Anda di halaman 1dari 18

MODUL VI

PENENTUAN PERMEABILITAS GAS/OIL – GAS/WATER DENGAN


METODE PENDESAKAN

LAPORAN PRAKTIKUM PETROFISIKA

Oleh
Nama : Devy Ayu Rhamadhani
NIM : 191910801016
Kelompok :7
Tanggal Praktikum/Jam : 9 Juni 2022 / 12.30 – 15.10

LABORATORIUM RESERVOIR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... 3
I. JUDUL PERCOBAAN ............................................................................................ 1
II. TUJUAN PERCOBAAN .............................................................................................. 1
III. DASAR TEORI ........................................................................................................... 1
3.1 Permeabilitas.................................................................................................................. 1
3.2 Klasifikasi Permebilitas Batuan Reservoir ...................................................................... 2
3.3 Permeabilitas Relatif ...................................................................................................... 2
IV. DATA PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA ............................................. 4
4.1 Data Percobaan .............................................................................................................. 4
4.2 Pengolahan Data ............................................................................................................ 5
V. ASUMSI DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 10
5.1 Asumsi ............................................................................Error! Bookmark not defined.
5.2 Pembahasan .....................................................................Error! Bookmark not defined.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................. 13
6.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 13
6.2 Saran ............................................................................................................................ 13
VII. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 14
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Fisis Batuan ………………………….………………………………………..4


Tabel 4.2 Data Picnometer 25 mL …………………….……………………………….………4
Tabel 4.3 Data dari VMS ……….………………….…………………………………….……4
I. JUDUL PERCOBAAN
Penentuan Permeabilitas Gas/Oil – Gas/Water Dengan Metode Pendesakan

II. TUJUAN PERCOBAAN


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
2.1 Menentukan permeabilitas relatif Krg/Kro dengan sistem gas-minyak dan permeabilitas
relatif Krg/Krw dalam sistem gas-air.
2.2 Menentukan hubungan antara saturasi dengan permeabilitas relatif.
III. DASAR TEORI
3.1 Permeabilitas
Permeabilitas adalah kemampuan batuan untuk mengalirkan atau meloloskan
fluida melalui pori – pori yang saling berhubungan tanpa menyebabkan perubahan
susunan partikel pembentuknya. Jadi permeabilitas merupakan tingkat kemudahan dari
aliran atau mengalirnya fluida melalui pori-pori batuan. Pada umumnya, hasil analisa
sampel core yang diperoleh dari reservoir memberikan harga permeabilitas yang
berbeda. Hal ini menunjukkan sifat ketidakseragaman dari batuan reservoir tersebut.
Dasar penentuan permeabilitas batuan adalah dari percobaan yang dilakukan oleh
Darcy. Definisi permeabilitas dapat dinyatakan sebagai berikut:
𝜇. 𝑄. 𝐿
𝐾=
𝐴. 𝑃
Dengan:

𝐾 = Permeabilitas, darcy

𝜇 = Viskositas fluida, cp

𝑄 = Kecepatan aliran fluida, cc/sec

𝐿 = Panjang penampang

𝐴 = Luas penampang media berpori, cm2

𝑃 = Tekanan, atm

Persamaan seperti di atas diperoleh dari rumus dasar aliran fluida di dalam media
berpori yang dikemukakan oleh Darcy, yaitu:
𝑘𝐴 𝑑𝑝
𝑞= ×
𝜇 𝑑𝑦

1
Sehingga, pengertian satu darcy adalah bila fluida mengalir dengan kecepatan
aliran sebesar 1 cm/sec dan viscositas fluida 1 cp, pada atau dalam media berpori yang
mempunyai panjang 1 cm dan luas penampang 1 cm2 dengan gradien tekanan sebesar
1 atm dan waktu alir 1 second.

3.2 Klasifikasi Permebilitas Batuan Reservoir


Dalam batuan reservoir permeabilitas dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut.
1. Permeabilitas Absolut
Permeabilitas absolut adalah permeabilitas dimana fluida yang mengalir dalam media
berpori hanya terdiri dari satu fasa.
2. Permeabilitas Efektif
Permeabilitas efektif adalah permeabilitas dimana fluida yang mengalir melalui media
berpori lebih dari satu fasa.
3. Permeabilitas Relatif
Permeabilitas relatif adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dengan
permeabilitas absolut.
Hubungan antara ketiga jenis permeabilitas di atas secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
𝐾𝑟𝑤 = 𝐾𝑤/𝐾

𝐾𝑟𝑜 = 𝐾𝑜/𝐾

𝐾𝑟𝑔 = 𝐾𝑔/𝐾 Dimana:


𝐾𝑟𝑤, 𝐾𝑟𝑜, 𝐾𝑟𝑔 : Permeabilitas relatif air, minyak, dan gas

𝐾𝑤, 𝐾𝑜, 𝐾𝑔 : Permeabilitas efektif air, minyak, dan gas

𝐾 : Permeabilitas absolut

Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk sistem dimana


terdapat tiga fasa yang mengalir bersama-sama berlaku persamaan :

𝐾𝑟𝑤 + 𝐾𝑟𝑜 + 𝐾𝑟𝑔 = 1


Untuk sistem gas/minyak akan berlaku persamaan untuk setiap harga saturasi
minyak atau gas:

𝐾𝑟𝑜 + 𝐾𝑟𝑔 = 1

Permeabilitas pada suatu batuan pada tempat-tempat yang berlainan mungkin dapat
berbeda. Dengan ini tingkat ketelitiannya tidak dapat dicapai hanya dengan mengukur
satu sampel saja. Permeabilitas mungkin berbeda didalam suatu arah tertentu, dimana
pada kebanyakan lapangan minyak pada waktu pengendapan adalah horizontal
sehingga permeabilitas dalam arah vertikal selalu lebih kecil dari permeabilitas dalam
arah horizontal.

3.3 Permeabilitas Relatif

2
Permeabilitas relatif memiliki perbedaan konsep dengan permeabilitas absolut
dimana harga permeabillitas absolut bukan merupakan fungsi dari saturasi. Maka dalam
konsep permeabilitas relatif terdapat hubungan antara harga permeabilitas relatif salah
satu fasa (untuk aliran dua fasa) terhadap harga saturasinya.
Pada percobaan ini akan ditentukan harga permeabilitas relatif dari suatu sampel
core dengan metode pendesakan. Core yang dijenuhi fluida satu fasa akan didesak oleh
fluida dengan fasa lain sehingga diharapkan akan terjadi aliran fluida multifasa dalam
core. Berdasarkan laju aliran masing-masing fasa dapat ditentukan harga permeabilitas
relatif dari masing-masing fasa untuk setiap harga saturasi tertentu. Berdasarkan
hargaharga tersebut selanjutnya dapat ditentukan hubungan permeabilitas relatif setiap
fasa dengan saturasinya dengan menggunakan grafik. Kegunaan dari penentuan harga
permeabilitas relatif dari suatu formasi reservoir antara lain adalah:
1. Penentuan free water level atau water table.
2. Salah satu parameter untuk Drill-Stem dan Production Test suatu formasi.
3. Penentuan saturasi fluida residual.
4. Kalkulasi fractional flow dan frontal advance untuk mengetahui distribusi fluida
dalam suatu formasi.
5. Prediksi produksi ke depan untuk formasi reservoir dengan sistem aliran dua
fasa atau lebih.

3
IV. DATA PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Percobaan
4.1.1 Data Fisis Batuan
Permeabilitas Berat Kering Berat Jenuh Tinggi Diameter
(mD) (gr) (gr) (cm) (cm)

23,68 41,5 43,5 3,95 2,545

Tabel 4.1 Data Fisis Batuan


4.1.2 Data Picnometer
Data Picno (25 mL)
Rata-rata
Pengukuran Pengukuran Pengukuran
1 2 3

Berat Picno 18,2 18,2 18,2 18,2


Kosong

Berat Picno + 40,7 40,7 40,7 40,7


Parafin

Tabel 4.2 Data Picnometer 25 mL

4.1.3 Data dari VMS (Volumetric Measurement System)


Waktu (s) Vi (cc) Volume Flask, f (cc)
374,7 363 0,01

538,7 575 0,05

899,5 1118 0,125

1262,9 1745 0,2

Tabel 4.3 Data dari VMS


4.1.4 Data lain yang dibutuhkan

𝜇𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑓𝑖𝑛 (𝜇𝑜) = 22,49 𝑐𝑝

𝜇𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 (𝜇𝑔) = 0,0185 𝑐𝑝

𝑇 = 28 ℃

𝑃𝑟𝑜𝑜𝑚 = 14,7 𝑝𝑠𝑖𝑎

𝑃𝑃𝐶𝑃 = 30 𝑝𝑠𝑖𝑎

4
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Menentukan densitas paraffin

𝑊𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜+𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛 − 𝑊𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜
𝜌𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛 =
𝑉𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜

𝜌𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛 =

𝜌𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛 = 0,9

4.2.2 Menentukan luas penampang core (A), volume bulk (Vb), dan volume pori (Vp).
𝜋𝑑2
𝐴=
4
𝐴 = 5,087

𝜋𝑑2𝑡
𝑉𝑏 =
4
𝑉𝑏 = 20,094

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


𝑉𝑝 =
𝜌𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛

𝑉𝑝 = 2,22
4.2.3 Menentukan penambahan volume pendesakan air oleh gas pada tekanan atmosfer
(cc).

𝛥𝑉𝑖 = 𝑉𝑛 − 𝑉𝑛−𝑖

4.2.4 Menentukan penambahan volume produksi minyak/paraffin (cc).

𝛥𝑂 = 𝑂𝑛 − 𝑂𝑛−𝑖

4.2.5 Menentukan penambahan volume produksi gas pada ujung akhir sampel pada tekanan
atmosfer.

𝛥𝐺𝑖 = 𝛥𝑉𝑖 − 𝛥𝑂

4.2.6 Menentukan Gas-Water Ratio produksi rata – rata pada tekanan atmosfer untuk suatu
interval produksi (cc/cc).

5
𝛥𝐺𝑖
𝑅𝑖 =
𝛥𝑂

4.2.7 Menentukan perbedaan tekanan pendesakan (psia).

𝛥𝑃 = 𝑃𝑃𝐶𝑃 − 𝑃𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔

𝛥𝑃 = 15,3 psia

4.2.8 Menentukan faktor koreksi hukum Boyle untuk harga rata-rata tekanan.
14,7
𝐶1 =
𝛥𝑃
14,7 + 2

𝐶1 = 0,658
4.2.9 Menentukan Gas-Oil Ratio aliran rata-rata dalam core pada tekanan rata-rata untuk
masing-masiing interval produksi (cc/cc).

𝑅𝑓 = 𝑅𝑖 𝑥 𝐶1
Waktu Vi (cc) Volume Δvi (cc) ΔO (cc) ΔGi (cc) Ri Rf
(s) Flask, f (cc)
374,7 363 0,01
538,7 575 0,05 212 0,04 212 5299 3485,2
899,5 1118 0,125 543 0,075 542,9 7239 4761,2
1262,9 1745 0,2 627 0,075 626,9 8359 5497,9

4.2.10 Menentukan viskositas absolut gas (µg) yang mendesak (dalam cp), pada temperatur
atmosfer (T) dekat core holder.
Dari data diketahui viskositas absolut gas sebesar 0,0185 cp.

4.2.11 Menentukan viskositas absolut minyak (µo) pengisi core (dalam cp), pada temperatur
atmosfer (T) dekat core holder.

Dari data diketahui viskositas absolut minyak sebesar 22,49 cp.

4.2.12 Menentukan rasio viskositas µg/µo (perbandingan antara viskositas gas terhadap
viskositas minyak).

𝜇𝑔⁄𝜇𝑜 = 0,0185 = 0,00082

6
4.2.13 Menentukan rasio permeabilitas relatif

K𝑔⁄K𝑜 = [𝛥 𝑉𝑖𝛥𝑂− 𝛥𝑂] 𝑥 𝐶1 𝑥 (𝜇𝑔⁄𝜇𝑜)

4.2.14 Menentukan rata – rata mean-logaritma dari penambahan volume air dan gas untuk suatu
interval produksi diukur pada kondisi atmosfer (cc).

(𝛥𝑉𝑖)𝑎𝑣𝑒 = 0,414 𝑥 (𝛥𝑉𝑖)

4.2.15 Menentukan volume total produksi gas dan air rata-rata pada suatu interval produksi
diukur pada tekanan atmosfer (cc).

𝑉𝑖 = (𝑉𝑖)𝑛−1 + (∆𝑉𝑖)𝑎𝑣𝑒
4.2.16 Menentukan penambahan aliran rata – rata (arithmetice average) untuk suatu interval
produksi.

(∆𝑂)𝑎𝑣𝑒 = 0,5 𝑥 (∆𝑂)

4.2.17 Menentukan volume total oil yang diproduksi pada suatu interval produksi.

𝑂 = (𝑂)𝑛−1 + (∆𝑂)𝑎𝑣𝑒

4.2.18 Menentukan volume gas total rata-rata yang diproduksikan di ujung sampel pada suatu
langkah produksi, berhubungan dengan kondisi atmosfer (cc).

𝐺𝑖 = 𝑉 𝑖 − 𝑂

4.2.19 Menentukan volume gas total yang diproduksikan rata-rata pada suatu interval produksi,
berhubungan dengan kondisi tekanan rata-rata (cc).

𝐺 = 𝐺𝑖(𝐶1)

4.2.20 Menentukan volume gas dan minyak total yang diproduksikan rata-rata pada suatu
interval produksi, berhubungan dengan kondisi tekanan rata-rata (cc).

𝑉=𝐺+𝑂

4.2.21 Menentukan perbandingan volume minyak dan gas total dengan volume air (cc/cc).
1 (∆𝐺𝑖)(𝐶𝑖) + ∆𝑂

7
𝑓 𝑜= ∆𝑂 = 𝑅𝑓 + 1
Kg/Ko (Δvi)ave Vibar (Δo)ave Obar Gibar G Vbar 1/fo
(cc) (cc)
2,867 87,768 662,76 0,020 0,070 662,7 435,87 435,94 3486,25
3,917 224,802 1342,80 0,038 0,163 1343 883,08 883,24 4762,22
4,522 259,578 2004,57 0,038 0,238 2004 1318,29 1318,53 5498,87

4.2.22 Menentukan penambahan saturasi antara saturasi gas rata-rata dan saturasi gas terminal
yang diperoleh dikat ujung akhir sampel (cc).

∆𝑆 = 𝑓𝑤(𝐺 + 𝑂) = 𝑉(𝑓𝑜)

4.2.23 Menentukan saturasi gas pada ujung akhir sampel (cc).

𝑉𝑔 = 𝑂 + ∆𝑆

4.2.24 Menentukan saturasi gas pada ujung akhir atau terminal, dinyatakan dalam fraksi
volume pori.

𝑉𝑔
𝑆𝑔𝑡 =
𝑉𝑝

4.2.25 Menentukan penambahan waktu pada suatu langkah produksi (detik).

∆𝜃 = 𝜃𝑛 − 𝜃𝑛−1

4.2.26 Menentukan konstanta aliran dari sampel (detik/cc).

𝜇𝑔 × 𝐿 × 14,7 × 1000 × 𝐶1
𝐶2 =
𝐴 × 𝐾𝑎𝑏𝑠 × ∆𝑃

𝐶2 = 0,3833
4.2.27 Menentukan laju aliran gas (cc/detik).

∆𝐺𝑖
𝑄𝑔 =
∆𝜃

4.2.28 Menentukan permeabilitas relatif gas, fraksi terhadap permeabilitas udara pada saturasi
gas 100%

8
𝐾𝑟𝑔 = 𝑄𝑔 (𝐶2)

4.2.29 Menentukan saturasi oil rata-rata, fraksi terhadap volume pori

𝑂
𝑆𝑜𝑡 =
𝑉𝑝
4.2.30 Menentukan permeabilitas relatif oil (Kro)

𝐾𝑟𝑔
𝐾𝑟𝑜 = 𝐾𝑔

(𝐾𝑜)
(Krg/Ko)* diperoleh dari plot kurva Sgt vs Kg/Ko

(𝐾𝑔 𝑎∗ 𝑆𝑔𝑡 ) = 𝑏 ∗ 𝑒
𝐾𝑜

Sgt vs Kg/Ko
6.000

4.000 y = 2.1288e3.6174x
R² = 0.9741
Sgt

2.000

0.000
0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250
Kg/Ko

Sgt vs Kg/Ko Expon. (Sgt vs Kg/Ko)

𝐾𝑟𝑔
𝐾𝑟𝑜 = 𝐾𝑔
( )
𝐾𝑜
ΔS Vg Sgt Δθ Qg Krg Sot (kg/ko)* Kro
0,125 0,195 0,088 164 1,292 0,495 0,032 2,924 0,169
0,185 0,348 0,157 360,8 1,505 0,577 0,073 3,751 0,154
0,240 0,477 0,215 363,4 1,725 0,661 0,107 4,630 0,143

9
V. PEMBAHASAN
Terdapat beberapa asumsi yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu sebagai berikut:
a. Sampel core yang digunakan dalam percobaan berbentuk silinder sempurna.
b. Sampel core yang digunakan berada dalam keadaan tersaturasi 100% oleh air.
c. Percobaan dilakukan dalam kondisi isothermal yaitu temperaturnya tetap di
temperatur ruangan.
d. Chamber dan sampel core berada dalam kondisi vakum sempurna.
e. Saat injeksi dengam merkuri, merkuri mengisi seluruh pori-pori di dalam sampel
core baik pori-pori yang besar maupun pori-pori yang kecil.
f. Tidak terdapat kebocoran gas nitrogen saat proses pendesakan merkuri.
g. Tidak ada udara atau fluida lain yang masuk kedalam chamber dan sampel core
sehingga mempengaruhi dalam pembacaan tekanan.
h. Gas nitrogen, air dan merkuri tidak mengalami reaksi dengan material-material
yang terdapat di sampel core.
i. Gas nitrogen hanya berfungsi untuk mendesak merkuri dan tidak ikut mengalir
hingga melewati sample core.
j. Kondisi selama percobaan berlangsung steady state dan tidak terdapat heat loss dan
pressure drop.
Pada percobaan modul ini, perhitungan permeabilitas dilakukan dengan dua buah alat
utama yaitu Hassler Core Holder dan Volumetric Measurement System (VMS). Hassler Core
Holder bekerja berdasarkan pinsip pendesakan fluida tertentu oleh fluida cair atau fluida gas.
Ini seperti mensimulasikan migrasi oil di dalam reservoir. Pendesakan ini diakibatkan oleh
adanya perbedaan tekanan di antara kedua ujung media berpori. Yaitu pendorongan fluida
wetting phase oleh fluida non-wetting phase. Media berpori yang sudah tersaturasi jenuh oleh
suatu fluida didorong oleh fluida lainnya kemudian melalui fluida yang didapat pada akhir
percobaan dan waktu yang diperlukan akan dapat ditentukan permeabilitas relatifnya dengan
perhitungan. Untuk VMS bekerja dengan mengukur laju alir gas yang mendesak fluida di
dalam core. Pengukuran yang didapat yaitu berupa waktu udara mendesak air dari interval
tertentu sehingga diperoleh debit atau flow rate udara. Pada tiap waktu tercatat untuk tiap
interval volume air ter-displace, dicatat pula volume fasa cair ter-displace pada flask berskala.
Pada percobaan ini dilakukan metode pendesakan untuk menentukan harga
permeabilitas gas/oil. Metode pendesakan ini menggunakan gas sebagai fluida yang mendesak
pada sampel core yang telah terjenuhi satu fasa sebelumnya. Akibat dari metode pendesakan
ini terdapat aliran dua fasa yaitu fluida wetting phase dan non wetting phase. Proses yang
terjadi pada praktikum ini adalah proses drainase di mana fluida wetting phase didesak oleh
fluida non wetting phase. Core yang dijenuhi fluida satu fasa akan didesak oleh fluida dengan
fasa lain sehingga diharapkan akan terjadi aliran fluida beda fasa dalam core. Berdasarkan laju
aliran masing-masing fasa dapat ditentukan harga permeabilitas relatif dari masing-masing fasa
untuk setiap harga saturasi tertentu. Berdasarkan harga-harga tersebut selanjutnya dapat
ditentukan hubungan permeabilitas relatif setiap fasa dengan saturasinya dengan menggunakan
grafik.

10
Pada percobaan ini jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi core dan neraca
untuk mengukur massa core baik core kering maupun core terjenuhkan. Picnometer digunakan
untuk menentukan densitas parafin. Peralatan penjenuhan digunakan untuk menjenuhkan core
sampel yang akan digunakan di percobaan modul ini. Prinsip kerjanya ruangan beserta core
yang akan dijenuhkan di vacum terlebih dahulu lalu diisi dengan fluida penjenuh.
Berdasarkan perolehan data dan hasil dari perhitungan sesuai dengan modul, dapat
diperoleh nilai dari Krg dan Kro yang masuk akal dan sesuai teori. Hal ini ditunjukkan dari
nilai Kr yang menunjukkan hasil di bawah satu. Dari teori diketahui bahwa rentang nilai
permeabilitas relative (Kr) antara 0 dan 1. Dimana terdapat viscous coupling effect yang
menyatakan adanya transfer momentum antara fasa-fasa dalam media berpori. Transfer
momentum inilah yang diasumsikan tidak ada ketika kita menghitung permeabilitas melalui
hukum Darcy.
Hubungan pada korelasi antara saturasi fluida menunjukkan bahwa semakin besar
saturasi fluida maka semakin besar pula permeabilitas relatifnya. Hal ini dikarenakan adanya
tekanan kapiler yang semakin mengecil akibat saturasi fluida yang semakin bertambah
sehingga laju alir fluida. Semakin banyak fluida jadi semakin sedikit tekanan yang dibutuhkan
untuk mendorong fluida. Oleh karena itu pada saturasi fluida yang besar, tekanan kapilernya
kecil. Saturasi minyak dan saturasi gas tidak serta merta berhasil didesak semua hingga tidak
ada lagi yang tersisa di sampel core. Kondisi saturasi minyak saat tidak bisa didesak lagi oleh
fluida apapun yaitu Sor. Saturasi minyak pada keadaan Sor ini sudah bersifat immobile dan
tidak bisa berpindah lagi dari sampel core. Untuk gas sendiri dinamakan Sgr. Yaitu saturasi
gas kritis dimana Sgr ini dapat berpindah atau tidak.

Sgt vs Krg dan Kro


1.000
y = 0.4055e2.2719x
R² = 0.9997
Kro dan Krg

0.500
y = 0.1905e-1.345x
R² = 0.9991

0.000
0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250
Sgt

Sgt vs Kro Sgt vs Krg Expon. (Sgt vs Kro) Expon. (Sgt vs Krg)

Plot Sgt vs Krg dan Kro

11
Sot vs Krg dan Kro
1.000
y = 0.4385e3.8246x
R² = 0.9991
Kro dan Krg
0.500
y = 0.1819e-2.266x
R² = 0.9997

0.000
0.000 0.020 0.040 0.060 0.080 0.100 0.120
Sot

Sot vs Kro Sot vs Krg Expon. (Sot vs Kro) Expon. (Sot vs Krg)

Plot Sot vs Krg dan Kro


Dari plot di atas dapat dilihat bahwa nilai Krg bertambah seiring dengan
bertambahnya nilai Sg. Begitu pula dengan nilai Kro yang berkurang seiring dengan
bertambahnya nilai So, yang besarnya sama dengan 1 – Sg, atau dengan kata lain nilai Kro
berkurang seiring dengan bertambahnya nilai Sg. Dari hasil plot pada bagian perhitungan
menunjukan kesesuaian dengan teori. Ketika Sgt naik maka Krg naik dan kro turun, begitu
pula pada saat Sot naik.

12
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari percobaan dalam praktikum ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Dalam praktikum ini yang dihitung hanyalah Krg/Kro dalam sistem gas-paraffin
Sgt Sot Krg Kro ∑Kr
0,088 0,032 0,495 0,169 0,665
0,157 0,073 0,577 0,154 0,731
0,215 0,107 0,661 0,143 0,804
Diperoleh hubungan antara saturasi dengan permeabilitias relatif adalah berbanding
lurus. Ketika saturasi nilainya kecil, begitu pula dengan permeabilitas relatifnya.
Demikian juga ketika saturasi nilainya besar, permeabilitas relatifnya juga besar.
Hubungan ini dapat dilihat pada plot di atas.

6.2 Saran
Praktikan sebaiknya memahami materi modul Penentuan Permeabilitas Gas/Oil –
Gas/Water Dengan Metode Pendesakan terlebih dahulu dan menyiapkan peralatan dan
bahan yang akan digunakan selama praktikum. Peralatan yang akan digunakan
sebaiknya dikalibrasikan terlebih dahulu agar menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengukuran. Praktikan sebaiknya lebih teliti dan berhati-hati dalam membaca skala
hasil pengukuran, karena jika terjadi sedikit kesalahan maka akan berpengaruh terhadap
pengolahan data.

13
VII. DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Tarek. 2000. Reservoir Engineering Handbook.


Houston: Gulf Publishing

Amyx, James W. 1960. Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties.


New York: McGraw-Hill Book Company.
Tim Penyusun Modul Praktikum. 2019. Modul Praktikum Petrofisika.

Jember: Universitas Jember.

14

Anda mungkin juga menyukai