelah selesai pengukuran, pH


meter dimatikan dan kabelnya
dicabut dari stop kontak

VII. Hasil Praktikum


 Penetapan pH dengan Indikator
Warna dalam Lingkungan
No Indikator
Asam Basa
1 BPB Kuning Ungu
2 MO Merah Jingga
3 PP Bening Merah Muda
4 BTB Kuning Biru
5 Kertas Lakmus Merah Merah Biru
6 Kertas Lakmus Biru Merah Biru
 Harga pH dengan pH meter
No Larutan yang diperiksa Harga pH
1 50 mL HCl 0,01 M 2,92
2 50 mL H2SO4 0,01 M 2,61
3 50 mL NaOH 0,01 M 11,39
4 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M 10,74
5 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M 11,15
6 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,01 M 3,15

VIII. Perhitungan
 Nilai pH pada 50 mL HCl 0,01 M
𝐻𝐶𝑙 → 𝐻+ + 𝐶𝑙 −
pH = - log [H+]
pH = - log [10-2]
pH = 2
 Nilai pH pada 50 mL𝐻2 𝑆𝑂4 0,01 M
𝐻2 𝑆𝑂4 → 2𝐻+ + 𝑆𝑂4 2−
pH = - log [H+]
pH = - log [2.10-2]
pH = 2 – log 2
pH = 1,69
 Nilai pH pada 50 mL NaOH 0,01 M
𝑁𝑎𝑂𝐻 → 𝑁𝑎+ + 𝑂𝐻−
pOH = - log [OH-]
pOH = - log [10-2]
pOH =2
pH = 14 - pOH
pH = 14 - 2
pH = 12
 Nilai pH pada 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M
nNaoH =MxV = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
nHCl =MxV = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
M 0,25 0,25 - -
R 0,25 0,25 0,25 0,25
S 0 0 0,25 0,25
𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑎 [𝑂𝐻 − ]
𝑂𝐻 − =
𝑉 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
0
𝑂𝐻 − =
50
OH- =0
pH =7

 Nilai pH pada 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M


nNaoH = M x V = 0,01 x 50 = 0,5 mmol
nHCl = M x V = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
M 0,5 0,25 - -
R 0,25 0,25 0,25 0,25
S 0,25 0 0,25 0,25
𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑎 [𝑂𝐻 − ]
𝑂𝐻 − =
𝑉 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
0,25
𝑂𝐻 − =
75
OH- = 0,003 = 3 . 10-3
pOH = - log [OH-]
pOH = - log [3. 10-3]
pOH = 3 – log 3
pH = 14 - pOH
pH = 14 – (3- log 3)
pH = 11 + log 3
pH = 11,47
 Nilai pH pada 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,01 M
nNaoH =MxV = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
nHCl =MxV = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O
M 0,5 0,25 - -
R 0,5 0,25 0,25 0,5
S 0 0 0,25 0,5
𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑎 [𝑂𝐻 − ]

𝑂𝐻 =
𝑉 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
0
𝑂𝐻 − =
50
OH- =0
pH =7

IX. Tugas
1. Hitunglah harga pH teoritis dari larutan-larutan tersebut!
Jawab :
 Nilai pH pada 50 mL HCl 0,01 M
𝐻𝐶𝑙 → 𝐻+ + 𝐶𝑙 −
pH = - log [H+]
pH = - log [10-2]
pH = 2
 Nilai pH pada 50 mL𝐻2 𝑆𝑂4 0,01 M
𝐻2 𝑆𝑂4 → 2𝐻+ + 𝑆𝑂4 2−
pH = - log [H+]
pH = - log [2.10-2]
pH = 2 – log 2
pH = 1,69
 Nilai pH pada 50 mL NaOH 0,01 M
𝑁𝑎𝑂𝐻 → 𝑁𝑎+ + 𝑂𝐻−
pOH = - log [OH-]
pOH = - log [10-2]
pOH =2
pH = 14 - pOH
pH = 14 - 2
pH = 12
 Nilai pH pada 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M
nNaoH =MxV = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
nHCl =MxV = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
M 0,25 0,25 - -
R 0,25 0,25 0,25 0,25
S 0 0 0,25 0,25
𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑎 [𝑂𝐻 − ]
𝑂𝐻 − =
𝑉 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
0
𝑂𝐻 − =
50
OH- =0
pH =7

 Nilai pH pada 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M


nNaoH = M x V = 0,01 x 50 = 0,5 mmol
nHCl = M x V = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
M 0,5 0,25 - -
R 0,25 0,25 0,25 0,25
S 0,25 0 0,25 0,25
𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑎 [𝑂𝐻 − ]

𝑂𝐻 =
𝑉 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
0,25
𝑂𝐻 − =
75
OH- = 0,003 = 3 . 10-3
pOH = - log [OH-]
pOH = - log [3. 10-3]
pOH = 3 – log 3
pH = 14 - pOH
pH = 14 – (3- log 3)
pH = 11 + log 3
pH = 11,47
 Nilai pH pada 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,01 M
nNaoH =MxV = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
nHCl =MxV = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O
M 0,25 0,25 - -
R 0,25 0,125 0,125 0,25
S 0 0,125 0,125 0,25
𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑎 [𝑂𝐻 − ]

𝑂𝐻 =
𝑉 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
0,125
𝑂𝐻 − =
50
OH- = 0,0025 = 2,5 . 10-3
pOH = - log [OH-]
pOH = - log [2,5 . 10-3]
pOH = 3 – log 2,5
pH = 14 - pOH
pH = 14 – (3- log 2,5)
pH = 11 + log 2,5
pH = 11,39
2. Hitunglah harga pH terotitis dari larutan-laurtan tersebut!
a. 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,04 N
b. 75 ml NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,02 N
Jawab :
a. 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,04 N
nNaOH =MxV = 0,01 x 50 = 0,5 mmol
𝑁𝑉 0,04 . 25
𝑛𝐻2 𝑆𝑂4 = = = 0,02 mmol
𝑎 48

2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O


M 0,5 0,02 - -
R 0,04 0,02 0,02 0,04
S 0,46 0 0,02 0,04
𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑎 [𝑂𝐻 − ]
𝑂𝐻 − =
𝑉 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
0,46
𝑂𝐻 − =
75
OH- = 0,00613 = 6,13 . 10-3
pOH = - log [OH-]
pOH = - log [6,13 . 10-3]
pOH = 3 – log 6,13
pH = 14 - pOH
pH = 14 – (3- log 6,13)
pH = 11 + log 6,13
pH = 11,78
b. 75 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,04 N
nNaOH =MxV = 0,01 x 75 = 0,75 mmol
𝑁𝑉 0,02 . 25
𝑛𝐻2 𝑆𝑂4 = = = 0,01 mmol
𝑎 48

2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O


M 0,5 0,01 - -
R 0,02 0,01 0,01 0,02
S 0,48 0 0,01 0,02
𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑎 [𝑂𝐻 − ]
𝑂𝐻 − =
𝑉 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
0,48
𝑂𝐻 − =
100
OH- = 0,0048 = 4,8 . 10-3
pOH = - log [OH-]
pOH = - log [4,8 . 10-3]
pOH = 3 – log 4,8
pH = 14 - pOH
pH = 14 – (3- log 4,8)
pH = 11 + log 4,8
pH = 11,68

X. Analisis
Pengukuran pH bertujuan untuk mengetahui derajat keasamaan yang terkandung atau
untuk mengetahui nilai yang menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki
suatu larutan. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan
larutan standar yang pH nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. pH < 7, pH >
7 larutan bersifat basa. Dalam larutan netral pH = 7 . Hal yang dilakukan pada percobaan ini
yaitu menetapkan harga pH dengan menggunakan indikator dan juga menguur harga pH
larutan uji dengan alat pH meter.
Pada percobaan menetapkan pH dengan indikator. Indikator yang digunakan yaitu BPB,
BTB, PP, dan MO serta kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru dimasukkan ke dalam
masing masing tabung reaksi. Dimana setelah itu akan ditambahkan larutan asam pada
tabung reaksi I yaitu HCl 0,01 M dan larutan basa yaitu NaOH 0,01 M pada tabung reaksi 2.
Pengamatan terhadap perubahan warna yang terjadi. Indikator BTB (Bromotimol
sulfonftalein) banyak digunakan dalam aplikasi yang memerlukan pengukuran zat yang
memiliki pH relatif netral (dekat 7). Senyawa ini umum digunakan untuk mengukur
kehadiran asam karbonat dalam cairan. Bromotimol biru berperan sebagai asam lemah
dalam larutan. Karenanya, ia dapat berada dalam bentuk terprotonasi atau terdeprotonasi,
menghasilkan warna kuning atau biru, masing-masing. Senyawa ini berwarna biru laut
terang dengan sendirinya, dan biru kehijauan dalam larutan netral. Larutan Indikator
Bromophenol Blue (C19H10Br4O5S) digunakan sebagai indikator pH, penanda warna
elektroforesis. Fenolftalein cocok untuk digunakan sebagai indikator untuk proses titrasi
HCl dan NaOH. Fenolftalein tidak akan berwarna (bening) dalam keadaan zat yang asam
atau netral, namun akan berwarna kemerahan dalam keadaan zat yang basa.[3] Tepatnya
pada titik pH di bawah 8,3 fenolftalein tidak berwarna, namun jika mulai melewati 8,3 maka
warna merah muda yang semakin kemerahan akan muncul. Semakin basa maka warna yang
ditimbulkan akan semakin merah. Indikator metil jingga merupakan salah satu indikator
asam basa yang akan berwarna merah dalam asam dan berwarna orange dalam basa dengan
trayek pH 3,1 – 4,4.
Kertas lakmus merupakan salah satu Indikator asam basa yang paling sering digunakan
untuk mengetahui sifat suatu larutan. Lakmus yang berwarna merah akan tetap merah ketika
dimasukkan ke dalam larutan asam, dan akan berwarna biru bisa dicelupkan ke dalam larutan
basa. Sedangkan pada lakmus biru akan berwarna biru ketika dicelupkan ke dalam larutan
basa dan akan berubah warna menjadi merah ketika dicelupkan ke dalam larutan asam.
Pada tabung reaksi indikator BPB saat direaksikan dengan larutan HCl berubah warna
menjadi kuning, sedangkan saat ditambahkan larutan basa berubah warna menjadi ungu.
Larutan asam yang direaksikan dengan indicator BTB berubah warna menjadi kuning , saat
indicator BTB direaksikan dengan larutan basa berubah warna menjadi biru.
Tabung reaksi I yang berisi HCl saat direaksikan dengan indicator PP tidak
menunjukkan perubahan warna yang terjadi. Namun saat tabung reaksi II yang berisi NaOH
direaksikan dengan indicator PP menunjukkan perubahan warna menjadi merah muda.
Indicator Metil Oranye atau metal jingga yang direaksikan dengan larutan asam akan
mengalami perubahan warna menjadi merah, sedangkkan direaksikan dengan larutan basa
akan berubah menjadi warna jingga atau orange.
Pada kertas lakmus berwarna merah, saat ditambahkan larutan asam warnanya tetap
berwarna merah, saat ditambahkan larutan basa warnanya berubah menjadi warna biru.
Sedangkan pada kertas lakmus berwarna biru saat direaksikan dengan NaOH warna tetap
berwarna biru, sedangkan saat direaksikan dengan HCl warnanya berubah menjadi warna
merah.
Warna kemerahan menunjukkan larutan bersifat asam dimana memiliki pH yang < 7.
Sedangkan warna kebiruan menunjukkan larutan bersifat basa yang memiliki pH > 7.
Sedangkan saat larutan netral tidak mengalami perubahan warna , larutan memiliki pH = 7.
Pengukuran pH menggunakan pH meter saat menghidupkan alatnya harus menunggu
beberapa saat sebelum pH meter digunakan untuk dipanaskan. Lalu harus dilakukan
kalibrasi menggunakan larutan yang memiliki pH = 7 yaitu akuades. Tujuan dilakukan
kalibrasi agar hasil yang diukur agar lebih akurat. Kalibrasi bermanfaat untuk menjaga alat
ukur dengan bahan yang akan diukur tetap sesuai dengan spesifikasinya.
Metode logaritmik dalam menyatakan keasaman ini, maka digunakan rumus:
pH = −log [H+] (untuk menghitung pH larutan asam)
pH =14−log [OH−] (untuk menghitung pH larutan basa)
Saat mengukur pH 50 mL HCl 0,01 M pH meter menunjukkan harga pH sebesar 2,92 .
Hal ini menunjukkanlarutan HCl bersifat asam. Selain dilihat dari pH yang < 7 , HCl bersifat
asam karena mengandung ion H+. Dalam perhitungan pH larutan 50 mL HCl 0,01 M
didapatkan hasil pH yaitu 2 . Antara pH meter dan perhitungan memiliki nilai yang berbeda
namun masih dalam selisih yang tidak terjauh. pH dari Nilai pH pada 50 mL 𝐻2 𝑆𝑂4 0,01 M
dalam pH meter terbaca 2,61 , dalam perhitungan rumus pH Nilai pH pada 50 mL𝐻2 𝑆𝑂4
0,01 M diperoleh 1,69.
Pengukuran pH larutan Nilai pH pada 50 mL NaOH 0,01 M mnggunakan pH meter
didapat 11,39 dalam perhitungan menggunakan rumus pH laarutan NaOH diperoleh 12. pH
larutan NaOH menandakan larutan bersifat basa karena memiliki pH lebih dari 7, berarti
larutan ini mengandung ion OH-.
Pada pengukuran pH larutan campuran yang diukur 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl
0,01 M pH yang terbaca dalam pH meter adalah 10,47 . pH larutan campuran dalam
perhitungan menggunakan rumus metode logaritmik larutan memiliki pH 7 yang berarti
bersifat netral. Namun antara pengukuran dalam pH meter dan menggunakan rumus
perhitugan terjadi ketidaksesuaian dimmana dalam pH meter larutan campuran dapat
dikatakan bersifat basa. Dimana hal itu dapat terjadi karena saat melakukan pengukuran
sensor pH meter menyentuh ujung tabung reaksi, sehingga memungkin larutan yang belum
tercampur sepenuhnya dan larutan basa yang terkandung yang terbaca dalam pH meter.
Larutan campuran 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M , pH yang dihitung
menggunakan metode logaritmik memiliki pH 11,47 sedangkan pH yang terbaca dalam alat
pH meter yaitu 11,15. Larutan campuran bersifat basa yang dipengaruhi karena volume
NaOH lebih banyak disbanding volume HCl.
pH larutan campuran 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,01 M yang terbaca dalam
pH meter 3,15 sedangkan menurut dasar teori seharusnya memiliki pH netral yaitu 7. Hal ini
terjadi karena saat melakukan percobaan praktikan tidak mengkalibrasi alat pH meter dengan
bener setelah digunakan pada larutan lain sehingga pH yang terbaca dalam pH meter tidak
netral.
Hasil percobaan yang telah praktikan lakukan menunjukkan pH meter merupakan salah
satu peralatan untuk menetukan pH suatu larutan. Nilai pH pada pH meter dapat dengan
mudah dilihat secara langsung melalui angka yang tertera pada layar digital. Nilai pH yang
dapat diukur dengan peralatan adalah pH antara 0 – 14 dengan rincian bila pH < 7 larutan
bersifat asam, bila pH = 7, larutan bersifat netral, bila pH > 7, larutan bersifat basa.
Adapula kesalahan yang muncul di percobaan ini antara lain, kurang teliti nya praktikan
dalam membersihkan penunjuk pH meter sehingga ada kemungkinan perubahan konsentrasi
pada larutan yang pada mempengaruhi nilai pH dari larutan tersebut. Seharusnya, penunjuk
dari pH meter dibersihkan dengan baik menggunakan tisu sebelum dicelupkan ke dalam
larutan selanjutnya.

XI. Penutup
A. Simpulan
 HCl termasuk larutan bersifat asam, karena memiliki pH kurang dari 7 dan juga
mengandung ion H+ . Perubahan warna yang terjadi saat direaksikan dengan indikator
HCl menunjukkan perubahan warna yang cenderung kemerahan
 NaOH termasuk larutan yang bersifat basa memiliki pH lebih dari 7 . Perubahan warna
yang terjadi cenderung kebiruan
 H2SO4 memiliki pH kurang dari 7 yang menunjukkan bahwa larutan ini bersifat asam.
 Saat larutan asam dan basa yang memiliki volume dan konsentrasi yang sama
direaksikan , pH larutan cenderung netral yaitu bernilai 7.
B. Saran
Dalam melakukan percobaan diharapkan setelah menggunakan alat yang
digunakan di kalibrasi lagi agar menghasilkan hasil yang maksimal. Diharapkan
praktikan bisa lebih teliti lagi dalam melaksanakan praktikum seperti mencampurkan
larutan sesuai takaran dan juga teliti dalam memilih alat yang masih layak untuk dipakai.
Berhati-hatilah saat praktikum berlangsung agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan disaat pelaksanaan praktikum.

XII. Daftar Pustaka


Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep - Konsep Inti Edisi Ketiga. Penerbit
Erlangga : Jakarta
Devi, P.K . 2009. Kimia 1. Penerbit Departemen Pendidikan Nasional :Jakarta
Octoby, David. 1999. Prinsip – Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat. Penerbit
Erlangga : Jakarta
Parning, 2006. Kimia . Penerbit Yudhistira, Jakarta
Petrucci, Ralph. 1989. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat. Penerbit
Erlangga : Jakarta
Rahayu, Iman. 2009. Praktis Belajar Kimia 1. Penerbit Departemen Pendidikan
Nasional :Jakarta
Sutresna, N. 2008 . Cerdas Belajar Kimia. Grafindo :Bandung.
XIII. Lampiran
Larutan Uji pH meter

Anda mungkin juga menyukai