Ahlun Nazari
ABSTRAK
Dalam industri migas khususnya bidang teknik produksi, analisa sistem nodal merupakan salah satu metode
yang paling sering digunakan dalam penentuan laju produksi sumur natural flow. Persamaan inflow
performance relationship (IPR) disubstitusikan ke dalam persamaan outflow performance relationship, atau
dalam hal ini dapat disebut sebagai Tubing Performance Relationship (TPR), untuk memperoleh laju
produksi dan tekanan operasi tanpa membuat grafik terlebih dahulu. Persamaan hasil substitusi ini
memerlukan laju alir sebagai input yang juga merupakan output sehingga menyebabkan persamaan ini
harus diselesaikan secara numerik dengan proses iterasi. Laju alir optimum yang dihasilkan kemudian di-
validasi menggunakan program yang sudah ada. Lebih jauh lagi bisa dilakukan sensistivitas dengan
melibatkan performa dari Artificial Lift. Hal ini dilakukan jika kondisi suatu sumur sudah tidak lagi
mengalir secara alami (natural flow), sehingga pengangkatan buatan diperhitungkan dalam Analisa system
nodal. Outflow performance dari suatu Artificial Lift (misal sebuah pompa) dapat dilibatkan kedalam
Inflow Performance reservoir sehingga dapat diperoleh spesifikasi pompa optimum untuk sumur tersebut.
ABSTRACT
In the oil and gas industry, especially in the field of production engineering, nodal system analysis
is one of the most frequently used methods in determining the rate natural flow well production.
Inflow performance relationship (IPR) equation substituted into the outflow performance
relationship equation, or in the case of this can be called a Tubing Performance Relationship
(TPR), to obtain production rate and operating pressure without making a graph first. Equation the
results of this substitution require a flow rate as an input which is also an output thus causing this
equation to be solved numerically with iteration process. The optimum flow rate generated is then
validated using existing program. Furthermore, sensitivity can be done by involving the
performance of Artificial Lift. This is done if the condition of a well is no longer flowing natural
(natural flow), so that artificial uplift is taken into account in the analysis nodal system. Outflow
performance of an Artificial Lift (eg a pump) can be involved in the reservoir Inflow Performance
so that it can be obtained optimum pump specifications for the well.
I. PENDAHULUAN
Teknik produksi secara umum dapat dibagi antara Inflow Performance Relationship
menjadi dua bagian, yaitu produksi secara dengan Tubing Intake, yang dapat digunakan
sembur alam (natural flow) dan produksi untuk menentukan laju produksi optimum
dengan metode pengangkatan buatan yang terjadi dalam suatu sistem produksi.
(artificial lift). Produksi sembur alam Suatu persamaan matematis digunakan untuk
biasanya terjadi pada reservoir minyak yang menggambarkan kemampuan suatu reservoir
baru diproduksikan. Hal ini dikarenakan untuk memproduksi fluida menuju lubang
reservoir tersebut memiliki tekanan yang sumur dan sistem perpipaan yang
cukup kuat untuk mengangkat fluidanya ke mengalirkan fluida ke separator di
permukaan. Setelah diproduksikan beberapa permukaan. Komponen-komponen lain yang
lama, tekanan yang dimiliki oleh reservoir menyebabkan kehilangan tekanan seperti
akan mengalami penurunan (decline) dan lubang perforasi dan choke juga dapat
kemampuan untuk mengangkat fluidanya diperhitungkan untuk menentukan
pun akan menurun pula. Jika penurunan kehilangan total sistem. Teknik ini kemudian
tekanan yang dialami oleh reservoir sangat digunakan secara luas keperluan desain,
besar, maka reservoir tersebut tidak dapat evaluasi keekonomian, dan penyelesaian
lagi memproduksi minyak ke permukaan. masalah pada sumur minyak dan gas. Pada
Ketika suatu sumur sudah tidak dapat lagi umumnya teknik ini diselesaikan secara
memproduksi minyak secara alami, maka grafik dengan menggunakan plot tekanan
dibutuhkan metode pengangkatan buatan versus laju alir. Persamaan inflow dan
(artificial lift), seperti injeksi gas lift atau outflow berbeda dan berpotongan pada suatu
menggunakan pompa. Usaha untuk titik. Titik perpotongan ini menunjukkan laju
mengoptimalkan produksi tersebut harus alir dan tekanan yang terjadi dalam sistem.
direncanakan dan dihitung dengan cermat, Jika kedua kurva tersebut tidak berpotongan
dan dengan mempertimbangkan komponen berarti sumur tersebut tidak mampu
biaya atau keekonomian. Biaya yang memproduksikan fluida menuju permukaan.
dikeluarkan untuk suatu metode Hal ini bisa diatasi antara lain dengan metode
pengangkatan buatan harus dapat diatasi artificial lift seperti gas lift dan pompa.
dengan jumlah produksi yang diperoleh. Gambar 1 memberi gambaran secara jelas
Pemilihan pompa untuk suatu sumur minyak bagaimana analisa sistem nodal diselesaikan
pada umumnya adalah dengan menentukan secara grafis.
harga laju produksi yang diinginkan,
kemudian dengan menggunakan pump
performance curve akan diperoleh harga head
dan HP pompa untuk suatu harga RPM
tertentu. Tetapi jika P daripompa diketahui,
makas kelakuan
240,13 0,00
216,11 26,56
192,10 53,13
168,09 79,69
144,08 106,26
120,06 132,82
96,05 159,39
84,04 172,67
48,03 212,52
24,01 239,08
0,00 265,65
Efektif plunger stroke (SP) 27,41 inch Net lift pompa (LN) 677,23 ft
Break horse power (Hb) 1,99 Hp Panjang rod stretch (er) 0,61 inch
δ1 1,18
δ2 -1,00
Tabel IV.8. Hasil Evaluasi dan Optimasi Sucker Rod Pump (SRP)
Sumur “NSR-78” Lapangan “D”
Evaluasi
Optimasi Optimasi Optimasi Satuan
Parameter Pompa
Pompa I Pompa II Pompa III
terpasang
Qt 172,67 229 213 250 bpd
Ps 240,13 240,13 240,13 240,13 psi
Pwf 84,04 84,04 84,04 84,04 psi
PI 1,11 1,47 1,36 1,60 psi
L 929,87 929,87 929,87 929,87 ft
Wr 1446,96 1515,84 1515,84 1515,84 lb
Wf 830,11 971,67 971,67 971,67 lb
α1 - 0,16 1,86 1,18 -
α2 - 0,08 -1,58 -1,00 -
PPRL 2574,76 2309,93 4897,21 3862,03 lb
MPRL 1008,15 1244,33 3754,93 2879,01 lb
Stress max 5825,24 5226,08 11079,66 8737,62 psi
Stress min 2280,88 2815,22 8495,32 6513,60 psi
SA 423,96 460,03 843,43 709,67 psi
Ci 1791,45 1777,13 4326,07 3370,52 lb
TP 32296,45 11500,67 11024,18 18810,99 inch-lb
LN 677,14 677,23 677,23 677,23 ft
Hh 0,661 0,88 0,82 0,96 Hp
Hf 0,946 0,53 0,51 0,58 Hp
Hb 2,410 2,11 1,99 2,30 Hp
N 10,5 15 19 10,6 spm
S 74 37 28 57 inch
α 0,21 0,12 0,14 0,09 -
ep 0,24 0,14 0,17 0,11 inch
et 0,15 0,15 0,15 0,15 inch
er 0,61 0,61 0,61 0,61 inch
(et+er) 0,75 0,75 0,75 0,75 inch
Sp 73,3 36,38 27,41 56,35 inch
V 479,43 254,33 242,73 278,36 bpd
EV 36,02 90,04 87,75 89,81 %
Hasil analisa terhadap sumur “NSR-
78” meliputi data sonolog dan dynamometer,
berdasarkan hasil dynamometer card bahwa
pompa tersebut mengalami fluid pound
dimana pengisian pompa yang sebagian pada
waktu down stoke, ketika pompa menembus
fluida pada waktu down stroke, goncangan
dan kehilangan atau penurunan beban pada
polished rod secara tiba-tiba akan terjadi.
Berdasarkan data evaluasi maka
masalah pompa bisa diatasi dengan cara
memasang pompa berukuran lebih kecil,
kurangi kecepatan pompa (S) dan panjang
langkah (N). Jika semua itu sudah dilakukan
maka pompa dapat bekerja dengan maksimal.
Dimana efisiensi volumetris pompa sumur
“NSR-78” setelah dilakukan optimasi dapat
mencapai 90,04% (optimasi pertama),
87,75% (optimasi kedua), 89,81%
(optimasi ketiga) dimana sebelum dilakukan
optimasi yaitu hanya sebesar 36,021%
(evaluasi).
Optimasi telah dilakukan, maka yang
terbaik adalah optimasi pertama dengan hasil
qt 229 bpd, pump displacement (V) 254,33
bpd dan efisiensi volumetris (EV) sebesar
90,04 % terjadi peningkatan sehingga pompa
dikatakan bekerja dengan efisien.