Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN VII

(EXPERIMENT VII)
PENENTUAN COULD POINT,COLD POINT DAN POUR
POINT
(DETERMINING OF CLOUD POINT,COLD POINT AND POUR
POINT)

7.1 Tujuan Percobaan


1. Menentukan titik kabut (cloud point) untuk minyak mentah.
2. Menentukan titik tuang (pour point) untuk minyak mentah.
3. Menentukan titik beku untuk minyak mentah.

7.2 Teori Dasar


Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi mengalami
penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak diwaspadai, maka akan terjadi
pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga tidak bisa lagi untuk mengalir.
Penurunan temperatur ini akan menyebabkan suatu masalah yang akan menjadi
besar akibatnya apabila tidak segera diatasi.
Harus diketahui dimana minyak mengalami perubahan temperatur, agar dapat
mengetahui atau mengantisipasi dan mengambil tindakan yang terbaik agar
minyak dapat ditranspotasikan secara lancar dari formasi ke permukaan sesuai
dengan kebutuhan. Untuk mengatasi hal tersebut di atas, kita dapat mengambil
sample minyak formasi dan mengadakan uji coba untuk mengetahui titik kabut,
titik beku, dan titik tuang minyak tersebut.
Salah satu sifat hampir semua minyak adalah membeku menjadi semi fluid
atau massa solid yang sukar bergerak jika padanya terjadi penurunan temperature.
Test titik kabut umumnya dilakukan pada minyak yang dihasilkan dengan
destilasi. Test ini menentukan temperatur dimana Wax (lilin paraffin) mulai
mengkristal dan terpisah dari minyak membentuk semacam kabut tipis.
Test ini dilakukan untuk menentukan temperature dimana minyak tidak dapat
mengalir lagi. Besarnya pour point berbeda-beda untuk setiap tipe minyak
tergantung pada komposisi zat yang dikandungnya. Untuk melaksanakan test ini,
sample minyak ditempatkan pada botol yang dilengkapi termometer. Kemudian
sample dan yar diletakkan pada mesin pendingin untuk diamati temperature dan
fluidanya. Untuk menentukan titik kabut, sample diamati pada tiap penurunan
temperature 2 °F (-16.6667 °C) hingga terbentuk endapan (kabut). Sedangkan
untuk titik tuang, sample diamati pada tiap penurunan suhu 5 °F (-15 °C) hingga
minyak tidak mengalir lagi jika dituangkan.

7.3 Alat Dan Bahan


7.3.1 Alat :
• Water Bath : 1 unit
• Termometer : 1 unit
• Tabung Reaksi : 4 unit
• Rak Tabung Reaksi : 1 unit
• Corong : 1 unit
• Stopwatch : 1 unit
• Aluminium Foil : 1 unit
7.3.2 Bahan :
• Crude Oil 100 ml
• Es Batu
• Garam

Thermometer Water Bath

Thermometer WaterBath
Tabung Reaksi Corong

Tabung Reaksi Corong

Stopwatch Pemanas Listrik

Gambar 7.1 Peralatan Praktikum Percobaan VII


Stopwatch PemanasListrik

7.4 Prosedur Percobaan


A. Penentuan Titik Kabut ( Cloud Point ) dan Titik Beku ( Cold Point )
a. Mengambil sample dan memasukkannya ke dalam tube sampai garis
batas.
b. Menyiapkan es batu kemudian menambahkan garam secukupnya untuk
agar es batu tidak cepat mencair.
c. Memasukkan thermometer ke dalam bath.
d. Mengamati temperatur dan kondisi sample yang diteliti setiap 3 menit.
e. Mencatat pembacaan temperatur ( dalam celcius atau Fahrenheit ) pada
saat terjadinya kabut atau disebut juga Cloud Point.
f. Kemudian melanjutkannya sampai sample diyakini telah membeku atau
Cold Point.
B. Penentuan Titik Tuang ( Pour Point )
a. Setelah mendapatkan titik beku, mengeluarkan tube yang berisi sample
dari dalam bath pada kondisi sample masih beku.
b. Mendiamkan pada temperatur kamar.
c. Mengamati perubahan temperatur pada saat seluruh sample dapat
dituangkan. Melaporkan temperatur tersebut sebagai Pour Point.

7.5. Hasil Pengamatan

Tabel 1.7. Hasil Pengamatan Percobaan 7


Waktu Volume (ml) Temperatur (oC) Keterangan
3 menit 10 detik 7 ml 18 oC
Cloud Point
2 menit 10 detik 2 ml 17 oC
6 menit 7 ml 8 oC
Cold Point
5 menit 11 detik 2 ml 9 oC
28 menit 20 detik 7 ml 35 oC
Pour Point
27 menit 43 detik 2 ml 32 oC

7.6. Perhitungan
Konversikan ke suhu oF, oR, oK dan Ra

7.6.1 Cloud Point


Volume 7 ml
a. 18 ᵒC → ᵒF
9
= ( 5 x 18 ) + 32

= 64,4 ᵒF
b. 18 ᵒC → ᵒR
4
= ( 5 x 18 )

= 14,4 ᵒR
c. 18 ᵒC → ᵒK
= 18 + 273
= 291 ᵒK
d. 18 ᵒC → oRa
= ᵒF + 460
= 64,4 + 460
= 524,4 oRa
Volume 2 ml
a. 17 ᵒC → ᵒF
9
= ( 5 x 17 ) + 32

= 62,2 ᵒF
b. 17 ᵒC → ᵒR
4
= ( 5 x 17 )

= 13,6 ᵒR
c. 17 ᵒC → ᵒK
= 17 + 273
= 290 ᵒK
d. 17 ᵒC → oRa
= ᵒF + 460
= 62,2 + 460
= 522,2 oRa
7.6.1 Cold Point
Volume 7 ml
a. 8 ᵒC → ᵒF
9
= ( 5 x 8 ) + 32

= 46,4 ᵒF
b. 8 ᵒC → ᵒR
4
=(5x8)

= 6,4 ᵒR
c. 8 ᵒC → ᵒK
= 8 + 273
= 281 ᵒK
d. 8 ᵒC → oRa
= ᵒF + 460
= 46,4 + 460
= 506,4 oRa
Volume 2 ml
a. 9 ᵒC → ᵒF
9
= ( 5 x 9 ) + 32

= 48,2 ᵒF
b. 9 ᵒC → ᵒR
4
=(5x9)

= 7,2 ᵒR
c. 9 ᵒC → ᵒK
= 9 + 273
= 282 ᵒK
d. 9 ᵒC → oRa
= ᵒF + 460
= 48,2 + 460
= 508,2 oRa
7.6.1 Pour Point
Volume 7 ml
a. 35 ᵒC → ᵒF
9
= ( 5 x 35 ) + 32

= 63 ᵒF
b. 35 ᵒC → ᵒR
4
= ( 5 x 35 )

= 28 ᵒR
c. 35 ᵒC → ᵒK
= 35 + 273
= 308 ᵒK
d. 35 ᵒC → oRa
= ᵒF + 460
= 63 + 460
= 523 oRa
Volume 2 ml
a. 32 ᵒC → ᵒF
9
= ( 5 x 32 ) + 32

= 89,6 ᵒF
b. 32 ᵒC → ᵒR
4
= ( 5 x 32 )

= 25,6 ᵒR
c. 32 ᵒC → ᵒK
= 32 + 273
= 305 ᵒK
d. 32 ᵒC → oRa
= ᵒF + 460
= 89,6 + 460
= 549,6 oRa

7.7 Pembahasan
Di dalam percobaan terdapat titik kabut, titik beku dan titik tuang. Titik
kabut adalah titik yang pertama kali crude oil mengalam kabut atau kekabutan.
Titik beku adalah titik dimana crude oil pertama kali mengalami pembekuan, dan
titik tuang adalah titik pertama kali crude oil menetes setelah terjadinya proses
pembekuan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sampel adalah, yang pertama suhu
ruangan, semakin banyak orang yang terdapat di dalam ruangan, semakin tinggi
suhu (hangat/panas) lalu sebaliknya, semakin sedikit orang yang berada di ruanga
maka suhu ruangan rendah. Yang kedua es batu, pada percobaan ini es batu
berfungsi untuk mengurangi suhu pada water bath yang diisi crude oil, sebab
minyak berat lebih cepat unutk membeku. Ketiga adalah kertas alumunuim, kertas
alumunium digunaka untuk menutup tube dan termometer yang di dalamnya,
yang sebelumnya sudah terisi sampel agar udara tidak masuk ke dalam tube.
Keempat yaitu garam, bagus tidaknya, banyak tidaknya garam yang diletakkan
pada percobaan, mempengaruhi lambat-cepatnya proses tersebut.
Lalu fungsi garam pada percobaan ini yaitu menjaga suhu es agar tidak
mudah mencair. Sifat molekul garam ini dikarenakan unsur Natrium dan Klorda
pembentuk garam memiliki sifat berlawanan. Gaya tarik yang saling tolak
menolak antar molekul garam membuat garam berfungsi sebagai bahan penahan.
Apabila garam tercampur air, maka garam akan terlarut menjadi ion-ion.
Rumus molekul :
NaCl(s) + H2O(l) → NaOH + HCl
Aplikasi lapangan pada cloud point, jika sampel beruap dan menemukan
cloud point, lalu sampel itu membeku, seperti layaknya di lapangan, crude oil atau
minyak yang naik ke permukaan melalui flow line, jika pada saat itu suhunya
tinggi, minyak tersebut akan membeku dan mengestuck di sana. Untuk
mencairkan minyak tersebut, dibutuhkan penginjeksian uap panas dan bahan-
bahan kimia lainnya jika minyak tersebut tidak kunjung cair.

Discussion
In this experiment, there are the cloud point, cold point and pour point. Cloud
point is the first time crude oil it's cloud. Cold point is the point where crude oil
first time in cold condision. And pour point is the first time crude oil drops after a
freezing.

The factors that affect the sample is the first room temperature, more and
more people in the room, the higher the temperature (heat) and a few people that
are in the room then the room temperature. The two ice cubes, to the test the ice
serves to reduce the temperature of water bath filled with crude oil, because
heavy fuel oil to freeze. All three are aluminum, aluminum used to close the tube
and a thermometer in which it is filled with samples, to allow the air do not enter
into the tube. The four of salt, good or not, many of the salt is put on trial, slow
the pace of that.

Then the salt of the trials, which is trying to keep the temperature of ice that
are not easily melting. The molecules of salt is due to the Natrium and Klorida
form of salt have the opposite direction. The attraction each other to between the
molecules of salt makes salt serves as a barrier. If salt mixed water, then th sal
would dissolved into ions.

NaCl(s) + H2O(l) → NaOH + HCl

The application of the field in the cloud point, if the steamy and find cold
point, then that sample was frozen, as in the field, crude oil or oil are rising to the
surface via the flow line, if at the time the temperature is high, oil will be frozen
and mengestuck in there. To break the oil frozen, needed trampling of the heated
steam and other chemicals, if oil is never to melting.

7.8 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang didapat dari percobaan penentuan cloud
point, cold point dan pour point ini adalah sebagai berikut :
1. Penentuan cloud point, cold point dan pour point ini berhubungan dengan
sifat fisik fluida lainnya yaitu viskositas.
2. Jika viskositas tinggi dan temperatur rendah maka minyak tersebut minyak
berat dan sangat cepat mencapai titik kabut, titik beku dan titik tuang.
3. Pada pengaplikasiannya di lapangan, perjalanan crude oil dari reservoir ke
permukaan mengalami perubahan suhu.
4. Semakin crude oil ke atas (menuju surface) suhu semakin turun dan dapat
menyebabkan crude oil membeku.
5. Untuk itu diperlukan parameter untuk mengantisipasi atau mengawasi
perjalanan crude oil naik ke permukaan.

7.9 Tugas
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan titik kabut, titik beku dan titik tuang
dan apa yang dapat mempengaruhi besar kecilnya derajat cloud point and
pour point.
Jawab :
a. Titik kabut (cloud point) adalah titik pertama crude oil mengalami
kekabutan.
b. Titik beku (cold point) adalah titik pertama kali crude oil mengalami
pebekuan setelah mengalami kekabutan.
c. Titik tuang (pour point) adalah titik yang pertama kali crude oil menetes
setelah terjadinya proses pembekuan.
Yang mempengaruhi besar kecilnya derajat cloud point dan pour point :

 Viskositas : semakin besar viskositas suatu minyak, maka derajat


pour point akan tinggi ( suhu yang lebih tinggi ). Dan untuk cloud
pointnya akan semakin rendah.
 Komposisi minyak : jika banyak terdapat komponen pengotor dan
berat maka titik cloud point akan semakin rendah dan pour
pointnya semakin tinggi.
 Densitas : apabila densitasnya tinggi, maka titik cloud pointnya
akan rendah, titik pour pointnya tinggi.
 Volume : volume juga mempengaruhi ,berdasarkan penelitian yang
kami lakukan.

Volume yang besar mempunyai titik cloud point yang tinggi dibandingkan
yang volumenya kecil. Dan volume yang besar memiliki titik pour point
yang lebih rendah dibandingkan volumenya yang kecil.
2. Jelaskan jenis minyak bumi beserta grafiknya?

Jawab :

Low shrinkage oil

Grafik Low shrinkage oil


Karakteristik :

 GOR : < 200 scf/STB.


 API : 35 0API.
 Biasanya berwarna hitam atau sangat bewarna.
 Kondisi separator pada ditunjukkan oleh titik G pada kualitas 85 %.
 B0 : < 1,2 bbl/STB
High shrinkage oil

Grafik High shrinkage oil


Karakteristik :

 GOR : 2000-3500 scf/STB.


 Oil gravity : 45 – 55oAPI.
 Berwarna hijau ke orange.
 Kondisi separator yang ditunjukkan oleh titik G pada kualitas 40%.
 Bo : < 2 bbl/STB.
Retrograde condensate gas

Grafik Retrogate gas condensate


Karakteristik :

 GOR : 8000-7000 scf/stb.


 API : >50oAPI.
 Berwarna terang, cerah (water white).
 Suhu reservoir terletak diantara suhu Tc (kritis) dan Tct (cricondenbar)
pada fluida reservoir.
Dry gas

Grafik Dry gas


Karakteristik :

 GOR : >100.000 scf /STB.


 API : 60 0API.
 Suhu reservoir berada di atas cricondenterm.
Wet Gas

Grafik Wet gas


Karakteristik :

 GOR : 60.000 s/d 100.000 scf/STB.


 o
API : 60 0API.
 Warna : putih/bening (water white).
 Kondisi separator 2 fasa.
 Suhu reservoir terletak di atas Cricondenterm.
3. Bagaimana aplikasi dilapangan pada percobaan penentuan cloud point,
cold point dan pour point ?
Jawab :
Aplikasi saat crude oil diantarkan ke Gathering Station (GS) melalui pipa
supaya tidak terjadi pembekuan saat crude oil melalui pipa maka suhu
diproses perjalanan crude oil ke gathering station harus dijaga karena suhu
suhu di permukaan dan suhu di reservoir sangat berbeda.

4. Diketahui suhu cloud point pada masing-masing 5 sampel berikut yaitu


8℃, 10℃, 24℃, 32℃, 𝑑𝑎𝑛 50℃,konversikan suhu cloud point tersebut
kedalam °𝑅, ℉, °𝐾 𝑑𝑎𝑛 °𝑅𝑎

Jawab :
Dik : Cloud point = 8oC, 10oC, 24oC,32 oC dan 50oC
Dit : Hitunglah oR, oF, oK dan Ra = ?
Jawab :
A. a. 8ᵒC → ᵒ R
4
= ( 5 x oC )
4 d. 32ᵒC → ᵒ R
=(5x8)
4
= ( 5 x oC )
= 6,4 ᵒR
4
= ( 5 x 32 )

b. 10ᵒC → ᵒ R = 25,6 ᵒR
4
= ( 5 x oC )
4 e. 50˚C → ᵒ R
= ( 5 x 10 )
4
= ( x oC )
= 8 ᵒR 5
4
= ( 5 x 50 )

c. 24ᵒC → ᵒ R = 40 ᵒR
4
= ( 5 x oC )
4
= ( 5 x 24 )

= 19,2 ᵒR
B. a. 8 ᵒC → ᵒF C. a. 8 ᵒC → K
9 = 273 + oC
= ( 5 x 8 ) + 32
= 273 + 8
= 46,4 ᵒF
= 281 K

b. 10 ᵒC → ᵒF
9 b. 10 ᵒC → K
= ( 5 x 10 ) + 32
= 273 + oC
= 50 ᵒF
= 273 + 10
= 283 K
c. 24 ᵒC → ᵒF
9
= ( x 24 ) + 32 c. 24 ᵒC → K
5

= 75.2 ᵒF = 273 + oC
= 273 + 24
d. 32ᵒC → ᵒF = 297 K
9
= ( 5 x 32 ) + 32

= 86,9 ᵒF d. 32 ᵒC → K
= 273 + oC

e. 50ᵒC → oRa = 273 + 32


9 = 305 K
= ( 5 x 50 ) + 32

= 122 ᵒF
e. 50 ᵒC → K
= 273 + oC
= 273 + 50
= 323 K
D. a. 8 ᵒC → oRa = 757 oRa
= ᵒF + 460
= 46,4 + 460 d. 32ᵒC → oRa
= 506,4 oRa = ᵒF + 460
b. 10ᵒC → oRa = 305 + 460
= ᵒF + 460 = 756 oRa
= 50 + 460
= 510 oRa e. 50ᵒC → oRa
= ᵒF + 460
c. 24ᵒC → oRa = 323 + 460
= ᵒF + 460 = 783 oRa
= 297 + 460

5. Jelaskan hubungan antara cloud point,cold poin dan pour point dengan
viskositas dan densitas!
Jawab :
Titik kabut adalah tanda akan terjadinya titik beku dan perubahan sekitar 30˚ C
akan merubah crude oi menjadi pour point . sementara densitas dan viskositas
berbanding lurus
Jadi cloud, cold dan pour sangat berhubungan dengan densitas dan
viskositas . apabila terjadi perubahan suhu maka juga akan terjadi perubahan
viskositas dan densitas ( suhu ↑ maka densitas dan viskositas ↓) dan sebaliknya
jika ( suhu ↓ maka densitas dan viskositas ↑).
6. Dalam study kasus jika crude oil yang akan diproduksi ke permukaan
dalam reservoir merupakan jenis minyak berat sehingga dalam proses
produksinya akan mengalamai penyumbatan pada flowline pipa. Lalu sebagai
seorang engineering, langkah apa yang akan anda lakukan ?
Jawab :
Jika terjadi penyumbatan pada flowline pipa pada kasus seperti ini, maka saya
sebagai seorang engineering akan mengupayakan mengatasi masalah tersebut
dengan cara menginjeksi uap panas ke dalam reservoir supaya minyak berat
tersebut lebih encer dan akan mudah untuk mengalir. Apabila cara tersebut
kurang berhasil, maka saya akan menginjeksi bahan-bahan kimia aditive
seperti surfaktan atau polimer supaya minyak bisa mengalir kembali dengan
lancar.

Anda mungkin juga menyukai