162.6 q B k
Pwf = Pi log(t ) log 3.2275 0.86859 S ...(3-
kh Ct rw 2
2)
Dari persamaan (2-2), terlihat bahwa plot antara Pwf versus log (t)
merupakan garis lurus dengan kemiringan (slope = m)
162.6 q B
m= ..............................................................................(3-3)
kh
Dalam dunia teknik perminyakan, biasanya orang memilih waktu t = 1 jam
dan mencatat Pwf pada saat itu sebagai P 1hr. Dengan menggunakan konsep ini
kita dapat menentukan skin "S" menggunakan persamaan :
( Pi P1 jam) k
S = 1.151 log 3.23 ........................................
m Ctrw 2
(3-4)
Ada dua grafik yang selalu harus dilakukan didalam menganalisa pressure
drawdown pada periode infinite acting ini, yaitu Log-log plot untuk menentukan
wellbore storage dan Semilog plot untuk menentukan karakteristik formasi.
Q 2kt r 3
Pi Pwf ln e S 2 Bn ( n , reD ) Exp ( n2 , t DW )
2 k h Ctrw 2 rw 4 n 1
(3-8)
Apabila laju aliran tetap, maka tekanan rata-rata pada reservoir ini adalah :
Qt
P Pi ...................................................................................................(3-9)
Cthre2
Kemiringan :
kt
0.00168 ............................................................................(3-
Ct re2
12)
Dan titik potong terhadap sumbu tegak (b), adalah :
QB
b 118 .6 ......................................................................................(3-
kh
13)
Plot antara log (Pwf - P) Vs t akan linier asalkan P ditetahui besarnya. Tetapi
sayangnya tidak, sehingga pada metoda ini harus dilakukan coba-coba
menggunakan suatu harga P. Apabila harga P tadi cocok dengan kondisi yang ada,
maka akan didapatkan garis lurus dan apabila garis lurus telah didapatkan, maka
permeabilitas dihitung dengan :
QB
k 118 .6 ......................................................................................(3-
bh
14)
Volume pori-pori seiauh daerah pengurasan (drainage volume) sumur yang
diuji dapat diperkirakan (bbl), yaitu :
QB
Vp = 118 .6 b C ................................................................................(3-
15)
Faktor skin dapat pula ditentukan, yaitu :
r
P -P
S = 0.84 ln e 0.75 .............................................................(3-
b rw
16)
bS
P (Skin) = .......................................................................................(3-
0.84
17)
1 A 2.2458
PD(tD) = 2 tDA + ln 2 ln ..........................................(3-21)
2 re C A
Dengan mengkombinasikan persamaan diatas pada persamaan :
kh( P Pwf )
PD = ....................................................................................(3-
141.2QB
22)
Maka akan diperoleh :
Dimana :
Q B A 2.2458
Pint =Pi 70.6 ln 2 ln S ..................................(3-24)
k h rw CA
m* dan Pint didapat dari plot Pwf Ws t (periode semi steady state), yaitu :
~ m* adalah kemiringan
~ Pint didapat dengan memgekstrapolasikan garis linier ke t = 0
Selanjutnya untuk reservoir (reservoir shape) diperkirakan dari :
m P P
CA = 5.456 Exp 2.303 1hr int .....................................................(3-
m* m
25)
Dimana : m dan Pijam diperoleh dari semilog plot Pwf vs Log (t) untuk
periode Infine acting.
Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa pressure drawdown
test berdasarkan masing-masing periode yang terjadi, adalah sebagai berikut :
A. Analisa Pada Periode Transien
a. Mengeplot data Pwf vs log (t) pada kertas semilog
b. Menentukan saat berakhirnya priode transien yang ditandai dengan telah
terjadinya deviasi dari garis lurus hasil plot Pwf Vs log (t). Saat ini berarti
juga bahwa aliran memasuki priode transien lanjutan dan semi steady
state.
c. Mementukan kemiringan (slope,m) pada daerah aliran transien (garis
lurus).
d. Menentukan besarnya Permeabilitas (k) menggunakan persamaan (2-3)
e. Menentukan faktor skin (S) menggunakan persamaan (2-4).
B. Analisa Pada Periode Transien Lanjut
a. Mengeplot data log (Pwf - P ) vs t pada kertas semilog.
b. Menentukan besarnya harga P secara coba-coba sampal memberikan garis
lurus pada plot grafik log (Pwf - P ) vs t.
c. Mengekstrapolasikan grafik pada harga P yang memberikan garis turus
tersebut sampai harga t = 0, sehingga didapatkan harga titik potongnya
(harga b).
d. Menentukan kemiringan (slope, 0).
e. Menentukan permeabilitas (k) menggunakan persamaan (3-14).
f Menentukan besarnya volume pori-pori sejauh daerah pengurasan (Vp)
dengan persamaan (3-15).
g. Menentukan faktor skin (S) menggunakan persamaan (3-16).
15. Menentukan harga ri dari grafik log t Vs Pef dapat diketahui hrga tpss.
0.0015 x kx tpss
Selanjutnya dihitung harga ri. ri =
Ct
3.4.2 Perhitungan
Konversi Satuan:
1 ft
- rw = 6 in x = 0.5 ft.
12 in
17
- h = 17 m = = 55.76 ft.
12
Dari plot harga t Vs P pada grafik log-log diperoleh :
t EOWB = 11 jam.
Dari ekstrapolasi harga t EOWB = 1 kedalam grafik log t Vs Pwf maka
diperoleh persamaan garis.
Membuat grafik Semilog VS Pwf
Kemudian dilakukan Extrapolasi sehingga didapat persamaan :
y = 14.431ln(x) + 201.11
Keterangan:
x y
0.01 3665.35261
0.1 3632.1263
1 3598.9
10 3565.6737
100 3532.44739
1000 3499.22109
P1 = 3666,187
P2 = 3648,8
54,038484
162.6x179x1.5x1.2 log(28.4397977 ) log -2 2
= 3800 179x1,5 x 8,2 x10 (0,5)
54.038484x 55.76
.3 23 .0 86859 x (4,531092)
= 3550.688263 psi
j. Menentukan FE:
Pi Pwf PS
FE = x100%
Pi Pwf
= 1222143.986 bbl
3.6. PEMBAHASAN
Pressure Drawdown Testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan
dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama
pengujian berlangsung, sebagai syarat awal sebelum pembukaan sumur tersebut ,
tekanan hendaknya seragam di seluruh reservoir. Tekanan yang seragam ini dapat
diperoleh dengan jalan menutup sumur sementara waktu dengan tujuan agar
dicapai keseragaman tekanan di reservoirnya. Pada dasarnya pengujian ini dapat
dilakukan pada sumur baru, sumur sumur lama yang telah ditutup sekian lama
hingga dicapai keseragaman tekanan reservoir.
Parameter-parameter yang didapat untuk analisa Pressure Drawdown
Testing ini diantaranya adalah : permeabilitas (k), factor skin (S), dan volume
pori-pori yang berisi fluida (Vp).
Dari data-data sumur diatas untuk percobaan ini kita bisa mengeplot grafik
diantaranya: grafik log t Versus P, grafik log t Versus Pwf dan grafik kartesien
t Versus Pwf. Hasil dari plot log t Vs log P maka kita bisa menentukan harga
tEOWBnya dengan membuat garis berimpit dengan hasil plot. Ditambah dengan
1,5 Cycle, yang bertujuan untuk menghindari adanya efek Wellbore Storange. Dan
hasil akhirnya untuk tEOWB = 11 jam.
Hasil dari plot log t Vs Pwf kita bisa menentukan harga slope (m) didapat
dari pembacaan harga tekanan pada garis yang terbentuk, harga yang didapat
sebesar 33.22630289 psi/cycle. Selanjutnya kita bisa menentukan harga P1 jam yang
diperoleh dengan menarik keatas pada t = 1 jam sampai menyentuh garis
trendline harga yang didapt dari pembacaan harga tekanan yaitu sebesar 3598.9,
dengan ini kita bias menentukan besarnya harga permeabilitas (k) dari
menentukan slupe (m) atau penyimpangan dari log straight line, sehingga harga
yang didapat sebesar 24.03589057 mD. Setelah harga slope (m), P1jam dan harga
permeabilitas (K) diketahui maka kita bias menentukan nilai skin factor yang
untuk menunjukan bahwa pada formasi kita mengalami kerusakan (damaged)
yaitu ditandai dengan harga yang didapat bernilai positif (+) =1.890162125. Dan
hambatan aliran atau penurunan tekanan yang terjadi pada formasi produktif
akibat adanya skin effect (Ps) yaitu sebesar 54.63869638 psi.
Kemudian menentukan harga Cs dengan menggunakan harga t dan P
yang didapat dari grafuk log t vs log P,harga konstan wellbore storage (Cs)
yang didapat sebesar 0.13425 dan waktu saat berakhirnya wellbore storage (twbs)
sebesar 28.4397977 jam. Dengan adanya harga twbs maka untuk tekanan dasar
sumur (Pwf) bias kita ketahui yaitu sebesar 3550.688263 psi, hal ini menunjukkan
bahwa fluida formasi mengalir menuju dasar sumur karena adanya perbedaan
tekanan dimana Pwf < Pi. Sehingga besarnya produktifitas formasi (PI) biasa kita
tentukan sebesar 0.919490442 BPD/psi. dan flow effisiensi (FE) sebesar
0.780841861. Selanjutnya menentukan harga ri, untuk harga tpss diperoleh dari
grafik log t vs Pwf sebesar 60 jam, sehingga harga re sebesar 988.4678662ft.
Selanjutnya kita menentukan harga Pwf dan t, untuk mencari harga P1
dan P2 dan t didapat dari plot grafik Pwf vs t. dimana harga yang diproleh untuk
Pwf sebesar 44.665 psi dan t sebesar -50. dengan ini volume pori bisa kita
tentukan yaitu sebesar 1222143.986 BBL.
Analisa Pressure Drawdown (PDD) dan Analisa Pressure Build Up (PBU)
memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah pengujian dilakukan
dengan jalan memproduksikan sumur dengan laju produksi yang tetap dan
menutup sumur; sama-sama menentukan permeabilitas formasi (k); dan
menentukan harga skin factor (S). sedangkan perbedaannya adalah bahwa analisa
PBU merupakan proses loading yaitu pengisian volume lubang sumur oleh
fluida formasi sedangkan analisa PDD merupakan proses unloading yaitu
pengosongan volume lubang sumur dari fluida formasi dengan jalan
memproduksikan fluida formasi tersebut dengan tekanan dan laju alir yang tetap.
Keuntungan dari analisa PDD ini yakni, kita tetap dapat memproduksikan
sumur saat melakukan pengujian , berbeda dengan pengujian PBU yang tidak
dapat memproduksi sumur saat pengujian.
Aplikasi lapangan dari analisa PDD ini yakni, dapat mengetahui kapan
kita harus menggganti dari natural flow ke artificial lift, mengetahui apakah
terjadi kerusakan formasi atau tidak pada sumur kita, dan juga mengetahui radius
pengurasan kita serta mengetahui volume pori yang terisi oleh fluida.
3.7 . KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan di atas maka bisa kita
simpulkan diantaranya :
EOWB = 11 jam
dP = 200 psi
dT = 3 jam
Slupe (m) = 33.22630289 psi/cycle.
P1jam = 3598.9 psi
Permeabilitas (k) = 24.03589057 mD
Skin Factor (S) = 1.890162125
Ps = 54.63869638 psi.
Cs = 0.13425
t WBS = 28.4397977 jam
Pwf = 3550.688263psi
FE = 0.780841861
PI = 0.919490442BPD/psi
tpss = 60 jam
re = 988.4678662 ft
Pwf = 44.665psi
t = 50 jam
Vp = 1222143.986bbl
2. Harga skin factor (S) positif (+) disini menunjukkan telah terjadi
kerusakan pada formasi (damaged).
3. Pressure Drawdown Testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan
dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap
selama pengujian berlangsung.