ii
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dilaksanakan
Praktikum : Analisa Inti Batuan
Nama Praktikan/NIM : Mickhael Oratmangun/191410030
Kelompok :A
Jam Pelajaran : 55 Jam
Modul Praktikum:
1. Pengukuran Porositas Menggunakan BLP-530
Gas Porosimeter
2. Pengukuran Permeabilitas Menggunakan
Permeameter
3. Pengukuran Saturasi
4. Praktikum Sieve Analysis
5. Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi dalam
Larutan Asam
Mengetahui,
Laboran Cepu, Maret 2021
Laboratorium Hulu Minyak dan Gas Praktikan,
Mickhael Oratmangun
Muhammad Raynaldi, S.Tr. NIM. 191410030
Menyetujui,
i
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan yamg maha esa yang telah
memberi kemudahan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan
penulisan “laporan pratikum Analisa Inti Batuan” dengan baik dan tepat
waktu.
Dalam menyelesaikan “laporan pratikum Analisa Inti Batuan” ini tidak
terlepas dari bantuan beberapa pihak. Untuk itu pratikan mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. RY Perry Burhan, M.Sc. Selaku Direktur PEM
Akamigas Cepu.
2. Bapak Akhmad Sofyan, S.T.M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik
Produksi Minyak dan Gas
3. Bapak Sulistiyono, S.T., M.Si. Selaku Kepala Laboratorium Hulu
Minyak dan Gas.
4. Saudara Muhammad Raynaldi,S.Tr. Selaku Laboran Laboratorium Hulu
Minyak dan Gas.
5. Seluruh Asisten Laboratorium Analisa Inti Batuan.
6. Orang tua dan seluruh anggota keluarga yang telah membantu,
memberikan dorongan dan doa Kepada Penulis.
7. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi Teknik Produksi Minyak dan
Gas angkatan 2019, terutama dari kelompok B yang telah bekerja sama
menyelesaikan praktikum ini.
Mickhael Oratmangun
NIM.191410030
ii
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
DAFTAR ISI
51
DAFTAR GAMBAR
iii
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
iv
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
DAFTAR TABEL
v
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
DAFTAR GRAFIK
vi
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
vii
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
viii
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
BAB I
PENDAHULUAN
Analisa inti batuan adalah tahapan analisa setelah contoh formasi dibawah
permukaan (core) diperoleh. Tujuan dari analisa inti batuan adalah untuk
menentukan secara langsung informasi tentang sifat-sifat fisik batuan yang
ditembus selama pemboran. Studi dari data analisa inti batuan dalam pemboran
eksplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan dapat
diproduksikannya hidrokarbon dari suatu sumur, sedangkan tahap eksploitasi dari
suatu reservoir dapat digunakan untuk pegangan melaksanakan well completion
dan merupakan suatu informasi penting untuk melaksanakan proyek secondary
dan tertiary. Selain itu, data inti batuan ini juga berguna sebagai bahan
pembanding dan kalibrasi pada metode logging. (Ridha M, Darminto. 2016)
Tujuan dari analisa inti batuan adalah untuk menentukan secara langsung
informasi tentang sifat-sifat fisik batuan yang ditembus selama pemboran. Studi
dari data analisa inti batuan dalam pemboran eksplorasi dapat digunakan untuk
mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksikan hidrokarbon dari suatu sumur,
sedangkan tahap eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan untuk pegangan
melaksanakan well completion dan merupakan suatu informasi penting untuk
melaksanakan proyek secondary dan tertiary recovery. Selain itu data inti batuan
ini juga berguna sebagai bahan pembanding dan kalibrasi dari metode logging.
(Ridha M, Darminto. 2016)
1
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Untuk analisa cutting, dilakukan dengan menelitu cutting yang berasal dari
lumpur pemboran yang disirkulasikan kedalams sumur pemboran. Cutting
dibersihkan dari lumpur pemboran, selanjutnya di teliti di laboratorium untuk
mengetahui sifat dari batuan reservoir tersebut. Namun pada saat ini, kegiatan
yang dilakukan untuk meneliti karakteristik sifat fisik batuan adalah dengan
analisa core (coring), logging dan well test. (Koesoemadinata, R.P. (1978))
Reservoir adalah bagian kerak bumi yang mengandung minyak dan gas
bumi. Terdapatnya minyak di bawah permukaan haruslah memenuhi beberapa
syarat, yang merupakan unsur-unsur suatu reservoir minyak bumi. Unsur-unsur
tersebut yaitu:
2
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak dang ass
bumi yang dihasilkan batuan induk dapat masuk dan terakumulasi.
3. Adanya struktur batuan perangkap (trap)
Merupakan batuan yang berfungsi sebagai penghalang bermigrasinya minyak
dan gas bumi lebih jauh
4. Adanya batuan penutup (cap rock)
Merupakan batuan seddimen ynag tidak dapat dilalui oleh cairan
(impermeable), sehingga minyak dan gas bumi terjebak dalam batuan
tersebut.
5. Adanya jalur migrasi (migration route)
Merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai
terakumulasi pada perangkap. (Koesoemadinata, R.P. (1978))
1. Reservoir jenuh
Reservoir jenuh (saturated) biasanya mengandung hidrokarbon dalam
bentuk minyak yang dijenuhi aleh gas yang terlarut dan dalam bentuk gas
bebas yang terakumulasi membentuk gas cap. Bila minyak dan gas
diproduksikan, kemungkinan akan adda air yang ikut terproduksi, tekanan di
reservoir akan turun. Dengan turunnya tekanan reservoir, maka volume gas
yang membentuk gas cap akan mengembang dan merupakan pendorong
keluarnya fluida dari dalam reservoir selain pengembangan volume gas cap
dan pembebasan gas terlarut, mungkin juga akan terjadi perembesan air
kedalam reservoir. (Saptoyoso, Iben. 2013)
3
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Dalam operasi perminyakan hal-hal yang perlu dilakukan adalah meneliti apa saja
karakteristik dari batuam penyusun reservoir. Kegiatan yang biasanya dilakukan
untuk menganalisa reservoir adalah analisa core, analisa cutting, dan analisa
logging. Analisa core biasanya dilakukan dengan mengambil sampel batuan yang
dibor dari dalam formasi dan selanjutnya core diteliti di laboratorium. (Saptoyoso,
Iben. 2013)
Analisa logging dilakukan dengan cara menganalisa lapisan batuan yang dibor
dengan menggunakan peralatan logginhg (tool log). Peralatan logging
dimasukkan kedalam sumur, kemudian alat tersebut akan mengeluarkan
gelombang-gelombang khusus seperti listrik, gamma ray¸ suara dan sebagainya
(tergantung jenis loggingnya), kemudian gelombang tersebut akan terpantul.
4
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Kembali diterima oleh alat logging, dan datanya kemudian dikirim ke peralatan di
permukaan utuk dianalisa. (B.M. Das,1990)
Untuk analisa cutting, dilakukan dengan menelitu cutting yang berasal dari
lumpur pemboran yang disirkulasikan kedalams sumur pemboran. Cutting
dibersihkan dari lumpur pemboran, selanjutnya di teliti di laboratorium untuk
mengetahui sifat dari batuan reservoir tersebut. Namun pada saat ini, kegiatan
yang dilakukan untuk meneliti karakteristik sifat fisik batuan adalah dengan
analisa core (coring), logging dan well test. (B.M. Das,1990)
1. Porositas (Ø)
Dalam reservoir minyak, porositas mengambarkan persentase dari total
ruang yang tersedia untuk ditempati oleh suatu cairan ataugas. Porositas
dapat di definisikan sebagai perbandingan antaravolume total pori-pori
batuan dengan volume total batuan persatuan volume tertentu.
2. Saturasi Fluida
Saturasi adalah perbandingan antara volume fluida yang mengisi pori-
pori batuan terhadap total volume pori-pori batuan atau jumlah kejenuhan
fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori. Oleh karena didalam
reservoir terdapat tiga jenis fluida, maka saturasi dibagi menjadi tiga yaitu
saturasi air (Sw), saturasi minyak (So) dan saturasi gas (Sg). (Akhmed,
Tarekh. 1983)
3. Permeabilitas (k)
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk
meloloskan/melewatkan fluida. Apabila media berporinya tidaksaling
berhubungan maka batuan tersebut akan memiliki permeabilitas yang
kecil. Oleh karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan dengan
porositas efektif. Semakin besar porositas efektif, maka semakin besar
juga permeabilitasnya. (Akhmed, Tarekh. 1983)
4. Resistivity
5
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
BAB II
PENGUKURAN POROSITAS MENGGUNAKAN
BLP-530 GAS POROSIMETER
6
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
7
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Dari peristiwa tersebut, B.C Craft dan M. Hawkins pada tahun 2015
merepresentasikan porositas dalam dua istilah, yaitu
Vp
𝛷abs = 100 %....................................................................................................
Vb
( VB−VG )
𝛷abs = 100 %..........................................................................................
Vb
2. Porositas Efektif
Sedangkan porositas efektif berarti besarnya ruang pori yang
terkoneksi satu sama lain, sehingga menyebabkan fluida dapat mengalir.
Porositas efektif didapat dari uji analisa inti batuan di laboratorium.
Metode laboratorium yang digunakan untuk menghitung porositas
termasuk Boyle’s law, Water Saturation, dan Organic-Liquid Saturation
Methods.
Vp yang berhubungan×100 %
𝛷eff = ........................................................................
Vb
a. Sementasi
Semen menempati ruang kosong yang ada di batuan sehingga
mengurangi nilai porositas.
b. Sortasi
8
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
9
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Gas
1 1
Porosimeter
Digital
2 1
Caliper
Sample
1 1
core
Gas
2 180 Psi
Nitrogen
10
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
πD 2 L
volume total batuan (𝑉𝑏) = ...............................................................
4
Jawaban:
D =diameter (cm)
11
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
T =tinggi (cm)
P1 =Tekanan awal (psi)
P2 =Tekanan Akhir (psi)
V1 =Volume awal sampel (cm3)
V2 =Volume akhir sampel (cm3)
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
12
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
II.6 ANALISA
Sampel Core 1
d = 2,399 cm Vx = 58,59 cc
L = 2,077 cm Vy = 161,34 cc
P1 = 180 psi
P2 = 68 psi
π d2 L
V b= =9,39 cc
4
V x P1
V 2= =155,09 cc
P2
V g=V y −V 2 =5,25 cc
V b −V g
∅= × 100 %=44,1 %
Vb
Sampel Core 2
d = 2,466 cm Vx = 58,59 cc
L = 2,425 cm Vy = 161,34 cc
P1 = 180,1 psi
P2 = 68,5 psi
13
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
π d2 L
V b= =11,59 cc
4
V x P1
V 2= =154,04 cc
P2
V g=V y −V 2 =5,29 cc
V b −V g
∅= × 100 %=45,7 %
Vb
II.7 PEMBAHASAN
Pada Praktikum ini dilakukan pengukuran porositas efektif batuan
dengan menggunakan BLP 530 gas porosimeter. Dan didapatkan data seperti
yang terlampir pada sub-bab analisa. digunakan dua sampel core buatan yaitu
core A dan core B.
14
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Porositas Kualitas
0% - 5% Sangat buruk/diabaikan
5% - 10% Buruk
10% - 15% Cukup
15% - 20% Baik
20% - 25% Sangat baik
>25% Istimewa
II.8 KESIMPULAN
1. Pada Praktikum ini didapatkan harga porositas efektif sampel A sebesar
44,1% dan porositas efektif sampel B sebesar 45,7 %
2. Kualitas porositas sampel A dan sampel B adalah tergolong istimewa
15
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
BAB III
PENGUKURAN PERMEABILITAS MENGUNAKAN
PERMEAMETER
16
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
17
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
18
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Permeabilitas efektif (Keff), yaitu bila fluida yang mengalir lebih dari
satu macam fluida. Atau dengan batasan lain permeabilitas efektif adalah
kemampuan dari batuan untuk dialiri fluida, dengan adanya fluida lain di
dalam batuan tersebut (Kop dan Swi, kw pada Sor).
Permeabilitas relative (Krel), yaitu perbandingan permeabilitas efektif
terhadap permeabilitas absolut (krw, kro, krg). (Adim, Herlan. 1993).
Keff
𝐾𝑟𝑒𝑙 = ..........................................................................................................................
Kabc
KW
𝐾𝑟𝑤 = ..........................................................................................................................
Kabc
KO
𝐾𝑟𝑜 = ...........................................................................................................................
Kabc
Kg
𝐾𝑟𝑔 = ...........................................................................................................................
Kabc
19
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Ka= Kl(1+b/pm)
(dimana b bertambah besar apabila ukuran pori-pori berkurang).(Adim,
Herlan. 1993).
III.3 TABEL ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Tabel 3.2 Peralatan Praktikum pengukuran permeabilitas
dengan permeameter
20
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
1 Permeameter
2 Core Holder
3 Caliper
4 Timbangan
A. Bahan
Tabel 3.3 Bahan Praktikum pengukuran permeabilitas
dengan permeameter
21
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
1 Core Sample
2 Gas N2
3 Griss
A. Persiapan Pengujian
22
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
B. Pengujian Sample
2000 x P 0 x Q x μ× L
K= 2 2 .........................................................................................
A (P 1 x P 0 )
23
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Jawaban:
Penyimpangan yang terjadi selama Analisa disebabkan oleh sifat– sifat gas
yang dipakai dalam analisa tersebut. Klikenberg menyatakan bahwa
24
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
permeabilitas gas merupakan fungsi jalur bebas rata – rata (mean free
path) dari pada molekulnya dan dengan demikian tergantung pada tekanan
rata – rata dari pada test tersebut.
III.6 ANALISA
Sampel A
Tabel 3.2 Data Pengukuran permeabilitas sampel 1
Sampel 1
D 2,2098 cm
A 3,833325 cm2
L 2,0574 cm
vis 0,01756 cp
Pout 1 atm
25
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
40.00
35.00
30.00
25.00
(Pi²-Po²)A
20.00
15.00
Permeabilitas
10.00
5.00
0.00
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 200.00 220.00
2000QPoLμ
26
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Sampel 2
Tabel 3. 4 Data Pengukuran permeabilitas sampel 2
Sampel B
D 2,4638 cm
A 4,665 cm2
L 2,5 cm
vis 0,01756 cp
Q 14 cm3/s
27
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
40.00
35.00
30.00
25.00
(Pi²-Po ²)A
20.00
Permeabilitas
15.00
10.00
5.00
0.00
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 200.00 220.00
2000QPoLμ
III.7 PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran permeabilitas absolut batuan
dengan menggunakan permeameter, dan digunakan dua sampel core. Yaitu
core semen dan core pasir. Dimana permebailitas merupakan kemampuan
dari batuan reservoir untuk mengalirkan fluida. kemudian didapatkan data
28
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
hasil pengukuran seperti yang terdapat pada sub-bab analisa, dari data hasil
pengukuran tersebut bisa dilakukan perhitungan permeabilitas batuan.
29
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
III.8 KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan diatas kedua core termasuk dalam permeabilitas
dengan kualitas yang buruk karena berada dalam range 1 mD – 50 mD
2. Permeabilitas dipengaruhi oleh viskositas gas, laju aliran gas, panjang
core, luas penampang, beda tekanan.
3. Semakin besar flow reading, semakin kecil permeabilitasnya
4. Semakin besar beda tekanan pada batuan, maka harga permeabilitasnya
akan semakin kecil. Sebaliknya, semakin kecil beda tekanan maka harga
permeabilitas absolut akan semakin besa
BAB IV
PENGUKURAN SATURASI
30
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Yaitu, perbandingan antara volume pori yang diisi secara efektif oleh air
dengan volume pori total.
31
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Rt
…………...……………………………...................…....(4.6)
Pengaruh proses geologi, kapilaritas, sifat batuan reservoir dan sifat fluida
reservoir mengakibatkan adanya sejumlah fluida yamg tidak dapat
dikeluarkan dari dalam reservoir.
Dari hasil berbagai pengukuran didapatkan bahwa harga rata – rata resistivity
batuan adalah sebagai berikut.
Tabel IV. 1 Nilai resitivity batuan
Jenis Batuan Nilai resistivy (Ωm)
Clay 2-10
Pasir ber-air garam 0,5 – 10
Pasir berminyak 5 - 10000
Limestone compact 10000
Dolomite 10000
32
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
33
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
A. Alat
NO NAMA GAMBAR
1 Reflux Water Condensor
2 Pemanas Listrik
3 Timbangan Analisis
4 Gelas Ukur
6 Oven
34
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
B. Bahan
Tabel 4. 3 Bahan Praktikum pengukuran saturasi
NO NAMA GAMBAR
1 Fresh Core
2 Air
3 Toluene
35
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
36
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
IV.6 ANALISA
Berat core jenuh = 14, 3086 gram
37
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Berat
Volume minyak = =0,18975 cc
Densitas
Vw
Sw = =0,31
Vp
Vo
So = =0,59
Vp
IV.7 PEMBAHASAN
Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan menggunakan prinsip destilasi,
yaitu dengan memanaskan sampel sampai menguap, kemudian karena adanya
kondensor maka uap akan terkondensasi kemudian ditampung dan diukur
jumlahnya. Berdasarkan data, didapatkan berat core kering sebesar
14,056gram dan berat yang telah dijenuhi air sebesar 14, 3086gram. Dan di
dapat kandungan air dalam tabung ukur sebanyak 0.1012 ml (40%) dan
kandungan minyak 0.1518 (60%). Dengan densitas kerosin sama dengan 0,8
gram/cc maka di dapat volume minyak sama dengan 0,18975 cc. kemudian
saturasi water yang di dapat adalah 0,31 dan saturasi oil adalah 0,59
Besarnya saturasi fluida akan berbeda antara satu tempat dengan tempat
lainnya dalam reservoir, perbedaan ini disebabkan karena perbedaan tekanan
kapiler, ukuran dan distribusi pori batuan serta ketinggian diatas free water
38
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
level. Jika porositas batuan besar maka pori-pori tersebut berpotensi terisi
oleh fluida baik minyak, air, atau gas. Karena adanya pengaruh gravitasi
maka reservoir bagian bawah biasanya memiliki saturasi air paling besar,
bagian tengah memiliki saturasi minyak terbesar, dan bagian paling atas
memiliki saturasi gas paling besar.
IV.8 KESIMPULAN
39
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
BAB V
40
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
41
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
system yang stabil sehingga daya ikat antar butiran pada formasi yang ada
pada batuan besar. (Erina Suhartini ,2012)
Suatu formasi batu pasir dikatakan mempunyai kekompakan yang tinggi
apabila fromasi tersebut mempunyai derajat sementasi batuan pasir yang
tinggi pula, dimana, derajat sementasi batuan menunjukan kadar shale di
dalam batuan. Apabila kadar di dalam batuan cukup tinggi, maka ikatan
antara batuan matriks akan lebih baik.
42
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
partikel-partikel ini dapat terjadi baik pada operasi gravel packing sedang
berjalan maupun sesudahnya.
Pemilihan besar keseragaman menurut Schwartz yaitu:
▪ C < 3 merupakan pemilihan yang seragam
▪ C > 5 merupakan pemilihan yang jelek
▪ 3 < C < 5 merupakan pemilihan yang sedang (Erina Suhartini, 2012)
A. Alat
Tabel 5. 1 Peralatan praktikum sieve analysis
No Nama Gambar
1. Timbangan digital
2. Alat penggoncang
(shaker)
43
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
No Nama Gambar
1. Core
1. Ambilkan core yang sudah kering kemudian bebaskan core tersebut dari
minyak.
2. Core kemudian dipecah – pecahkan menjadi fragmen kecil - kecil dan di
masukan ke dalam mortal kemudian di gerus menjadi butiran – butiran
pasir.
3. Sediakan timbangan digital 200 gram
4. Sediakan sieve analysis yang telah di bersihkan dengan sikat bagian
bawahnya (hati-hati waktu membersihkan).
5. Susunlah sieve di atas alat penggoncang (shaker) dengan mangkok pada
dasarnya sieve diatur dari yang paling halus diatas mangkok dan yang
paling kasar di puncak.
6. Tuangkan hati-hati pasir batuan reservoir (200 gr) kedalam sieve yang
paling atas, kemudian di pasang tutup dan di keraskan penguatnya.
7. Goncangkan selama 30 menit.
8. Tuangkan isi sieve yang paling kasar (atas) kedalam mangkok kemudian
ditimbang.
9. Tuangkan isi sieve yang paling kasar (berikutnya) ke dalam mangkok,
kemudian timbang berat komulatif.
10. Teruskan cara penimbangan di atas sampai isi seluruh sieve ditimbang
secara komulatif.
44
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
11. Dari berat timbangan secara komulatif dapat di hitung juga berat pasir
dalam tiap – tiap sieve.
12. Ulangi langkah 1 sampai dengan 11 untuk contoh batuan reservoir yang
kedua.
13. Buat tabel dengan kolom, no sieve, opening diameter, % retained
cumulative, percent.
14. Membuat grafik semilog antara opening diameter dengan cumulative
percent retained.
15. Plot hasil yang di dapatkan pada kertas milimeter blok.
16. Dari grafik yang di dapat (seperti huruf S), menghitung:
Dia pada 40 %
Sorting Coefficient = persamaan (5.1)
Dia pada 90 %
45
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
46
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Jawaban:
Sifat fisik batuan dan fluida dapat dipengaruhi oleh komponen penyusun,
proses pembentukan/sedimentasi, tekanan dan temperatur.
V.6 ANALISA
Sampel 1
Sorting Coefficient
100.00%
90.00%
80.00%
% Berat Kumulatif
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Opening Diameter
47
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Sampel 2
Tabel 5. 4 Hasil Pengamatan pengukuran
sieve analysis sampel 2
No. Opening Berat %Berat
Berat (gr)
Sieve Diameter Kumulatif Kumulatif
Sorting Coefficient
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
% Berat Kumulatif
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Opening Diameter
48
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Sampel 1
Dia pada 40 %
Sorting Coefficient =
Dia pada 90 %
Dia pada 40 %
C = = 9,125
Dia pada 90 %
C > 5 maka pemilihan butirnya jelek
Sampel 2
Dia pada 40 %
Sorting Coefficient =
Dia pada 90 %
Dia pada 40 %
C = = 10,124
Dia pada 90 %
C > 5 maka pemilihan butirnya jelek
V.7 PEMBAHASAN
49
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
V.8 KESIMPULAN
50
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
51
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
BAB VI
PENENTUAN KADAR LARUT SAMPEL FORMASI
DALAM LARUTAN ASAM
Semua asam memiliki suatu persamaan. Asam akan terpecah menjadi ion
positif dan ion hidrogen ketika acid larut dalam air. Ion hidrogen akan
bereaksi dengan batuan calcerous menjadi air dan CO2. Asam yang dipakai
pada indusri perminyakan biasanya adalah asam iorganik(mineral) yaitu
chlorida dan asam flourida atau asam asetat dan asam format. Pada penelitian
terdahulu pernah dilakukan penggunaan asam sulfat namun malah membuat
formasi menjadi rusak.(Pratama. M. S. 2014)
52
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
a. Acid Washing
b. Matrix Acidizing
c. Acid Fracturing
53
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
A. Acid Washing
Acid washing merupakan treatment yang dilakukan untuk
menghilangkan material atau scale di interval produksi, saluran perforasi,
dan area di sekitar lubang sumur. Treatment yang dilakukan ialah
melakukan perendaman dengan menggunakan acid dengan volume yang
kecil yaitu 4-10 m3 (Mike Milligan,1994).
B. Matrix Acidizing
Matrix acidizing dapat didefinisikan sebagai injeksi asam ke dalam
pori-pori lapisan produktif dimana tekanan injeksi berada di bawah
tekanan rekah formasi dengan tujuan agar reaksi menyebar ke formasi
batuan secara radial. Tujuan utama dari matrix acidizing adalah untuk
meningkatkan kapasitas aliran melalui daerah damage di dekat wellbore.
Sebagian besar metode matrix acidizing treatment dilakukan pada batuan
karbonat (limestone/dolomite) dengan menggunakan campuran
hydrochloric acid (HCl) dan aditif dimana jenis asam ini lebih
menguntungkan untuk memperbaiki permeabilitas (Harry O, 1984).
54
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
C. Acid Fracturing
Acid Fracturing adalah metode stimulasi sumur dengan menggunakan
asam HCL dan asam organic seperti formic acid (HCOOH) dan acetic
acid (CH3COOH). Fluida diinjeksikan pada tekanan di atas tekanan rekah
sehingga menghasilkan rekahan yang diharapkan menghasilkan
konduktivitas yang besar. Larutan asam akan memasuki rekahan dan
melarutkan mineral batuan disekitarnya membentuk etching. Proses
etching ini diharapkan sedemikian rupa untuk membentuk saluran
konduktif yang tidak akan tertutup ketika rekahan mengalami penutupan
pada saat tekanan mencapai closure pressure. Produktivitas suatu sumur
berdasar pada acid fracturing treatment yang sering kali susah diprediksi
khususnya reservoir gas. Dimensi rekahan yang terbentuk pada dasarnya
dipengaruhi oleh kinetika reaksi asam pada rekahan, jenis, dan volume
asam yang digunakan (Bert B. Williams, 1979).
55
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
56
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
57
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
1. Gelas Ukur
2. Erlenmeyer
4. Timbangan Digital
58
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
No Nama Gambar
1. HCL 0,5 M
2. Core Gamping
59
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
60
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran kadar larut sampel formasi pada
larutan asam dengan melarutkan sampel batuan menggunakan larutan HCL
0,5 M. Kemudian di keringkan dan timbang lalu dihitung persen berat
sollubility dengan membandingkan berat sampel yang terlarut dengan
sampel awal sebelum dilarutkan.
VI.6 ANALISA
Berat core sebelum proses acidizing (W)
VI.7 PEMBAHASAN
61
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
oven selama 30 menit dengan termperatur 105 oC, kemudian angkat dari oven
dan timbang kembali sampel setelah diasamkan.
Pada kondisi lapangan tujuan dari penentuan kadar larut sampel formasi
dalam larutan asam adalah untuk keperluan stimulasi. Stimulasi merupakan
suatu metoda workover yang berhubungan dengan adanya perubahan sifat
formasi, dengan cara menambahkan unsur-unsur tertentu atau material lain ke
dalam reservoir atau formasi untuk memperbaikinya, dengan menerapkan
62
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
63
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
VI.8 KESIMPULAN
64
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
BAB VII
PEMBAHASAN UMUM
Secara sederhana saturasi dibagi atas tiga macam yaitusatuasi air, saturasi
minyak, dan saturasi gas.Sama halnya dengan porositas,tujuan untuk
mengetahui saturasi dalam dunia perminyakan adalah untukmengetahui
estimasi cadangan. Tetapi khusus untuk saturasi ini sendiri, dapatdiketahui
estimasi jumlah masing-masing fluida. Sehingga dapat diketahui secara
signifikan minyak yang akan diproduksi. Porositas memiliki hubungan dengan
saturasi yaitu berbanding lurus,karena porositas merupakan tempat dari
saturasi, semakin besar porositas makasemakin besar saturasinya dan
sebaliknya.
65
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
66
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
BAB VIII
KESIMPULAN UMUM
67
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
DAFTAR PUSTAKA
68
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
69
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
Conservation, Canada.
70
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
71
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
72
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
LABORATORIUM HULU MIGAS
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Blora, Jawa Tengah
73