KIMIA DASAR
PENETAPAN HARGA pH
Disusun oleh :
I. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan dapat :
VIII. Perhitungan
Nilai pH pada 50 mL HCl 0,01 M
𝐻𝐶𝑙 → 𝐻+ + 𝐶𝑙 −
pH = - log [H+]
pH = - log [10-2]
pH = 2
Nilai pH pada 50 mL𝐻2 𝑆𝑂4 0,01 M
𝐻2 𝑆𝑂4 → 2𝐻+ + 𝑆𝑂4 2−
pH = - log [H+]
pH = - log [2.10-2]
pH = 2 – log 2
pH = 1,69
Nilai pH pada 50 mL NaOH 0,01 M
𝑁𝑎𝑂𝐻 → 𝑁𝑎+ + 𝑂𝐻−
pOH = - log [OH-]
pOH = - log [10-2]
pOH =2
pH = 14 - pOH
pH = 14 - 2
pH = 12
Nilai pH pada 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M
nNaoH =MxV = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
nHCl =MxV = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
M 0,25 0,25 - -
R 0,25 0,25 0,25 0,25
S 0 0 0,25 0,25
𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑎 [𝑂𝐻 − ]
𝑂𝐻 − =
𝑉 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
0
𝑂𝐻 − =
50
OH- =0
pH =7
IX. Tugas
1. Hitunglah harga pH teoritis dari larutan-larutan tersebut!
Jawab :
Nilai pH pada 50 mL HCl 0,01 M
𝐻𝐶𝑙 → 𝐻+ + 𝐶𝑙 −
pH = - log [H+]
pH = - log [10-2]
pH = 2
Nilai pH pada 50 mL𝐻2 𝑆𝑂4 0,01 M
𝐻2 𝑆𝑂4 → 2𝐻+ + 𝑆𝑂4 2−
pH = - log [H+]
pH = - log [2.10-2]
pH = 2 – log 2
pH = 1,69
Nilai pH pada 50 mL NaOH 0,01 M
𝑁𝑎𝑂𝐻 → 𝑁𝑎+ + 𝑂𝐻−
pOH = - log [OH-]
pOH = - log [10-2]
pOH =2
pH = 14 - pOH
pH = 14 - 2
pH = 12
Nilai pH pada 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M
nNaoH =MxV = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
nHCl =MxV = 0,01 x 25 = 0,25 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
M 0,25 0,25 - -
R 0,25 0,25 0,25 0,25
S 0 0 0,25 0,25
𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑎 [𝑂𝐻 − ]
𝑂𝐻 − =
𝑉 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
0
𝑂𝐻 − =
50
OH- =0
pH =7
X. Analisis
Pengukuran pH bertujuan untuk mengetahui derajat keasamaan yang terkandung atau
untuk mengetahui nilai yang menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki
suatu larutan. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan
larutan standar yang pH nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. pH < 7, pH >
7 larutan bersifat basa. Dalam larutan netral pH = 7 . Hal yang dilakukan pada percobaan ini
yaitu menetapkan harga pH dengan menggunakan indikator dan juga menguur harga pH
larutan uji dengan alat pH meter.
Pada percobaan menetapkan pH dengan indikator. Indikator yang digunakan yaitu BPB,
BTB, PP, dan MO serta kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru dimasukkan ke dalam
masing masing tabung reaksi. Dimana setelah itu akan ditambahkan larutan asam pada
tabung reaksi I yaitu HCl 0,01 M dan larutan basa yaitu NaOH 0,01 M pada tabung reaksi 2.
Pengamatan terhadap perubahan warna yang terjadi. Indikator BTB (Bromotimol
sulfonftalein) banyak digunakan dalam aplikasi yang memerlukan pengukuran zat yang
memiliki pH relatif netral (dekat 7). Senyawa ini umum digunakan untuk mengukur
kehadiran asam karbonat dalam cairan. Bromotimol biru berperan sebagai asam lemah
dalam larutan. Karenanya, ia dapat berada dalam bentuk terprotonasi atau terdeprotonasi,
menghasilkan warna kuning atau biru, masing-masing. Senyawa ini berwarna biru laut
terang dengan sendirinya, dan biru kehijauan dalam larutan netral. Larutan Indikator
Bromophenol Blue (C19H10Br4O5S) digunakan sebagai indikator pH, penanda warna
elektroforesis. Fenolftalein cocok untuk digunakan sebagai indikator untuk proses titrasi
HCl dan NaOH. Fenolftalein tidak akan berwarna (bening) dalam keadaan zat yang asam
atau netral, namun akan berwarna kemerahan dalam keadaan zat yang basa.[3] Tepatnya
pada titik pH di bawah 8,3 fenolftalein tidak berwarna, namun jika mulai melewati 8,3 maka
warna merah muda yang semakin kemerahan akan muncul. Semakin basa maka warna yang
ditimbulkan akan semakin merah. Indikator metil jingga merupakan salah satu indikator
asam basa yang akan berwarna merah dalam asam dan berwarna orange dalam basa dengan
trayek pH 3,1 – 4,4.
Kertas lakmus merupakan salah satu Indikator asam basa yang paling sering digunakan
untuk mengetahui sifat suatu larutan. Lakmus yang berwarna merah akan tetap merah ketika
dimasukkan ke dalam larutan asam, dan akan berwarna biru bisa dicelupkan ke dalam larutan
basa. Sedangkan pada lakmus biru akan berwarna biru ketika dicelupkan ke dalam larutan
basa dan akan berubah warna menjadi merah ketika dicelupkan ke dalam larutan asam.
Pada tabung reaksi indikator BPB saat direaksikan dengan larutan HCl berubah warna
menjadi kuning, sedangkan saat ditambahkan larutan basa berubah warna menjadi ungu.
Larutan asam yang direaksikan dengan indicator BTB berubah warna menjadi kuning , saat
indicator BTB direaksikan dengan larutan basa berubah warna menjadi biru.
Tabung reaksi I yang berisi HCl saat direaksikan dengan indicator PP tidak
menunjukkan perubahan warna yang terjadi. Namun saat tabung reaksi II yang berisi NaOH
direaksikan dengan indicator PP menunjukkan perubahan warna menjadi merah muda.
Indicator Metil Oranye atau metal jingga yang direaksikan dengan larutan asam akan
mengalami perubahan warna menjadi merah, sedangkkan direaksikan dengan larutan basa
akan berubah menjadi warna jingga atau orange.
Pada kertas lakmus berwarna merah, saat ditambahkan larutan asam warnanya tetap
berwarna merah, saat ditambahkan larutan basa warnanya berubah menjadi warna biru.
Sedangkan pada kertas lakmus berwarna biru saat direaksikan dengan NaOH warna tetap
berwarna biru, sedangkan saat direaksikan dengan HCl warnanya berubah menjadi warna
merah.
Warna kemerahan menunjukkan larutan bersifat asam dimana memiliki pH yang < 7.
Sedangkan warna kebiruan menunjukkan larutan bersifat basa yang memiliki pH > 7.
Sedangkan saat larutan netral tidak mengalami perubahan warna , larutan memiliki pH = 7.
Pengukuran pH menggunakan pH meter saat menghidupkan alatnya harus menunggu
beberapa saat sebelum pH meter digunakan untuk dipanaskan. Lalu harus dilakukan
kalibrasi menggunakan larutan yang memiliki pH = 7 yaitu akuades. Tujuan dilakukan
kalibrasi agar hasil yang diukur agar lebih akurat. Kalibrasi bermanfaat untuk menjaga alat
ukur dengan bahan yang akan diukur tetap sesuai dengan spesifikasinya.
Metode logaritmik dalam menyatakan keasaman ini, maka digunakan rumus:
pH = −log [H+] (untuk menghitung pH larutan asam)
pH =14−log [OH−] (untuk menghitung pH larutan basa)
Saat mengukur pH 50 mL HCl 0,01 M pH meter menunjukkan harga pH sebesar 2,92 .
Hal ini menunjukkanlarutan HCl bersifat asam. Selain dilihat dari pH yang < 7 , HCl bersifat
asam karena mengandung ion H+. Dalam perhitungan pH larutan 50 mL HCl 0,01 M
didapatkan hasil pH yaitu 2 . Antara pH meter dan perhitungan memiliki nilai yang berbeda
namun masih dalam selisih yang tidak terjauh. pH dari Nilai pH pada 50 mL 𝐻2 𝑆𝑂4 0,01 M
dalam pH meter terbaca 2,61 , dalam perhitungan rumus pH Nilai pH pada 50 mL𝐻2 𝑆𝑂4
0,01 M diperoleh 1,69.
Pengukuran pH larutan Nilai pH pada 50 mL NaOH 0,01 M mnggunakan pH meter
didapat 11,39 dalam perhitungan menggunakan rumus pH laarutan NaOH diperoleh 12. pH
larutan NaOH menandakan larutan bersifat basa karena memiliki pH lebih dari 7, berarti
larutan ini mengandung ion OH-.
Pada pengukuran pH larutan campuran yang diukur 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl
0,01 M pH yang terbaca dalam pH meter adalah 10,47 . pH larutan campuran dalam
perhitungan menggunakan rumus metode logaritmik larutan memiliki pH 7 yang berarti
bersifat netral. Namun antara pengukuran dalam pH meter dan menggunakan rumus
perhitugan terjadi ketidaksesuaian dimmana dalam pH meter larutan campuran dapat
dikatakan bersifat basa. Dimana hal itu dapat terjadi karena saat melakukan pengukuran
sensor pH meter menyentuh ujung tabung reaksi, sehingga memungkin larutan yang belum
tercampur sepenuhnya dan larutan basa yang terkandung yang terbaca dalam pH meter.
Larutan campuran 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M , pH yang dihitung
menggunakan metode logaritmik memiliki pH 11,47 sedangkan pH yang terbaca dalam alat
pH meter yaitu 11,15. Larutan campuran bersifat basa yang dipengaruhi karena volume
NaOH lebih banyak disbanding volume HCl.
pH larutan campuran 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,01 M yang terbaca dalam
pH meter 3,15 sedangkan menurut dasar teori seharusnya memiliki pH netral yaitu 7. Hal ini
terjadi karena saat melakukan percobaan praktikan tidak mengkalibrasi alat pH meter dengan
bener setelah digunakan pada larutan lain sehingga pH yang terbaca dalam pH meter tidak
netral.
Hasil percobaan yang telah praktikan lakukan menunjukkan pH meter merupakan salah
satu peralatan untuk menetukan pH suatu larutan. Nilai pH pada pH meter dapat dengan
mudah dilihat secara langsung melalui angka yang tertera pada layar digital. Nilai pH yang
dapat diukur dengan peralatan adalah pH antara 0 – 14 dengan rincian bila pH < 7 larutan
bersifat asam, bila pH = 7, larutan bersifat netral, bila pH > 7, larutan bersifat basa.
Adapula kesalahan yang muncul di percobaan ini antara lain, kurang teliti nya praktikan
dalam membersihkan penunjuk pH meter sehingga ada kemungkinan perubahan konsentrasi
pada larutan yang pada mempengaruhi nilai pH dari larutan tersebut. Seharusnya, penunjuk
dari pH meter dibersihkan dengan baik menggunakan tisu sebelum dicelupkan ke dalam
larutan selanjutnya.
XI. Penutup
A. Simpulan
HCl termasuk larutan bersifat asam, karena memiliki pH kurang dari 7 dan juga
mengandung ion H+ . Perubahan warna yang terjadi saat direaksikan dengan indikator
HCl menunjukkan perubahan warna yang cenderung kemerahan
NaOH termasuk larutan yang bersifat basa memiliki pH lebih dari 7 . Perubahan warna
yang terjadi cenderung kebiruan
H2SO4 memiliki pH kurang dari 7 yang menunjukkan bahwa larutan ini bersifat asam.
Saat larutan asam dan basa yang memiliki volume dan konsentrasi yang sama
direaksikan , pH larutan cenderung netral yaitu bernilai 7.
B. Saran
Dalam melakukan percobaan diharapkan setelah menggunakan alat yang
digunakan di kalibrasi lagi agar menghasilkan hasil yang maksimal. Diharapkan
praktikan bisa lebih teliti lagi dalam melaksanakan praktikum seperti mencampurkan
larutan sesuai takaran dan juga teliti dalam memilih alat yang masih layak untuk dipakai.
Berhati-hatilah saat praktikum berlangsung agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan disaat pelaksanaan praktikum.