Disetujui oleh,
Pembimbing
James Tobing
ANALISIS DATA UJI MODIFIED ISOCHRONAL UNTUK
MENENTUKAN LAJU ALIR POTENSIAL
SUMUR GAS SNT-05
Natalie Noelani Jabiy
Prodi S1 Teknik Perminyakan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
113200070@upnyk.ac.id
Abstrak: Sumur SNT-05 adalah sumur gas milik PT. Pertamina Hulu Rokan Zona
1 Jambi. Untuk mengetahui karakteristik dan laju alir potensial pada sumur, maka
dilakukan metode uji sumur Modified Isochronal Test dan Pressure Build-Up Test.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode konvensional untuk Modified
Isochronal Test. Selama pengujian, data tekanan aliran dan laju aliran diukur pada
setiap langkah perubahan tekanan. Data ini kemudian dianalisis dan diolah
menggunakan metode statistik untuk menentukan nilai AOFP. Metode ini
memungkinkan untuk mengurangi efek dari perubahan aliran yang tidak stabil atau
fluktuatif selama pengujian, sehingga memberikan hasil yang lebih akurat.
Pengolahan data dan analisis dilakukan dengan Ms. Excel. Melalui analisis ini,
didapatkan beberapa parameter penting seperti konstanta produktivitas (C), dan
eksponen aliran (n). Nilai C yang lebih tinggi menunjukkan perubahan tekanan
yang lebih cepat saat aliran berubah, sedangkan nilai C yang lebih rendah
menunjukkan perubahan tekanan yang lebih lambat. Nilai n digunakan dalam
perhitungan penyesuaian tekanan untuk menentukan aliran sumur yang diinginkan.
Parameter-parameter tersebut juga digunakan untuk menghitung Absolute Open
Flow Potential (AOFP) dan menghasilkan kurva deliverability yang menunjukkan
laju alir potensial sumur gas SNT-05. Nilai AOFP (Absolute Open Flow Potential)
pada sumur ini berdasarkan analisis uji deliverabilitas yaitu sebesar 942,75
MSCF/D. Nilai AOFP ini menunjukkan kemampuan suatu sumur gas untuk
memproduksi gas ke permukaan dengan laju aliran maksimum pada tekanan dasar sumur
sebesar tekanan atmosfir.
STUDI PUSTAKA
Modified Isochronal Test
Pada tahun 1959, Katz dkk. memperkenalkan metode Modified Isochronal
Test (MIT). Prinsipnya hampir sama dengan Isochronal Test, akan tetapi penutupan
dan pembukaan sumur saat pengujian tidak perlu mencapai tekanan stabil, serta
selang waktu penutupan dan selang waktu aliran sumur dibuat sama besar.
Analisa data hasil uji deliverabilitas gas digunakan untuk menentukan
indikator produktivitas sumur gas, yaitu Absolute Open Flow Potential (AOFP).
Untuk menentukan Absolute Open Flow Potential (AOFP), ada tiga metode analisa
yang digunakan, yaitu:
1. Metode Rawlins-Schellhardt (Konvensional),
2. Metode Jones-Blount-Glaze, dan
3. Metode Laminer-Inertia Turbulence-Pseudo Pressure atau LIT (ψ).
Metode Rawlins-Schellhardt (Konvensional)
Pada tahun 1935, Rawlins-Schellhardt mengembangkan suatu persamaan empiris
yang menggambarkan hubungan antara laju alir dan tekanan pada sumur gas. Hubungan
tersebut dinyatakan dengan persamaan dalam bentuk pendekatan tekanan kuadrat (square
pressure), seperti berikut ini :
....................................................................... (1)
keterangan:
qsc = Laju alir gas, Mscf/d.
C = Koefisien performance yang menggambarkan posisi kurva
deliverabilitas yang stabil, Mscfd/psia2.
N = Bilangan eksponen, merupakan inverse slope dari garis kurva
deliverabilitas yang stabil dan mencerminkan derajat pengaruh faktor
inersia-turbulensi terhadap aliran, umumnya berharga antara 0.5 - 1
Pr = Tekanan rata-rata reservoir, psia.
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psia.
Harga eksponen n pada Persamaan 1 adalah n = 1/slope, atau:
............................................... (2)
................................................................................... (3)
Besarnya harga AOFP adalah sama dengan harga qsc pada harga Pwf
sebesar 14.7 psi.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, dilakukan analisis uji sumur pada sumur SNT-05.
untuk mengevaluasi kemampuan produksi sumur gas SNT-05, dilakukan uji
deliverabilitas gas menggunakan metode Modified Isochronal Test (MIT). Metode
MIT merupakan pengembangan dari metode isochronal, dengan perbedaan bahwa
tidak diperlukan mencapai kondisi stabil saat menutup sumur. Metode analisa MIT
yang digunakan adalah metode konvensional dimana nilai C dan n ditentukan
sehingga dapat diperoleh nilai AOFP dan kurva deliverability.
Gambar 1. Flowchart
HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan plot data kumulatif time
vs pressure dan kumulatif time vs rate. Dari hasil plot data ini kemudian kita dapat
mengetahui sequence operation pada PBU Test ini. Laju alir awal sumur yaitu
704,5 MSCF. Ketika sumur ditutup, maka laju alir akan menurun, sedangkan
tekanan naik. Ketika dilakukan produksi sumur, maka tekanan akan menurun
sedangkan pada saat penutupan sumur, tekanan akan naik seperti pada grafik
berikut.
n 0,818 -
C 3,33E-03 (MSCF/D)/psi2
KESIMPULAN
1. Hasil AOFP yang di dapatkan yaitu sebesar 942,75 MSCF/D yang
menunjukkan kemampuan suatu sumur gas untuk memproduksi gas ke permukaan
dengan laju aliran maksimum pada tekanan dasar sumur sebesar tekanan atmosfir.
2. Nilai C dan n masing-masing sebesar 3,33E-03 (MSCF/D)/psi2 dan 0,818,
dimana nilai n tersebut menandakan pola aliran transisi antara turbulen dan
laminar.
3. Dari kurva deliverability dapat mengetahui kemampuan sumur untuk
berproduksi dan untuk mengetahui berapa jumlah produksi pada setiap penurunan
tekanan.
REFERENSI
Abdassah, D. (1997). Analisa Trasien Tekanan. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Ahmed, Tarek. (2001). Reservoir Engineering Handbook Second Edition.
Texas: Gulf Publishing Company.
Chaudhry, Amanat. (2003). Gas Well Testing Handbook. Burlington:
Elsevier Science.