Anda di halaman 1dari 28

MEKANIKA RESERVOIR

PERTEMUAN KE-3
PENGUKURAN POROSITAS
Deskripsi Mata Kuliah
Membahas tentang pengukuran porositas secara
langsung di laboratorium dengan mengambil sampel
core dan mengukur parameter-parameternya yang
meliputi volume bulk, volume pori dan volume matriks.
Tujuan Instruksional Khusus

• Mahasiswa mengenal konsep pengukuran porositas dari


sampel batuan reservoir secara langsung di
laboratorium dengan beberapa metode serta diberikan
latihan-latihan soal.
PENGUKURAN POROSITAS

• PENGUKURAN LANGSUNG
• (LABORATORY DETERMINATION)
• PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG
• (PENENTUAN DARI ANALISA LOG)
Porositas adalah sifat fisik batuan statis, oleh karenanya
dapat ditentukan tanpa adanya suatu aliran.

• Penentuan porositas efektif memerlukan aliran fluida yang mana untuk


menentukan adanya ruang pori yang saling berhubungan.

• Cara yg paling umum menggunakan beberapa sampel kecil(core plugs)


yg dianalisa untuk mendapatkan secara statistik hasil yang representatif.

• Untuk menentukan porositas dengan mengukur 2 dari 3


• parameter volumetrik yaitu :
a. Volume Bulk, Vb
b. Volume Matriks, Vm (volume butiran)
c. Volume Pore, Vp
V b
V mV p

Fraction of volume
consisting of
pores or voids

Fraction of volume consisting


of matrix
Densitas matriks (rm) dari tipikal komponen murni
dari batuan reservoir

Lithology Matrix Density


3
(g/cm )
Sandstone 2.65
Limestone 2.71
Dolomite 2.87
1. Volume Bulk
a. Hitung dari dimensi-dimensinya

b. Metode Pendesakan

- Gravimetrik (mengukur massa)

- Volumetrik (mengukur volume)

Hitung dari dimensi-dimensinya

Contoh; volume of right circular cylinder

 d2 L
Vb 
4
- Metode Pendesakan
A. Gravimetric (Archimedes) methods

1. Ukur perubahan berat didalam sampel pada saat


• tenggelam didalam fluida.

• Ukur berat sampel


• Ukur berat sampel pada saat tenggelam didalam cairan
• Perbedaannya adalah Gaya Apung (bouyancy)

• Archimedes: Gaya apung (bouyancy) sama dengan


berat cairan yang dipindahkan.
Wdry Wsat Wsub

Wsat - Wdry
Vp = fluid

Wsat – Wsat in water


Vb = fluid
Wsat - Wdry
=
Wsat – Wsat in water
Latihan Soal 1

• Hitunglah porositas sampel core jika diketahui:


• Berat kering sampel = 427,3 g
• Berat sampel tersaturasi oleh air = 448,6 g
• Densitas air = 1,0 g/cm3
• Berat sampel tersaturasi didalam air = 269,6 g
soal 2
• hitunglah porositas sampel core jika diketahui:
• berat kering sample core : 580 g
• berat sampel core tersaturasi oleh air(water): 640 g
• densitas air(water): 1,0 g/cm3
• berat sampe core tersaturasi di dalam air(water) : 320 g
soal 3
• hitunglah volume pori, jika diketahui data sebagai berikut:
• porostas : 0,1875
• berat sampel core tersaturasi di dalam air/(water): 320 g
• berat sampel core tersaturasi oleh air(water) : 640 g
• densitas air(water) : 1,0 g/cm3
Solution
Archimedes Method of Calculating
Porosity a Core Sample

Wsat – Wdry = 448.6 – 427.3 g


Vp = = 21.3 cm 3
f 1.0 g/cm3
Vb = Wsat – Wsub = 448.6 – 269.6 g = 179.0 cm3
f 1.0 g/cm3

Vp 21.3 cm3
Porosity    = = 0.12
Vb 179.0 cm 3
2. Penggunaan Piknometer (constant volume
container)
Timbang sampel
• Timbang piknometer yang telah terisi cairan
• Timbang piknometer berisi sampel dan cairan

weight of displayed liquid


Vb 
density of liquid

Berat cairan yang dipindahkan =


(berat sample + berat piknometer berisi cairan) –
berat piknometer ketika sample dicelupkan.
Latihan Soal 4

• Suatu sampel core kering dicelupkan ke dalam


piknometer mercury. Berat kering sampel di udara
adalah 20 gr. Berat piknometer terisi mercury pada
suhu 20o C adalah 350 gr. Dan berat piknometer ketika
sampel dicelupkan adalah 235,9 gr. (densitas mercury
= 13,546 gr/cc) Tentukan volume bulk sampel batuan.
Penyelesaian

• Berat sampel + berat piknometer berisi mercury = 20 +


350 = 370 gr.
• Berat mercury dipindahkan = 370 – 235,9 = 134,1 gr.
• Volume mercury dipindahkan = 134,1/13,546 = 9,9 cc
• Volume bulk sampel batuan = 9,9 cc
B. Volumetrik (mengukur volume)

1. Sampel dimasukkan kedalam cairan dan amati


perubahan volume yang terjadi.

2.Harus dicegah cairan uji yang akan memasuki pori-pori :


- Lapisi dengan parafin, atau
- Dijenuhkan terlebih dahulu dengan cairan uji, atau
- Gunakan mercury sebagai cairan uji
2. Volume Matriks (Volume Butiran)

1. Anggap densitas butiran dan hitung volume


butiran sebagai :
dry weight
Vm 
matrix density
2. Metode pendesakan (displacement method),
sampel dihancurkan sampai keukuran
partikelnya.
3. Menggunakan porosimeter Hukum Boyle
(p1V1 = p2V2)
Latihan 5
Hitung porositas dari contoh core dengan menggu-
nakan metode pendesakan dan volume matriks

Core dari contoh sebelumnya dibuka dari selubung parafin,


kemudian dihancurkan sampai ukuran butiran dan di celup
di tabung Russell, volume butiran adalah 7,7 cc. Berapakah
porositas sampel? Apakah porositas ini termasuk porositas
efektif atau porositas total?
Bulk Volume, Vb = 9.9 cm3
Matrix Volume, Vma = 7.7 cm3

Vp Vb  Vma = 9.9 cm3 – 7.7 cm3


Porosity     = 0.22
Vb Vb 9.9 cm3
Latihan Soal 4

Suatu core karbonat (berdiameter 3 in dan panjang 6 in, Vb


= 695 cc) ditempatkan pada chamber kedua dari
porosimeter hukum boyle. Masing-masing chamber
mempunyai volume 1000 cc. Chamber pertama diberi
tekanan 50,0 psig. Chamber kedua divakumkan. Kemudian
katup penghubung dibuka untuk menghubungkan kedua
chamber dan menghasilkan tekanan 28,1 psig. Hitunglah
porositas sampel core.
Penyelesaian

p1V 1 = p2 V2
V1 = 1000 cc
p1 = 50 psig + 14,7 = 64,7 psia
p2 = 28,1 psig = 42,8 psia
V2 = 1512 cc
Vm = VT – V2
Vm = 2000 – 1512 = 488 cc
Vb  Vm 695  488
   0 ,30
Vb 695
3. Volume Pori

a. Gravimetrik

Berat jenuh  Berat ker ing


Vp 
Densitas cairan penjenuh

b. Menggunakan modified Boyles Law porosimeter


(p1V1 = p2V2)
RINGKASAN MATERI

Gambaran secara umum tentang :


Pengukuran porositas dari laboratorium dengan
mengukur dua dari tiga parameter dasar yaitu :
• Bulk volume
• Matrix volume
• Pore volume
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai