Anda di halaman 1dari 6

1.

FLASH POINT TAG, ASTM D 56


I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menetapkan Flash Point dengan peralatan Tag, untuk
cairan dengan viskositas dibawah 5,5 mm2/s (cSt) pad 400C (104 0F),
atau 9,5 mm2/s (cSt) pada 25 0C (770F), dan mempunyai FP < 93 0C
(2000F).
II. KESELAMATAN KERJA
1. Bila menggunakan peralatan bertenaga listrik, lihat terlebih dahulu
tegangan jaringan listrik yang ada.
2. Hati-hati bekerja dengan menggunakan bahan mudah terbakar.
III. TEORI DASAR
a. Pengertian flash point and fire point

Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak ( uap
minyak ) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala apabila
terkena percikan api kemudian mati kembali.
Minyak bumi yang mempunyai flash point terendah akan membahayakan,
karena minyak tersebut mudah terbakar. Apabila minyak tersebut mempunyai
titik nyala tinggi juga kurang baik, karena akan susah mengalami pembakaran.
Tetapi kalau ditinjau dari segi keselamatan maka minyak yang baik mempunyai
flash point yang tinggi karena tidak mudah terbakar.
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya
akan menyala dan terbakar secara terus- menerus kalau terkena nyala api pada
kondisi tertentu.
Flash point ditentukan dengan jalan memanaskan sample dengan
pemanasan yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu nyala penguji (test flame)
diarahkan pada permukaan sample. Test flame ini terus diarahkan pada
permukaan sample dengan berganti-ganti sehingga mencapai atau terjadi
semacam ledakan karena adanya tekanan dan api yang terdapat pada test flame
akan mati. Inilah yang disebut dengan flash point.
Penentuan fire point ini sebagai kelanjutan dari flash point dimana apabila
contoh akan terbakar / menyala kurang lebih lima detik maka lihat suhunya
sebagai fire point. Penentuan titik nyala tidak dapat dilakukan pada produk-
produk yang volatile seperti gasolin dan solven-solven ringan, karena
mempunyai flash point dibawah temperatur normal.
Semula penentuan flash point dan fire point ini dimaksudkan untuk
keamanan dimana orang yang bekerja tanpa kuatir akan terjadinya kebakaran,
tetapi perkembangannya yaitu dapat mengetahui mudah tidaknya minyak
tersebut menguap.
Koreksi untuk tekanan Barometer :
Tekanan Barometer dicatata pada saat akhir percobaan, bila tekanan tidak sama
dengan 760 mmHg (101,3 kPa), titik nyala dapat dikoreksi sebagai berikut :

a. Cc = C + 0,25 ( 101,3 – P )
b. Cc = F + 0,06 ( 760 – P )
c. Cc = C + 0,0033 ( 760 – P )

Dimana : F = titik nyala yang diamati ( °F )


C = titik nyala yang diamati ( °C )
P = tekanan Barometer ( mmHg , kPa )
b. Penentuan flash point dengan tag closed tester
Metode ini dimaksudkan untuk pemeriksaan minyak hasil yang
mempunyai flash point dibawah 1750F (790C) kecuali untuk produk yang
sebagai fuel oil, memakai metoda ASTM D-93.
c. Mekanisme Terjadinya Flash dan Fire Point
Setiap cairan yang mudah terbakar memiliki tekanan uap, yang
merupakan fungsi dari temperatur suatu bahan bakar cair. Dengan naiknya
suhu, maka tekanan uap akan mengalami kenaikan, dengan meningkatnya
tekanan uap, konsentrasi penguapan cairan yang mudah terbakar di udara
meningkat, karena itu suhu yang menentukan konsentrasi penguapan cairan
yang mudah terbakar di udara dalam kondisi kesetimbangan. Cairan yang
mudah terbakar yang berbeda membutuhkan konsentrasi yang berbeda dari
bahan bakar di udara untuk mempertahankan pembakaran. Titik nyala adalah
suhu minimum di mana ada konsentrasi yang cukup dari penguapan bahan
bakar di udara untuk menyebarkan pembakaran setelah sumber pengapian
dinyalakan.
IV. BAHAN DAN PERALATAN
a. Bahan
1. Kerosin
b. Peralatan
1. Tag Closed Tester
2. Thermometer
V. LANGKAH KERJA
1. Ukur 50 mL contoh yang telah didinginkan pada 27 ± 50 C (80± 10 0

F) atau paling tidak 100C (180F) dibawah FP-nya, tuangkan hati-hati


kedalam mangkuk uji, kemudian pasangkan pada sistem peralatan.
2. Atur pemanasan dengan kecepatan kenaikan suhu:
 10C (20F)/ menit untuk FP<600C (1400F) dan lakukan uji setiap
interval kenaikan suhu 0,5 0 C (10F), atau
 30C (50F)/ menit untuk FP ≥ 60 0C (140 0F) dan lakukan uji setiap
interval kenaikan suhu 10C (20F)
VI. LAPORAN
VII. KETELITIAN DAN HASIL PENGAMATAN
a. Ketelitian
b. Hasil pengamatan
Pada praktikum diperoleh flash point pada suhu 45 0C FP terkoreksi
dihitung:
FP = C + 0,033 (760 – P )
= 45 + 0,033 (1)
= 45,033 0C
VIII. PERTANYAAN DAN ANALISIS
a. Pertanyaan
b. Analisis

Flash point merupakan titik nyala yaitu suhu terendah dimana minyak
(uap minyak) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala
apabila terkena percikan api kemudian mati kembali.

Pada percobaan yang kami lakukan,kami melakukan pengujian


dengan sampel kerosine dengan metode flash point tag ASTM D 56 suhu
flash point yang didapatkan adalah 450C.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi titik flash,antara lain:


 Viskositas (µ) : apabila viskositas minyak tersebut tinggi,maka titik flash
point tinggi. Karena minyak tersebut kental. Dan sebaliknya jika viskositas
miyak rendah ,maka titik flash pointnya rendah.
 Kelarutan gas dalam minyak (Rs) : apabila kelarutan gas dalam minyak
tinggi,maka titik flas point rendah. Dan sebaliknya jika Rs minyak kecil
maka titik flash point tinggi. Rs berbanding terbalik dengan suhu flash
point.
 Densitas (ρ) : pada umumnya densitas yang tinggi memiliki suhu flash
point yang tinggi juga. Dan sebaliknya.

IX. SIMPULAN DAN SARAN


a. Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan yaitu “penetuan flash
point dan fire point” maka dapat diambil kesimpulan bahwa minyak juga
mempunyai titik nyala dan titik api yaitu agar kita mengetahui batas suhu
tempat penyimpanan minyak agar tidak terjadi ledakan dan kebakaran. Jadi
dengan kita mengetahui flash point dan fire point nya maka kita bisa waspada
dan mengontrol suhu tempat penyimpanan dan tempat yang akan dilewati
minyak.
Dengan mengetahui flash point dan flash point juga bisa mengetahui
karakteristik minyaknya,dan juga beberapa sifat minyak tersebut seperti
kelarutan gas dalam minyak (Rs), densitas (ρ) dan viskositas (µ).
Semakin rendah suhu flash point dan fire point nya,maka Rs nya semakin
tinggi . karena titik nyala dan titik api itu ada karena adanya gas yang
menguap. Menetukan flash point dan fire point sangat penting dalam dunia
perminyakan.
Sedangkan untuk daerah yang dingin (kutub) untuk menghindari minyak
membeku(tidak bisa mengalir) digunakan pipa isolator.
b. Saran
Dalam kegiatan praktik diharapkan kepada seluruh mahasiswa untuk
benar-benar memperhatikan penjelasan dari dosen pembimbing agar
ketika praktik tidak terjadi kesalahan.
X. DAFTAR PUSTAKA
1. http://sharingilmuperminyakan.blogspot.co.id/2015/03/penentuan-
flash-point-dan-fire-point.html
2. https://id.scribd.com/doc/295291939/Laporan-Praktikum-Teknik-
Pembakaran-Flash-Fire-Point

Anda mungkin juga menyukai