Anda di halaman 1dari 51

ANALISIS DATA SONOLOG TEST UNTUK

UPAYA OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR TAP-483


LAPANGAN TALANG AKAR
KSO PT PERTAMINA EP – PT SANTIKA PENDOPO ENERGY

TUGAS AKHIR

Dibuat untuk Memenuhi Syarat


Mendapatkan Gelar Ahli Madya Teknik (A.Md.T)
Pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Jurusan Teknik Perminyakan
Politeknik Akamigas Palembang

Dibuat Oleh :
REZA PRATAMA NPM 1603004

TUGAS APLIKOM

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester 1


Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas

Oleh :

RIZKY VENTA SURYA NPM. 1903034

PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2019
ABSTRAK

ANALISIS DATA SONOLOG TEST UNTUK MENGETAHUI PELUANG


OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR TAP - 483
DI KSO PERTAMINA EP – PT SANTIKA PENDOPO ENERGY
(Reza Pratama, 1603004, 2019)

Sonolog Test merupakan kegiatan yang berfungsi untuk mengetahui tinggi


fluid level di dalam annulus sumur. Tujuan diadakannya Sonolog test adalah untuk
mengetahui seberapa tinggi fluid level yang ada di sumur produksi tersebut terhadap
pompa yang terpasang. Fluid level terdiri dari Static Fluid Level (SFL) untuk sumur
yang dalam kondisi diam dan Dynamic Fluid Level (DFL) untuk sumur yang
berproduksi. Prinsip kerja dari sonolog yaitu dengan memanfaatkan gelombang
akustik yang dikeluarkan dari Remotely fired gas gun untuk menimbulkan bunyi
yang kemudian merambat di annulus sumur dan dipantulkan kembali oleh
permukaan cairan. Pantulan tersebut ditangkap oleh mikrofon yang terpasang di
Remotely fired gas gun dan selanjutnya diteruskan ke Well Analyzer untuk diproses
menggunakan software TWM Echometer. Untuk tahapan upaya optimasi sumur
produksi didapat data Dynamic Fluid Level 1761,69 dan digunakan data Sonolog
test sebagai data primer dan juga digunakannya metode Vogel untuk dilakukannya
perhitungan optimasi. Dari hasil perhitungan yang dilakukan pada sumur TAP-483
didapatkan data optimasi produksi sumur sebesar 174,67 BFPD dari yang
sebelumnya sebesar 151 BFPD.

Kata Kunci : Level Fluid, Optimasi Produksi, Sonolog Test.


ABSTRACT

THE DATA SONOLOG TEST ANALYSIS FOR CHANCE PRODUCT


OPTIMIZATION AT WELL TAP – 483
OF KSO PERTAMINA EP – PT SANTIKA PENDOPO ENERGY
(Reza Pratama, 1603004, 2019)

Sonolog Test is an activity that functions to determine the height of the


fluid level in the annulus of the well. The purpose of the Sonolog test is to find out
how high the fluid level in the production well is for the pump installed. Fluid levels
consist of Static Fluid Level (SFL) for wells in idle conditions and Dynamic Fluid
Level (DFL) for producing wells. The working principle of a sonologist is by
utilizing acoustic waves released from Remotely fired gas gun to cause sound which
then propagates in the annulus of the well and is reflected back by the surface of
the liquid. The reflection was captured by a microphone installed in Remotely fired
gas gun and then forwarded to the Well Analyzer to be processed using the TWM
Echometer software. For the stages of optimization of production wells obtained
Dynamic Fluid Level 1761.69 data and used Sonolog test data as primary data and
also used the Vogel method for optimization calculations. From the results of
calculations performed on the TAP-483 well, data optimization of well production
was obtained at 174.67 BFPD from the previous one of 151 BFPD.

Keywords: Level Fluid, Production Optimization, Sonolog Test


Motto :

➢ Apa yangkita tanam itulah yang kita panen. Apapun yang kau perbuat
itulah yang akan kau tuai.

➢ “Berdoalah kepada ku pastilah aku kabulkan untukmu”


(Q.S Al Mukmin : 60)

➢ Belajarlah mengalah sampai tak seorangpun yang bisa mengalahkanmu.


Belajarlah merendah sampai tak seorangpun yang bisa merendahkanmu.

➢ Diatas Langit Masih Ada Langit.

Kupersembahkan kepada :
➢ Yang pertama dari segalanya, sembah sujud serta
penuh rasa syukur kepada ALLAH SWT.
➢ Ayahanda ku Syahrul Rizal dan Ibunda ku
Srimulyani Tersayang Terima Kasih atas
bimbingannya, Memberikan yang terbaik dalam
hidupku, yang tak henti - hentinya mendoakanku,
dan kasih saying yang tak akan pernah lekang oleh
waktu.
➢ Adik Perempuan ku Sinta Puspita dan kekasih ku
Nadia Safitri yang telah banyak memberi semangat
dan dukungannya.
➢ Sepupuku Aan Kurniawan yang selalu memberi
semangat untuk diriku.
➢ Teman seperjuangan Prodi TEPM angkatan 2016
Khususnya TEPM A.
➢ Dosen pembimbing Tugas Akhir yaitu Bapak Hendra
Budiman, S.Si, M.Si dan Bapak Azka Rohy Antaris,
S.T.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa
membantu Penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul
“Penggunaan Data Sonolog Test Untuk Upaya Optimasi Produksi Pada Sumur
TAP-483 Lapangan Talang Akar KSO Pertamina EP – PT Santika Pendopo
Energy” yang disusun untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan program
Diploma III pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas Politeknik
Akamigas Palembang. Di dalam penyusunan Tugas Akhir, Penulis menyadari
sepenuhnya masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu Hj. Amiliza Miarti, S.T.,M.Si, selaku Direktur Politeknik Akamigas
Palembang.
2. Bapak Roni Alida, S.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Eksplorasi
Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang
3. Bapak Hendra Budiman, S.Si,M.Si selaku pembimbing I yang telah
membimbing dan membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
4. Bapak Azka Roby Antari S.T, selaku pembimbing II yang telah
membimbing dan membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
5. Bapak Bosman Butar-butar selaku Field Manager KSO Pertamina EP – PT
Santika Pendopo Energy.
6. Ibu Vivin Novinka selaku HRD yang telah menerima dan memudahkan
penulis untuk Tugas Akhir di KSO Pertamina EP – PT Santika Pendopo
Energy.
7. Bapak Adrianus Adul dan Zulfadli selaku pembimbing lapangan dengan
senang hati bersedia membimbing penulis hingga penulis dapat mengetahui
kegiatan di lapangan sebenarnya dan menyusun laporan Tugas Akhir.
8. Bapak Benediktus Lon, Mas Rheo, Mas Doni Selaku Operator senior yang
dengan senang hati mengajarkan penulis kegiatan dilapangan yang
sebenarnya.
9. Mbak Dwi Ayu Andini selaku Staf Administrasi pada Program Studi Teknik
Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang.
10. Bapak/ Ibu/ Karyawan/i KSO Pertamina EP – PT Santika Pendopo Energy
yang sepenuhnya tidak dapat penulis tuliskan dalam kata pengantar ini yang
membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
11. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang Angkatan 2016 yang bersama-sama
memberi semangat dan berjuang dalam menyelesaikan laporan Tugas
Akhir. Semoga amal baik diberikan mendapatkan imbalan yang sesuai dari
Allah SWT.
Dalam penyusunan laporan ini, tidak sepenuhnya segala pengalaman yang
penulis alami di lapangan dan masih banyak hal lain yang tidak dapat penulis
curahkan dalam laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis menyadari penuh
bawah Laporan Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran sangat
diharapkan untuk kesempurnaan Laporan Tugas Akhir.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya penulis
sendiri serta umumnya bagi rekan-rekan sekalian serta bagi Program Studi Teknik
Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang.

Palembang, Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................. v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................... 3

BAB II DASAR TEORI ............................................................................. 4


2.1 Sonolog Test .................................................................................. 4
2.2 Jenis-Jenis Sonolog ........................................................................ 5
2.2.1 Sonolog Manual ................................................................... 5
2.2.2 Sonolog Digital .................................................................... 5
2.3 Peralatan Sonolog Digital .............................................................. 7
2.4 Pengaplikasian Sonolog ................................................................ 12
2.5 Data Hasil Sonolog Test ................................................................ 19
2.6 Total Well Management (TWM) Echometer.................................. 19
2.6.1 Metode Analisis Kecepatan Akustik .................................... 20
2.6.2 Metode Pengukuran Manual ................................................ 20
2.6.3 Metode Pengukuran Automatic ............................................ 21
2.6.4 Metode Down Hole Marker ................................................. 21
2.7 Inflow Performance Relationship................................................... 22
2.7.1 IPR Satu Fasa ....................................................................... 22
2.7.2 IPR Dua Fasa ........................................................................ 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 25


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 25
3.2 Tahapan Penelitian ......................................................................... 25
3.2.1 Tahap Persiapan .................................................................... 25
3.2.2 Tahap Pengumpulan Data ..................................................... 25
3.3 Tahap Pengolahan Data .................................................................. 26
3.4 Prosedur Perhitungan ..................................................................... 27
3.5 Bagan Alir Penelitian .................................................................... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 30


4.1 Data Hasil Sonolog Test ................................................................. 30
4.2 Data Produksi Sumur TAP – 483 .................................................. 32
4.3 Perhitungan Data Sonolog Secara Manual dan Kurva IPR ............ 32
4.4 Analisis Data Hasil Dan Pembahasan ............................................ 38

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40


LAMPIRAN .................................................................................................... 41
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Sonolog Test......................................................... .. 6
Gambar 2.2 Well Analyzer ............................................................................... 8
Gambar 2.3 Remotely Fired Gas Gun .............................................................. 8
Gambar 2.4 Pressure Transducer ................................................................... 9
Gambar 2.5 Solenoid Valve .............................................................................. 9
Gambar 2.6 Blade Valve .................................................................................. 10
Gambar 2.7 Pressure Gauge ............................................................................ 10
Gambar 2.8 Tabung Gas N2............................................................................. 11
Gambar 2.9 Kabel Pressure Tranducer, Selenoid, dan Microphone ............... 11
Gambar 2.10 Tampilan Awal TWM ............................................................... 13
Gambar 2.11 Base Well File... ......................................................................... 13
Gambar 2.12 Acoustic Tab ............................................................................... 14
Gambar 2.13 Fire Shot ..................................................................................... 15
Gambar 2.14 Shot Pulse ................................................................................... 15
Gambar 2.15 Save Record Test Data ............................................................... 16
Gambar 2.16 Select Liquid Level Tab .............................................................. 17
Gambar 2.17 Automatic Spreader Analysis ..................................................... 17
Gambar 2.18 Casing Pressure Tab .................................................................. 18
Gambar 2.19 Bottom Hole Pressure Tab ......................................................... 18
Gambar 2.20 Kurva IPR 1 Fasa ...................................................................... 23
Gambar 2.21 Kurva IPR 2 Fasa ...................................................................... 24
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian .................................................................. 29
Gambar 4.1 Analisis nilai BHP (Bottom Hole Pressure)................................. 31
Gambar 4.2 Grafik Produksi Bulan Maret Pada Sumur TAP – 483 ............... 32
Gambar 4.3 Kurva IPR 2 Fasa Sumur TAP – 483 .......................................... 37
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Kabel ………………………………………………………………………… 12


Tabel 4.1 Hasil Sumur TAP – 483 ………………………………………………………………. 33
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Pwf Asumsi Vs Q Metode Vogel…………….. 36
Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan IPR Dua Fasa Metode Vogel…………………… 37
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Production Bottom Hole Pressure ............................................ 41
Lampiran 2. Data Produksi Sumur TAP - 483 Bulan Maret 2019 ................ 42
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses produksi banyak parameter yang harus diketahui salah
satunya adalah ketinggian suatu fluida didalam sumur. Ketinggian fluida di dalam
sumur perlu dipantau untuk mengetahui kemampuan sumur dalam
memproduksikan fluida, ketinggian fluid level dapat dilihat berdasarkan data
Sonolog. Sonolog atau well analyzer merupakan peralatan yang menggunakan gas
gun untuk menentukan ketinggian fluid level suatu sumur.
Pengukuran menggunakan Sonolog bertujuan untuk mengetahui fluid level
dalam suatu sumur produksi. Hal ini dilakukan agar pompa penghisap dapat
disesuaikan dengan ketinggian fluida di dalam sumur, sehingga penghisapan
fluida dari dalam sumur dapat dilakukan secara optimal.
Sonolog digunakan untuk mengevaluasi sumur produksi baik dari segi
reservoir maupun kenaikan fluid level . Fluid level tersebut berupa Static Fluid
level (SFL) untuk sumur yang tidak berproduksi dan Dynamic Fluid level (DFL)
untuk sumur yang berproduksi. Penentuan fluid level dilakukan dengan
menginjeksikan gas N₂(Nitrogen) ke dalam Annulus melalui well head, kemudian
gas N₂(Nitrogen)merambat melalui tubing ke bawah sampai ke permukaan fluida
dan dipantulkan kembali ke permukaan.
Penentuan fluid level ini dapat dilakukan dengan perubahan tekanan
berdasarkan perhitungan manual dan software. Dalam pengaplikasiannya
menggunakan software echometer karena mudah dan cepat dalam pengerjaanya
Maka dari itu Penulis melakukan penelitian Sonolog pada sumur TAP-483 di
KSO PT Pertamina EP - PT Santika Pendopo Energy dengan menggunakan
Software echometer. Sebagai bahan Tugas Akhir agar dapat menentukan DFL
secara efektif yang pada akhirnya dapat dipergunakan untuk optimasi sumur ke
depannya.
1.2 Batasan Masalah
Dalam penelitian tugas akhir ini, Penulis hanya membahas pokok
permasalahan mengenai analisis data hasil sonolog test dalam upaya penentuan
peningkatan potensi produksi di sumur TAP-483, pada lapangan Talang Akar
KSO PT Pertamina EP – PT Santika Pendopo Energy

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian Tugas Akhir tentang analisa data sonolog
test di KSO PT Pertamina EP -PT Santika Pendopo Energy yaitu :
1. Mengetahui besarnya Dynamic fluid level (DFL) pada Sumur TAP-483
berdasarkan analisis data Sonolog test.
2. Mengetahui besarnya potensi sumur, serta dapat membuat kurva IPR 2
fasa metode vogel berdasarkan hasil analisis data sonolog test padasumur
TAP-483 di KSO PT Pertamina EP -PT Santika Penopo Energy.
3. Mengetahui apakah sumur TAP-483 perlu di optimalkan atau tidak.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat diperoleh dari kegiatan penelitian Tugas
Akhir di KSO PT Pertamina EP – PT Santika Pendopo Energy adalah :
1. Dapat mengetahui prinsip kerja Sonolog serta tahapan - tahapan
pengunaan Sonolog test, guna untuk mengetahui fluid level Sumur TAP-
483.
2. Dapat mengetahui fluid level pada Sumur TAP-483 agar sumur tersebut
dapat beroperasi dengan maksimal.
3. Dapat mengetahui Qoptinum pada Sumur TAP-483 dari analisis kurva IPR,
serta dapat mengetahui apakah sumur TAP-483 perlu dilakukan gross up
atau gross down.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam Penulisan laporan ini, Penulisan membuat sistematika Penulisan
menjadi lima BAB, yang terdiri dari :
1. BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, manfaat, Batasan
masalah dan sistematika Penulisan laporan.
2. BAB II Dasar Teori
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar yang berkaitan dengan bahan
Penulisan yang meliputi jenis-jenis Sonolog, Prinsip kerja Sonolog,
peralatan Sonolog, pengaplikasian Sonolog dalam software yang
digunakan.
3. BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang waktu dan tempat penelitian, teknik
pengumpulan data, identifikasi masalah dan tujuan pelaksanaan penelitian
yang dilakukan pada Sumur TAP-483 di KSO PT Pertamina EP - PT
Santika Pendopo Energy.
4. BAB VI Hasil Dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang pembahasan prinsip kerja Sonolog dan
analisis data hasil kegiatan Sonolog pada Sumur TAP-483 dengan
menggunakan kurva IPR Dua Fasa Metode Vogel.
5. BAB V Penutup
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari analisis yang telah
dilakukan serta pembahasan pada bab sebelumnya.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sonolog Test


Sumur produksi adalah sumur yang masih beroperasi dalam pengambilan
minyak. Minyak yang ada didalam sumur dihisap menggunakan pompa, kemudian
minyak dialirkan menggunakan pipa ketempat penampungan. Pengambilan minyak
yang dilakukan secara terus menerus dapat mengurangi jumlah minyak di dalam
sumur, sehingga perlu dilakukan pemantauan ketinggian minyak didalam sumur
dengan menggunakan peralatan sonolog. Peralatan sonolog merupakan peralatan
yang menggunakan sistem gelombang akustik untuk mengukur kedalaman minyak
di dalam sumur. Pengukuran menggunakan sonolog ini bertujuan salah satunya
untuk mengetahui ketinggian minyak di volume chamber dalam sumur, sehingga
penghisapan minyak dari dalam sumur dapat dilakukan secara optimal.
Sonolog bekerja berdasarkan prinsip gelombang suara atau getaran. Dalam
operasinya, sumber gelombang suara dapat berasal dari penembakan peluru hampa
(blank cartridge) atau pengaliran gas bertekanan secara cepat dan dalam waktu
yang sangat singkat (hanya sesaat). Untuk sumur-sumur dengan tekanan gas di
casing sangat rendah, digunakan sumber gas N2 atau gas CO2 yang berasal dari
tabung gas bertekanan tinggi. Tetapi bila tekanan gas di casing cukup tinggi, maka
dilakukan dengan cara mengablas gas tersebut dengan cepat dan singkat, akan
diperoleh sumber bunyi yang diperlukan untuk pengukuran. Gelombang suara atau
getaran tersebut dipancarkan ke dalam annulus antara tubing dan production
casing, dan merambat melalui tubing ke bawah sampai ke permukaan cairan,
dimana ia dipantulkan kembali ke permukaan dan ditangkap oleh microphone yang
dipasang diatas permukaan, microphone yang terpasang di well head dipakai untuk
merefleksikan sinyal suara ke sinyal elektrik yang terdiri dari beberapa seri pulse,
yang dikirim sesusai urutan refleksi. Microphone harus mampu beroperasi melebihi
ambang tekanan dari mulai tanpa tekanan/ kosong sampai tekanan maksimum
sumur keluar pada sumur yang di uji. Dengan demikian setiap tubing collar akan
memberikan pantulan kecil yang direkam oleh recorder. Sesampai di permukaan
cairan, pantulan suara tadi akan dipantulkan kembali ke permukaan dan
menghasilkan efek yang sama dengan pancaran suara yang pertama, dengan
intensitas yang makin lemah, sehingga rekaman pantulan suara tersebut akan
berlangsung berulang-ulang sampai suara tersebut kehabisan energinya.

2.2 Jenis - jenis Sonolog


Ada dua jenis sonolog yang digunakan dalam pekerjaan untuk mengetahui
ketinggian fluida yaitu sonolog manual dan sonolog digital.

2.2.1 Sonolog Manual


Sonolog jenis ini sudah jarang digunakan, karena data yang dihasilkan tidak
selengkap dan seakurat data yang dihasilkan oleh sonolog digital. Data yang
dihasilkan dengan menggunakan sonolog manual berupa kertas berisi chart hasil
pengukuran fluid level.

2.2.2 Sonolog Digital


Sonolog jenis ini memiliki komponen yang berbeda dengan komponen
sonolog manual, sonolog jenis digital melakukan penembakan melalui aplikasi
Total Well Management (TWM) pada laptop atau komputer.
Adapun keungguluan dalam menggunakan sonolog digital yaitu :
1. Data yang dihasilkan dengan menggunakan sonolog digital ini lebih akurat
dibandingkan dengan menggunakan sonolog manual.
2. Sonolog digital dapat diprogram secara otomatis penembakannya, untuk
waktu penembakan menggunakan sonolog manual juga bisa secara otomatis
setelah waktu yang diinginkan.
Adapun keungguluan dalam menggunakan sonolog digital yaitu :
Prinsip kerja survey akustik yaitu pada saat di permukaan, denyut akustik
dihasilkan dengan melepaskan gas bertekanan tinggi secara tiba-tiba ke dalam
annulus dan chamber remote fire gas gun. Selama denyut akustik merambat turun
melalui annulus, perubahannya direfleksikan dengan sinyal akustik ke mikrofon
yang terpasang pada gas gun. Pantulan gelombang sinyal yang kembali ke
permukaan sumur dideteksi oleh mikrofon dan terbaca oleh grafik chart khusus
atau pada perlatan digital langsung terlihat pada layar komputer.

(Sumber : Wikipedia.com)

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Sonolog Test

Refleksi yang kuat akan mencatat waktu dan pada kedalaman berapa puncak
cairan ditemukan serta dapat mengetahui besarnya tekanan casing. Data yang di
dapat, dapat dilihat apakah ada gangguan yang terjadi di dalam sumur.
Sonolog juga merupakan kegiatan yang berfungsi untuk mengukur Static
Fluid Level (SFL) yang bertujuan untuk mengetahui level cairan pada saat sumur
diam, yaitu pengukuran pada sumur mati atau sumur tidak berproduksi dan
Dynamic Fluid Level (DFL) yaitu pengukuran pada sumur yang masih berproduksi.
Peralatan yang diperlukan dalam sonolog test antara lain :
1. Gas gun. Alat ini digunakan untuk menghasilkan bunyi di permukaan. Gas
gun diperlengkapu dengan mikrofon, manometer pengukur tekanan di
selubung yang biasanya berwujud peralatan digital, serta manometert
pengukur tekanan pada Gas Chamber yang merupakan sumber bunyi.
Untuk mengaktifkan gun dipasang pula Selenoid Valve yang bisa
dioperasikan secara elektrik.
2. Analog Digital Converter. Alat ini digunakan untuk mengolah data dari
sensor agar dapat diterima oleh komputer dan mengolah perintah dari
komputer agar dapat dieksekusi oleh sensor.
3. Komputer untuk mengolah data dan memprogram perintah. Biasanya
komputer sudah dilengkapi dengan software untuk perhitungan ini.
4. Tabung nitrogen sebagai sumber gas dilengkapi dengan pressure regulator
yang memadai.
5. Peralatan tambahan seperti pipa-pipa penghubung gas gun dengan well
head.

2.3 Peralatan Sonolog Digital


Terdapat perbedaan anatara jenis-jenis peralatan sonolog manual dan
sonolog digital dan terdapat juga perbedaan cara pengaplikasian alat-alat antara
sonolog manual dan sonolog digital. Sonolog digital memiliki bagian-bagian yang
berbeda dengan sonolog manual, seperti Well analyzer, remotely fire gas gun
(selenoid valve, microphone, manometer), transducer dan kabel. Sonolog digital
dapat di set agar bekerja secara otomatis dengan melakukan penyetelan pada waktu
yang diinginkan.
1. Well Analyzer
Well Analyzer digunakan untuk mengolah data dari sensor agar dapat
diterima oleh komputer dan mengolah perintah dari komputer agar dapat diolah dan
diartikan oleh sensor.
(Sumber : Dokumentasi Lapangan)

Gambar 2.2 Well Analyzer

2. Remotely Fire Gas Gun


Remotely Fired Gas Gun adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan
bunyi di permukaan pada saat penembakan berlangsung. Gas gun berisi ruang
volume yang diisi dengan gas nitrogen yang di compress untuk mengirimkan
gelombang akustik ke dalam sumur. Gas gun dilengkapi dengan microfon,
manometer dan pressure transient pada gas chamber yang merupakan sumber
bunyi.
Untuk mengaktifkan gun, dipasang selenoid valve sebagai mekanisme
pemicu untuk memulai gelombang akustik yang dioperasikan secara elektrik.
Untuk membaca pressure di laptop dipasang pressure tranducer.

(Sumber : Dokumentasi Lapangan)

Gambar 2.3 Remotely Fire Gas Gun


Komponen Remotely Gas Gun
1) Pressure Tranducer
Pressure tranducer berfungsi sebagai alat untuk record data dari gelombang
suara yang dilepaskan ke dalam sumur dan dioperasikan oleh laptop.

(Sumber : Dokumentasi Lapangan)

Gambar 2.4 Pressure Tranducer

2) Selenoid Valve
Selenoid Valve berfungsi sebagai alat untuk melepaskan gas N2 yang berada
di dalam tabung gas gun.

(Sumber : Dokumentasi Lapangan)

Gambar 2.5 Selenoid Valve


3) Blade Valve
Blade Valve berfungsi sebagai alat untuk membuang tekanan gas dari
annulus yang berada di dalam gas gun.

(Sumber : Dokumentasi Lapangan)

Gambar 2.6 Blade Valve

4) Pressure Gauge
Pressure gauge berfungsi sebagai alat untuk megukur jumlah gas yang ada
pada remotely gas gun.

(Sumber : Dokumentasi Lapangan)

Gambar 2.7 Pressure Gauge

5) Tabung Gas N2 pada Gas gun


Tabung gas N2 pada gas gun berfungsi sebagai alat untuk menampung gas
N2 sebelum ditembakkan.

(Sumber : Dokumentasi Lapangan)

Gambar 2.8 Tabung gas N2

3. Kabel
Terdiri dari kabel yang terhubung dengan pressure tranducer, selenoid
valve dan microfon yang dihubungkan ke komputer atau laptop. Terdapat tiga
fungsi kabel yaitu :

(Sumber : Dokumentasi Lapangan)

Gambar 2.9 Kabel Pressure Tranducer, Selenoid, dan Microphone


Tabel 2.1 Jenis Kabel
Jenis Kabel Fungsi

Kabel Pressure Tranducer Me-record data

Kabel Selenoid Melepaskan Nitrogen

Kabel Microphone Me-record Suara

2.4 Pengaplikasian Sonolog


Penjelasan umum dari sonolog adalah perekaman kedalam permukaan
cairan di dalam annulus suatu sumur dengan menggunakan sumber suara. Pada
sumur-sumur artificial lift umumnya permukaan cairan ini selalu dimonitor karena
untuk mengetahui tingginya permukaan cairan.
Dalam menganalisis perubahan tekanan casing ini melalui Software
Sonolog Digital Echometer terlebih dahulu melakukan pengukuran fluid level agar
memperoleh data sonolog test pada setiap sumur produksi. Adapun langkah-
langkah dalam pengukuran fluid level tersebut adalah sebagai berikut:
1. Start TWM. Pilih Acquire Mode.
2. Pilih nomor seri yang terdapat pada pressure tranducer. Gunakan Create
New, apabila nomor seri tidak ada pada daftar. Yakinkan semua coefficients
diisi sesuai dengan label pada tranducer dan isikan juga Gun Parameters
dibawah.
3. Mulai untuk kalibrasi tranducer dengan memilih Obtain Zero Offset atau
tombol (Alt+3). Lebih dahulu baca tampilan pada Present Zero Offset
setelah stabil tekan Update Zero Offset dengan tombol Present Reading
untuk menyimpan data tersebut.
(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 2.10 Tampilan awal TWM

4. Buka Base Well File dari sumur yang akan diambil datanya. Gunakan New
untuk membuat Base Well File apabila didaftar belum ada, masukan data
pompa terbaru dan kedalaman formasi.

(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 2.11 Base Well File

5. Dari tombol “F4” pilih jenis Test pada tampilan tersebut dan klik Acoustic
Tab untuk memulai pengambilan data acoustic.
(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 2.12 Acoustic Tab

6. Persiapan menembak dengan mengikuti langkah-langkah pada panel


instructions.
Pertama = Isi Gas gun
Kedua = Tutup bleed valve pada gas gun
Ketiga = Buka casing valve antara gas gun dan sumur.
Keempat = Tutup casing valve yang menuju flowline

7. Penembakan dengan cara menekan tombol (Alt-S) Fire Shot gambar akan
hilang pada saat TWM siap membuka katup Selenoid pada Remote Fire
Gun. Jika menggunakan Compact Gas Gun, Tariklah pin ketika TWM
menampilkan pesan “Automatic Gun has Been Fired, If present” bersamaan
dengan tanda bunyi BEEP panjang.
(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 2.13 Fire Shot

8. Pesan “Shot Pulse was Detected from Gun” terlihat setelah gun
ditembakkan. Kemudian data tembakan diambil untuk menghitung lamanya
pengukuran yang ditentukan berdasarkan pada kedalaman formasi yang
diisikan. Catatan: Jika pantulan tidak dapat terdeteksi setelah gun
ditembakkan, tekan tombol Abort (Stop Acquisition of shot data) kemudian
isi kembali chamber dengan tekanan yang lebih tinggi, kembali lagi ke
langkah no.6.

(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 2.14 Shot Pulse


9. Setelah penembakkan akan tampak kotak dialog. Pada saat itu data akan
disimpan atau diganti dengan data penembakan yang lain. Komentar singkat
dapat dimasukkan pada description field. Cara lain, hanya dengan menekan
Enter (Press OK) untuk menyimpan set data. Catatan: Setelah data disimpan
selanjutnya TWM akan mengambil data tekanan casing setiap 15 detik
untuk maksimumnya 15 menit atau sampai dengan dihentikan secara
manual.

(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 2.15 Save Record Test Data

10. Bila data telah disimpan TWM, secara otomatis tampilan akan berpindah ke
Select Liquid Level Tab pada bagian analisis. Catatan, TWM akan
menghitung dan memilih pantulan yang terbaik. Gunakan tombol ß Left and
Right à untuk menempatkan dan memilih dari pantulan. Gambar dibagian
kanan bawah menampilkan pembesaran dari pantulan.
(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 2.16 Select Liquid Level Tab

11. Selanjutnya menuju tombol “Depth Determination” disini TWM


menampilkan hasil perhitungan kedalaman pada pantulan yang terpilih,
kedalaman dihitung menggunakan acoustic velocity yang ditentukan
dengan automatic spreader analysis. Seperti terlihat pada gambar kiri
bawah. Catatan: Filter Type, Analysis Method, dan bagian yang disorot
(kotak abu-abu) yang digunakan untuk spreader analysis.

(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 2.17 Automatic Spreader Analysis


12. Pada Casing Presure Tab, TWM menampilkan data tekanan setiap 15 detik.
Tekan tombol End Build Up untuk menghentikan pengambilan data apabila
data tersebut telah membentuk garis lurus.

.
(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 2.18 Casing Pressure Tab

13. Terakhir, menuju “BHP Tab”. Disini TWM menampilkan hasil akhir
penentuan Liquid Level, pengambilan data Casing Pressure, dan Well File.
Silahkan, mengacu pada Software Echometer untuk membicarakan lebih
lanjut mengenai hasil analisis dan perhitungan.

(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 2.19 Bottom Hole Pressure Tab


2.5 Data Hasil Sonolog Test
Dari hasil pengukuran fluid level didapatkan data pada Sumur TAP-483
pada permukaan denyut acoustic dihasilkan dengan melepaskan gas tekanan tinggi
secara tiba-tiba ke kedalaman sumur TAP-483.
Berikut ini data yang diperoleh dari pengerjaan Sonolog Test :
1. Production Current.
2. Casing Pressure.
3. Liquid Level Depth.
4. Pump Intake Depth.
5. Formation Depth.
6. Producing Bottom Hole Pressure (PBHP)
7. Static Bottom Hole Pressure (SBHP)

2.6 Total Well Management (TWM) Echometer


Alat sonolog yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis Digital
Well Analyzer produk Echometer dengan Tipe Remote Fire Gas Gun dengan
tekanan maksimum sebesar 1,034 x 104 kPa, yang dapat menembakkan pulsa
akustik secara otomatis. Gelombang akustik yang digunakan pada sonolog adalah
jenis gelombang suara karena biasanya media yang digunakan untuk membawa
sinyal akustik tersebut adalah gas, yang lebih khususnya biasa digunakan adalah
gas nitrogen atau gas karbondioksida. Frekuensi yang dihasilkan dari gelombang
suara digunakan pada sonolog yaitu antara 30-60 Hz, dan amplitudo gelombang
tersebut bergantung terhadap besarnya tekanan pada Volume Chamber yang ada
pada sonolog, dan besarnya tekanan tersebut dapat dilihat pada pressure gauge.
Banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan gelombang akustik, salah
satunya adalah tekanan casing dan gas flow pada annulus. Pada pengukuran liquid
level untuk sumur yang memiliki tekanan lebih dari 6,89 x 103 kPa tidak di
rekomendasikan menggunakan Echometer tipe Remote Auto Fire Gas Gun, karena
pada umumnya akan menyebabkan kesalahan pembacaan liquid level, hal ini
disebabkan pada pengukuran liquid level umumnya pembacaan kecepatan akustik
harus dalam metode automatis, namun bila pada sensor tekanan yang ada pada
sonolog menunjukkan adanya gas pada sumur, maka pembacaan dengan metode
analis automatis sangat sulit diterapkan. Umumnya data pada sonolog akan
meminta untuk diinputkan besarnya kecepatan akustik secara Manual, dan bila
tidak dapat menginputkan nilai kecepatan akustik secara manual maka sonolog
yang berbasis pada penggunaan perangkat lunak TWM akan menginputkan nilai
kecepatan akustik secara default, yang biasanya besarnya adalah 350,52 m/s yang
tentunya nilai ini bukan merupakan nilai standar kecepatan akustik dari tiap-tiap
sumur yang telah diukur, sehingga kemungkinan pembacaan dari kedalaman dari
liquid level akan salah.

2.6.1 Metode Analisis Kecepatan Akustik


Pada metode ini kecepatan akustik diminta input secara manual. Model
penginputan manual didasarkan oleh tiga hal yaitu dengan menggunakan kecepatan
akustik berdasarkan keadaan komposisi gas, specific gravity gas, dan berdasarkan
kecepatan akustik yang telah diketahui dengan mengukur parameter lain seperti
tekanan pada casing sumur. Analisis data ini membahas mengenai kecepatan
akustik yang dianalisis secara manual dengan beberapa parameter yang telah
terukur menggunakan sonolog, karena pada dasarnya kecepatan akustik pada tiap-
tiap sumur minyak mempunyai karakteristik yang berbeda, yang mana semua
perbedaan tersebut dapat dianalisis berdasarkan pengukuran data sonolog dari
waktu ke waktu, dan penelitian ini akan ditekankan pada analisis data kecepatan
akustik yang dihubungkan dengan besarnya perubahan tekanan akustik dan
besarnya aliran gas (gas flow) yang mengalir pada annulus casing dengan tubing.

2.6.2 Metode Pengukuran Manual


Metode pengukuran secara manual mirip dengan metode analisis secara
automatic. Bedanya hanya pada setting joint tubing. Dimana pada metode ini
ditentukan dengan meletakkan hasil pengukuran gelombang pantul dari collar.
Metode ini dianggap akurat bila letak pola pantulan dari collar terdapat pada grafik
gelombang yang terekam pada perangkat lunak TWM (Total Well Management).
2.6.3 Metode Pengukuran Automatic
Metode pengukuran Automatic bekerja berdasarkan prinsip penentuan
gelombang pantul dari collar yang pertama. Pada pengukuran ini yang paling
penting adalah panjang joint tubing rata-rata dan waktu tempuh gelombang pantul
dari collar untuk menentukan kecepatan akustik pada sumur yang diukur.

2.6.4 Metode Down Hole Marker


Analisis ini bertujuan untuk menentukan dimana letak rata-rata
kemungkinan jumlah joint yang terpasang sampai ke permukaan cairan. Hal ini
merupakan model analisis terbalik, karena ditentukan terlebih dahulu jumlah joint
sampai permukaan dasar sumur untuk menentukan besarnya kecepatan akustik.
Tekanan pada casing sumur dapat diukur menggunakan sonolog, terutama
perubahan tekanannya, karena pada sonolog sudah terpasang manometer yang
mampu memantau perubahan tekanan ini. Ini dapat dijadikan indikator adanya gas
di dalam sumur, dan biasanya pada box gas flow pada perangkat TWM akan
menunjukkan nilai tertentu, dan tekanan pada casing mengalami penurunan maka
dapat dikatakan sumur tersebut tidak mengandung gas.
Sonolog bekerja berdasarkan prinsip gelombang suara atau getaran. Dalam
operasinya, sumber gelombang suara dapat berasal dari penembakan peluru hampa
(blank cartridge) atau pengaliran gas bertekanan secara cepat dan dalam waktu
yang sangat singkat (hanya sesaat). Untuk sumur-sumur dengan tekanan gas di
casing sangat rendah, digunakan sumber gas CO2 yang berasal dari tabung gas
bertekanan tinggi. Tetapi bila tekanan gas di casing cukup tinggi maka dengan
menghilangkan gas tersebut dengan cepat dan singkat, akan diperoleh sumber bunyi
yang diperlukan untuk pengukuran.
Gelombang suara tersebut dipancarkan ke dalam annulus antara tubing dan
production casing, dan merambat melalui tubing ke bawah permukaan dan
ditangkap oleh microphone yang dipasang di permukaan, pantulan suara tersebut
dirubah menjadi pulsa-pulsa listrik yang kemudian diperkuat oleh amplifier dan
direkam di-recorder. Selama merambat melalui tubing, setiap kali suara sampai ke
sambungan tubing sebagian getaran akan dipantulkan ke permukaan dan ditangkap
oleh microphone. Dengan demikian setiap tubing collar akan memberikan pantulan
kecil yang direkam oleh recorder. Di permukaan cairan, pantulan suara menyentuh
permukaan cairan akan dipantulkan lagi ke permukaan dan menghasilkan efek yang
sama dengan pancaran suara yang pertama, dengan intensitas yang makin lemah,
sehingga rekaman pantulan-pantulan suara tersebut akan berlangsung berulang-
ulang sampai suara tersebut kehabisan energinya.

2.7 Inflow Performance Relationship (IPR)


Inflow Performance Relationship adalah aliran air, minyak, dan gas dari
formasi menuju ke lubang dasar sumur yang dipengaruhi oleh productivity
indeksnya atau lebih umum oleh Inflow Performance Relationship (IPR) dengan
menggunakan Metode Vogel.
Metoda-metoda perhitungan kinterja aliran fluida dari formasi ke lubang
sumur saat sekarang dapat dikelompokkan berdasarkan kriterira, yaitu jumlah fasa
yang mengalir, pengaruh skin dan pengaruh turbulensi.

2.7.1 IPR Satu Fasa


Satu fasa, artinya didalam reservoir terkandung satu homogen fluida
misalkan hanya minyak. Untuk aliran satu fasa (minyak), productivity index (PI)
sumur dapat dianggap konstan dan dinyatakn dengan persamaan :
𝑄𝑜
PI = ........................................................................................... (2.1)
𝑃𝑠−𝑃𝑤𝑓

Keterangan :
PI = Productivity Index
Qo = Laju Produksi Sumur STB/Hari
Ps = Tekanan Statik Sumur (Psi)
Pwf = Tekanan Alir dasar sumur (Psi)
Persamaan yang digunakan pada kurva IPR Satu Fasa ini adalah
menggunakan Persamaan Darcy. Berdasarkan Persamaan Darcy untuk aliran radial
bila tidak tersedia data uji produksi dengan demikian kurva IPR adalah linier (garis
lurus). Kurva IPR (Inflow Performance Relationship) adalah antara plot Pwf vs Qo.
Kurva IPR aliran satu fasa dapat dibuat berdasarkan data uji tekanan (menentukan
Ps) dan data uji produksi (menentukan satu harga Pwf dan satu harga Qo).

(Sumber : Wikipedia.com)

Gambar 2.20 Kurva IPR I Fasa

2.7.2 IPR Dua Fasa


Dua fasa, artinya didalam reservoir terkandung dua homogen fluida
misalkan minyak dan gas. Untuk IPR Dua Fasa menurunkan persamaan kurva yang
tidak berdimensi, dengan menggunakan simulator untuk reservoir solution gas
drive.
Persamaan tersebut adalah :
𝑄𝑜 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓
= 1 − 0,2 ( ) − 0,8 ( ) ........................................................ (2.2)
𝑄𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑠 𝑃𝑠

Keterangan:
Qo = Laju Produksi Sumur STB/ Hari
Qmax = Laju alir maksimal
Ps = Tekanan Statik Sumur (Psi)
Pwf = Tekkanan alir dasar sumur, (Psi)
Pembuatan Kurva IPR dengan persamaan ini memerlukan satu data uji
produksi (Qo dan Pwf) dan uji tekanan statik. Persamaan ini akan berlaku apabila
tidak terjadi kerusakan atau perbaikan formasi.

IPR
Tekanan

Laju Alir

(Sumber : Wikipedia.com)

Gambar 2.21 Kurva IPR 2 Fasa


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Pelaksanaan penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan ± 1 bulan terhitung
mulai tanggal 1 s/d 30 April 2019 di bagian produksi KSO PT Pertamina EP – PT
Santika Pendopo Energy dengan lokasi sumur TAP-483 di Lapangan Talang
Akar.

3.2 Tahapan Penelitian


Tahapan penelitian ini merupakan salah satu tahapan dimana penelitian ini
dilaksanakan, adapun tahapan tersebut sebagai berikut:

3.2.1 Tahap Persiapan


Melakukan persiapan sebelum penelitian dilakukan, yaitu dengan mencatat
data apa saja yang akan diperlukan serta proses penelitian yang akan di lakukan.

3.2.2 Tahap Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data-data yang berhubungan dengan Tugas Akhir
yang di teliti, Penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini sebagai berikut :
1) Studi Literatur
Dilakukan dengan mempelajari literatur serta segala sesuatu yang ada
kaitannya dengan objek yang diteliti dan dapat menunjang pembuatan
laporan Tugas Akhir ini sehingga dapat mempertegas teori dan
keperluan analisa serta mendapatkan data yang sebenarnya. Dengan
demikian peneliti dapat mengetahui secara pasti dan jelas mengenai
permasalahan-permasalahan yang ada untuk kemudian dicari solusi
pemecahannya.
2) Observasi Lapangan
Observasi lapangan merupakan pengambilan data secara langsung,
yang di lakukan oleh Penulis dengan mendatangi lokasi pengambilan
data, yaitu kantor dan lapangan PT Santika Pendopo Energy.
3) Diskusi
Diskusi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan
komunikasi secara langsung dengan pembimbing dan pengawas
lapangan di KSO PT Pertamina EP – PT Santika Pendopo Energy.
Untuk memberikan informasi, data dan praktek menggunakan alat
kerja yang di butuhkan dalam pembuatan Tugas Akhir ini. Interview
langsung mengenai judul Tugas Akhir, serta membandingkan data
yang di dapat selama perkuliahan dengan data nyata yang ada di
lapangan.

2. Sumber Data Penelitian


Sumber data dalam penulisan ini yaitu dari data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh dari perusahaan dengan
pengambilan langaung dilapangan, sedangkan data sekunder merupakan sumber
data yang berasal dari buku, artikel, jurnal, dan lain – lain. Adapun data tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Data Primer
Adapun data yang dikumpulkan pada data primer yaitu : data sonolog.

2) Data Sekunder
Data yang dikumpulkan pada data sekunder ini yaitu : data reservoir
dan data produksi.

3.3 Tahap Pengolahan Data


Selanjutnya dari survey yang dilakukan, data yang diperoleh dari studi
literatur dan pengamatan di lapangan diolah dan dihitung dengan metode-metode
yang ada pada literatur-literatur dan dasar pemikiran Penulis dalam menganalisa
well analizer dengan Metode Sonolog Tes untuk mengetahui tinggi fluid level di
Sumur TAP-483 di KSO PT Pertamina EP – PT Santika Pendopo Energy.
Adapun perhitungan yang akan di kerjakan Penulis dalam melaksanakan
Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Menghitung tinggi fluid level
2. Mencari panjang langkah pompa (Submergence)
3. Menghitung DFL (Dinamic Fluid Level)
4. Menghitung SFL (Static Fluid Level)
5. Menghitung BHP (Bottom Hole Pressure)
6. Mencari Qmax dengan menggunakan Persamaan Vogel
7. Menghitung laju alir fluida dengan menggunakan kurva IPR

3.4 Prosedur Perhitungan


Penjelasan umum dari sonolog adalah perekaman kedalaman
permukaan cairan di dalam annulus suatu sumur dengan menggunakan sumber
suara. Langkah - langkah perhitungan dalam Sonolog test Metode Vogel IPR Dua
fasa adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan menentukan PI (Productivity Index)
𝑄
PI = 𝑃𝑟−𝑃𝑤𝑓 .......................................................................................... (3.1)

Keterangan:
Q = Laju Produksi (BFPD)
Pwf = Tekanan Alir Dasar Sumur ( Psi )
Pr = Tekanan Static Reservoir ( Psi )
2. Menentukan panjang langkah pompa ( submergence ) yaitu :
S = PID – DFL .................................................................................... (3.2)
Keterangan:
S = Submergence (ft)
PID = Pump Intake Depth (ft)
DFL = Dynamic Fluid Level (ft)
3. Menentukan DFL dengan rumus yaitu :
DFL = PID – S ......................................................................................... (3.3)
Keterangan:
DFL = Dynamic Fluid Level (ft)
PID = Pump Intake Depth (ft)
S = Submergence (ft)

4. Menentukan Specific Gravity (SG) fluida


141,5
SGօ = 131,5+ ͦ𝐴𝑃𝐼 .................................................................................. (3.4)

SGmix = (WCxSGw) + (SGw − WC)xSGOil ) ........................................ (3.5)

5. Menentukan Qmax dengan persamaan Vogel yaitu :


𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 2
Q = Qmax {1 − 0,2 ( ) − 0,8 ( ) } .......................................... (3.6)
𝑃𝑟 𝑃𝑟
𝑄
Qmax = 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 2
................................................................. (3.7)
1−0,2 ( )−0,8 ( )
𝑃𝑟 𝑃𝑟

Keterangan:
Qo = Laju Produksi (BOPD)
Pwf = Tekanan Alir Dasar sumur (Psi)
Pr = Tekanan Static Reservoir (Psi)

6. Menentukan Qoptimum dengan Menggunakan rumus :


Qoptimum = 80 % x Qmax ........................................................................ (3.8)

7. Menentukan Qnet dan Qoptimum oil dengan menggunakan rumus :


Qnet oil = Qactual x (1 – WC ) ............................................................ (3.9)
Qoptimum oil = Qoptimum x (1 – WC ) ....................................................... (3.10)
Qoptimasi oil = Qoptimum - Qnet ............................................................... (3.11)

Kemudian selanjutnya dapat dilakukan plot terhadap data Pwf vs Q untuk


mendapatkan kurva IPR yang nantinya dapat digunakan untuk melihat performa
sumur produksi. Selain itu dengan IPR nantinya dapat juga digunakan untuk
menentukan Qoptimum dan Poptimum.
3.5 Bagan Alir Penelitian
Berikut merupakan bagan alir penelitian yang dilaksanakan oleh Penulis di
KSO PT Pertamina EP - Santika Pendopo Energy.

ANALISA DATA SONOLOG TEST UNTUK UPAYA OPTIMASI


PRODUKSI PADA SUMUR TAP-483 LAPANGAN TALANG AKAR

Studi Literatur

Observasi Lapangan

c
Tahap Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Data Produksi 1. SOP
2. Data Sonolog 2. Parameter

Tahap Perhitungan Data

1. Perhitungan Productivity Index


2. Menentukan Submergence
3. Menentukan DFL
4. Menentukan Specific Gravity
5. Menentukan Qmax Persamaan Vogel
6. Menentukan Qoptimum
7. Menentukan Qnet & Qoptimasi

Hasil & Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir di KSO PT Pertamina EP – PT


Santika Pendopo Energy, Penulis membahas tentang kegiatan sonolog test. Sonolog
test adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengetahui tinggi fluid level di
dalam sumur. Kegiatan sonolog test bekerja berdasarkan prinsip gelombang suara
atau akustik. Data fluid level yang akan didapatkan dari sonolog test berupa SFL
(Static Fluid Level) yang berarti sumur dalam keadaan tidak berproduksi atau diam
dan DFL (Dynamic Fluid Level) yang berarti sumur dalam keadaan sedang
diproduksikan.
KSO PT Pertamina EP – PT Santika Pendopo Energy mempunyai 2
lapangan yang masih di produksikan yaitu Lapangan Pendopo dan Lapangan
Talang Akar. Lapangan Pendopo memiliki 10 sumur aktif yang masih
diproduksikan, sedangkan lapangan talang akar memiliki 14 sumur aktif yang
diproduksikan sehingga total sumur yang dikelola oleh KSO PT Pertamina EP – PT
Santika Pendopo Energy berjumlah sebanyak 24 sumur. Semua sumur di KSO PT
Pertamina EP – PT Santika Pendopo Energy menggunakan pompa SRP (Sucker
Rod Pump).
Untuk menganalisa apakah pompa yang digunakan sudah bekerja maksimal
atau belum, maka perlu dilakukannya kegiatan sonolog test. Dari data sonolog test
bisa digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi Sumur TAP – 483.

4.1 Data Hasil Sonolog Test


Sumur TAP – 483 adalah salah satu sumur yang dimiliki KSO PT Pertamina
EP – PT Santika Pendopo Energy. Sumur TAP – 483 yang merupakan sumur
pengembangan dari sumur eksplorasi sebelumnya.
(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 4.1 Analisis Data Sonolog Test Sumur TAP - 483


Berdasarkan gambar 4.1 tersebut, maka diketahui sebagai berikut :
Pump Intake Depth = 2.768,83 ft
Casing Pressure = 2,7 Psi
Formation Depth = 2.781,92 ft
Dynamic Fluid Level (DFL) = 1.761,69 ft
Submergence (SMG) = 1.007,14 ft
Pump Intake Pressure (PIP) = 301,5 psi
Production Bottom Hole Pressure (PBHP) = 306,8 psi.

Perhitungan produktifitas sumur didasarkan pada metoda Productivity


Index. Asumsi bahwa Pressure Change 0,36 psi dengan Time 2.00 menit dan
Acoustic Velocity 1.100,37 ft/s dapat menghasilkan tekanan Production Bottom
Hole Pressure sebesar 306,8 psi dapat di draw down sampai 0 psig pada kedalaman
formasi 2.781,92 ft dan di dapat data output sebagai berikut :
Dari sonolog yang dilakukan, dalam melakukan analisis sumur TAP – 483,
sebelum menganalisa diperlukan data-data seperti data seperti data sonolog, data
sumur, dan data produksi sumur. Data-data tersebut sangat penting untuk
mengetahui level fluid dan laju alir sumur TAP – 483 diperlukan perhitungan
Productivity Index, Qmax (laju alir maximum) dan kurva IPR.

4.2 Data Produksi Sumur TAP - 483


Data produksi yang didapat merupakan data produksi sumur selama bulan
Maret 2019. Dari data yang didapat dilakukan plot laju alir terhadap waktu sehingga
didapat kurva hasil produksi sumur. Grafik produksi sumur dapat dilihat pada
gambar dibawah :

200.0
175.0
Data
150.0 Produksi
125.0
Water Cut
100.0
75.0 Oil
50.0
25.0
0.0
0 10 20 30 40

(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 4.2 Grafik Produksi Bulan Maret Pada Sumur TAP – 483

4.3 Perhitungan Data Sonolog Secara Manual dan Kurva IPR.


Dari hasil analisa pada sumur TAP – 483 menggunakan Software
Echometer maka didapatkan nilai Dynamic Fluid Level (DFL), adapun perhitungan
Productivity Index (PI) secara manual yaitu :
Tabel 4.1 Data Sumur TAP – 483
Parameter Nilai Satuan

Dynamic Fluid Level (DFL) 1761,69 ft

Submergence (S) 1007,14 ft

Static Bottom Hole Pressure (SBHP) 603,5 Psi

Pcsg 2,7 Psi

Pump Intake Depth (PID) 2768,83 ft

Pump Intake Pressure (PIP) 301,5 Psi

Production Bottom Hole Pressure (PBHP) 306,8 Psi

Laju Alir Produksi 151 BFPD

API 40 -

Water Cut (WC) 85 %

1. Perhitungan menentukan PI (Productivity Index) dua fasa


𝑄
PI =
𝑃𝑟−𝑃𝑤𝑓
151 𝑏𝑏𝑙/𝑑
=
603,5 𝑃𝑠𝑖−306,8 𝑃𝑠𝑖

= 0,508 BFPD/psi

2. Nilai Submergency (S)


S = PID - DFL
= 2768,83 ft - 1761,69 ft
= 1007,14 ft

3. Nilai Dynamic Fluid Level (DFL)


DFL = PID - S
= 2768,83 ft - 1007,14 ft
= 1761,69 ft
4. Menentukan Specific Gravity (SG) fluida
141,5
SGOil = 131,5+ ͦ𝐴𝑃𝐼
141,5
= 131,5 + 40

= 0,825
141,5
SGWater = 131,5+ ͦ𝐴𝑃𝐼
𝑊

141,5
=131,5+ 3,261

= 1,05
SGMix = (WC x SGw) + (1-WC) x SGOil)
= (0,85 x 1,05) + ((1 – 0,85) x 0,825)
= 1,01625

5. Perhitungan menggunakan Persamaan Vogel dan membuat kurva IPR


persamaan Vogel untuk aliran dua fasa dalam menentukan Qmax untuk
mendapatkan kurva IPR dari menghitung laju produksi (Q) dengan
mengasumsikan harga Pwf berdasarkan Qmax.
Besarnya Qmax ditentukan dengan persamaan berikut :
𝑄
Qmax = 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓
1−0,2 ( )−0,8 ( )^2
𝑃𝑟 𝑃𝑟

151 𝑏𝑓𝑝𝑑
= 306,8 𝑃𝑠𝑖 306,8 𝑃𝑠𝑖
1−0,2 ( )−0,8 ( )^2
603,5 𝑃𝑠𝑖 603,5 𝑃𝑠𝑖

= 218,34 BFPD

6. Menentukan nilai Qoptimum oil :


𝑄
Nilai QOptimum = 80 % { 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 }
1−0,2 ( )−0,8 ( )^2
𝑃𝑟 𝑃𝑟

151 𝑏𝑓𝑝𝑑
= 80 % { 306,8 𝑃𝑠𝑖 306,8 𝑃𝑠𝑖 }
1−0,2 ( )−0,8 ( )^2
603,5 𝑃𝑠𝑖 603,5 𝑃𝑠𝑖

= 174,67 BFPD
7. Qnet dan Qoptimum oil
Qnet oil = Qactual x (1 – WC)
= 151 x (1 – 0,85)
= 22,65 BOPD
Qopt. oil = Qoptimum x (1 – WC)
= 174,67 x (1 – 0,85)
= 26,20 BOPD
Qoptimasi = Qoptimum oil - Qoil
= 26,20 – 22,65
= 3,55 BOPD

Dapat diketahui nilai dari laju alir minyak yakni sebesar 22,65 BOPD,
sedangkan dapat di optimalkan dengan diketahui laju alir optimum minyak pada
sumur yakni 26,20 BOPD, maka dapat diketahui pada sumur TAP–483 maka dapat
diketahui pada sumur TAP–483 masih dapat dioptimalkan QOptimum Oil dengan hasil
3,55 BOPD.
Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan IPR dari mengasumsikan harga
Pwf berdasarkan Qmax maka langkah selanjutnya gambar plot kurva IPR tersebut dari
hubungan antara nilai Q dengan berbagai harga Pwf. Dilihat dari hubungan antara
nilai Q dengan Pwf bila semakin besar harga Pwf maka nilai Q semakin kecil dan
harga Qmax berada pada saat Pwf = 0.
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Pwf Asumsi Vs Q Metode Vogel
Pwf (Psi) Q (BFPD)
0 218,34
100 206,31
150 196,7
200 184,69
235,6 174,67
350 134,27
400 112,66
450 88,66
480 73,11
500 62,26
550 33,47
603,5 0

8. Mengasumsi harga Pwf berdasarkan Qmax


𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓
Q = Qmax 1 − 0,2 ( ) − 0,8 ( ) ^2}
𝑃𝑟 𝑃𝑟
235,6𝑃𝑠𝑖 235,6 𝑃𝑠𝑖
= 218,34 1 − 0,2 (603,5 𝑃𝑠𝑖) − 0,8 (603,5 𝑃𝑠𝑖) ^2}

= 174,67 BOPD

Setelah mengetahui nilai Productivity Index (PI) maka kita dapat mencari
nilai laju alir maximal atau Qmax. Pada gambar dibawah menunjukkan nilai bahwa
laju alir maximal sumur TAP–483 adalah sebesar 218,34 BFPD, Qoptimum 174,67
BFPD dan Pwf sebesar 235,6 psi.
(Sumber : PT Santika Pendopo Energy)

Gambar 4.3 Kurva IPR 2 Fasa Metode Vogel Pada Sumur TAP-483

Sedangkan laju alir actual Sumur TAP–483 saat ini adalah sebesar 151 BFPD, dari kurva IPR di atas
dapat diketahui bahwa Sumur TAP–483 laju alir sumur (Q) lebih kecil dari Qoptimumm. Dengan demikian Sumur
TAP–483 harus dinaikkan tekanannya untuk mengoptimalkan laju alirnya.
Hasil perhitungan IPR Dua Fasa Metode Vogel pada Sumur TAP–483 dapat dilihat pada Tabel 4.3
dibawah ini :
Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan IPR Dua Fasa Metode Vogel
Sumur TAP - 483

No. Parameter Perhitungan Satuan

1. PI 0,508 BFPD/Psi

2. S 1007,14 ft

3. DFL 1761,69 ft

4. Qactual 151 BFPD

5. Qmax 218,34 BFPD

6. Qoptimum 174,67 BFPD


4.4 Analisis Data Hasil Dan Pembahasan
Sumur TAP – 483 adalah salah satu sumur yang dimiliki KSO Pertamina
EP – PT Santika Pendopo Energy. Sumur TAP – 483 yang merupakan sumur
pengembangan dari sumur eksplorasi sebelumnya. Pada sumur TAP – 483 ini
didapatkan nilai Dynamic Fluid Level (DFL) sebesar 1.761,69 ft, Submergence
(SMG) 1.007,14 ft, Pump Intake Depth (PID) 2.768,83 ft, Pump Intake Pressure
(PIP) 301,5 psi, Production Bottom Hole Pressure (PBHP) 306,8 psi, dan Water
Cut (WC) 85%. Produksi Sumur TAP – 483 ini memiliki Qactual sebesar 151 BFPD
dengan Water cut 85% serta Pwf sebesar 235,6 psi. Dengan demikian dapat diketahui
nilai Qactual 151 BFPD lebih kecil dari nilai Qoptimum 174,67 BFPD. Jadi di dapat
selisihnya 23,67 BFPD sumur TAP–483 perlu dilakukan optimasi. Optimasi yang
dilakukan dapat berupa peningkatan Stroke Per Menit (SPM) ataupun
meningkatkan panjang Plunger, sehingga produksi dapat meningkat.
BAB V
PENUTUP

Dari hasil penelitian dan analisa pembahasan pada Tugas Akhir ini Penulis
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Dari perhitungan sonolog pada sumur TAP–483 didapatkan hasil DFL =
1761,69 ft.
2. Dari perhitungan yang didapat dari data sonolog didapatkan bahwa pada
Sumur TAP–483 nilai PI = 0,508 bbl/d/psi, laju alir (Q) sebesar 151 BFPD
hasil ini lebih kecil dari Q optimum yaitu 174,67 BFPD.
3. Untuk mendapatkan hasil sumur yang optimal tersebut harus dilakukan
peningkatan laju alir sumur atau melakukan setting pompa, optimasi yang
dilakukan dapat berupa peningkatan Stroke Per Menit (SPM) ataupun
meningkatkan panjang Plunger, sehingga produksi dapat meningkat.. Pada
sumur TAP – 483 masih dapat dioptimalkan QOptimum Oil dengan hasil 3,55
BOPD.
.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, dkk. 2007. “Digital Well Analizer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level
untuk Mendukung Program Optimasi Produksi, http://repository.upnyk.ac.id,
diakses tanggal 29 April 2019.

Barnawian, Afif. 2017. Analisa Data Sonolog Test Untuk Peluang Optimasi Sumur
AB-100 Pada Lapangan Mangunjaya Di PT Pertamina EP Asset 1 Field
Rama. Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas, Politeknik
Akamigas Palembang: Tugas Akhir Tidak diterbitkan.

Echometer Company. 2004. Basic Steps to Acquire Data Using Total Well
Management. Wichita Falls : New York.

Taryana, Nandang. 2014. Sonolog Test Sumur Minyak menggunakan Alat Total
Well Management Echometer sebagai Well Analyzer sumur di Pertamina EP
Subang.

Utomo, Vicky. 2017. Analisa Data Sonolog Logging Test Alat Total Well
Management Echometer sebagai Well Analyzer sumur di Pertamina EP Field
Limau.

Anda mungkin juga menyukai