Anda di halaman 1dari 16

BAB VI

ANALISA DELIVERABILITAS GAS

6.1. TUJUAN ANALISA


Aplikasi penggunaan persamaan aliran gas dalam formasi produktif, dapat
digunakan untuk analisa karakteristik reservoir gas yang meliputi :
a. Absolute open flow potential (AOFP)
6.2. DASAR TEORI
Deliverabilitas adalah kemampuan dari suatu sumur gas untuk berproduksi.
Uji deliverabilitas terdiri dari tiga atau lebih aliran dengan laju alir, tekanan dan
data lain yang dicatat sebagai fungsi dari waktu. Absolute Open Flow Potential
(AOFP) didefinisikan sebagai kemampuan suatu sumur gas untuk memproduksi
gas ke permukaan dengan laju alir maksimum pada tekanan alir dasar sumur
(sandface) sebesar tekanan atmosphere (± 14,7 psia). Dalam melakukan uji
deliverabilitas terdapat 3 macam metode yang dapat dilakukan, antara lain Back
Pressure Test, Isochronal Test dan Modified Isochronal Test.
6.3.1. Back Pressure Test
Metode ini ditemukan oleh Pierce dan Rawlins (1929). Back pressure
adalah suatu metode pengujian sumur gas untuk mengetahui kemampuan sumur
berproduksi dengan memberikan tekanan balik (back pressure) yang berbeda-
beda. Pelaksanaan tes ini dimulai dengan menutup sumur hingga tekanan reservoir
stabil. Selanjutnya sumur diproduksi dengan laju sebesar qsc sehingga aliran
mencapai stabil, dan mengganti laju produksinya dengan mengubah ukuran choke
lainnya tanpa melakukan penutupan sumur. Lama waktu pencapaian kondisi stabil
dipengaruhi oleh permeabilitas batuan.
6.3.2. Isochronal Test
Cullender (1955) mengusulkan suatu cara tes berdasarkan anggapan,
bahwa jari-jari daerah penyerapan yang efektif (rd) adalah fungsi dari tD dan tidak
dipengaruhi oleh laju produksi. Ia mengusulkan laju yang berbeda tetapi dengan
selang waktu yang sama, akan memberikan grafik log ΔP2 vs log qsc yang linier
dengan harga eksponen n yang sama, seperti pada kondisi aliran yang stabil.
Tes ini terdiri dari serangkaian proses penutupan sumur sampai mencapai
tekanan stabil (PR), yang dilanjutkan dengan pembukaan sumur, sehingga
menghasilkan laju produksi tertentu selama jangka waktu t, tanpa menanti kondisi
stabil. Setiap perubahan laju produksi didahului oleh penutupan sumur sampai
tekanan mencapai stabil (PR).
6.3.3. Modified Isochronal Test
Katz (1959) mengembangkan prosedur MIT yang pada prinsipnya hampir
sama dengan Isochronal tes, akan tetapi penutupan dan pembukaan sumur saat
pengujian tidak perlu mencapai tekanan stabil (PR), serta selang waktu penutupan
dan selang waktu aliran sumur dibuat sama besar, hal ini sesuai untuk reservoir
yang mempunyai permeabilitas kecil karena tekanan rata-ratanya PR lama
dicapai.
6.3.4. Metode Analisa Uji Deliverabilitas Gas
Analisa data hasil uji deliverabilitas gas digunakan untuk menentukan
indikator produktivitas sumur gas, yaitu Absolute Open Flow Potential (AOFP).
Untuk keperluan tersebut, ada tiga metode analisa yang digunakan, yaitu:
1. Metode Rawlins-Schellhardt (Konvensional),
2. Metode Jones-Blount-Glaze, dan
3. Metode Laminer-Inertia Turbulence-Pseudo Pressure atau LIT (ψ).
6.3.4.1. Metode Rawlins-Schellhardt (Konvensional)
Tahun 1935, Rawlins-Schellhardt mengembangkan suatu persamaan
empiris yang menggambarkan hubungan antara laju alir dan tekanan pada sumur
gas. Hubungan tersebut dinyatakan dengan persamaan dalam bentuk pendekatan
tekanan kuadrat (square pressure), seperti berikut ini:
.................................................................... (6-1)

keterangan:
qsc = Laju alir gas, Mscf/d.
C = Koefisien performance yang menggambarkan posisi kurva
deliverabilitas yang stabil, Mscfd/psia2.
n = Bilangan eksponen, merupakan inverse slope dari garis kurva
deliverabilitas yang stabil dan mencerminkan derajat pengaruh
faktor inersia-turbulensi terhadap aliran, umumnya berharga
antara 0.5 - 1
Pr = Tekanan rata-rata reservoir, psia.
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psia.
Persamaan 5-12 diatas dapat juga ditulis dalam bentuk sebagai berikut:

............................................ (6-2)

Harga eksponen n pada Persamaan 5-13 adalah n = 1/slope, atau:

............................................ (6-3)

Harga koefisien kinerja C dapat ditentukan dari persamaan berikut:

................................................................................ (6-4)

Harga koefisien C juga dapat ditentukan dengan melakukan ekstrapolasi garis


lurus pada dan dibaca pada harga qsc. Sedangkan besarnya harga
AOFP adalah sama dengan harga qsc pada harga Pwf sebesar 14.7 psi. Metode
Analisis Rawlins-Schellhardt kurang baik karena tidak memperhatikan faktor
deviasi gas, sehingga tidak cocok dengan real gas.
6.3.4.2. Metode Analisis Jones-Blount-Glaze ]
Metode plot data uji yang diperkenalkan oleh Jones dkk dapat digunakan
pada sumur gas untuk mendapatkan kinerja sumur pada masa sekarang. Metode
ini digunakan untuk menentukan koefisien turbulensi b dan koefisien laminar a.
Persamaan aliran radial semi-mantap dapat ditulis dalam bentuk:

... (6-5)
Keterangan: Pr = Tekanan rata-rata reservoir, psia.
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psia.
T = Temperatur dasar sumur, 0R.
μ = Viskositas gas, cp.
γg = Specific gravity gas, fraksi.
z = Faktor deviasi gas, fraksi.
k = Permeabilitas efektif, mD.
h = Ketebalan formasi produktif, ft.
β = Koefisien kecepatan aliran, ft-1 = (2.33×1010/k1.201).
q = Laju alir gas.
re = Jari-jari pengurasan, ft.
rw = Jari-jari sumur, ft.
s = Faktor skin
Persamaan 5-13 bila dibagi dengan qsc akan menghasilkan:

........................................................ (6-6)

dengan koefisien aliran laminar a adalah:

..................................................... (6-7)

Karena 1/re amat kecil, maka dapat diabaikan, dan koefisisen aliran turbulen b :

………..................................................... (6-8)

Bila diplot antara ΔP2/qsc vs qsc pada kertas grafik kartesian akan
memberikan suatu garis lurus dengan slope b yang menunjukkan derajat aliran
turbulen di dalam sumur dan intercept a yang menunjukkan kerusakan formasi.
Harga b akan berubah setiap waktu ketika adanya perubahan pola aliran ke dalam
lubang sumur. Efek dari perubahan ini dalam tahapan komplesi sumur dapat
dievaluasi dengan membandingkan kedua harga b:
Jika hanya panjangnya komplesi yang berubah, maka

Untuk harga b = 0, maka ΔP/q = a atau

Harga laju produksi gas (qsc) dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan berikut:

.............................................. (6-9)

Hubungan antara ΔP/q dengan Laju Alir yang kemudian didapatkan


parameter a dan b seperti Gambar 6.1. berikut:

Gambar 6.1.
Grafik ΔP2/q vs q
(Chaudry, 2003)
Sedangkan besarnya harga AOFP adalah sama dengan qsc pada harga Pwf
sebesar 0 psi.

.................................................... (6-10)

Metode Analisis Jones-Blount-Glaze dapat diterapkan untuk real gas,


tetapi pada metode ini dibutuhkan dua data atau lebih uji aliran yang stabil, karena
untuk mendapatkan harga stabil dari koefisien laminar a diperlukan sekurang-
kurangnya dua uji aliran yang stabil.
6.3.4.3. Metoda Analisa LIT
Metode LIT atau metode Eropa merupakan uji deliverability gas yang
menggunakan persamaan aliran laminar-inertial-turbulent (LIT) dalam bentuk
pendekatan pseudo-pressure dengan asumsi besarnya harga μz akan tergantung
pada tekanan. Metode analisa tersebut untuk kisaran harga 2000<P<4000 psia,
namun demikian penggunaan metode ψ berlaku untuk semua harga tekanan.
Bentuk kuadrat dari persamaan aliran laminar-inertia-turbulence (LIT)
adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan Tekanan (p)

................................................ (6-11)
2. Pendekatan Tekanan Kuadrat (p2)
.......................................... (6-12)

3. Pendekatan Pseudo-Pressure (ψ)

.............................................. (6-13)

Bagian pertama ruas kanan (A.qsc) Persamaan di atas menunjukkan


hubungan penurunan tekanan yang disebabkan oleh pengaruh aliran laminar dan
kondisi lubang sumur. Sedangkan bagian keduanya (bqsc2) merupakan hubungan
penurunan tekanan yang disebabkan oleh aliran inertial-turbulence. Karena
analisa pseudo-pressure dianggap lebih teliti dan dapat digunakan pada semua
kisaran tekanan reservoir, maka pendekatan LIT menggunakan pseudo-pressure
dan untuk selanjutnya disebut sebagai pendekatan LIT(Ψ).
Dari Persamaan 5-24, plot antara (ΔΨ-bqsc2) vs qsc pada kertas grafik
log-log akan memberikan garis lurus. Kurva ini merupakan garis deliverability
yang stabil, dimana harga A dan B dapat dicari dari persamaan berikut ini:

.................................... (6-13)

........................................... (6-13)

Keterangan N = banyaknya poin-poin data.


Plot Uji Deliverability- Metode Eropa antara Pseudopressure vs qsc
ditunjukkan Gambar 6.2. berikut:

Gambar 6.2.
Plot Uji Deliverability-Metode Eropa
(Chaudry, 2003)
Harga laju produksi gas dapat dihitung dengan menggunakan
penyelesaian persamaan kudrat berikut ini untuk berbagai harga ΔΨ:

....................................................... (6-13)

Sedangkan besarnya AOFP sama dengan qsc pada harga Ψ sebesar 0 psi.
6.3. DATA DAN PERHITUNGAN
6.3.1. Data
a). Case Deliverability ISMI_2
b). Tekanan Reservoir = 780,44 psi
c). Temperatur Reservoir (Tres) = 169,9 °F = 629,9 °R
NO DATE TIME P T dT
1 09/05/2008 10:09:16 14,49 88,47 0
2 09/05/2008 10:10:16 14,4 88,96 0,016667
3 09/05/2008 10:11:16 14,27 89,52 0,033306
4 09/05/2008 10:12:16 14,2 90,16 0,049972
5 09/05/2008 10:13:16 14,15 90,86 0,066611
6 09/05/2008 10:14:16 14,19 91,58 0,083278
7 09/05/2008 10:15:16 14,25 92,25 0,099944
8 09/05/2008 10:16:16 14,31 92,89 0,116583
9 09/05/2008 10:17:16 14,32 93,52 0,13325
10 09/05/2008 10:18:16 14,3 94,19 0,149889
11 09/05/2008 10:19:16 14,34 94,86 0,166556
12 09/05/2008 10:20:16 14,39 95,5 0,183222
13 09/05/2008 10:21:17 670,95 96,14 0,200139
14 09/05/2008 10:22:32 671,1 97,63 0,221083
15 09/05/2008 10:23:02 671,07 98,26 0,229417
16 09/05/2008 10:23:32 671,25 98,88 0,23775
17 09/05/2008 10:24:02 671,26 99,46 0,246083
18 09/05/2008 10:24:32 671,42 100,02 0,254389
19 09/05/2008 10:25:02 671,44 100,56 0,262722
20 09/05/2008 10:25:32 671,55 101,07 0,271056
21 09/05/2008 10:26:02 671,62 101,55 0,279389
22 09/05/2008 10:26:32 671,81 102 0,287694
23 09/05/2008 10:27:02 671,8 102,43 0,296028
24 09/05/2008 10:27:32 671,91 102,84 0,304361
25 09/05/2008 10:28:02 671,94 103,23 0,312694
26 09/05/2008 10:28:32 672,09 103,61 0,321028
27 09/05/2008 10:29:02 672,15 103,96 0,329333
28 09/05/2008 10:29:32 672,44 104,31 0,337667
29 09/05/2008 10:30:02 669,27 104,65 0,346
30 09/05/2008 10:30:32 664,77 106,01 0,354333
Well
Flow
Head
Date: Time Rate Description.
Pressure
(M3/D)
(psi)
09/05/2008 7:00 R/Up Lubricator.
9:00 R.I.H Sinker to 537 m Mku
9:21 Sinker reached TD # 537 m Mku - P.O.O.H
First data / PressureGauge Connected to tool
10:10 string.
10:21 700 Open well to lubricator.
10:26 R.I.H
10:40 Stop@ 100 m Mku
10:45 R.I.H
10:53 Stop @ 200 m Mku.
10:58 R.I.H
11:04 Stop @ 300 m Mku
11:09 R.I.H
11:15 Stop @ 400 m Mku
11:20 R.I.H
11:27 Tool on depth @ 537 m Mku.
12:00 Put the well on production.
16:00 700 Shut in well at Wing valve for PBU.
09/06/2008 16:00 750 P.O.O.H for Static Gradients
16:09 Stop@ 400 m Mku
16:14 P.O.O.H
16:18 Stop @ 300 m Mku
16:23 P.O.O.H
16:27 Stop @ 200 m Mku.
16:32 P.O.O.H
16:36 Stop @ 100 m Mku.
16:41 P.O.O.H
16:46 Stop @ 0 m Mku.
16:51 Re run in the sensing point. @ 537 m Mku.
17:14 Tool on depth @ 537 m Mku.
18:00 750 Open well on 13 mm Choke
22:00 745 Shut in well for 4 hours
09/07/2008 2:00 750 Open well on 16 mm Choke
6:00 705 Shut in well for 4 hours
10:00 750 Open well on 19mm Choke
14:00 700 Shut in well for 4 hours.
18:00 750 Open well on 21mm choke.
Switched choke to 19 mm for extended flow test, 8
22:00 695 Hours..
09/08/2008 6:00 700 P.O.O.H, Bhp survey completed.
7:00 Rig Down SRO.

Hasil Test Produksi: TM # 3


Tanggal Jam Tub/Fl
Jepitan 13mm ,Sep.P/T = 425 /90, GAS ; 3791.22
6,09,08 18-22 745/450 Mscf/d
Jepitan 16mm ,Sep.P/T = 431 /86, GAS ; 5033.80
7,9,08 2s/d6 705/475 Mscf/d
7,9,08 10s/d14 700/500 Jepitan 19mm,Sep P/T = 431/99,GAS =5999.82 Mscf/d
7,9,08 18s/d22 695/505 Jepitan 21mm,Sep P/T=424/90, Gas = 6616.68 Mscf/d
7,9,08 22s/d24 700/500 Jepitan 19mm,Sep P/T = 424/90,GAS =6181.97 Mscf/d
Jepitan 19mm,Sep P/T=430/88, Gas =6168.32
8,9,08 0s/d06 700/500 Mscf/d

6.3.2. Perhitungan
 Metode Rawlins-Schellhardt (Konvensional)
Karena Preservoir < 2000 psia
Tabel VI-1.
Tabel Data Modified Isochronal Testing (Flowing)

Jenis Lama Q P P2 dp2


Kegiatan Kegiatan MMscf/d psia psia psia2
Shut in 4 780 608462,402
Open Well
4 3,79122 777 603604,686 4857,715
1
Shut in 4 780 608805,668
Open Well
4 5,0338 772,91 597389,868 11415,799
2
Shut in 4 780 608821,273
Open Well
4 5,99982 772,9 597389,868 11431,405
3
Shut in 4 780 608821,273
Open Well
4 6,61668 772,30 596447,290 12373,983
4
Open Well
2 6,18197 773,19 597822,776 10998,497
5
Open Well
6 6,16832 773,43 598193,965 10627,308
6
a. Untuk mendapatkan nilai AOFP , dibutuhkan nilai faktor turbulensi (n) dan
nilai konstanta deliverabilitas (C).
b. Nilai faktor turbulensi (n) dapat ditentukan dengan memplot grafik ΔP2 vs
qsc, kemudian melakukan straightline pada grafik tersebut sehingga dapat
diketahui slope nya. Nilai faktor turbulensi (n) adalah 1/slope. Didapatkan
nilai faktor turbulensi sebesar 0,536391267
n = (Log Qsc 2 – Log Qsc 4 ) /( Log (Pr2 – Pwf2)2 – Log (Pr2 – Pwf2)4)
= (log 5,99982 – log 3,79122 ) / (log 11431,405 – log 4857,7152 )
= 0,536391267
c. Setelah diketahui faktor turbulensinya, selanjutnya mencari nilai konstanta
deliverabilitas dengan menggunakan persamaan 6-4, dimana nilai ΔP2 dan
qsc dari extended flow nya, didapatkan nilai konstanta deliverabilitas
sebesar 0,042700073 Mscfd/Psi
C = Qsc / (Pr2 – Pwf2)n
= 6,16832 / (10627,308) 0,536391267
= 0,042700073 MMscfd/Psi
d. Setelah diketahui nilai faktor turbulensi dan nilai konstanta deliverabilitas,
selanjuntya menentukan nilai AOF, dengan menganggap nilai Pwf = 0,
didapatkan nilai AOF sebesar 54,11029948 MMscfd
e. Menghitung AOFP, dengan meanggap nilai Pwf = 14,7 psia.
AOFP = Qsc (Pr2 – Pwf2)n
= 6,16832 MMscfd/Psi (780,44² – 14,7²) 0,536391267
= 54,10000148 MMscfd
f. Membuat tabel Pwf vs qsc, dengan mengasumsikan beberapa data Pwf
untuk membuat kurva IPR.
Tabel VI-2.
Tabel Data kurva IPR
Pwf
Q
(psia)
0 54,1103
14,7 54,1
50 53,99106
100 53,63195
200 52,17423
300 49,66304
400 45,95038
500 40,75576
600 33,4953
700 22,5464
780 1,419089
780,44 0
6.6. PEMBAHASAN
Tujuan utama dari suatu pengujian sumur gas adalah untuk menentukan
kemampuan suatu formasi untuk berproduksi. Dimana mekanisme aliran fluida
gas pada media berpori sangat dipengaruhi oleh sifat fisik fluida, sifat-sifat PVT,
dan distribusi tekanan system. Problematika yang sering ditemui pada analisa
tekanan pada reservoir gas adalah bahwa gas merupakan fluida yang fully
compressible, sifat ini dipengaruhi oleh gas bebas maupun oleh gas terlarut. Fully
compressible mempunyai arti bila gas diberi tekanan maka akan terjadi perubahan
volume dan Sifat fisik fluida dipengaruhi oleh temperature dan tekanan. Sifat ini
sebenarnya juga berkaitan dengan compresibilitas gas. Maka di dalam
penyelesaian persamaan aliran variable tekanan yang digunakan adalah P, P2 dan
ᴪ (pseudo pressure).
Pada reservoir gas, skin awal yang didapatkan merupakan skin semu,
karena adanya faktor turbulensi (D). Praktikum analisa tekanan pada reservoir gas
dapat dilakukan dengan menggunakan dua macam metode analisa, metode
pendekatan metode Pressure squared (P2) dan Pseudopressure yang mana sebagai
acuannya adalah Untuk P < 2000 psia, digunakan persamaan dalam bentuk
“P2”.sedangkan Untuk 2000 < P < 4000 psia, digunakan persamaan dalam bentuk
“Ψ”.
Pada analisa tekanan pada reservoir gas kali ini, hanya dilakukan analisa
dengan menggunakan metode konvensial, karena tekanan reservoirnya kurang
dari 2000 psia sehingga menggunakan metode konvensional. Pada Analisa dengan
menggunakan metode konvensial diawali dengan menganalisa fase flow dan shut
in pada data yang dianalisa, cara menganalisa yaitu dengan melihat sequence
operation nya , kapan mulai produksi dan kapan mulai ditutup, kemudian mencari
Pwf yang stabil pada saat fase flowing, Pwf yang mewakili data fase flowing
tersebut berada pada bagian terakhir dimana produksi akan berakhir sekaligus
mendekati dimulainya fase shut in yang berikutnya. Sehingga akan didapatkan
satu data pada setiap fase flowing. Jika terdapat 4 fase flowing, maka akan
didapatkan 4 data Pwf. Nilai qsc dapat dilihat dari sequence operation pada case
nya. Setelah itu menghitung ΔP2 masing masing Pwf, kemudian memplot grafik
qsc vs ΔP2 dan didapatkan slope untuk mendapatkan nilai faktor turbulensi (n),
nilai faktor turbulensi didapatkan sebesar 0,536391267. Setelah diketahui faktor
turbulensinya, selanjutnya mencari nilai konstanta deliverabilitas, perhitungan
menggunakan nilai ΔP2 dan qsc dari extended flow nya, didapatkan nilai konstanta
deliverabilitas sebesar 0,042700073 MMscfd/Psi. Setelah diketahui nilai faktor
turbulensi dan nilai konstanta deliverabilitas, selanjuntya menentukan nilai AOF
dengan menganggap nilai Pwf = 0, didapatkan nilai AOF sebesar 54,11029948
MMscfd. Kemudian menghitung harga AOFP dengan menganggap Pwf = 14,7
psia sehingga didapat nilai AOFP sebesar 54,10000148 MMscfd. Setelah itu
membuat tabel Pwf vs qsc, dengan mengasumsikan beberapa data Pwf untuk
membuat kurva IPR.
. Harga faktor turbulensi ini mempengaruhi harga laju alir gas, bila harga
faktor turbulensi ini kecil, maka laju alir gas menjadi besar begitu pula sebaliknya,
karena seperti keterangan diatas, turbulensi aliran seolah-olah merupakan
hambatan aliran sekitr lubang sumur (seperti halnya skin/formation damage)
sehingga dapat memperkecil laju alir menuju lubang sumur.
IPR (Inflow Performance Relationship) dari metode ini digunakan untuk
menghitung laju alir maksimum (qmax) sumur dalam berproduksi. Setelah
didapatkan besarnya laju alir maksimum maka dapat ditentukan besar kecilnya
ukuran tubing yang akan digunakan. Selain itu IPR juga dapat meramalkan
produksi sumur untuk waktu yang akan datang.
6.7. KESIMPULAN
Dari Pengolahan Analisa Deliverability Gas diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tujuan utama dari suatu pengujian sumur gas adalah untuk menentukan
kemampuan suatu formasi untuk berproduksi.
2. Dari data analisa Deliverability test didapat harga parameter-parameter
sebagai berikut :
a). Faktor turbulensi (n) = 0,536391267
b). Konstanta deliverabilitas (C) = 0,042700073 MMscfd/Psi
c). AOF = 54,11029948 MMscfd
d). AOFP = 54,10000148 MMscfd
3. Analisa reservoir gas dipengaruhi oleh nilai z dan U karena perubahan
tekanan sangat dipengaruhi oleh sifat fisik gas.
4. IPR (Inflow Performance Relationship) dari kedua pendekatan/metode ini
digunakan untuk menghitung laju alir maksimum (qmax) sumur dalam
berproduksi.

Anda mungkin juga menyukai