DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
Fakhri Khaulany
NIM. 113150001
ii
2.7. Pembahasan
Praktikum minggu pertama acara pertama berjudul Pengukuran Porositas.
Pengukuran porositas bertujuan untuk menentukan nilai porositas yang mana
dalam percobaan ini adalah porositas efektif dari sampel core. Alat-alat yang
dipergunakan dalam percobaan ini yaitu timbangan manual, timbangan digital,
dan vacuum desiccator. Prinsip kerja yang diterapkan pada percobaan ini yaitu
mengukur porositas efektif sampel core dengan metode menimbang.
Percobaan ini diawali dengan menyiapkan sebuah sampel core kering
menggunakan timbangan digital, nilai yang tertera merupakan nilai dari berat core
kering di udara (Wdry). Kemudian core kering dijenuhi dengan air dengan
menggunakan alat vacuum desiccator yang bertujuan untuk memvakumkan udara
dari dalam sampel core sehingga mempermudah proses penyerapan air ke dalam
sampel core. Core jenuh tersebut ditimbang dalam rendaman air dan nilainya
merupakan berat core jenuh di air (Wsatinfluid). Selanjutnya angkat core yang masih
jenuh air tersebut untuk ditimbang dengan mencatatkan hasilnya sebagai berat
core jenuh di udara (Wsat).
2.8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum “Pengukuran Porositas”, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil percobaan didapat data :
a. Berat core kering di udara (Wdry) = 22,67 gr
b. Berat core jenuh di air (Wsatinfluid) = 29,53 gr
c. Berat core jenuh di udara (Wsat) = 25,98 gr
d. Densitas air = 1 gr/cc
e. Densitas Minyak = 0,8 gr/cc
f. Volume bulk (Vb) = 11 cm3
g. Volume pori (Vp) = 3,3 cm3
h. Porositas efektif (øeff) = 30 %
2. Hasil porositas efektif yang diperoleh plug C tergolong porositas baik
(excelent).
3. Faktor yang mempengaruhi porositas :
a. Sortasi
b. Kemas (packing)
c. Sementasi
d. Bentuk grain
e. Overburden stress (compaction)
4. Aplikasi lapangan dari percobaan pengukuran porositas adalah untuk
menentukan volume bulk dan volume grain untuk estimasi cadangan
hidrokarbon.