Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, flash dan fire point suatu bahan bakar
sangat perlu diketahui. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan
timbulnya kebakaran dari peralatan dipilih minyak dengan titik nyala yang
tinggi. Minyak bumi yang memiliki titik nyala terendah akan membahayakan,
karena minyak tersebut mudah terbakar. Apabila minyak tersebut memiliki
titik nyala terlalu tinggi juga kurang baik, karena akan susah mengalami
kebakaran. Ditinjau dari segi keselamatan, minyak yang baik mempunyai
nilai titik nyala yang tinggi karena tidak mudah terbakar. Demikian pula pada
halnya pada minyak mentah, pada suhu tertentu ada gas yang terbebaskan di
atas pemukaan, apabila disulut api, maka minyak mentah tersebut akan
menyala. Titik nyala secara prinsip ditentukan untuk minyak bumi sehingga
dengan demikian dapat mengantisipasi bahaya terbakarnya produk-produk
minyak bumi. Semakin kecil specific gravity minyak mentah, maka semakin
tinggi °API-nya, berarti minyak dengan jumlah C1-C3 semakin banyak,
dengan semakin banyak gas, semakin rendah titik nyala dan titik bakarnya,
maka akan semakin mudah terbakar produk petroleum yang akan diproduksi
Titik nyala (flash point) adalah temperatur terendah dimana campuran
senyawa dengan udara pada tekanan normal dapat menyala (terbakar sekejap)
setelah ada suatu inisiasi,misalnya dengan adanya percikan api
Dengan telah dilakukannya praktikum flash dan fire point ini, praktikan
berharap bahwa dengan mengetahui titik nyala dan titik api suatu bahan bakar
akan mempermudah dari segi penggunaan, penyimpanan. Apakah bahan
bakar tersebut mudah terbakar atau tidaknya.

Tujuan Percobaan
mengetahui pengujian produk minyak bumi Flash Point dengan cawan
tertutup Pensky-Marten

1
BAB II
Dasar Teori

Bahan bakar adalah bahan yang apabila terbakar yaitu berkontak dan
bereaksi dengan oksigen atau udara akan timbul panas. Jadi bahan yang
digunakan (digolongkan) sebagai bahan bakar harus mengandung unsur-
unsur atau senyawa yang dapat terbakar yairu : karbon,hidrogen atau
hidrokarbon. Walaupun belerang misalnya kalau terbakar juga akan
mengeluarkan panas,tetapi belerang tidak dipandang sebagai bahan bakar
Flash Point (Titik Nyala) adalah suhu terendah dimana minyak bumi
dan produknya menguap dan terbakar dalam sekilas jika disulut.
Flash Point sering digunakan sebagai karakteristik deskriptif bahan bakar
cair dan juga digunakan untuk membantu mencirikan bahaya api dari cairan
Flash point ditentukan dengan jalan memanaskan sample dengan
pemanasan yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu nyala penguji (test
flame) diarahkan pada permukaan sample. Test flame ini terus diarahkan
pada permukaan sample dengan berganti-ganti sehingga mencapai atau terjadi
semacam ledakan karena adanya tekanan dan api yang terdapat pada test
flame akan mati. Inilah yang disebut dengan flash point.
Semula penentuan flash point ini dimaksudkan untuk keamanan
dimana orang yang bekerja tanpa kuatir akan terjadinya kebakaran, tetapi
perkembangannya yaitu dapat mengetahui mudah tidaknya minyak tersebut
menguap.

Titik nyala (flash point) adalah suhu terendah minyak harus dipanaskan
agar menghasilkan uap secukupnya untuk bercampur dengan udara dan dapat
menyala (flammable) bila dilewati api kecil. Satuannya adalah derajat (°)
Celcius atau derajat (°) Fahrenheit. Titik Api (fire point) adalah suhu terendah
minyak yang harus dipanaskan untuk menghasilkan uap secukupnya agar
bercampur dengan udara dan dapat terbakar selama paling sedikit 5 detik.
Satuan titik api adalah derajat (°) Celcius atau derajat Fahrenheit. Suhu ini
juga perlu diperhatikan seperti halnya titik bakar, walaupun penyalaan
minyak yang terjadi belum stabil, paling sedikit 5 detik, tetapi hal ini sudah
membahayakan (Marsudi, 2005).

Metode ini menerangkan suatu prosedur untuk memeriksa titik nyala dengan
alat Pensky-Martens (C.C) dari pada contoh minyak bakar, minyak kental
maupun suspensi padat, bila tidak diterangkan dengan alat lain. Metode ini
tidak berlaku untuk minyak pengering, cairan berlilin sebagai pelarut atau
out-back-back asphalt. Cara ini boleh dipakai untuk menguji campuran
minyak pelumas dengan sedikit bahan yang mudah menguap.
2
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan flash point Close Clip dari
petroleum produk dan cairan lain yang mempunyai Flash Point antara 0-120°F.
Ada tiga macam yang menguraikan cara penggunaannya yakni metoda A, untuk
sampel yang mempunyai flash point 0 s/d 65°F. Metode B untuk contoh yang
mempunyai flash point 66 s/d 89°F. Metode C untuk sampel yang mempunyai
flash point 90 s/d 120°F.

Dalam dunia indusri, terutama industri perminyakan penting sekali untuk


mengetahui flash dan fire point dari suatu bahan bakar. Hal ini berkaitan dari
segi penggunaan atau pengolahan dan penyimpanan. Minyak bumi yang
mempunyai flash point terendah akan membahayakan, karena minyak tersebut
mudah terbakar. Apabila minyak tersebut mempunyai titik nyala tinggi juga
kurang baik, karena akan susah mengalami pembakaran. Tetapi kalau ditinjau
dari segi keselamatan maka minyak yang baik mempunyai flash point yang
tinggi karena tidak mudah terbakar

3
BAB III
Metode Praktikum

Alat dan Bahan


A. Alat uji Flash Point Pensky-Marten ASTM D 93
B. Thermometer Raksa (0°C-200°C)
C. Kaki tiga
D. Lidi
E. Solar
F. Limbah minyak

Waktu dan Tempat


Tempat : Laboratorium STT MIGAS BALIKPAPAN
Tanggal : 18 Oktober 2018
Waktu : 10.30 WIB

Prosedur Percobaan
1. Dibersihkan dan dirangkai Alat uji Flash Point
2. Dibuka alat uji flash point cawan tertutup
3. Diisi alat uji Flash Point dengan sample sampai tanda
batas
4. Dimasukkan dan dikunci alat uji flash point
5. Dipanaskan alat uji sampai titik mendekati flash
6. Pertiap kenaikan 5°C suhu arahkan api mendekati
sample
7. Amati sample dan catat pada suhu berapa Pembakaran
terjadi

4
BAB IV
Hasil dan Pembahasan

Hasil
Sample Limbah Minyak
Suhu Awal 5
84°F : (84-32) =28,8°C
9
Suhu Akhir 5
190°F : (190-32) =87,7°C
9
Tekanan 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg

Sample Solar
Suhu Awal 5
85°F : (85-32) =29,4°C
9
Suhu Akhir 5
210°F : (210-32) =98,8°C
9
Tekanan 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg

Pembahasan
Tujuan dari percobaan Flash Point dan Fire Point adalah untuk
menentukan titik nyala (flash point) dari suatu bahan bakar
menggunakan metode standar ASTM D 93

Titik nyala (flash point) merupakan salah satu parameter penting


yang diukur untuk mengetahui spesifikasi suatu bahan bakar. Titik
nyala (flash point) adalah temperatur dimana timbul sejumlah uap
yang apabila bercampur dengan udara membentuk suatu campuran
yang mudah menyala.
Dengan kita mengetahui flash point dan fire point dari suatu sampel
minyak, maka kita akan mengetahui pada suhu berapakah
penyimpanan yang aman untuk minyak tersebut. Selain itu dengan
mengetahui flash point dan fire point, kita juga bisa mengetahui
mudah tidaknya minyak tersebut menguap. Dan ini juga ditentukan
oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi titik flash point dan
fire point,antara lain:

5
Viskositas (µ) : apabila viskositas minyak tersebut tinggi,maka
titik flash point . Karena minyak tersebut kental. Dan sebaliknya jika
viskositas ,miyak rendah ,maka titik flash point .

Kelarutan gas dalam minyak (Rs) : apabila kelarutan gas dalam


minyak tinggi,maka titik flas point dan fire point rendah. Dan
sebaliknya jika Rs minyak kecik maka titik flash point . Rs
berbanding terbalik dengan suhu flash point .

Densitas (ρ) : pada umumnya densitas yang tinggi memiliki


suhu flash point . Dan sebaliknya.
Dan dapat kita lihat dari percobaan di atas kita dapat
membandingkan bahwa solar membutuhkan suhu yang cukup tinggi
yaitu 98,8°C untuk mencapai titik flash point,sedangkan limbah
minyak (Crude Oil) hanya 87,7°C,perbedaan ini dikarenakan solar
merupakan salah satu fraksi berat sehingga membutuhkan suhu yang
tinggi untuk menguap

6
BAB V
Penutup

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa minyak juga mempunyai titik nyala dan titik api
yaitu agar kita mengetahui batas suhu tempat penyimpanan minyak
agar tidak terjadi ledakan dan kebakaran. Jadi dengan kita
mengetahui flash point maka kita bisa waspada dan mengontrol suhu
tempat penyimpanan dan tempat yang akan dilewati minyak .
Dari sample limbah minyak (crude oil) didapat titik flash point di suhu
87,7°C agar bisa menguap dan terbakar dan untuk sample solar
didapat titik Flash point pada suhu 98,8°C

Saran
Ketika pengamatan terbentuknya smoke seharusnya lebih teliti lagi,
karena mempengaruhi flash point

7
DAFTAR PUSTAKA

http://www.cittumkur.org/manuals/mech/Energy.pdf

http://www.rhd.gov.bd/Documents/ContractDocuments/StandardTest
Procedures/Flash%20Point%20and%20Fire%20Point%20Tests%20of
%20Bitumen.pdf

Darmanto,Seno.;Sigit,ireng.,“ ANALISA BIODIESEL MINYAK


KELAPA
SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF MINYAK
DIESEL”,2006

Risnoyatiningsih,Sri.,“ BIODIESEL FROM AVOCADO SEEDS BY


TRANSESTERIFICATION PROCESS”,2010

Anda mungkin juga menyukai