Ada tiga jenis Pengujian Sumur yang umu dilakukan di lapangan, yaitu:
1. Deliverability Testing (Uji Potensi)
2. Drill Stem Testing (DST) (Uji Kandingan Lapisan, UKL)
3. Pressure Transient Testing (Uji Transien)
Masing-masing
tes
tersebut
mempunyai
tujuan
tertentu
dengan
keterbatasan masing-masing.
Deliverability Testing bertujuan untuk mengetahui potensi maksimal
sumur dan kinerja aliran di reservoir pada kondisi steady state sehingga
diperlukan waktu yang cukup lama. Drill Stem Testing (DST) adalah tes yang
dilakukan pada saat proses pemboran berlangsung dengan waktu singkat
sehingga dampak dari fluida pemboran yang memasuki formasi sangat mungkin
mempengaruhi. Namun interpretasi dini untuk karakterisasi reservoir samgatlah
diperlukan untuk pengembangan lebih lanjut. Pressure Transient Testing
dilakukan setelah sumur diproduksi beberapa lama dengan harapan sumur
sudah memiliki laju yang stabil untuk memperkirakan karakteristik dan model
reservoir. Dengan demikian diperlukan waktu yang relatif lebih lama daripada
DST, tetapi tidak selama Deliverability Testing.
Di bawah ini akan dibahas jenis-jenis uji pada Deliverability Testing dan
contoh DST sederhana. Pressure Transient Testing akan dibahas pada bab
tersendiri.
2.1
Deliverability Testing
Ada empat jenis Deliverability Testing, yaitu:
1. Back Pressure Test atau Flow After Flow Test
2. Isochronal Test
3. Modified Test
4. Absolute Openflow Potential
2.1.1
ini sangat baik apabila dilakukan pada formasi dengan permeabilitas yang besar.
Formasi dengan permeabilitas yang kecil memerlukan waktu yang lama untuk
mencapai keadaan stabil.
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa laju alir tidak perlu konstan selama test
berlangsung.
q3
q3
q
q2
q1
pWF1
pWF
pWF2
pWF3
pWF4
t
2.1.2
Isochronal Test
Metode isochronal test tidak berusaha untuk menghasilkan kurva back-
pressure yang stabil secara langsung. Test isochronal berdasarkan pada prinsip
bahwa radius pengurasan terbentuk selama periode aliran adalah sebagai fungsi
dari waktu dimensionless dan laju alir yang independen, sehingga, laju alir yang
sama dikalikan dengan radius pengurasan akan menghasilkan laju alir yang
berbeda.
q4
q3
q
q2
q1
PR
pWF
pWF1
pWF2
pWF3
pWF4
pWF5
2.1.3
Modified Isochronal
Karakteristik utama dari tes modified isochronal adalah periode alir dan
isochronal
test
tidak
menghasilkan
kurva
deliverablity
q4
q3
q
q2
q1
t
pWS1
pWS2
PR
pWS3
pWS4
pWS1
pWS2
pWS3
pWS4
pWS5
t
2.1.4
1. Harga n dan C.
2. AOF
3. Laju alir pada pwf = 160 psia
Data Flow After Flow pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Data Flow After Flow Test
qsc, Mscfd
pwf, psia
(P r p 2
)x10 3
wf
201
40.4
2.73
196
1.985
3.97
195
2.376
4.44
193
3.152
5.55
190
4.301
Jawab:
Gambar 2.4 menunjukkan plot antara qsc Vs p2.
Dari tes 1 dan 4 digunakan untuk menentukan harga n.
n
log q1 log q 4
log (p12 ) log (p 24 )
q sc
(p r2
p 2wf )n
5550
Mscfd
2.52
0.92
( 4.301x10^3)
psia1.64
0.92
10
-3
Dp x 10 , psia
-1
100
1
1
10
100
q, MMscfd
Contoh 2:
Diketahui data perhitungan pada Tabel 2.2:
Tabel 2.2 Tabel Perhitungan Flow After Flow Test
p wf (psia)
q g (MMscf/D)
2
2
p p wf (psia )
p 2 p 2 wf / q
g
408.2
(psia2/MMscf/D)
-
403.1
4.228
4,138
964.9
394.0
9.265
11,391
1,229
378.5
15.552
23,365
1,502
362.6
20.177
35,148
1,742
14.7
AOF
166,411
p 406.2
2
Dari plot ( p p wf 2 ) vs. q g pada log-log paper, dan ekstrapolasi plot ini
2
terhadap p p
2
wf
60 MMscf/D.
Slope dari kurva ini, 1/n, adalah:
2
2
2
2
log p p wf log p p wf
1/ n
log q g,2 log q g,1
10 5
3
10
log
1.449.
42.5
log
1.77
p2 p 2
wf
42.5
10
5 0.690
0.01508
0.690
2
2
Gambar 2.5 adalah plot p p wf / q g vs qg untuk data test.
1.E+05
P2-Pwf2
1.E+04
1.E+03
1.E+00
1.E+01
1.E+02
Qg
(P2-Pwf2)/Qq vs Qg
1800
1700
(P2-Pwf2)/Qg
1600
1500
1400
1300
1200
1100
1000
900
0
12
16
Qg
Empirik
Teoritis
Teoritik
20
24
408.2
403.1
394
378.5
362.6
14.7
0
4.228
9.265
15.552
20.177
AOF
P2-Pwf2
4138
11391
23365
35148
166411
(P2-Pwf2)/Qg
964.9
1229
1502
1742
-
P2-Pwf2
4111.45
11210.93
23430.45
34800.26
2.2
direkam pada suatu pelat metal. Dari rekaman tersebut dapat dianalisa secara
kualitatif hal-hal di bawah ini:
1. Kejadian mekanis di dalam sumur selama DST berlangsung.
2. Karakteristik reservoir yang diuji, ini menyangkut kandungan fluida di
reservoir yang diuji.
3. Tindak lanjut perlu tidaknya dilakukan DST secara kuantitatif.
Pada dasarnya langkah yang dilakukan untuk memeriksa baik buruknya
hasil rekaman DST adalah sebagai berikut:
1. Periksa garis dasar tekanan (pressure base line), dimana garis ini harus
lurus dan jelas.
2. Bandingkan initial hydrostatic pressure dan final hydrostatic pressure,
keduanya harus sama besar dan sesuai dengan kedalaman dan berat
jenis lumpur yang digunakan.
3. Periksa rekaman kurva periode aliran dan penutupan, kedua kurva harus
terekam sebagai kurva yang jelas dan menerus (smooth).
GARIS BESAR
TEKANA
N
DI PERMUKAAN
Pif1
Pif2
Pif1
Pif2
3
Pisi
Pihm
SIKLUS SIKLUS
I
II
Pfsi
Pfhm
WAKTU
2.2.2
dari
analisa
DST
secara
kuantitatif
adalah
menentukan
karakteristik reservoir seperti : permeabilitas lapisan (k), faktor skin, dan damage
ratio. Untuk tujuan tersebut, biasanya digunakan metode Horner pada periode
tutup pertama dan kedua. Keterangan mengenai metode Horner akan dibahas
pada Bab 3.
Contoh 1:
Pengujian sumur gas menggunakan metode DST dengan data sebagai berikut:
Data Parameter Lapisan:
Ketebalan formasi
= 16.00 ft
Porositas rata-rata
= 0.20
Sw
= 0.00
Sg
= 1.00
Cf
Ct
Tekanan reservoir
= 3411.0000 psia
Suhu
= 279.0000 deg F
= 0.35 ft
Data Fluida:
SG gas
= 0.8420 sp grav
Condensate gravity
= 57.2001 API
Condensate/Gas Ratio
= 90.0000 STB/MMscf
= 0.0000 STB/MMscf
Salinitas air
= 0.0000 ppm
Tekanan valve
= 3411.0000 psia
Gas density
= 15.1361 lb/ft3
Viskositas gas
= 0.0229381 cp
Bg
Densitas air
= 58.3219 lb/ft3
Viskositas air
= 0.17693 cp
Bw
= 1.06935 RB/STB
Z-faktor awal
= 0.87093
Cg awal
Cw
Tekanan separator
= 244.0000 psia
Suhu separator
= 119.0000 deg F
= 978.5500 scf/STB
= 1.0597 sp grav
= 1.08807
Tekanan, psia
1682.0900
19.54184
1890.7950
11.1000
23.60000
3411.0801
0.0000
Data analisa tekanan terhadap waktu pada Gambar 2.8, sedangkan hasil analisa
semilog dan log-log plot pada Gambar 2.9 dan 2.10.
Hasil analisa semilog dan log-log plot adalah sebagai berikut:
Koefisien wellbore storage, Cs
= 0.003 bbl/psi
Permeabilitas, k
= 80 md
Skin total
= 41
P* (ekstrapolasi)
= 34120 psi
Keterangan:
Analisa semi log dan log-log plot akan dijelaskan pada bab berikutnya.
Gambar 2.8 Analisa Tekanan terhadap Waktu pada DST
Gambar 2.9 Analisa Semilog pada DST
Gambar 2.10 Analisa Log-log Plot pada DST