Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

KIMIA DASAR
KECEPATAN REAKSI
Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M.Sc.

Disusun Oleh :
Sulthan Erlangga
NIM : 201450019
Kelompok : III (Tiga)
Kelas : Logistik 1A
Asisten Laboratorium : Annisa Safira Adelia
Isna Rahmawati Kanyoma
Prodi : Logistik Minyak dan Gas

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL
POLIKTEKNIK ENERGI DAN MINERAL
PEM AKAMIGAS

Cepu, Maret 2021


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum...............................................................................................1

1.3 Manfaat Praktikum.............................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................2

2.1 Kecepatan Reaksi.............................................................................................2

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi............................................3

2.3 Sifat Zat.............................................................................................................4

2.4 Orde Reaksi......................................................................................................6

2.5 Teori Tumbukan..............................................................................................7

BAB III..............................................................................................................................8

METODOLOGI.................................................................................................................8

3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................................8

3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................8

3.3 Cara Kerja..........................................................................................................8

BAB IV............................................................................................................................11

HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................11

4.1 Hasil dan Perhitungan......................................................................................11

4.1.1 Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi....................11


4.1.2 Pengaruh Temperatur Zat Terhadap Kecepatan Reaksi....................11
4.2 Pembahasan......................................................................................................12

4.3 Hubungan “Kecepatan Reaksi” dengan Kegiatan Logistik Migas....................12

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


4.4 Soal..................................................................................................................12

BAB V.............................................................................................................................13

KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................13

5.1 Kesimpulan......................................................................................................13

5.2 Saran................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum Kimia Dasar dengan judul praktikum “Kecepatan
Reaksi”, antara lain :
1. Mahasiswa dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
reaksi kimia
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan
reaksi
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh temperatur terhadap kecepatan
reaksi.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum Kimia Dasar dengan judul praktikum
“Kecepatan Reaksi”, antara lain :
1. Bagi Penulis, praktikum ini bermanfaat untuk memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan reaksi dan pengaruh konsentrasi serta
temperatur terhadap kecepatan reaksi.
2. Bagi pembaca laporan praktikum ini sebagai referensi bagi peneliti
selanjutnya.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecepatan Reaksi


6.1
Kecepatan reaksi didefenisikan sebagai perubahan konsentrasi per
satuan waktu. Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul
reaktan atau konsentarsi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak
tetap melainkan berubah terus menerus seiring dengan perubahan konsentrasi
dan temperatur. Satuan konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M) atau
mol per liter (mol. L-1). 4.1
Satuan waktu yang digunakan biasanya detik (dt).
Sehingga laju reaksi mempunyai satuan mol per liter per detik (mol. L-1. dt-1
atau M.dt-1).
5.1
Persamaan Laju Reaksi (v) adalah hasil kali dari tetapan laju reaksi (k)
dengan konsentrasi awal A ([A]) dan konsentrasi awal B ([B]) yang
dipangkatkan dengan orde tingkat reaksi A (x) dan orde tingkat reaksi.
Rumus umum laju reaksi merupakan perubahan jumlah molar zat per satuan
waktu, ditulis sebagai berikut:
∆[ x ] n
v= ∆ [ x ]=
∆t V
dimana :
v = Laju Reaksi
∆ [x ] = Perubahan Kosentrasi molar zat (M)
∆t = Perubahan waktu (s)

n = Jumlah mol zat terlarut (mol)


V = Volume larutan (L)
Persamaan laju reaksi juga dapat dikaitkan dengan laju perubahan
konsentrasi suatu reaktan, sehingga dapat ditulis sebagai berikut:
V =k [ A ]x [B] y
dimana :
V = Laju reaksi (mol/l)
k = Tetapan laju reaksi
A = Konsentrasi awal zat A

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


B = Konsentrasi awal zat B
x = Orde reaksi terhadap A
y = Orde reaksi terhadap B

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi


3.1
Kecepatan rekasi kimia dapat berubah menjadi cepat ataupun lebih
lambat pada reaktan-reaktan yang sama. Perubahan ini dipengaruhi beberapa
faktor seperti konsentrasi zat pereaksi, wujud fisik, temperature dan
katalisator. Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi:
1. Konsentrasi
Semakin tinggi konsentrasi reaktan, semakin banyak jumlah partikel
reaktan yang bertumbukan, sehingga semakin tinggi frekuensi terjadinya
tumbukan dan lajunya meningkat. Sebagai contoh, dalam reaksi korosi
besi di udara, laju reaksi korosi besi lebih tinggi pada udara yang
kelembabannya lebih tinggi (konsentrasi reaktan H2O tinggi)
2. Wujud Fisik Reaktan
Jika reaktan yang bereaksi dalam wujud fisik (fasa) yang sama,
semuanya gas atau semuanya cair, maka tumbukan antar partikel
didasarkan pada gerak acak termal dari partikel. Jika reaktan yang bereaksi
berbeda wujud fisik (fasa), tumbukan yang efektif hanya terjadi pada
bagian antarfasa. Jadi, reaksi dengan reaktan-reaktan berbeda fasa dibatasi
oleh luas permukaan kontak reaktan. Oleh karena itu, semakin luas
permukaan kontak reaktan per unit volum, maka semakin tinggi frekuensi
terjadinya tumbukan partikel reaktan dan laju reaksi meningkat. Sebagai
contoh, pada reaksi pembakaran kayu, akan lebih mudah dan cepat
membakar kayu gelondongan yang telah dipotong menjadi balok-balok
kecil dibanding dengan langsung membakar kayu gelondongan tersebut.
3. Temperatur
Semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi energi kinetik dari
partikel reaktan, sehingga frekuensi tumbukan dan energi tumbukan
meningkat. Oleh karena itu, semakin tinggi temperatur, laju reaksi juga
semakin cepat. Sebagai contoh, pada reaksi glowing stick menyala (reaksi

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


chemiluminescence), glowing stick menyala lebih cepat dan terang di
dalam air panas dibanding dalam air dingin.
4. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa
terkonsumsi di dalam reaksi tersebut. Katalis menyediakan alternatif jalur
reaksi dengan energi aktivasi yang lebih rendah dibanding jalur reaksi
tanpa katalis sehingga reaksinya menjadi semakin cepat.

2.3 Sifat Zat


9.1
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruangan. Ada
tiga macam wujud zat, yaitu zat padat, cair, dan gas. Sifat zat padat memiliki
bentuk dan volumenya tetap, tidak tergantung pada tempatnya. Sifat zat cair
adalah volumenya tetap, tetapi bentuk berubah sesuai dengan tempatnya. Sifat
1.1
gas adalah bentuk dan volumenya berubah sesuai dengan tempatnya. Sifat
suatu zat dibedakan menjadi dua, yaitu secara fisika dan kimia:
A. Sifat Fisika Zat
Sifat fisika suatu zat berkaitan dengan penampilan atau keadaan fisis
zat tersebut, di antaranya:
1. Wujud zat
Berdasarkan wujudnya zat dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu padat, cair, dan gas. Masing-masing wujud zat mempunyai ciri-
ciri khusus baik dilihat dari bentuk fisiknya maupun partikel-partikel
penyusunnya
2. Warna
Warna merupakan salah satu sifat fisika yang dapat kamu amati
secara langsung, nih. Setiap zat memiliki warna yang berbeda-beda. Hal
ini yang membedakan antara zat satu dengan zat yang lainnya.
Contohnya, batu bara berwarna hitam, kayu berwarna coklat, besi
berwarna abu-abu keperakan, dan lain-lain.
3. Kelarutan
Kelarutan adalah kemampuan suatu zat untuk larut (bercampur)
dalam pelarut. Air merupakan pelarut untuk zat-zat terlarut.
4. Daya hantar listrik

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


Suatu zat atau benda digolongkan menjadi dua berdasarkan
kemampuannya dalam menghantarkan listrik, yaitu konduktor dan
isolator. Benda yang dapat menghantarkan listrik dengan baik
disebut konduktor. Contohnya benda-benda yang terbuat dari logam,
seperti besi, alumunium, tembaga, kawat, dsb. Sementara itu, benda
yang tidak dapat menghantarkan listrik disebut isolator. Contohnya,
benda-benda non-logam, seperti kain, plastik, karet, kayu, dsb.
5. Kemagnetan
Berdasarkan sifat kemagnetannya, benda juga digolongkan menjadi
dua, yaitu benda magnetik dan benda non-magnetik. Benda
magnetik adalah benda yang dapat ditarik oleh magnet,
sedangkan benda non-magnetik adalah benda yang tidak dapat ditarik
oleh magnet. Umumnya, benda-benda logam akan memiliki sifat
magnetik dan kebalikannya, benda non-logam akan memiliki sifat non-
magnetik.
B. Sifat Kimia Zat
Sifat kimia suatu zat berkaitan dengan perubahan kimia yang dialami
oleh zat tersebut, antara lain:
1. Mudah terbakar
Umumnya, benda-benda tersebut terbakar karena adanya interaksi
langsung dengan api. Bahan-bahan yang mudah terbakar merupakan
bahan yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan
kebakaran.
2. Busuk dan asam
Makanan dan minuman yang dibiarkan terlalu lama akan
membusuk atau basi. Hal ini terjadi karena adanya reaksi kimia antara
zat-zat pada makanan dan minuman tersebut dengan oksigen (udara).
Oleh sebab itu, agar makanan dan minuman jadi lebih awet, kamu bisa
memanaskannya kembali atau menyimpannya ke dalam kulkas.
3. Berkarat
Reaksi antara logam dengan air dan oksigen dapat menimbulkan
karat pada logam tersebut. Oleh karena itu, sesuatu yang terbuat dari

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


logam, seperti besi dan seng akan mudah berkarat bila terkena air dan
udara pada waktu yang cukup lama.
4. Mudah meledak
Interaksi antara zat yang mudah meledak dengan udara, api, atau
cahaya matahari dapat menimbulkan ledakan.
5. Beracun
Beberapa zat bisa berubah menjadi sangat beracun ketika
mengalami reaksi kimia tertentu. Contohnya adalah gas karbon
monoksida (CO). Gas ini dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna
dari atom karbon. Gas karbon monoksida sulit sekali dideteksi karena
wujudnya yang tidak berwarna dan tidak berbau. Apabila seseorang
menghirup gas karbon monoksida, maka akan menyebabkan aliran
oksigen dalam darah tidak lancar, gagal bernafas, hingga kematian.

2.4 Orde Reaksi


7.1
Orde reaksi adalah bilangan yang menyatakan besarnya pengaruh
konsentrasi reaktan saat terjadi laju reaksi. Orde reaksi (kebanyakan) bilangan
bulat, tetapi juga bisa dalam bentuk pecahan dan bilangan negatif. Orde ini
tidak bergantung pada koefisien stoikiometri reaktan, tetapi tergantung pada
nilai selama eksperimen. Ada beberapa jenis dari orde reaksi, yaitu orde
reaksi nol, orde reaksi satu, dan orde reaksi dua.
10.1
Orde reaksi total dibedakan menjadi orde nol, orde satu, dan orde dua.
Orde reaksi total didapatkan melalui persamaan:
orde reaksi total=x+ y
1. Dilansir dari Chemguide, orde reaksi nol menunjukkan bahwa laju reaksi
tidak bergantung pada konsentrasi reaktan.
2. Orde reaksi satu menunjukkan bahwa laju reaksi hanya dipengaruhi oleh
konsentrasi satu retakan saja, meskipun reaksi tersebut memiliki dua
reaktan.
3. Orde reaksi kedua menunjukkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh
konsentrasi kedua reaktannya v = k [A] x [B]y. Dilansir dari Chemguide,
orde reaksi kedua juga dapat terjadi pada reaksi kimia yang dipengaruhi
kuadrat konsentrasi hanya satu reaktannya saja (v = k [A] 2). Jika

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


bergantung pada kuadrat konsentrasi satu reaktan, laju reaksi akan
langsung naik sebanyak empat kali lipatnya. Penurunan ataupun penaikan
konsentrasi reaktan akan menyebabkan menurunnya atau naiknya laju
reaksi secara eksponensial.

2.5 Teori Tumbukan


2.1
Reaksi kimia terjadi ketika partikel-partikel zat yang bereaksi
(pereaksi) saling bertumbukan. Namun, tidak semua tumbukan yang terjadi
akan menghasilkan zat baru. Zat baru dapat dihasilkan dari tumbukan yang
berlangsung sempurna. Tumbukan sempurna dinamakan tumbukan efektif.
Partikel zat yang saling bertumbukan kadang-kadang juga tidak langsung
berubah menjadi zat hasil. Tumbukan tersebut terlebih dahulu membentuk
suatu molekul kompleks yang disebut molekul kompleks teraktivasi.
Pembentukan molekul kompleks teraktivasi berhubungan dengan energi
aktivasi. Energi aktivasi (EA) merupakan energi tumbukan terendah yang
diperlukan untuk pembentukan molekul kompleks teraktivasi sehingga reaksi
dapat berlangsung.
Dalam teori tumbukan digambarkan pertemuan partikel-partikel reaktan
sebagai suatu tumbukan. Pada proses tumbukan yang terjadi, disamping ada
yang menghasilkan reaksi juga ada yang tidak menghasilkan reaksi.
Tumbukan yang terjadi dan bisa menghasilkan partikel-partikel hasil reaksi
disebut sebagai tumbukan efektif. Efektifnya tumbukan ditentukan oleh faktor
energi kinetik partikel (molekul) dan arah partikel.
8.1
Hasil kali frekuensi tumbukan dengan fraksi molekul yang memiliki
energi sama atau melebihi energi aktivasi menentukan laju reaksi kimia.
Fraksi molekul yang teraktifkan biasanya sangat kecil, dan hal ini
menyebabkan laju reaksi jauh lebih kecil daripada frekuensi tumbukannya itu
sendiri. Jika nilai energi pengaktifan semakin tinggi, maka molekul yang
teraktifkan akan semakin kecil sehingga semakin lambat reaksi berlangsung.
Hal itu dapat diilustrasikan dalam contoh reaksi berikut. A2(g) + B2(g) →
2AB(g) Berdasarkan teori tumbukan, diasumsikan bahwa selama tumbukan
yang terjadi antara molekul A2 dan B2 akan mengakibatkan ikatan A–A dan
B–B putus dan terbentuk ikatan A–B.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu : Rabu, 24 Februari 2021
Tempat : Laboratorium Lindungan Lingkungan, PEM Akamigas

3.2 Alat dan Bahan


A. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
1. Rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi
3. Gelas beaker (Gelas ukur)
4. Pipet ukur 5 dan 10 mL
5. Bulb
6. Stopwatch
7. Pemanas
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
1. Na2S2O3 5 %
2. Larutan HCl 5 %
3. Aquades

3.3 Cara Kerja


A. Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Siapkan 6 buah tabung reaksi dan 2 buah gelas beaker. Berilah tanda
pada masing-masing tabung reaksi dan gelas beaker.
2. Ke dalam gelas beaker diisikan masing-masing :
 Gelas beaker I : larutan Na2S2O3
 Gelas beaker II : Akuades
3. Ke dalam tabung reaksi masing-masing tambahkan larutan Na2S2O3 dan
akuades sesuai dengan tabel di bawah ini.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


Jumlah Perubahan (mL) Konsentrasi
No Na2S2O3
Na2S2O3 Akuades (b)
a/(a+b)
1 6 0 1
2 5 1 5/6
3 4 2 2/3
4 3 3 1/2
5 2 4 1/3
6 1 5 1/6
Catatan : Kocok tabung reaksi yang sudah diisi agar homogen
4. Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang lain, masing-masing isikan 1 mL
larutan HCl.
5. Siapkan stopwatch, dan dimulai dari tabung reaksi No. 1.
6. Ke dalam tabung reaksi No. 1 tersebut, tambahkan 1 mL larutan HCl
yang sudah disiapkan dalam tabung reaksi yang lain. Catat waktu
reaksinya (dalam detik) sambil dikocok pelan-pelan.
Catatan : Waktu reaksi dimulai saat kedua larutan dicampurkan sampai
tepat mulai terjadi kekeruhan.
7. Selanjutnya lakukan langkah kerja yang sama (langkah 6 di atas)
terhadap tabung reaksi No. 2 s/d 6.
B. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Siapkan 12 tabung reaksi :
 6 buah tabung I di beri kode : 1; 2; 3; 4; 5 dan 6
 6 buah tabung II di beri kode : a; b; c; d; e dan f
2. Ke dalam tabung reaksi 1 s/d 6 masing – masing masukkan 5 mL
larutan Na2S2O3.
3. Ke dalam tabung reaksi a s/d f masing – masing masukkan 1 mL larutan
HCl.
4. Ambil tabung reaksi 1 dan a, masukkan ke dalam water bath (penangas
air) temperatur 35 oC selama 2 menit.
5. Kemudian angkat ke dua tabung reaksi dari penangas air dan segera
tuangkan larutan HCl ke dalam tabung yang berisi larutan Na2S2O3.
Catat waktu reaksinya.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


6. Selanjutnya lakukan pekerjaan yang sama (langkah 4 dan 5) terhadap
pasangan tabung reaksi No. 2 dengan b sampai dengan No. 6 dengan f,
dengan setiap interval kenaikan temperatur penangas air sebesar 5 oC.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Perhitungan


4.1.1 Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi
Jumlah Perubahan (mL) Konsentrasi
Waktu
No Na2S2O3
Na2S2O3 Akuades (b) (s)
a/(a+b)
1 6 0 1 17,52
2 5 1 5/6 12,79
3 4 2 2/3 16,30
4 3 3 1/2 18,54
5 2 4 1/3 26,67
6 1 5 1/6 47,11
Sumber : Hasil Pengamatan Kelompok 3 Logistik 1A Batch 1
4.1.2 Pengaruh Temperatur Zat Terhadap Kecepatan Reaksi
No Suhu ( oC) Waktu (s)
1 35 08,71
2 40 06,52
3 45 05,24
4 50 04,43
5 55 03,46
6 60 02,83
Sumber : Hasil Pengamatan Kelompok 3 Logistik 1A Batch 1

4.2 Pembahasan

pe ng a r uh K o ns e ntr a s i t e r ha da p L a ju R e a ks i
50 47.11
45
40
35
30 26.67
Waktu

25
18.54 17.52
20 16.3
15 12.79

10
5
0
1/9 1/5 2/7 2/5 1/2 3/ 5 5/ 7 4/ 5 8/ 9 1 1 1/9
Konsentrasi

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


PEN GA R U H T EMPE R A TU R TE R HA D A P LA JU
R EA KSI
10
8.71
9
8
7 6.52
6 5.24
Waktu

5 4.43
4 3.46
2.83
3
2
1
0
30 35 40 45 50 55 60 65
Temperatur

4.3 Hubungan “Kecepatan Reaksi” dengan Kegiatan Logistik Migas


4.4 Soal

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Kimia Dasar dengan judul praktikum
“Kecepatan Reaksi” dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Konsentrasi dan Temperatur dapat mempengaruhi kecepatan reaksi
2. Semakin tinggi temperatur dan konsentrasi maka semakin cepat laju
reaksinya.

5.2 Saran
Praktikum Kimia Dasar yang telah dilakukan sudah cukup baik, tetapi
agar praktikum kedepannya berjalan lebih baik lagi, penulis menyarankan
beberapa hal, antara lain :
1. Kebersihan alat yang ada di Laboratorium Lindungan Lingkungan harus
lebih diperhatikan lagi. Hal ini dikarenakan terdapat banyak kotoran pada
alat yang akan digunakan untuk praktikum.
2. Materi yang ada di modul praktikum agar dijelaskan telebih dahulu kepada
praktikan. Walaupun dengan keadaan sekarang dalam kondisi pandemi
dan adanya kebijakan untuk mempercepat pelaksaan praktikum, akan lebih
baik satu hari atau dua hari sebelum praktikum, materi praktikum
dijelaskan terlebih dahulu kepada praktikan.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


DAFTAR PUSTAKA

1. Ammariah, H., 2020. Macam-macam Sifat dan Perubahan Bentuk Zat.


Malang

2. Min, M., 2016. Pengertian Teori Tumbukan dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Laju Reaksi. Bojonegoro

3. Nirwan Susianto, S., 2014. Laju Reaksi. Depok

4. Ofa, 2018. Laporan Praktikum Materi 2 "Kecepatan Reaksi". Bandung

5. Oktavia, R., 2010. Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi. Padang

6. Roziqin, K. F., 2017. Kecepatan Reaksi. Jambi

7. Siahaan, P., 2015. Reaksi Dekomposisi Etilen Oksida Asumsi Orde-1, Orde-2,
dan Orde-3. Semarang

8. Suarsa, I. W., 2017. Teori Tumbukan Pada Laju Reaksi Kimia. Bali

9. Sukisma, 2018. Konsep Zat dan Wujudnya. Jakarta

10. Utami, S. N., 2020. Persamaan Laju Reaksi. Jakarta

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

Anda mungkin juga menyukai